614_princesso_yeon

Baekhyun menggigit bibir bagian dalam nya dengan cukup kuat, jemarinya meremat jemari chanyeol dengan keras. Rasa gugupnya begitu mendominasi.

Seperti yang mereka bicarakan sebelum nya, saat ini keduanya sudah berada di area tempat peristirahatan terakhir kedua orang tua baekhyun.

Chanyeol menatap kekasihnya dengan intens, senyum nya terpatri diwajah tegas miliknya. Pikirnya baekhyun yang gugup seperti ini justru sangat menggemaskan dengan bibir yang maju kedepan seperti bebek.

“berhenti menggigit bibirmu baekhyun, sebentar lagi kamu akan melukainya” ucap chanyeol pelan seraya mengelus jari baekhyun yang berada digenggaman nya.

“aku sangat gugup, sudah sangat lama sejak terakhir kali aku mengunjungi mereka” balasnya mencicit pelan.

Chanyeol hanya tersenyum, dan membawa baekhyun maju kedepan makam kedua orang tuanya. Baekhyun menghembuskan nafasnya kasar sebelum mengusap pusara kedua orang tuanya dan meletakan bunga di atasnya.

“hallo ibu dan ayah, aku datang, maaf karna sudah sangat lama sekali aku tidak mengunjungi kalian” baekhyun menatap gundukan tanah didepan dengan mata berkaca-kaca, selalu seperti ini. Setiap mengunjungi makam kedua orang tuanya pasti ia tidak bisa menahan tangisan nya. Chanyeol yang berdiri disamping nya mengusap punggung nya pelan.

“ibu, ayah kenalkan dia chanyeol calon suamiku dan ini baby cherry mereka calon anak kami berdua dan mereka kembar” baekhyun mengucapkan itu dengan tangan menggenggam tangan chanyeol dan tangan satunya mengelus perut buncit nya.

“halo saya chanyeol, maaf karna saya baru bisa mengunjungi kalian sekarang” chanyeol membungkuk sopan didepan pusara kedua orang tua kekasih hatinya.

“saya juga mau minta ijin untuk menikahi putra anda, saya tidak bisa berjanji untuk selalu membuatnya terus bahagia, tapi saya akan terus berusaha agar baekhyun bahagia selalu. Dan saya juga minta maaf karna sudah membuat putra anda hamil diluar nikah, saya sungguh minta maaf” ucapnya sungguh-sungguh.

“ibu ayah kalian mendengar kami bukan? Kalian tidak perlu khawatir lagi tentang aku, chanyeol menjagaku dengan baik dan dia juga calon suami dan ayah yang sangat bertanggung jawab, pasti kalo kalian masih disini kalian akan sangat menyukai nya”

Setelah menghabiskan beberapa menit ditempat tersebut, keduanya memilih untuk segera kembali karna langit terlihat mendung dan baekhyun yang sudah terlihat sangat kelelahan.

” Ibu ayah kami pamit dulu, mungkin lain kali kami akan mengobrol dengan kalian lebih lama lagi. Baekhyun aman dengan saya kalian tidak perlu khawatir tentang itu” setelah berpamitan keduanya segera bergegas ketempat parkir karna langit semakin terlihat gelap.

Baekhyun menggigit bibir bagian dalam nya dengan cukup kuat, jemarinya meremat jemari chanyeol dengan keras. Rasa gugupnya begitu mendominasi.

Seperti yang mereka bicarakan sebelum nya, saat ini keduanya sudah berada di area tempat peristirahatan terakhir kedua orang tua baekhyun.

Chanyeol menatap kekasihnya dengan intens, senyum nya terpatri diwajah tegas miliknya. Pikirnya baekhyun yang gugup seperti ini justru sangat menggemaskan dengan bibir yang maju kedepan seperti bebek.

“berhenti menggigit bibirmu baekhyun, sebentar lagi kamu akan melukainya” ucap chanyeol pelan seraya mengelus jari baekhyun yang berada digenggaman nya.

