Daddy – Baby
Jungwoo sedang asik dengan hpnya ketika ia mendengar suara pintu terbuka, lelaki manis itu dengan cepat menoleh dan mendapati Lucas yang sudah kembali keruangannya dengan wajah yang masih tetap dingin dan menyeramkan dimata Jungwoo.
“Jungwoo?” Lucas menatap Jungwoo dengan kedua alis yang saling bertaut, dengan wajah yang masih datar. Membuat Jungwoo sedikit menciut.
Jungwoo segera menyimpan hpnya di meja kemudian menghampiri Lucas yang sudah kembali ke kursi kebesarannya.
“Hai daddy!” Sapa Jungwoo dengan senyum lebar berusaha terlihat ceria dan menekan semua rasa takutnya karena Lucas masih memasang wajah tak bersahabat.
“Ngapain disini?” Tanya Lucas dingin tanpa melihat kearah Jungwoo sedikit pun, malah sibuk membuka berkas dan mulai membacanya.
“Mau ketemu, aku kangen.” Jungwoo memperhatikan Lucas yang sedang membaca berkas. Tapi Jungwoo tahu dan sangat sadar jika Lucas tidak fokus pada berkas dihadapannya.
Lucas tidak bergeming, kali ini sibuk membolak-balikan berkas dihadapannya dan berpura-pura membaca.
Jungwoo tidak suka di diamkan, mengesampingkan semua rasa takutnya, Jungwoo menutup paksa berkas yang sedang dibaca Lucas. Lelaki manis itu mendapat tatapan sinis dari Lucas namun Jungwoo tidak peduli.
Ia kesini untuk bertemu dengan Lucas dan bermanja bukannya malah didiamkan seperti itu. Ditambah lagi Jungwoo yang tidak tahu menahu alasan Lucas marah pada karyawannya tadi .
Jungwoo mendorong tubuh Lucas hingga bersandar pada kursi dan dengan cepat mendudukkan dirinya di atas pangkuan Lucas sebelum mendapatkan protes. Lucas dengan sigap meletakkan kedua tangannya dipinggang Jungwoo menahan agar kesayangannya tidak jatuh.
Lucas akhirnya pasrah, menunggu Jungwoo melakukan hal yang ingin lelaki manis kesayangannya itu lakukan sambil menatap Jungwoo lekat.
“Lagi bete ya?” Mulai Jungwoo sambil menatap Lucas dengan intens. Tidak lupa sebelah tangannya menggusap rahang Lucas dengan lembut. Membuat rahang tegasnya yang sejak tadi kaku perlahan-lahan melemah.
“Mau cerita? Aku siap dengerin cerita daddy.” Jungwoo memasang senyum lebarnya berusaha menyalurkan vibe positif pada Lucas.
Bukannya menjawab, Lucas malah menarik tubuh Jungwoo hingga lelaki manis itu menubruk tubuh atletis Lucas.
Lucas segera melingkarkan tangannya di pinggang ramping Jungwoo dengan erat dan menenggelamkan kepalanya di dada Jungwoo, menghirup aroma mawar lembut favoritnya yang selalu berhasil membuat Lucas rileks.
Jungwoo membalas pelukan Lucas sambil mengusap belakang kepala Lucas penuh sayang.
15 menit bertahan dengan posisi berpelukan, Lucas akhirnya melepaskan pelukkannya kemudian menatap Jungwoo lembut.
“Merasa lebih baik?”
Lucas mengangguk samar kemudian tangannya terulur untuk mengelus pipi putih Jungwoo penuh sayang.
Lucas sangat bersyukur dipertemukan oleh Jungwoo. Jungwoo yang menggemaskan, Jungwoo yang penuh cinta, Jungwoo yang selalu mengerti bagaiman harus menghadapi Lucas yang sedang tidak baik, dan banyak lagi hal yang tidak mampu dijabarkan. Lucas merasa menemukan orang yang tepat yang ia inginkan untuk berbagi banyak cerita dan menghabiskan seumur hidupnya bersama.
“Kenapa sih? Kok ngeliatinnya gitu?” Jungwoo sedikit salah tingkah, ditatap sebegitu lekatnya oleh Lucas. Ia tidak pernah terbiasa ditatap penuh cinta oleh Lucas seperti sekarang ini.
“Gapapa. Aku sayang banget sama kamu, kamu tau itu kan?”
“Kenapa tiba-tiba?”
“Jawab dulu, kamu tau kan aku sayang banget sama kamu?”
