###Christmas eve 6 pm
Arm menutup pintu apartemen Alice yang kemudian terkunci otomatis karena menggunakan smart lock, hari ini mereka pulang cepat dari biasanya namun mereka baru sampai di Apartemen Alice karena tadi sempat mengambil beberapa pakaian di condominium Arm karena malam ini Arm akan menginap di apartemen Alice untuk pertama kalinya. Jika boleh jujur Arm sangat gugup sekali, ini pertama kalinya ia tidur dengan perempuan apalagi status mereka adalah sepasang kekasih. Arm meletakkan tas yang ia bawa tepat di sofa di samping Arm duduk sekarang. Arm membuka dua kancing bajunya, entahlah padahal sekarang cuaca sedang dingin namun Arm lebih nyaman jika kancing di bajunya terbuka minimal dua kancing yang paling atas. Arm kemudian menggelung lengan kemejanya sampai kesiku, Alice menghampiri Arm yang duduk di sofa memberikannya segelas jus kemasan yang telah ia tuang pada gelas sebelumnya, “Thanks babe” Arm berterima kasih kepada Alice. Alice membuka snelli-nya atau jas dokter yang ia pakai, kemudian melirik Arm yang meminum habis jus di tangannya. “Khun Arm mandi duluan ya, nanti Alice mandi setelah khun Arm beres” Perintah Alice, Arm mengangguk setuju. Alice berjalan menuju kamarnya, membuka almari besar berpintu kaca kemudian Alice sedikit merendahkan badannya mengambil bathrobe untuk Arm.
Arm menelan ludahnya, sungguh ia dapat dengan jelas melihat Alice dalam pandangannya yang lurus menuju kamar Alice, sekarang si pemilik kamar sedang sedikit menungging memperlihatkan lekukan tubunya yang padat dan seksi. Arm menepis pikirannya, sekarang ia merasa bersalah sudah memikirkan yang tidak tidak meskipun Alice adalah pacarnya sendiri. Setelah menerima bathrobe dari Alice, Arm segera berjalan menuju kamar mandi, Arm memilih untuk mandi menggunakan shower meskipun di apartemen Alice terdapat bathtub, menggunakan shower membutuhkan waktu lebih sedikit ketimbang menggunakan bathtub, ia perlu waktu mengisi bathtub itu sampai penuh sedangkan dengan shower tidak. Air dari shower menyirami dari ujung kepala Arm sampai ujung kaki, Arm merasa lebih tenang sekarang seperti pikiran pikiran negatifnya ikut mengalir terbuang bersamaan dengan air yang menyirami tubuhnya. Arm mengambil botol sabun milik Alice mencium wanginya terlebih dahulu sebelum menuangkannya pada shower puff bewarna hitam-ungu itu hmmm wangi Alice banget pikir Arm setelah menghirup wangi sabun tersebut. Arm melakukan hal yang sama ketika ia membuka tutup shampoo milik Alice.
Sambil menunggu Arm mandi, Alice mengeluarkan salmon baked, fetuccini, dan cream soup dalam wadah alumunium foil dari kulkas untuk dihangatkan di microwave. Alice tidak berbohong soal memasak untuk Arm, namun ia berbohong untuk memasak bersama Arm karena sebenarnya masakannya telah ia siapkan pagi-pagi sekali sebelum berangkat ke rumah sakit. Sekarang Alice hanya perlu menghangatkannya sehingga mereka tidak perlu menunggu dalam waktu yang lama untuk makan malam.
Arm keluar dari kamar mandi dengan bathrobe yang menutupi badannya, rambutnya masih basah dan beberapa tetes air jatuh mengalir pada wajah dan lehernya. “Alice you turn” Ujar Arm saat keluar dari kamar mandi, Alice spontan melirik ke arah Arm. Pemandangan yang sekarang Alice lihat sungguh bukan main, dada bidang Arm terekspos diantara dua sisi bathrobe yang melilit di badannya dan Arm sekarang secara sengaja atau tidak mengusap rambutnya yang masih basah kebelakang dengan tangannya, sungguh jantung Alice tiba-tiba berdegup tidak karuan melihatnya.
“Kamu udah masak?” Tanya Arm kepada Alice, Alice mengangguk “Sebentar lagi tinggal diangkat terus platting deh” Jawab Alice, “Aku aja yang urus, sekarang kamu mandi ya sayang” Ujar Arm, Alice menurut, sebelum memasuki kamar mandi Alice mencium wangi Arm yang sekarang persis wangi dirinya. Alice tersenyum geli.