“aku sangat gugup, sudah sangat lama sejak terakhir kali aku mengunjungi mereka” balasnya mencicit pelan.

Chanyeol hanya tersenyum, dan membawa baekhyun maju kedepan makam kedua orang tuanya. Baekhyun menghembuskan nafasnya kasar sebelum mengusapa pusara kedua orang tuanya dan meletakan bunga di atasnya.

“hallo ibu dan ayah, aku datang, maaf karna sudah sangat lama sekali aku tidak mengunjungi kalian” baekhyun menatap gundukan tanah didepan dengan mata berkaca-kaca, selalu seperti ini. Setiap mengunjungi makam kedua orang tuanya pasti ia tidak bisa menahan tangisan nya. Chanyeol yang berdiri disamping nya mengusap punggung nya pelan.

“ibu, ayah kenalkan dia chanyeol calon suamiku dan ini baby cherry mereka calon anak kami berdua dan mereka kembar” baekhyun mengucapkan itu dengan tangan menggenggam tangan chanyeol dan tangan satunya mengelus perut buncit nya.

“halo saya chanyeol, maaf karna saya baru bisa mengunjungi kalian sekarang” chanyeol membungkuk sopan didepan pusara kedua orang tua kekasih hatinya.

“saya juga mau minta ijin untuk menikahi putra anda, saya tidak bisa berjanji untuk selalu membuatnya terus bahagia, tapi saya akan terus berusaha agar baekhyun bahagia selalu. Dan saya juga minta maaf karna sudah membuat putra anda hamil diluar nikah, saya sungguh minta maaf” ucapnya sungguh-sungguh.

“ibu ayah kalian mendengar kami bukan? Kalian tidak perlu khawatir lagi tentang aku, chanyeol menjagaku dengan baik dan dia juga calon suami dan ayah yang sangat bertanggung jawab, pasti kalo kalian masih disini kalian akan sangat menyukai nya”

Setelah menghabiskan beberapa menit ditempat tersebut, keduanya memilih untuk segera kembali karna langit terlihat mendung dan baekhyun yang sudah terlihat sangat kelelahan.

” Ibu ayah kami pamit dulu, mungkin lain kali kami akan mengobrol dengan kalian lebih lama lagi. Baekhyun aman dengan saya kalian tidak perlu khawatir tentang itu” setelah berpamitan keduanya segera bergegas ketempat parkir karna langit semakin terlihat gelap.

BRAKK

Richard menutup pintu mobilnya dengan kasar, kaki panjangnya ia langkah kan lebar-lebar.

Dengan terburu-buru membuka pintu rumahnya yang cukup sepi, ia melirik arloji ditangan kirinya jam baru menunjukan pukul 3 sore pantas saja jika keadaan rumah sepi, orang rumah tentu saja masih dikantor dengan setumpuk berkas-berkas yang harus mereka tanda tangani.

Baru saja ia akan melangkahkan kakinya menuju kamarnya dilantai atas sebuah suara menghentikan langkahnya.

“chard kunci mobil mana?”

Richard menolehkan kepala nya ke sumber suara, kris berdiri tepat dibelakangnya dengan setelan jas berwarna hitam yang terlihat sangat rapi.

“ini?” tanyanya sambil mengangkat tangan sebelah kanannya dengan kunci mobil yang berada digenggamannya.

“iya buruan sini lempar aja”

” enak aja, kunci mobil om mana”

“lupa naroh, pinjem bentar doang, gue ada meeting penting buruan”

Richard memutar bola matanya malas, namun tetap melemparkan kunci mobilnya ke arah kris.

“jangan lecet, itu mobil yang baru ayah beliin”ucap Richard penuh penekanan, kris hanya mengangguk lalu pergi begitu saja.

Richard melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda beberapa saat, tangan kanan nya memutar knop pintu kamar papa binal nya, yang ternyata tidak dikunci.

