TW // ghost , suicide , blood , scars
Semi dan yang lainnya masih menunggu di tempat kejadian. Ketika mereka menunggu, Ushijima datang bersama seorang wanita. Wanita itu sangat mirip dengan wanita yang mengantar mereka ke villa.
“Aaah, Semi. Akhirnya ketemu,”
“Hahaha iya. Loh, mbaknya yang anter saya ke villa waktu itu kan?” tanya Semi.
“Saya mas? Maaf kayaknya bukan, saya belum ketemu pengunjung akhir akhir ini.” jawab Kiyoko Shimizu, sosok wanita yang mirip dengan yang mengantar mereka.
“Mbak namanya Shimizu kan?”
“Iya benar, Mas.”
“Sudah, jangan ribut dulu. Biar nanti diceritakan sama kerabat papah saya. Sekarang kalian bisa ikut saya?”
“Oohh bisa bisa, ayok gaes!”
Semi mengajak teman temannya ikut bersama Ushijima ke suatu tempat. Ushijima menjelaskan hal yang dialami Semi dan teman temannya ketika perjalanan.
“Saya akan antar kalian ke rumah sesepuh kami, nanti kalian ceritakan saja kepada dia.”
“Oke oke.”
Sesampainya di tempat. Mereka menuju ke sebuah rumah tua yang terlihat tidak berpenghuni. Namun, rumah itu ditempati oleh kakek tua yang terkenal di daerahnya. Dan ialah sesepuh disana, Pak Washijo.
“Assalamualaikum pak, ini saya bawa teman saya. Mereka habis kena kasus yang sama.”
“Ohh anak muda, ayo masuk sini. Mau minum apa dek?”
“Ehh ga usah pak ngerepotin” tambah Semi dengan sopan.
“Kalian ini kenapa toh, ada kejadian apa.”
Semi menceritakan semua kejadian yang ia dan teman temannya alami secara rinci.
“Walahh, ini lagi toh.”
“Iya pak, mereka baru aja dapat kasus teman mereka meninggal.” tambah Ushijima.
“Innalilahi, saya turut berduka ya,”
“Makasih pak.” ujar Semi dan yang lainnya.
Pak Washijo pun menceritakan hal apa yang terjadi pada mereka.
“Jadi gini dik adik, Kalian itu kena hipnotis.”
“Hipnotis gimana?” tanya Akaashi.
“Kalian ini sepertinya salah alamat, lalu tepat sekali kalian tertuju pada villa angker. Disitu tidak berpenghuni, jadi banyak makhluk-makhluk yang menetap disitu. Salah satunya kalian diantar oleh Shimizu kan? Itu bukan Shimizu, melainkan makhluk astral yang menyerupai wujud Shimizu. Karena itu kalian jadi percaya dan menurut pada makhluk itu. Tepat pada saat itu, kalian jadi sasaran empuk untuk jadi korban mereka. Mereka itu arwah-arwah tidak tenang yang mempunyai dendam kepada manusia. Dan mereka sudah berhasil memakan satu korban yaitu teman kalian tadi.”
“Ohh gitu pak, terimakasih penjelasannya,” ucap Semi.
Akaashi yang masih belum paham bertanya, “Pak, Teman saya masih hilang satu lagi, itu kita harus cari dimana ya?”
“Haduh, ini sulit. Kalian cari saja di villa angker itu dulu, saran saya kalian harus mencari secepatnya sebelum dia jadi korban kedua.”
“Baik pak, terimakasih banyak yaa.”
Usai obrolan berakhir, Ushijima mengajak mereka untuk pulang ke villanya, agar mereka tidak menempati villa angker itu.
Waktu sudah menunjukkan jam 6 sore, matahari mulai tenggelam. Semi dan yang lainnya melupakan sesuatu. Ya, memberi kabar kepada Oikawa, Kageyama dan Kuroo.
Karena tidak mendapat kabar, mereka bertiga masih kembali ke tempat angker itu. Aneh sekali ketika mereka memasuki ruangan, sepi sekali. Mereka berfikir bahwa teman-temannya belum pulang.