Arm memindahkan makanan tersebut dari alumunium foil, kemudian meletakkannya dengan cantik keatas piring. Arm menyalakan lilin diatas meja makan tepat saat Alice keluar dari kamar mandi. “Kamu kok belum ganti baju, Khun Arm?” tanya Alice “Lupa keasikan platting” Jawab Arm cengegesan. Kini keduanya saling menatap lalu tersenyum menatap satu sama lain yang masih memakai bathrobe, Arm mendekati Alice lalu mengusap rambut Alice “Kamu gak keramas?” Tanya Arm pada Alice. “Engga takut kamu nunggu lama” Jawab Alice, Arm mengangguk “Ayo ganti baju dulu sayang” Arm mendorong Alice pelan sambil berjalan menuju kamar Alice “Yaudah ayo bareng aja, khun Arm daritadi pake bathrobe nanti masuk angin” Seru Alice, Arm tertegun lalu mengangguk. Alice membuka lemarinya lalu memakai celana dalamnya tanpa membuka bathrobenya, Arm menelan ludahnya lalu menggelengkan kepala Fokus Arm Arm mengalihkan pandangannya lalu berbalik badan mengeluarkan pakaiannya dari tas, Alice mencuri pandang kepada Arm lalu tersenyum kecil.
Ting Tong Arm selesai dengan pakaiannya tepat saat bel apartemen Alice berbunyi, Arm memberi isyarat kepada Alice untuk Arm saja yang membuka pintu, “Arm? Ada apa?” Tanya Alice setiba Arm kembali ke kamarnya, “Merry Christmas Alice sayang, maaf aku ga bisa ngasih yang lebih” Ucap Arm sambil memberikan paper bag berwarna oranye bertulisan Louis Vuitton Alice memeluk pinggang Arm kepalanya terangkat “Thank you khun Arm, kamu ga usah beliin aku hadiah” Jawab Alice, Alice membalikkan badannya lalu meminta tolong Arm menarik resleting dress yang ia kenakan. Arm menarik resleting tersebut keatas, setelah resleting menyatu sempurna giliran tangan Arm yang memeluk Alice dari belakang “My princess so beautiful tonight” Arm meletakan kepalanya pada pundak Alice lalu mencium pundak tersebut. Alice memutar kepalanya kebelakang, memegang kepala Arm lalu menabrakkan bibirnya dengan bibir Arm, Arm menyambut ciuman tersebut dengan semangat. Mereka berdua bertautan cukup lama sampai akhirnya Alice melepaskan ciumannya terlebih dahulu. “We should eat our dinner first” Ucap Alice, Arm mengangguk setuju.
Arm dan Alice telah selesai makan malam, keduanya juga telah menghabiskan setengah botol champagne Alice yang meminta Arm tidak terlalu banyak minum karena Arm besok akan pulang ke rumah orang tuanya yang artinya Arm akan menyetir mobil yang cukup jauh. Arm dan Alice kini duduk di sofa, Alice menghampiri Arm memberikan paper bag bertulisan celine sebagai hadiah natal untuk Arm “Merry Christmas khun Arm, ini hadiah natal buat khun Arm” Ucap Alice ketika menyodorkan paper bag itu. Arm menerima paper bag tersebut “You don’t need to bought me this, you already one of the best gift God ever gave to me” Ujar Arm. “Lets unboxing our christmas gift together” Seru Alice. Arm mengangguk setuju, Arm membuka hadiah dari Alice, Arm mendapatkan belt berwarna coklat tua, sedangkan Alice mendapatkan tas backpack berwarna coklat khas brand tersebut. “Arm..” panggil Alice, “Iya sayang” jawab Arm, Alice menunjukan apa yang ia temukan dalam paper bag nya selalin backpack tadi, sebuah condom bermerk brand yang sama. “Jumpol brengsek” Umpat Arm, Alice tertawa ” Ada notesnya ‘merry christmas ArmAlice have fun and stay safe’ hahahah” Alice membaca notes dari Jumpol. “Tadi aku lupa beli kado, jadi aku nitip Off. Maaf ya sayang” Ucap Arm sambil mengelus kepala Alice. “Kenapa minta maaf?” Tanya Alice, “Maaf temen aku kayak gitu, aku gak maksud aneh aneh kok sumpah” Ucap Arm. Alice meletakan kedua telapak tangannya pada kedua pipi Arm. “Its okay hey.. aku ga keberatan” Alice berusaha membuat Arm tidak merasa bersalah.