Dirinya langsung saja melepas semua pakaian yang ia gunakan, lalu meraih handuk di atas kasur guna untuk menutup area privasinya.

“babe” panggil Richard didepan kamar mandi.

Ia mengintip dari celah pintu yang memang tidak tertutup rapat, disana terlihat baekhyun sedang berendam didalam bathup tubuhnya sudah telanjang bulat, Richard dengan perlahan membuka lebar pintu kamar mandi dan dirinya masuk kedalam tanpa menimbulkan suara sama sekali, ia mengunci pintu dan berjalan mendekat kearah papanya yang sedang mengocok penisnya mungilnya yang memerah.

“apa tanganmu senikmat itu pa” ucap Chanyeol di telinga baekhyun, yang membuat baekhyun cukup terkejut bahkan tangan nya terlepas dari penis mungilnya.

“kapan lo sampe, gue gak denger lo masuk?” tanya baekhyun.

“gimana lo mau denger, orang lo sibuk banget” baekhyun hanya terkekeh.

“sial gue gak tahan”

Richard langsung saja membalikan badan baekhyun, hingga kini baekhyun tengah menungging didalam bathup dan Richard berada dibelakangnya yang sedang menyiapkan penisnya untuk membobol lubang nakal sang papa.

“UHHHHH” desah baekhyun keras saat Richard tanpa aba-aba langsung memasukan penisnya kedalam lubang memerah nya.

Setelah beberapa saat melakukan kegiatan nya didalam bathup Richard menggendong tubuh baekhyun membawa keduanya kebawah shower dan melanjutkan kegiataan nya yang sempat tertunda.

“APA LIAT LIAT?”

baekhyun berteriak pada pria yang lebih muda, yang sedang curi-curi pandang ke arahnya. Baekhyun kan jadi semakin kesal dengan chanyeol, apalagi setelah tau kalo dirinya hanya salah paham.

“maaf”

“maaf, maaf, maaf besok-besok di ulangin lagi gak?”

“enggak”

“awas kalo bohong ya, gak usah deket-deket gue lo”

Chanyeol mengangguk-angguk kan kepalanya ke atas dan kebawah dengan bibir terbuka lebar, baekhyun jadi gemas sekali dengan kekasihnya ini. Jadi pengen unyel-unyel pipinya, terus cium banyak banyak kan.

“sini”

Baekhyun membuka tangan nya lebar lebar berniat memberikan chanyeol sebuah pelukan. Chanyeol yang paham pun langsung memeluk tubuh mungil baekhyun dan menghirup rambut sikesayangan dengan pelan.

“utu utu bayi besar”

Baekhyun menghujami wajah chanyeol dengan ciuman ciuman basah nya.

“dominan nya pas di ranjang doang, dasar”

Gumam baekhyun pelan.

“sayang, kamu lagi banyak pikiran? Tadi dokter bilang berat badan kamu turun”

Chanyeol memulai obrolan diantara keduanya setelah hening hampir 20 menitan.

Keduanya sedang didalam mobil menuju kediaman mama park, simungil merengek ingin main bersama luhan. Jadi setelah checkup kandungan baekhyun dengan suka rela chanyeol menuruti keinginan calon papa tersebut.

Tapi hampir 20 menitan perjalanan baekhyun tidak membuka suara sama sekali, biasanya simungil akan terus mengoceh seperti anak balita yang baru bisa berbicara. Tapi kali ini baekhyun hanya diam dan melamun entah apa yang ada dipikiran anak itu.

“sayang” chanyeol memanggil sekali lagi disertai usapan kecil pada tangan simungil.

“chanyeol” ucapnya setelah terdiam cukup lama.

“kamu lagi banyak pikiran?”

“chanyeol” simungil memanggil lagi.

“iya sayang iya, kenapa? Kamu kenapa diem aja dari tadi?”

