Daddy – Baby
Jungwoo memasukan hpnya kedalam tas begitu ia selesai bertukar pesan dengan Lucas. Lelaki manis itu kini menoleh kesamping, menemukan Minho, ayah dari lelaki kesayangannya yang ternyata sedang memperhatikannya dan tersenyum lembut kearahnya.
“Sibuk banget ya?” Mulai Minho, Jungwoo menaikkan sebelah alisnya. Bingung dengan apa yang dimaksud oleh Minho.
“Kamu dari sejak masuk mobil malah main hp gak nyapa papi sama sekali,” jelas Minho membuat raut wajah Jungwoo berubah menjadi sedikit tidak enak.
“Papi maaf, aku abis ngabarin da- i mean Mas Lucas tadi,” ujar Jungwoo dengan nada sedih yang kentara.
Minho tertawa melihat calon menantunya memasang wajah sedih seperti sekarang. Sangat lucu dimata Minho.
“Gapapa Woo, papi cuma bercanda kok. Udah ngabarin pacar kamunya?” Goda Minho masih dengan sisa tawanya. Jungwoo menganggukkan kepalanya beberapa kali sambil tersenyum senang.
“Kita mau kemana pi?” Tanya Jungwoo begitu menyadari jika mobil yang mereka tumpangi sudah berada di jalan besar bergabung dengan mobil lain di tengah kemacetan ibu kota.
“Kita mau makan, kamu belum makan kan dek?”
“Belum pi, tadi aku langsung bimbingan biar cepet selesai eheheh.”
“By the way tugas akhir kamu gimana akhirnya?” Tanya Minho begitu mengingat jika calon menantunya itu sedang disibukkan dengan tugas akhir yang tengah ia garap.
Jungwoo membetulkan letak duduknya menjadi menghadap kearah Minho, seraya berucap, “Ya gitu deh pi, masih revisi di bab 1,2 sama 5 dibagian pembahasan. Yang lain udah oke kok.”
“Terus sidangnya kapan?”
“2 bulan lagi, tapi bulan depan udah harus dikumpulin. Aku takut deh pi. Gimana ya kalo misalnya gagal di hari-hari terakhir?” Tanya Jungwoo tiba-tiba merubah nada suaranya, membuat Minho segera melihat Jungwoo yang memasang raut khawatir.
Minho memperhatikan wajah calon menantunya itu kemudian meraih tangan Jungwoo dan menggenggamnya berusaha memberikan kekuatan pada calon anaknya itu.
“Dengerin papi deh, adek gak akan gagal. Papi yakin adek hebat dan jago. Buktinya sekarang udah mau hampir beres kan?” Jungwoo hanya mengangguk sambil tetap menatap Minho lekat.
“Revisi tuh wajar dek, apalagi namanya tugas akhir kan harus sempurna. Adek hebat udah bisa bertahan sejauh ini dan sampe dititik sekarang, tinggal sedikit lagi setelah itu selesai. Jangan takut gagal ya? Papi yakin adek bisa, kalo emang adek ngerasa takut gagal kan adek bisa minta tolong sama Lucas atau minta sama papi juga boleh, selama papi bisa bantu.” Jungwoo hanya diam mendengar semua ucapan Minho.
Sudah sejak seminggu ini lelaki manis itu memang sedikit overthinking perihal tugas akhirnya yang selalu berakhir mendapatkan perintah untuk revisi dari sang dosen. Sebetulnya Jungwoo sangat ingin bertanya dan meminta bantuan Lucas, tetapi Jungwoo tahu lelaki itu sedang sangat sibuk sekarang, Jungwoo tidak tega jika harus merecoki Lucas dengan tugas akhirnya.
Tapi setelah mendapat masukan dari Minho, Jungwoo merasa sedikit tenang dan kembali yakin jika semuanya akan berjalan dengan lancar sampai pada titik akhir nanti.
“Papi makasih yaa?” Ucap Jungwoo tiba-tiba membuat Minho menatap Jungwoo bingung.
Mengapa calon menantunya ini berterima kasih padanya?. Pikir Minho.
“Karna ucapan papi tadi, aku jadi percaya kalo aku bisa sampe akhir, aku jadi kembali yakin sama diriku sendiri.” Sebuah senyum tulus terulas di wajah Jungwoo. Membuat Minho juga tersenyum akan hal itu.
“Ya ampun dek, kamu nih kaya sama siapa aja, kamu kan anak papi juga.” Minho segera menggusak kepala Jungwoo lembut.
“Kalo Lucas lagi sibuk dan kamu mau cerita, chat papi aja ya? Atau chat mami juga boleh. Jangan sungkan-sungkan dek, kita kan sebentar lagi jadi keluarga,” ucap Minho lagi.
“Mau peluk papi boleh gak sihh?” Rengek Jungwoo gemas dengan air mata yang menggenang dipelupuk matanya. Minho dengan segera merentangkan kedua tangannya, melihat itu Jungwo segera mendekatkan tubuhnya kearah Minho dan memeluk lelaki paruh baya itu erat.
Minho segera menggusap kepala Jungwoo, yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri dengan sangat lembut. Sejak anak lelakinya mengenalkan sosok dipelukannya ini untuk pertama kali padanya dan juga sang istri, Minho sudah dibuat jatuh hati karena sifatnya yang lembut, periang dan juga terkadang menggemaskan. Membuatnya dan Yoona mengatakan kepada Lucas jika mereka mau Jungwoo lah yang menjadi menantu mereka nantinya.
Pelukan hangat Jungwoo dapatkan, rasanya sama seperti di peluk oleh papanya. Sesuatu menjalar hangat di hati Jungwoo, lelaki manis itu sudah sangat ingin menangis namun ia sebisa mungkin menahannya.
Lelaki manis itu sangat bersyukur karena diterima dengan baik oleh kedua orang tua kekasihnya itu. Jungwoo jadi merasa memiliki 4 orang tua disaat yang bersamaan. Dan Jungwoo bersyukur atas itu.
Dan kemudian Jungwoo menyadari sesuatu dari ucapan Minho barusan yang membuatnya menerka maksud dari ucapan Minho itu.
-Fin-