“Boleh peluk ga?” pinta Alice, Arm membentangkan tangannya lebar lalu Alice tenggelam dalam pelukan Arm. Alice memeluk Arm erat ”Senangnya punya lengan yang selalu siap memelukku” Alice menghela nafas. “My pleasure, you always have my hug” Jawab Arm. ” Can i kiss you?” Pinta Alice lagi, “Why not? I’m yours” Jawab Arm, Alice melepaakan pelukannya lalu duduk diatas pangkuan Arm, Arm sedikit terkejut namun ia menikmati ciuman Alice sekarang. Alice memegang kedua pipi Arm dengan tangannya sedangkan Arm melingkarkan tangannya pada pinggul Alice. Bibir mereka saling bertemu, ciuman tulus mereka berakhir dengan lidah mereka beradu satu sama lain mengabaen satu persatu gigi putih yang pasangannya miliki. Ciuman mereka semakin ganas kini tangan Arm menjalar naik ke dada Alice, meremas pelan payudara Alice yang bulat dan padat, Alice sedikit merengah, tangan Alice pun sekarang berpindah tempat pada kepala Arm menarik-narik kecil rambut Arm yang hitam itu. Arm mendominasi ciuman mereka, sedangkn Alice lebih menerima perlakuan bibir Arm pada bibirnya. Tangan Arm masih aktif meremas bagian atas sampai satu tangan Arm turun mencoba meresma pantat Alice yang sintal. Alice melenguh pelan “..Khun Arm” Alice memanggil Arm saat ciuman mereka terputus, “Hmmm” Jawab Arm tanpa melepaskan tangannya, Tangan Alice menjalar turum, telapak tangannya berhenti tepat pada gundukan diantara kedua paha Arm yang tertutupi oleh celana kain. “You.. getting hard” Ucap Alice sambil mengelus-ngelus benda itu dari luar. “Alice, shh stop” Ucap Arm meminta Alice berhenti memainkan adik kecilnya itu. Alice menggeleng, ia menikmati permainan tersebut. Arm melepaskan tangan Alice dengan paksa lalu menyuruh tangan tersebut untuk melingkar pada lehernya. Arm meraih pantat Alice dengan tangannya lalu menggendong Alice menuju kamar Alice.
Arm merebahkan badan Alice lalu menciumi leher Alice sampai Alice mendesah pelan menyebut-nyebut nama Arm. Tangan Arm kini kembali meremas payudara Alice namun dengan tempo yang lebih cepat, Alice tidak mau kalah dirinya menciumi leher dan telinga Arm yang mana adalah titik kelemahan Arm berada disana. “Alice, boleh? Kalau ga boleh gapapa aku bakal berhenti disini” Arm meminta izin kepada Alice sebelum apa yang dilakukannya melebihi batas, sebenarnya ini adalah saran dari Tawan dan Off yang pertama 1. Be gentle and polite Alice mengatur nafasnya “Just... Do... it... Khun Arm” Jawab Alice terengah-engah, libidonya sudah sampai puncak. Arm mengangguk, izin sudah ia dapatkan, Arm meraih tengkuk Alice sambil kembali mencium bibir Alice yang berwarna merah muda itu, ciumannya kali ini bukan hanya sekedar ciuman tulus namun ditambah dengan bibit bibit nafsu yang membuat permainan mereka semakin panas, Arm mendominasi ciuman lidahnya menyapu tiap ruang dalam mulut Alice sedangkan Alice kini tangannya mulai berusaha membuka kancing dan resleting celana Arm. Arm juga mulai beraksi pada pakaian Alice tangan yang berada di tengkuk Alice kini meraba-raba turun mencari resleting dress tersebut, setelah resleting tersebut ditemukan Arm menariknya perlahan pelan kebawah. Arm tersenyum bagaiman bisa ia yang memasangkan resleting itu kurang dari dua jam yang lalu, kini ia sendiri yang menurunkannya.