“chanyeol, kalo nanti harus ada nyawa yang dikorbanin, pokoknya kamu harus selamatin mereka apapun yang terjadi” ucap baekhyun sambil terus menerus mengusap perutnya yang sudah membesar.

“baby kamu ngomong apaan sih, kalian semua bakal selamat, apapun yang terjadi saya bakal bikin kalian semua tetap ada didunia ini”

“chanyeol aku takut”

*“baekhyun kamu makan dengan baik bukan? berat badan kamu turun lumayan banyak. nah sekarang berbaring disini oke, kita mau cek udah sebesar apa baby cherry didalam perut papa. Jadi baekhyun ada beberapa hal yang mau saya sampaikan ke kamu, kamu tau kan kehamilan pada pria itu sangat spesial

“hey sweetheart, listen to me” ucap chanyeol disebrang sana.

“hiks... hiks.. chanyeolie?”

“iya ini saya, kenapa nangis hm?”

“bagian mana yang sakit”

“hiks.. gak ada yang sakit”

“terus kenapa nangis?, good boy kalo bangun tidur gak nangis”

“chanyeolie pergi hiks.., chanyeolie ninggalin hyun” baekhyun disebrang sana masih terisak.

“saya gak ninggalin kamu, kita masih satu gedung. saya cuma meeting sebentar oke” chanyeol mencoba memberikan pengertian pada kekasih mungilnya.

“setelah ini kita mau chek up baby cherry didalam perut kamu, jadi saya harus selesein pekerjaan saya dulu”

“jadi, jangan nangis lagi oke, sekarang tidur lagi ya. kamu kebangun kan”

“i'll be good boy chanyeolie”

“bagus, sekarang tidur lagi ya” baekhyun disebrang sana hanya mengangguk Meskipun sudah jelas chanyeol tidak akan melihatnya, lalu panggilan tersebut diputus olehnya.

Richard segera turun dari mobilnya setelah mengembalikan nya pada tempat tadi ia mengambil.

bergegas memasuki rumahnya untuk menghukum kekasih nakalnya, ikat pinggangnya mulai ia longgarkan saat kakinya satu persatu mulai menaiki anak tangga.

“jun papa dimana?”

“ada dikamar kok, dari tadi gak keluar udah tidur kali”

tidur? Richard menyerengai kecil, dari tadi kekasihnya itu atau lebih tepatnya papa nya terus menerus menggoda dirinya untuk segera dimasuki, bagaimana bisa pria mungil itu tertidur.

“oke, Thanks jun”

Richard melanjutkan langkahnya setelah menepuk pundak jun atau seharusnya ia panggil om jun.

Richard membuka pintu kamar bercat putih itu dengan sangat pelan tidak ingin mengganggu orang yang berada didalam sana, setelah terdengar bunyi klik Richard mulai mengedarkan pandangan nya keseleruh ruangan yang sudah sangat ia hafal itu. tapi disana ia tidak menemukan kekasih nakalnya berada, hanya menyisakan sprei yang berantakan dan beberapa mainan yg tadi digunakan untuk menggodanya masih tergletak di atas kasur yang sangat berantakan.

“bae” panggilnya pelan.

ceklek

“oh pulang juga, kirain mau nginep disana”

baekhyun berdiri disana didepan kamar mandi dengan bathrobe yang membungkus tubuh mungilnya dan handuk kecil ditanganya untuk mengeringkan rambutnya yang basah.

“sebenernya belum mau pulang, tapi tadi ada yang mohon-mohon jadi ya disinilah gue” Richard menyeringai iblis, tapi di mata baekhyun itu sangat tampan.

“ngapain lo mandi, nanti juga keingetan lagi”

“ya lo pikir? badan gue lengket banget dan ya gue pikir lo gak bakal pulang”

“lo main sendiri?”

“i-iyaa” cicit simungil.

