write.as

Pembedahan

Setelah selesai menyantap nasi uduk dipinggir pantai, Tara dan Tiara langsung bergegas kerumah Tara untuk mempelajari bagaimana caranya pembedahan katak.

“Akhirnya sampai juga. Pegel juga duduk di motor kaya gini.”

“Ga bersyukur banget?” Ucap Tara yang mendengar ucapan Tiara tersebut melalui intercom miliknya

“Eh iya lupa helm Lo kan helm polisi kak. Maaf maaf”

“Yauda masuk, keburu ujan”

“Iya pak guru”

Tara membuka pintu rumahnya dan melihat mamahnya sedang mencoba kue buatan nya. Mamah dari Meghantara ini memiliki bisnis kecil yaitu Homemade Cake.

“Assalamualaikum” ucap Tara

“Waalaikumusalam anak ganteng mamah” jawab mamahnya

“Assalamualaikum Tante hehe” Tiara mengucap salam setelah Tara

“Waalaikumusalam, wih ada nak Tiara . Mau belajar lagi ya?”

“Iya Tante... Kan emang jadwalnya”

“Sok atuh. Eh sebelum belajar, cobain dulu dong kue buatan Tante.”

“Wih keliatan enak banget Tante, Tiara ambil satu ya.”

“Yuk diambil. Cobain, terus kasih masukan. Ada yang kurang apa engga.”

“Bocah kaya gitu mana ngerti apa yang kurang mah” ujar Tara yang berusaha meledek Tiara

“Heh, gini gini gue sering bantuin mamah buat kue lebaran juga ya.”

“Coba apa yang kurang?” Tanya Tara

“Belum juga cobain, sabar!”

Tiara menyantap kue nastar keju buatan mamahnya Tara. Mukanya terlihat sangat menyakinkan untuk memberikan sebuah pendapat.

“Ehm enak banget Tante!! Pas kok menurut Tiara.”

“Halah, bohong itu. Padahal mah gatau mau jawab apa.” Ucap Tara yang sedang membereskan jaket di kursi sambil melirik ke arah Tiara

“Orang beneran udah pas!”

“Eh udah udah, kok malah jadi berantem begini kalian. Nanti nak Tiara kapan kapan buat kue sama Tante mau?”

“Mau dong Tante!!! Kita set waktu nanti ya Tan!” Jawab Tiara yang sangat senang dengan ajakan mamahnya Tara tersebut.

“Yaudah mah, aku mau ajak Tiara ke kamar dulu ya, soalnya barang barang bedahnya ada dikamar. Ayo naik.”

“Loh kok naik? Ga belajar disini?” Tanya Tiara yang kebingungan

“Ga denger tadi bocah? Alat bedah ada dikamar gue. Sekalian aja ngerjain dikamar gue.”

“Ohh yaudah. Tante aku naik dulu yaa mau belajar bedah katak.”

“Sok mangga nak. Jangan berantem!” Ucap mamah Tara yang sudah mengetahui kalau mereka tiada hari tanpa berdebat.

Tiara dan Tara naik menuju kamar Tara yang terletak dipojok kanan lantai 2 rumahnya tersebut.

Ini adalah kali pertama Tiara masuk ke kamar cowok dingin ini. Tiara sangat kaget dikarenakan kamar cowok ini sangatlah rapih. Beda dengan kamar dia yang terdapat baju dimana mana, buku dilantai, dan tissue sehabis nonton Drakor.

Kamar yang bernuansa white-grey ini terlihat sangat nyaman. Terdapat foto foto polaroid di dinding kamar nya.

“Kak, ini siapa?” Tanya Tiara

“Itu temen temen gue. Sahabat lebih tepatnya.”

“Temen Lo yang aneh itu kan?”

Tiara pernah sekali berpapasan dengan Genk kesatria malam nya Tara. Malam itu mereka memang sedang merayakan pesta Halloween. Tetapi kostum yang dipakai mereka adalah kostum Dora the Explorer. Itu adalah ide dari Matahari. Ia ingin berbeda dari yang lain. Makanya mereka sangat mendalami peran malam itu dan dilihat aneh oleh Tiara.

“Mereka ga seaneh itu kok, emang otaknya rada rada aja.”

“Sama aja! Tapi keren sih kalian semua adalah mahasiswa kedokteran di universitas terkenal. Mungkin mereka masuk sana biar sedikit waras otaknya kali ya?”