“Iya aku tau Mas. Akupun sayang banget sama Mas Lucas.” Jungwoo tersenyum manis sambil mengusap pipi Lucas dengan sayang.
“Sama aku terus ya? Aku gak bisa bayangin kalo gak ada kamu disamping aku, jadi apa aku nanti kalo gak ada kamu.” Jungwoo terkekeh pelan mendengar ucapan Lucas. Hatinya menghangat, Jungwoo tidak pernah merasa begitu di cintai selain dengan Lucas.
Jungwoo memajukan wajahnya, mencuri kecupan singkat di bibir Lucas kemudian berkata, “aku gak akan kemana-mana. Aku bakalan temenin kamu terus sampe waktu yang lama. Itu kan janji kita dulu?” Jungwoo mengusap dada Lucas pelan sambil menatap Lucas dalam, seolah meyakinkan Lucas jika Jungwoo serius akan ucapannya barusan.
“Kayaknya tuhan sayang banget ya sama aku, dia ngizinin aku buat ketemu kamu dan deket sama kamu. Adanya kamu dihidup aku tuh kaya anugrah indah terbesar dari tuhan yang harus aku jaga. Aku selalu bersyukur dan berterima kasih sama tuhan karna udah di temuin sama kamu.”
Mata Jungwoo mulai memanas, ia tidak pernah menyangka jika Lucas akan mengatakan hal itu kepadanya. Jungwoo menundukkan kepalanya, menggigit bibirnya berusaha menahan tangisnya agar tidak keluar.
Lucas meraih dagu Jungwoo lalu memaksa lelaki manis itu untuk menatapnya, “Jangan digigit bibirnya. Nanti luka.” Lucas menyentuh bibir Jungwoo, memperhatikan bibir tipis merah muda itu dengan intens.
Sedetik kemudian, Lucas mendekatkan wajahnya kearah wajah Jungwoo, menyatukan bibir mereka. Lucas melumat bibir bawah Jungwoo dengan sangat lembut, Jungwoo jelas menikmati itu.
“Hhh.. Daddhhh” Jungwoo memukul dada Lucas pelan ketika merasa pasokan udaranya mulai menipis. Lelaki manis itu segera mengambil nafas dalam berusaha mengisi paru-parunya.
Belum puas Jungwoo mengambil nafas, Lucas sudah kembali melumat bibir Jungwoo atas dan bawah dengan agak kasar secara bergantian, kali ini Jungwoo mengikuti permainan Lucas.
Tangan Lucas jelas tidak tinggal diam, tangan lelaki itu sudah berkelana masuk kedalam kaos Jungwoo dan menyentuk nipple Jungwoo yang mulai mengeras.
“Ahhh.. daddyyhh...hhh..”
Desahan Jungwoo semakin membuat Lucas bergerak secara liar. Jungwoo bahkan dapat merasakan jika bagian bawah Lucas yang menempel pada bokongnya mulai mengeras.
Lucas sudah siap untuk membuka kaos yang di kenakan Jungwoo, hingga tiba-tiba
“Pak, in-” Mark masuk sambil membawa berkas untuk Lucas. Sedetik kemudian mematung karena melihat bosnya sedang di posisi yang tidak layak dilihat bersama kekasihnya.
“Pak maaf saya gak tau kalo kalian lagi-”
Begitu mendengar suara Mark, Lucas menghentikan kegiatannya menjelahahi tubuh Jungwoo, sedikit menyembulkan kepala dari balik bahu Jungwoo untuk melihat Mark.
“Pak maaf saya intrupsi kegiatannya. Ini saya bawa berkas yang udah di revisi.” Mark dengan cepat meletakkan berkas yang ia bawa keatas meja Lucas dan segera berpamitan.
Mark sudah akan menutup pintu, lelaki leo itu berbalik lalu mengucapkan sesuatu yang membuat Jungwoo mau menghilang saja dari muka bumi.
“Kalo mau main jangan lupa pake kondom ya Pak, Jungwoo masih kuliah nanti kalo isi duluan repot.” Jungwoo sendiri sudah menyembunyikan kepalanya dileher Lucas. Wajahnya memerah padam. Malu karena ketahuan berbuat mesum di kantor Lucas.b
Jungwoo sendiri sudah menyembunyikan kepalanya dileher Lucas. Wajahnya memerah padam. Malu karena ketahuan berbuat mesum di kantor Lucas.
-Fin-