“ya Udah sini, giliran gue udah didepan lu, lu diem aja tadi aja ngegoda-goda”

baekhyun berjalan perlahan ke arah Richard, tubuh kecilnya ia dudukan di paha Richard.

“kenapa diem” Richard mulai mengelus pipi baekhyun turun ke leher dan sedikit menurunkan bathrobe yang baekhyun gunakan memperlihatkan kulit mulus itu.

“eungh” lenguhan baekhyun lolos begitu saja saat Richard mulai menghisap kulit lehernya.

“lo cantik” lalu setelahnya kedua bibir itu saling menempel menggerakan kepalanya kekanan dan kekiri secara berlawanan untuk mencari sebuah kenikmatan. lidah Richard masuk ke mulut baekhyun mengabsen deretan gigi simungil dan mengajaknya berperang lidah bersama.

“eum” baekhyun melepas ciuman itu terlebih dahulu lalu menghirup udara sebanyak mungkin.

tangan Richard mulai melepas tali bathrobe yang baekhyun gunakan dan melempar bathrobe tersebut ke sembarang arah, menatap penuh puja tubuh mulus simungil yang sudah full naked.

diangkat tubuh baekhyun agar menghadap dirinya, lalu setelahnya ia mulai menghisap dua tonjolan kecil berwarna merah muda yang begitu menggoda dirinya sedari tadi.

“eunghhh...baby” baekhyun mulai mendesah nikmat saat lidah chanyeol tanpa henti memainkan putingnya secara bergantian.

“Richard please” baekhyun terus meracau.

“kenapa hm” Richard melepaskan kulumanya pada puting simungil dan menatap wajah sayu pria di atasnya yang sudah sangat berantakan, kringat yang mulai menetes dari dahinya dan lelehan saliva di dagunya.

“Gatalllh.... please eung hh..” baekhyun membawa jemari Richard dan mengarahkan pada lubangnya yang sudah sangat basah dan begitu gatal.

“shit bae, gue udah gak tahan”

Richard mulai membaringkan tubuh baekhyun diranjang dengan kaki yang sengaja ia buka lebar lalu setelahnya dirinya mulai melucuti seluruh pakaian yang ada ditubuhnya.

Richard segera turun dari mobilnya setelah mengembalikan nya pada tempat tadi ia mengambil.

bergegas memasuki rumahnya untuk menghukum kekasih nakalnya, ikat pinggangnya mulai ia longgarkan saat kakinya satu persatu mulai menaiki anak tangga.

“jun papa dimana?”

“ada dikamar kok, dari tadi gak keluar udah tidur kali”

tidur? Richard menyerengai kecil, dari tadi kekasihnya itu atau lebih tepatnya papa nya terus menerus menggoda dirinya untuk segera dimasuki, bagaimana bisa pria mungil itu tertidur.

“oke, Thanks jun”

Richard melanjutkan langkahnya setelah menepuk pundak jun atau seharusnya ia panggil om jun.

Richard membuka pintu kamar bercat putih itu dengan sangat pelan tidak ingin mengganggu orang yang berada didalam sana, setelah terdengar bunyi klik Richard mulai mengedarkan pandangan nya keseleruh ruangan yang sudah sangat ia hafal itu. tapi disana ia tidak menemukan kekasih nakalnya berada, hanya menyisakan sprei yang berantakan dan beberapa mainan yg tadi digunakan untuk menggodanya masih tergletak di atas kasur yang sangat berantakan.

“bae” panggilnya pelan.

ceklek

“oh pulang juga, kirain mau nginep disana”

baekhyun berdiri disana didepan kamar mandi dengan bathrobe yang membungkus tubuh mungilnya dan handuk kecil ditangnya untuk mengeringkan rambutnya yang basah.

“sebenernya belum mau pulang, tapi tadi ada mohon-mohon jadi ya disinilah gue” Richard menyeringai iblis, tapi di mata baekhyun itu sangat tampan.