“Mungkin. Sini duduk, keluarin kodoknya” ucap Tara

“Kak serius?” Tanya Tiara yang penuh ketakutan bahwa Tara akan pingsan melihat kodok

“Iya. Gue mau bius dulu kodoknya pakai klorofom dan alcohol 70%” jawab Tara penuh keyakinan

Tiara dan Tara duduk di lantai beralaskan karpet bulu abu abu nya. Sudah disediakan meja dan beberapa alat bedah untuk pembelajaran hari ini.

Setelah membius kodok nya, Tara menjelaskan ke Tiara tentang cara membelah kodok yang aman.

“Sini tangan Lo. Lo potong dari bawah ke atas kaya gini. Pelan pelan soalnya kulit bagian luar kodok itu tipis banget” Tara memegang tangan Tiara dan Tara menatap wanita yang ia panggil Peri Cantik ini.

Mata Tiara yang sangat indah, rambutnya yang dikuncir membuat Tara pangling seperkian detik sebelum Tiara bertanya.

“Kak halo?? Ini udah terus gimana?” Ujar Tiara yang berusaha Menyadarkan Tara dari kecantikannya

“Eh iya. Nah masih ada lapisan kulit kedua. Lo liatin gue terus ngelanjutin ya.”

Tara terlihat sangat serius ketika menjelaskan organ organ yang ada didalam kodok milik Tiara ini dan Tiara berkata didalam hati.

“Kok gue deg deg an ya? Kenapa gue deg deg an? Please muka gue jangan merah jangan merah!!!!!” Ucap Tiara didalam hati.

“Ngerti kan?”

Suara gemuruh petir terdengar dari luar jendela kamar Tara

“N-ngerti kak!!” Jawab Tiara dengan nada teriak karena kaget

“Lo kenapa? Kok muka Lo merah? Perasaan ga make make up?” Tanya Tara

“Gpp Gpp!! Eh ini kan gue udah tau organnya, terus biasanya abis kaya gini diapain Ka?”

“Dijahit lagi. Nah jahitnya harus pelan pelan karena yang tadi gue bilang, kulit kodok tipis banget, jadi kalau salah, kodoknya udh dipastikan tewas.”

“Mana ya jarumnya tadi....” Tanya Tara

Tiara melihat jarum untuk menjahit perut kodok ini Terjatuh disebelah Tara. Ketika hendak mengambil Tanganya satunya terpeleset sisi meja bedah milik Tara.

Tara dengan sigap memegang badan Tiara yang hampir terjatuh ke karpet miliknya. Tatapan antara kedua insan ini terjadi. Tara menatap Tiara dan mengangkat tubuh Tiara secara perlahan dan melihat betapa cantik wajah perempuan tersebut. Mata dan Bibirnya yang sangat indah membuat Tara jatuh hati kesekian kalinya.

Tanpa ia sadari, Tara mendekatkan bibirnya ke perempuan itu dan Tiara menutup matanya agar tidak melihat apa yang terjadi.

Suara Petir Terdengar keras

Iya. Kedua insan ini telah melakukan ciuman pertama mereka. Tiara membuka mata dan memukul dada milik Tara

Deg.

“Dasar cabul!!!!!!!!” Teriak Tiara

“Sorry sorry! Gue ga bermaksud!” Jawab Tara dengan panik

“TUHAN MAAFIN TIARA!!! AWAS AJA LO CERITA KE TEMEN LO YANG ANEH BIN AJAIB ITU!!

“DIH PEDE BANGET LO!?”

“U-UDAH BALIK LAGI KE KODOKNYA! INI DIA UDAH ENGAP ENGAP AN!” Teriak Tiara dengan salah tingkahnya

Tiara dan tara kembali ke kodok yang sudah setengah nyawa nya dipermainkan oleh kedua insan itu. Ternyata tiara berhasil membedah dan menjahit perut kodok tersebut sehingga kodok tersebut berbunyi kembali.

“Kuak.. kuak..” bunyi kodok Tiara

“EH DIA BUNYI!!” teriak Tara sambil memundurkan diri dari meja

“yeayyyy berhasil! Makasih Ka Tara!!” Tiara teriak kegirangan sampai sampai Ia kehilangan batas dan memeluk tubuh Tara.

Tara memeluk tubuh mungil milik perempuan tersebut dan melepasnya setelah ia tau bahwa kodok tersebut bisa saja lompat kearahnya.