Hingga pada pukul 22.00 atau jam 10 malam. Semi baru menyadari bahwa ia lupa mengabarkan temannya. Ia pun menelpon Kuroo.
“Halo, tet”
“Eh semi, udah balik belom?”
“Udahh, sorry banget gue lupa ngabarin elo, ini gue di villanya Ushijima”
“Lah kenapa gak balik kesini?”
“i-itu tet, villa yang itu sebenernya...”
“sebenernya apa??”
“itu villa tempat arwah ga tenang, makanya kita banyak jadi korban”
“HAHH??!!”
“Makanya cepet lu balik kesini- eh, KOK TELFONNYA MATI??”
Telepon itu tiba tiba berakhir. Semi mencoba menghubungi Kuroo kembali. Namun, ponselnya mendadak tidak aktif.
Kuroo terkaget, tiba tiba ponselnya mati dengan sendirinya. Tiba tiba, ada sesosok pria dengan rambut pirang berjalan ke arah Kuroo. Yap, mirip sekali dengan temannya, Kenma.
Pria itu berjalan dengan tatapan tajam dan seram ke arah Kuroo. Baju pria tersebut banyak sekali bercak darah. Kuroo ketakutan melihatnya, ia tidak yakin bahwa itu adalah sahabatnya, Kenma.
“k-kenma?!”
“lo ada disini?? gue kangen sama lu!! Kenapa kondisi lo begini ken?? lo kenapaa??”
“Kuroo Tetsurou...” pria itu menyebut nama Kuroo dengan suara lesu dan seram.
Anehnya, suara yang Kuroo dengar dari pria itu bukan lah suara Kenma. Tetapi, wujud pria itu persis sekali dengan Kenma. Begitupun pakaiannya, sama dengan pakaian Kenma yang terakhir dipakai.
“ken.. lo kenapaa..”
Semakin dekat langkah pria itu menuju Kuroo, ia pun mundur perlahan. Tiba tiba pria itu berlari kencang dan memukul perut Kuroo dengan keras. Kuroo pun mengangkat bajunya untuk melihat kondisi tubuhnya, terdapat luka lebam yang cukup parah akibat pukulan tadi.
“AAAKHH” teriak Kuroo kesakitan.
Teriakan itu terdengar oleh Oikawa dan Kageyama. Mereka buru-buru menemui Kuroo.
“Kurtet lo kenapa??!”
“I-itu, KENMA”
“Hah? Kenma? Manaa??”
Tiba tiba sosok pria menyerupai Kenma tersebut hilang. Kuroo kaget, baru saja pria tersebut memukulnya dan menatapnya. Setelah Oikawa dan Kageyama datang, pria itu hilang.
“TADI ADAA!!”
“Mana si, gak ada anjir”
“Dia.. dia dateng tadi pakai baju banyak bercak darahnya!! Terus dia lari mukul perut gua, nih buktinya”
“Bukti apa?”
Kuroo terkejut, luka lebam yang ia dapat tiba-tiba hilang juga. Sedangkan tadi, ia mendapat pukulan kencang sampai membuat perutnya lebam.
“t-tadi, ada orang mirip Kenma anjir, dia mukul gua sampe lebam TAPI TIBATIBA LEBAMNYA ILANG!!”
“lo halusinasi doang kali ah”
Oikawa dan Kageyama masih belum percaya dengan omongan Kuroo. Sampai akhirnya Kageyama menyadari satu hal. Setelah membawa Kuroo istirahat, ia berbincang dengan Oikawa.
“Oik, lo percaya sama cerita Kuroo?”
“Percaya ga percaya sih”
“Gue takut ini sama kayak Hinata semalem”
“Lah anjir iya juga, jangan jangan Kuroo ngeliat Kenma itu sama kayak lo?”
“Nah itu dia, gue takut ini pertanda kalo Kenma juga... Ah udahlah.”
“Amit amit, gak gak jangan sampe.”
“Semoga aja ini beda cerita sama Hinata ya.”
“Aamiin, doa terbaik.”