write.as

the other sides of them seungyoun menilik jam tangannya. 6:10 pm. seungwoo pasti datang, pikirnya. digenggamnya hot pack kerana kesejukan. seungyoun merapatkan kaki ke dada dan memeluk lututnya. seketika kemudian, dia mendengar derapan tapak kaki mendekat. seungyoun mengangkat sedikit kepalanya dan tersenyum melihat sepasang kaki berhenti tepat di depannya. "seungwoo-" "youn." oh, byungchan. "chan.." "youn, pulang aja yuk." seungyoun menggeleng. byungchan menghela nafas dan duduk mencangkung menghadap seungyoun, "seungwoo gak akan datang." seungyoun melihat byungchan nggak percaya kemudian menggeleng kepalanya lagi. "om gue udah hantar seungwoo ke luar negeri. gue gak tau kemana." seungyoun menggigit bibir bawah dan mengepal tangannya, "kerana nilainya?" byungchan perlahan mengangguk, "om gue perfectionist. ini pertama kali gue liat om gue semarah ini ke seungwoo." seungyoun mengeluarkan ponsel dari koceknya dan menekan nomor seungwoo. "nggak dapat, chan. nomornya gak aktif lagi." tangan seungyoun menggeletar. ponselnya jatuh namun diambil kembali. butang dial ditekan berkali-kali, berharap suara seungwoo yang kedengaran di talian sana, bukan resepsionis. "udah, youn. udah." byungchan menarik seungyoun ke dalam pelukannya. byungchan menggigit bibir bawahnya, menahan air matanya keluar. that night, seungyoun, who always looks strong to byungchan, cries his heart out on byungchan's arms for an hour and byungchan, who always looks like a little kid to seungyoun, now looks like an adult, a total adult figure.