“ngapain lo mandi, nanti juga keingetan lagi”

“ya lo pikir? badan gue lengket banget dan ya gue kira lo gak bakal pulang”

“lo main sendiri?”

“i-iyaa” cicit simungil.

“ya Udah sini, giliran gue udah didepan lu, lu diem aja tadi aja ngegoda-goda”

baekhyun berjalan perlahan ke arah Richard, tubuhnya kecilnya ia dudukan di paha Richard.

“kenapa diem” Richard mulai mengelus pipi baekhyun turun ke leher dan sedikit menurunkan bathrobe yang baekhyun gunakan memperlihatkan kulit mulus itu.

“eungh” lenguhan baekhyun lolos begitu saja saat Richard mulai menghisap kulit lehernya.

“lo cantik” lalu setelahnya kedua bibir itu saling menempel menggerakan kepalanya kekanan dan kekiri secara berlawanan untuk mencari sebuah kenikmatan. lidah Richard masuk ke mulut baekhyun mengabsen deretan gigi simungil dan mengajaknya berperang lidah bersama.

“eum” baekhyun melepas ciuman itu terlebih dahulu lalu menghirup udara sebanyak mungkin.

tangan Richard mulai melepas tali bathrobe yang baekhyun gunakan dan melempar bathrobe tersebut ke sembarang arah, menatap penuh puja tubuh mulus simungil yang sudah full naked.

diangkat tubuh baekhyun agar menghadap dirinya, lalu setelahnya ia mulai menghisap dua tonjolan kecil berwarna merah muda yang begitu menggoda dirinya sedari tadi.

“eunghhh...baby” baekhyun mulai mendesah nikmat saat lidah chanyeol tanpa henti memainkan putingnya secara bergantian.

“Richard please” baekhyun terus meracau.

“kenapa hm” Richard melepaskan kulumanya pada puting simungil dan menatap wajah sayu pria di atasnya yang sudah sangat berantakan, kringat yang mulai menetes dari dahinya dan lelehan saliva di dagunya.

“Gatalllh.... please eung hh..” baekhyun membawa jemari Richard dan mengarahkan pada lubangnya yang sudah sangat basah dan begitu gatal.

“shit bae, gue udah gak tahan”

Richard mulai membaringkan tubuh baekhyun dirancang dengan kaki yang sengaja ia buka lebar lalu setelahnya dirinya mulai melucuti seluruh pakaian yang ada ditubuhnya.

Baekhyun sudah berbaring di atas ranjang rumah sakit dengan Chanyeol yang berdiri disampingnya masih menggenggam tangan nya begitu erat.

Setelah mendapat ijin dari chanyeol dokter tersebut mulai menyingkap baju Baekhyun ke atas dan mengoleskan gel di atas perut Baekhyun yang masih rata.

“Jadi gimana dok?” tanya Chanyeol penasaran, saat layar monitor didepan nya mulai menunjukan gerakan-gerakan didalam perut kekasihnya.

“tunggu seben—, ah liat tuan Park disini” tunjuk sang dokter mengalihkan atensi keduanya.

“Ini, tunggu sepertinya ini lebih dari satu” tangan sang dokter mulai memutar alat nya pada bagian perut Baekhyun yang lain nya.

“Dua, iya ini ada dua, ada dua bayi didalam perut pasangan anda tuan” ucap sang dokter begitu antusias.

“Maksudmu bayinya kembar?” sang dokter hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu dirinya kembali fokus pada layar didepanya.

“Ini masih sangat kecil, usianya baru memasuki sekitar 5 mingguan, anda lihat ini bayi A dan ini bayi B mereka masih sangat kecil bukan”

“Apa keduanya sehat?” Baekhyun yang sedari tadi hanya diam akhirnya membuka suaranya.

“Tentu saja, kalo papa nya sehat maka little twins pasti begitu” jawab sang dokter.