Alice memegang kedua pundak Arm, mendorongnya pelan memberikan jarak antara tubuh mereka Alice meminta Arm untuk berdiri kemudian meloloskan celana kain yang Arm pakai. Arm menurut, ia berdiri di sebelah ranjang kemudian Alice menurunkan celana tersebut, kini Arm hanya menggunakan kemeja yang tangannya digelung sampai lengan dan celana boxer yang masih menutupi kemaluannya. Arm menurunkan dress Alice kebawah sampai perut Alice, kini Arm bisa melihat leher dan dada Alice yang putih. Arm menciumi tiap jengkal dari leher dan dadanya membuat Alice mendesah pelan ”Arm shhh your naughty tongue...” desah nya, Arm kini menurunkan lagi dress berwarna merah tersebut sampai akhirnya lolos dari badan Alice. Arm mencintai bentuk badan tersebut tidak kurus dan juga tidak gendut, badannya yang padat dan lekukan badannya sangat seksi di mata Arm. Sebenarnya mau bagaimanapun bentuk badan Alice Arm akan tetap menyukainya. Kini pakaian yang melekat pada badan Alice hanya tersisa celana dalam dan bra yang sama sama berwarna hitam. Arm mengelus rambut Alice yang sepundak itu, kemudian menurunkan tali bra yang menggantung pada bahu tersebut.
“Arm...” Alice memanggil nama Arm pelan, tangan Arm meraih kaitan bra milik Alice lalu melepaskan kaitan tersebut lalu melempar bra itu sembarang sehingga tinggal menyisakan celana dalam yang melekat pada tubuh Alice, tangan Arm menjalar meraih payudara Alice yang bulat dan padat. Rasanya tangan Arm benar benar pas untuk mengenggamnya, milik Alice tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil. Arm tidak bisa lagi mendefinisikannya Alice terlalu sempurna untuknya. Arm meremas dengan tempo yang cepat jarinya memutar-mutar nipple yang bewarna merah muda itu sekarang mengeras karena mulai terangsang oleh permainan Arm, Arm mencium sekitar payudara Alice lalu menggigit kecil putingnya sampai si pemilik meloloskan desahannya ”A-arm... ahhh”
Arm mengubah posisinya, ia menyandarkan badanya di dinding kasur milik Alice, lalu memerintah Alice untuk duduk diantara kedua pahanya. Alice menurut ia menyandarkan badannya pada dada Arm. Arm mencium tengkuk Alice, mengigit kecil meninggalkan tanda cinta disana. Tangan kiri Arm tetap menjamah payudara Alice sedangkan tangan kanan Arm sekarang merambah kearah celana dalam Alice. Arm dapat merasakan sesuatu yang chubby di dalam celana dalam yang Alice pakai. Arm memasukkan jarinya kedalam celana tersebut, mengelus rambut tipis yang tumbuh disana. “Yeea.. khun Arm please” Alice meloloskan desahannya lagi. Tangan kiri Arm berhenti meremas payudara Alice lalu kedua tangan Arm memegang celana dalam Alice mengisyaratkan Alice untuk mengangkat pinggulnya. Alice menurut , celana dalamnya kini sudah lolos dan Alice telanjang bulat sekarang. Arm kembali meremas payudara Alice namun sekarang menggunakan tangan kanannya, jarinya berputar putar bermain diatas puting Alice sesekali memelintirnya pelan. Sedangkn tangan kiri Arm sekarang bermain-main di bagian bawah. Arm menggesekkan jari telunjuknya pada bibir vagina Alice.
