SHOW (Yury & Baek Jin)

by: infyw MTLed by: betweennightshift

original post: http://infyw.lofter.com/tag/yu点眞


Untuk Park Yury, hari yang menyenangkan dimulai saat ia membuka mata dan melihat Baek Jin.

Setelah pindah asrama, sudah sewajarnya mereka berdua yang tergabung dalam grup Barcode, menghuni asrama yang sama. Karena itu Yury bisa melihat orang terkasihnya hampir 20 jam dalam sehari. Ia tidak tahu sejak kapan perasaannya pada Baek Jin berubah.

Model bertubuh tinggi itu selalu jujur dan tidak akan berbelit dalam menyampaikan sesuatu, untuk rekannya yang lain ia hanya merasakan perasaan peduli seperti kepada saudara sendiri. Pada awalnya, Baek Jin juga salah seorang rekannya, tetapi seiring dengan berjalannya waktu sesuatu seakan mulai tumbuh diantara mereka.

Mulanya, sempat terbersit dalam benak Yury, jika saja Baek Jin perempuan, maka ia akan melakukan apa saja untuk mendapatkannya.

Saat itu, Park Yury selalu mencoba mengontrol perasaannya karena khawatir Baek Jin akan merasa malu. Belakangan, ia tidak terlalu memperdulikan hal tersebut. Ia sungguh cinta mati pada Baek Jin.


Baek Jin bukanlah orang yg bodoh. Ia bisa merasakan perubahan pada Yury, ia tidak menolak perubahan tersebut tetapi ia menunggu trik apa yang akan dikeluarkan oleh model Rusia itu. Sebagai pria dewasa Baek Jin merasa ia tidak akan dirugikan.

Lagipula, ia tidak membenci Yury. Sebaliknya ia cukup menyukai model tampan itu, hingga membuatnya sengaja menyentuh cacing sendok di dalam mystery box untuk meratakan lendirnya pada tangan Yury dan berkejaran dengannya, tetapi ia sendiri tidak yakin akan bentuk rasa suka yang ia miliki.

Perjalanan pencarian mereka berdua tidak semulus yang mereka kira.


Yury merasa Baek Jin berada di bawah tekanan setelah tim Barcode mereka mengganti centre, tetapi Yury tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Tekanan itu berasal dari dirinya. Ini terjadi karena ia tidak melakukan pekerjaan sebagai centre dengan baik, hingga tim mereka harus mengalami pergantian.

Kualifikasi apa yang ia punya untuk ikut menanggung beban Baek Jin?

Hyung, ini tidak tepat.”

Lihat kan? ia membuat kesalahan lagi dan menambah beban pekerjaan untuk Baek Jin, lagi. Wajah tampan Baek Jin terlihat sedikit kelelahan beberapa hari belakangan ini, ia mengemban tanggung jawab yang berat sebagai ketua dan centre, belum lagi ditambah beban memiliki anggota rapper pemula seperti dirinya.


Sebenarnya, Baek Jin bisa melihat rasa bersalah di dalam hati Yury, tetapi ia tidak tahu apa yang harus ia katakan untuk membuat hyungnya berhenti menyalahkan dirinya sendiri. Baek Jin memikirkan hal ini sepanjang hari hingga itu memperparah raut kelelahan di wajahnya.

Akhirnya Yury tidak tahan melihatnya.

“Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan.” Saat Yury mengatakan ini, hatinya tulus mengkhawatirkan Baek Jin, tetapi ekspresi di wajahnya terlihat sangat serius hingga anggota tim Barcode lainnya bertanya-tanya apakah ia akan memulai perkelahian dengan ketua mereka.

“Ada apa, hyung?” Baek Jin membuka mulutnya saat mereka berdua memasuki ruangan kecil.

“Tidak ada apa-apa. Hanya ingin mengingatkan, jangan terlalu kelelahan, istirahatlah yang cukup.” Yury bukan orang yang menunjukkan perhatiannya secara berlebihan, dia hanya mengatakan apa yang ia rasakan, tetapi ia tetap ingin menjaga orang yang ia sayangi.