“Tapi biar bagaimanapun kehamilan pada pria cukup rentan berbeda dengan kehamilan pada wanita umumnya, jadi untuk itu lebih baik anda tidak melakukan aktivitas yang membuat anda cukup lelah atau lebih baik anda mungkin fokus pada kehamilan anda terlebih dahulu apalagi didalam sini ada dua nyawa yang kau bawa” Chanyeol dan Baekhyun mendengarkan dengan seksama setiap ucapan yang keluar dari mulut dokter tersebut.

“Semuanya bakal baik-baik saja kan” sang dokter hanya mengangguk dan mulai menyiapkan resep obat kepada Baekhyun.

“Tuan Park anda mungkin nanti bisa menebus obat ini di apotik, kandungan pasangan anda cukup kuat jadi saya hanya memberikan vitamin agar tubuh mereka tetap terjaga dan jika Baekhyun mulai mengalami keluhan-keluhan yang biasa orang hamil alami kalian bisa menghubungiku kapan saja” sang dokter memberikan resep obat itu kepada Chanyeol dan diterima dengan baik olehnya.

“Selamat tuan Park untuk kehamilan pasangan anda dan untuk Baekhyun selamat atas kehamilan anak mu yang pertama” Keduanya hanya membalas dengan senyuman lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Baekhyun sudah berbaring di atas ranjang rumah sakit dengan Chanyeol yang berdiri disampingnya masih menggenggam tangan nya begitu erat.

Setelah mendapat ijin dari chanyeol dokter tersebut mulai menyingkap baju Baekhyun ke atas dan mengoleskan gel di atas perut Baekhyun yang masih rata.

“Jadi gimana dok?” tanya Chanyeol penasaran, saat layar monitor didepan nya mulai menunjukan gerakan-gerakan didalam perut kekasihnya.

“tunggu seben—, ah liat tuan Park disini” tunjuk snag dokter mengalihkan atensi keduanya.

“Ini, tunggu sepertinya ini lebih dari satu” tangan sang dokter mulai memutar alat nya pada bagian perut Baekhyun yang lain nya.

“Dua, iya ini ada dua, ada dua bayi didalam perut pasangan anda tuan” ucap sang dokter begitu antusias.

“Maksudmu bayinya kembar?” sang dokter hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu dirinya kembali fokus pada layar didepanya.

“Ini masih sangat kecil, usianya baru memasuki sekitar 5 mingguan, anda lihat ini bayi A dan ini bayi B mereka masih sangat kecil bukan”

“Apa keduanya sehat?” Baekhyun yang sedari tadi hanya diam akhirnya membuka suaranya.

“Tentu saja, kalo papa nya sehat maka little twins pasti begitu” jawab sang dokter.

“Tapi biar bagaimanapun kehamilan pada pria cukup rentan berbeda dengan kehamilan pada wanita umumnya, jadi untuk itu lebih baik anda tidak melakukan aktivitas yang membuat anda cukup lelah atau lebih baik anda mungkin fokus pada kehamilan anda terlebih dahulu apalagi didalam sini ada dua nyawa yang kau bawa” Chanyeol dan Baekhyun mendengarkan dengan seksama setiap ucapan yang keluar dari mulut dokter tersebut.

“Semuanya bakal baik-baik saja kan” sang dokter hanya mengangguk dan mulai menyiapkan resep obat kepada Baekhyun.

“Tuan Park anda mungkin nanti bisa menebus obat ini di apotik, kandungan pasangan anda cukup kuat jadi saya hanya memberikan vitamin agar tubuh mereka tetap terjaga dan jika Baekhyun mulai mengalami keluhan-keluhan yang biasa orang hamil alami kalian bisa menghubungiku kapan saja” sang dokter memberikan resep obat itu kepada Chanyeol dan diterima dengan baik olehnya.

“Selamat tuan Park untuk kehamilan pasangan anda dan untuk Baekhyun selamat atas kehamilan anak mu yang pertama” Keduanya hanya membalas dengan senyuman lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.