Jarinya ia gesek-gesek pada luar vagina tersebut membuat bagian bawah Alice menjadi basah. Arm mulai memasukkan satu jarinya kedalam lubang vagina Alice, membuat Alice mengerang keenakan “Yes.. please..” sahut Alice. Arm memutar mutar jarinya di dalam lubang tersebut membuat gerakan keluar masuk. Arm ingat kata kata Off dan Tawan yang kedua “2. Foreplay is impportant, u must make her relax first” Merasa vagina tersebut sudah terbiasa akan jarinya Arm memasukan jari tengahnya, Alice mengerang makin tak karuan permainan jari Arm membuatnya gila, Arm kembali melakukan gerakan keluar masuk pada vagina tersebut yang sudah terlampau basah. “K-khun A-arm... i-i can’t wait.. shh” Alice mengatur nafasnya yang sudah sangat berat “Huh? What are you waiting for mrs Alice?” Tanya Arm menggodanya, lagi-lagi tips and trick Off dan Tawan ”3. Make her begging your dick” Arm tersenyum mengingat kata-kata sahabatnya. “P-please.. do it... aah” Alice memekik pelan ketika Arm menambahkan jarinya yang ketiga. “You want my in yours?” tanya Arm dengan suara berat karena nafsunya juga sudah memuncak. Alice mengangguk lemah, ia sudah tidak tahan. Arm bangun dari duduknya, melepaskan celana dalam dan boxernya— satu-satunya pakaian yang masih melekat di tubuhnya membuat mereka berdua sekarang totally naked Arm menindig badan Alice di bawahnya. Lalu mulutnya mendekati telinga Alice dan berbisik pelan “Wait, i’ll bring the contraseption” Arm mengambil kondom dari tasnya. Sebenarnya ia sudah menyiapkan barang tersebut meski tidak tahu Off akan mengiriminya dalam hadiah Alice. tips and trick yang ke empat 4.Safety first Arm kembali naik keatas kasur, membuka bungkusan tersebut lalu berusaha memasangkannya pada penisnya yang sudah berdiri sejak tadi. Arm meregangkan kedua paha Alice, membuat Arm dapat melihat dengan jelas lubang vagina tersebut yang sudah basah, Arm mengarahkan penisnya tepat di depan lubang tersebut, menggesek-gesekan kepala penisnya pelan. Hal tersebut membuat Alice meracau, Alice gemas dengan perlakuan Arm sehingga Alice menekan kan pantatnya sedikit agar kepala penis Arm dapat masuk.
Arm tersenyum, usahanya menggoda Alice membuahkan hasil. Sekarang Arm berusaha memasukkan seluruh penisnya kedalamnya. “ I love you so much princess” Ucap Arm sambil menghentakkan badannya. Membuat seluruh penisnya tenggelam dalam vagina Alice. Arm memberikan waktu sementara bagi Alicw agar dapat terbiasa oleh milik Arm. “Yours so big.. hngg” Ucap Alice, Arm memulai gerakkannya ia melakukan gerakan keluar masuk membuat suara gesekan antara kulit mereka memenuhi ruangan. *“K-khun Arm.. yes please aaah.. faster..” Seru Alice. Arm menghujam rahim Alice dengan penisnya.
“K-khun Arm.. a-aku mau keluar..” Arm mengangguk, Alice mendapatkan pelepasannya yang pertama. Arm dapat merasakan miliknya hangat oleh cairan milik Alice. “Alice can we change the position?” Pinta Arm, Alice membalikan badannya kemudian menungging. “I want to try doggy style hehe” Ujar Alice. Arm tersenyum beda inisiatif sekali kekasihnya ini. Arm kembali memasukkan miliknya, melakukan gerakan keluar masuk. Yang terdengar saat ini hanya gesekan antara penis Arm dan vagina Alice juga desahan mereka berdua dalam kamar Alice. “I want to cum Alice.. shh” Ujar Arm. *”Just d-do it..” jawab Alice. Arm memasukkan penisnya dalam dalam lalu lahar putih keluar dari penis tersebut memenuhi kondom yang ia pakai. *“Alicee... shhh” Arm mengerang pada pelepasannya. Arm mencabut penisnya dari lubang tersebut, melepaskan kondom yang ia pakai dan mengikatnya lalu membuangnya ke tempat sampah di pinggir kasur Alice.
Keduanya ambruk, Arm memeluk Alice dan Alice membalas pelukan Arm. “You are the best gift not for my christmas but for my life” Ucap Arm kemudian mencium kening Alice. “You too Arm” Jawab Alice. “It’s my first time” Ujar Arm lagi, “Really?” Tanya Alice tidak percaya “Yaa u are my first and my only Alice” Arm mengusap rambut Alice membawanya kebelakang kuping. Alice menghela nafas “B-but.. its not my first” Alice berusaha jujur kepada Arm, Arm tertegun sebentar lalu memeluk Alice lebih dalam kedalam pelukannya “It’s okay Alice, i don’t care” Jawab Arm “It’s started when i was in highschool...” Alice mulai bercerita “I don’t want to know Alice, not because i’m not care of you.. but the past let be the past. Okay? I don’t want to open your scar that you already heal” Potong Arm, Alice menitikkan air diujung matanya “I’m so sorry Khun Arm” ucap Alice, *“Stop blaming your self princess, i love you no matter what happen in your past. So... lets create the future together” Ucap Arm kemudian mengusap kepala Alice dalam pelukannya. Alice sekarang yakin bahwa dia adalah perempuan paling beruntung karena memiliki Arm dalam hidupnya.