Baek Jin bukanlah orang yang lemah, ia tidak membiarkan dirinya melakukan kesalahan atau menangis. Ia bahkan akan menampar dirinya sendiri untuk menahan air matanya.

“Aku baik-baik saja, hyung. Hyung juga jangan terlalu kelelahan.”

“Tidak perlu membebankan semua itu pada dirimu sendiri. Kau boleh bersedih, tidak perlu menahannya, aku akan menemanimu.” Yury tahu Baek Jin mengerti maksud perkataannya dan hanya berpura-pura tidak mengerti. Untuk sesaat, Yury tidak ingin menyembunyikan perasaannya.

“Baiklah. Tapi hyung, apa yang membuatmu merasa berhak mengatakan itu padaku? Bukankah hyung juga melakukan hal yang sama?”

Tentu saja, inilah yang akan terjadi jika dua orang keras kepala bertemu, apapun yang ia katakan akan dibalikkan oleh Baek Jin. Ia melihat sosok Baek Jin yang hendak keluar dari ruangan, Yury berusaha keras memikirkan kata-kata lain yang bisa ia katakan.

Hyung bukanlah beban.” Suara Baek Jin memecahkan lamunannya, dan sekarang yang ada di dalam pikirannya hanyalah senyum lebar Baek Jin yang terlihat sangat mempesona.

Hyung bukanlah beban, kau terlihat sangat tampan di atas panggung, apakah hyung menyadarinya?”

“Kau juga selalu terlihat mempesona sepanjang waktu baik saat di atas panggung ataupun sekarang. Apakah kau juga menyadarinya?” Yury membalas ucapan Baek Jin, sekarang ia tidak lagi berusaha menutupi perasaannya.

“Terimakasih untuk pujiannya. Apakah hyung menyukaiku?” Tanpa menunggu balasan dari Yury, Baek Jin segera menutup pintu setelah melontarkan pertanyaan tersebut.

Sepanjang jalan menuju ruang latihan, Yury bergumam pada dirinya sendiri, “Iya, aku menyukaimu. Aku tergila-gila padamu. Aku ingin menyimpanmu di dalam sakuku.”

Trainee lain yang melihat model Rusia itu mengira ia meracau akibat kelelahan atau menjadi bodoh akibat terlalu banyak berlatih.

Di malam hari, tidak ada yang menduga saat Baek Jin menghampiri kasur Yury dengan bantal di tangannya. Dua anggota muda tim mereka melihat pemandangan itu dengan raut wajah kebingungan.

Yury dan Baek Jin hanya saling memandang tanpa mengucapkan sepatah kata pun, mereka akhirnya tidur di kasur yang sama.

Tengah malam, Yury masih terbangun. Ia melihat Baek Jin di sisinya, dan merasa ini semua seperti mimpi. Baek Jin sudah tahu tentang perasaannya, tetapi tidak menunjukkan respon negatif terhadapnya.

Sekarang ia ingin menarik Baek Jin ke dalam dekapannya, dan menciumnya. Tetapi ia tidak berani bergerak sedikitpun. Ia khawatir Baek Jin akan merasa jijik, ia juga takut salah menafsirkan perasaan Baek Jin terhadap dirinya.

Selama sisa hari mereka, Baek Jin selalu tidur bersama Yury.

Keduanya perlahan terbiasa dengan hal itu. Dari kondisi awal dimana mereka berdua tidak berani bergerak sedikitpun hingga sekarang Baek Jin yang dengan santainya memakai piyamanya yang kebesaran dan Yury yang tidur tanpa memakai baju atasan.


Saat performance, tim mereka melakukan kesalahan. Yury menatap Baek Jin dengan khawatir. Ia tahu Baek Jin sudah tidak sanggup menahan semuanya lebih lama.

