AICY

Menurutku, kehidupan masa SMA/SMK sederajat adalah kehidupan yang menyenangkan sekaligus menyedihkan. Semuanya terjadi di masa ini, pertemanan, percintaan, dan lainnya. Meskipun diluar sana pasti ada yang sudah merasakan saat masa SMP atau lainnya, namun aku baru saja merasakan hal ini saat masa ini, SMK.

Menyenangkan sekali bisa menempuh masa ini dilingkungan yang diingingkan. Sekolah favorit, sekolah yang banyak sekali peminatnya sampai sampai banyak sekali yang merebutkannya. Aku salah satunya. Memperebutkan posisi menjadi salah satu siswa di sekolah kejuruan favorit di kota ini. Bukan hal mudah karena banyak siswa/siswi lain yang ingin posisi ini. Sampai pada akhirnya aku lah yang tidak memperoleh posisi tersebut.

Sedih? jelas. Masuk sekolah favorit itu adalah keinginanku sejak dulu. Namun apa boleh buat? Aku hanya bisa menerima ini dengan lapang dada bukan? “Sekolah favorit dan bagus di kota ini bukan cuma satu, De” ucap ibuku saat itu. Ya memang bukan hanya itu, tapi kan...ah sudahlah sepertinya hanya orang-orang sepertiku saja yang bisa merasakannya.

Aku tidak menyerah, lalu aku mencoba untuk pergi ke sekolah kejuruan lainnya yang memang jaraknya lumayan jauh dari rumahku. Dan yeah, akhirnya. Namun memang manusia, masih ada saja rasa sedihnya ya...karena bukan ini plan awalku. Namun ibu lagi-lagi menguatkanku dengan mengatakan “gapapa, jalani aja dulu nanti juga kamu jatuh cita sama sekolah ini” ah...sepertinya benar.

Tidak bisa kupungkiri memang sekolah ini sangat terkenal di kalangan sekolah kejuruan lainnya. Sekolah dengan dua lapangan luas, bengkel untuk tiap jurusan, kantin, koperasi, UKS, dan woah sangat banyak sekali ruangan disini. Dan yang menjadi spesialnya memang dua lapangan luas yang ada di depan dan belakang. Satu lapangan didepan biasanya digunakan untuk lapangan basket, volly, dan takraw. Ini bisa digunakan secara bersamaan, kalian bayangkan saja seluas apa lapangan ini. Mengitarinya satu kali saja sudah bikin kaki rasanya kram. Lapangan ini juga biasanya digunakan untuk upacara bendera. Untuk lapangan kedua berada di belakang dengan dikelilingi bengkel tiap jurusan, tidak semua jurusan sih. Kalau lapangan depan seluas itu, lapangan belakang lebih lebar. Lapangan ini biasa digunakan untuk latihan mengendarai mobil anak otomotif, atau untuk bermain sepak bola anak laki-laki, atau juga biasanya di lintasan luarnya biasa digunakan untuk jogging pagi sebelum masuk bengkel, ini adalah salah satu pembiasaan olahraga tiap jurusan.

Ah jika menjelaskan sekolahku ini tidak akan ada habisnya. Sekolah ini terlalu luas hingga kalian bisa saja naik motor untuk pergi ke kantinnya. Sudahlah jangan membahas seluk beluk sekolahku, ini menyebalkan, membuatku mengingat semua kejadian yang pernah aku lalui bersama orang-orang yang biasanya aku sebut teman. Kenapa menyebalkan? bukankah itu kenangan baik? pasti kalian berpikiran seperti itu bukan?. Semuanya memang menyenangkan, sangat teramat. Namun untuk mengingat itu semua memang rasanya menyebalkan, aku akan menjadi manusia paling sedih ketika harus mengingat masa lalu. Saat mengingatnya seperti kaset yang berputar dengan iringan musik bahagia dan sedih ah...menyebalkan.

Masa awal semester. Dengan memakai baju baru, sepatu baru, tas baru, dan semangat baru siswa/siswi berbondong-bondong masuk melewati gerbang dengan spanduk bertuliskan “SELAMAT DATANG SISWA/SISWI PESERTA DIDIK BARU 2016/2017”. Hari pertama sekolah pun dimulai.

Pagi itu, dengan semangat yang kurang aku berangkat seorang diri dengan menggunakan angkutan umum. Ah sudah lama sekali rasanya tidak berdesak-desakan seperti ini. Tidak, aku tidak menyukai hal ini sebenarnya, hanya saja menyenangkan seperti terlihat benar-benar bersekolah hehe. Setibanya di sekolah, bersama siwa/siswi lainnya aku masuk melewati gerbang dan aku langsung mencari kelasku. Di pemberitahuan yang di kirim semalam namaku tertera di ruang 3. Dengan cepat aku menemukan kelas yang bertuliskan “R.3”. Aku masuk dan memilih tempat duduk di deret ke-tiga dari depan. Tempat yang lumayan strategis untuk diriku.

Aku tidak mengenal siapapun disini, sama sekali tidak. Tiba-tiba seseorang menghampiriku dan duduk di bangku sampingku “Bolehkah aku duduk disini?” tanyanya, aku hanya balas mengangguk, tak ada yang melarang toh nisa jadi dia bisa jadi temanku nanti. Hal yang tak terduga terjadi, saat aku secara tidak sengaja menoleh ke pintu depan ternyata sudah berdiri dua anak perempuan yang aku kenali sekali mukanya walaupun mataku buram karena minus da silinder ku, namun aku sangat mengenali dua perempua itu.

Teman SMP ku, benar saja itu mereka. Kenapa mereka disini? ah bukan, bukan karena aku tak suka, namun yang satu itu terkenal sangat pintar dan dia sangat ingin masuk ke sekolah menengah atas favorit di kota dan yang satunya lagi...aku tidak pernah tau keinginan dia apa jadi tidak terlalu terkejut melihatnya sebenarnya. Namun, kita sekelas lagi...ah enam tahun bersama itu termasuk hal yang bagus atau tidak? Biarlah toh kita memang ditakdirkan bersama sampai akhir cerita ini. Mereka melihatku dan langsung menghampiriku dengan muka yang lucu menurutku. Pasti mereka kaget bagaimana caranya diriku ada disini dan bukan di sekolah yang aku dambakan, dan aku sudah menebak kalimat apa yang akan mereka lontarkan kepadaku “loh kok bisa nang ngene?” (kok bisa disini) huft kalimat itu “ya bisa lah,aku”

Tak ada percakapan spesial karena ini sudah pukul 7 dan bel upacara sudah berbunyi. Kita bergegas mengambil topi dan lari ke tengah lapangan bergabung berbaris dengan siswa baru lainnya. Banyak kakak kelas yang meihat kami, sesekali ada yang tersenyum lalu aku membalasnya dengan tersenyum simpul, bahkan yang bermata sinis pun ada dan sialnya banyak sekali yang menatapku dengan tatapan itu huh apa maksudnya. Pagi ini begitu terik dan panas, dan tatapan kakak kelas yang seperti itu membuat moodku turun, apa salahku sampai ditatap sebegitunya? bukankah mereka harusnya tersenyum ramah kepada adik-adiknya ini?. Ah sudahlah membahasnya tidak akan membuat moodku membaik, jadi aku bergegas bergabung dengan dua temanku tadi karena tidak mau terlihat seperti orang hilang, sendirian, celingak celinguk tidak jelas. Permulaan yang cukup membuatku pusing.

. . . . . . . . . . . . sampai bertemu di part selanjutnya, byeeeeeeee