Benar saja, Baek Jin berbalik dan berjongkok sambil menitikkan air mata.

Yury merasa hatinya teramat pilu. Ia tahu walaupun seluruh penonton bersorak meneriakkan “Tidak apa-apa.” dan “Jangan menangis.”, Baek Jin tetap akan merasa menyesal. Ia menghampiri pria yang tengah berjongkok membelakangi penonton, membungkuk dan menarik Baek Jin ke dalam pelukannya.


Baek Jin merasakan lengan yang hangat melingkari dadanya dan membantunya berdiri. Tanpa perlu melihat, ia tahu itu adalah Yury. Baek Jin menoleh dan memastikan itu hyungnya.

Yury menatapnya dengan penuh khawatir. “Tidak apa-apa, tidak apa-apa.” Yury berusaha menenangkan dengan suara khasnya yang rendah, tetapi matanya yang kemerahan menunjukkan penyesalan karena telah membuat kesalahan.

'Bohong, dan hyung jelas-jelas juga merasa sedih.' Ucap Baek Jin dalam hati, tetapi pada akhirnya ia tidak mengatakannya pada Yury.

Dari saat mereka turun panggung hingga waktu pengumuman nilai, tangan Yury tidak pernah lepas darinya. Sentuhan tangan besar itu membuat Baek Jin merasa lebih tenang. Setelah urutan nilai diumumkan, Baek Jin menarik Yury dan mengatakan ia akan pergi ke kamar mandi. Ia meminta anggota timnya yang lain untuk lebih dulu ke area backstage

“Kau tidak membawaku kesini hanya untuk ke kamar mandi, kan? Kau bukan gadis kecil.” Yury tahu Baek Jin ingin menyampaikan sesuatu padanya, dan ia menduga mungkin hubungan tanpa kejelasan keduanya akan berakhir hari ini. Baek Jin menariknya ke sudut dimana tidak terdapat kamera.

Hyung, apakah kau menyukaiku?”

Yury tidak menyangka Baek Jin akan menanyainya secara blakblakan.

“Aku menyukainya.”

Baek Jin menatap hyungnya yang seakan mendadak tidak tahu bagaimana cara menyusun kalimat. Ia akhirnya mencoba membantu.

Hyung harusnya mengatakan, aku menyukaimu. Sungguh menyukaimu. Park Yuri menyukai Baek Jin.”

Pada titik ini, Yury merasa tidak ada lagi yang perlu disembunyikan. Kemungkinan yang terburuk, mereka tidak akan bisa menjadi teman lagi.

“Kalau bagitu aku akan menunggumu di luar. Hyung, kau harus bertahan di acara ini dan mencapai debut.” Baek Jin tersenyum lagi tetapi kali ini Yury tidak menyukai makna dibalik senyumannya.

“Kaulah yang seharusnya bertahan. Kau jauh lebih baik dariku. Aku akan menunggumu diluar sana. Aku akan menunggu jawaban darimu.” Yury segera membalikkan badan dan hendak pergi.

“Park Yury!” Seruan Baek Jin menghentikan gerakan Yury. Ini adalah pertama kalinya Baek Jin memanggil nama lengkapnya.

Yury berhenti di tempat dan berbalik. Ia menyaksikan pria impiannya mendekat selangkah demi selangkah, sebelum akhirnya berjinjit dan mencium bibirnya.

'Park Yury kau sangat bodoh', Yury mengumpat dirinya sendiri di dalam hati. Ia sudah mengetahui jawaban dari Baek Jin, Yury menyentuh pipi pria di hadapannya dan perlahan memperdalam ciuman mereka. Saat bibir mereka berpisah, Yury memandang sepasang mata yang ia kagumi karena menyimpan gemerlap bintang. Mata itu menatapnya dengan penuh kasih sayang.

“Aku tidak ingin hyung pergi. Apakah kau akan tetap disini?” Kalimat yang seharusnya terdengar lemah seakan menjadi perintah saat terucap dari mulut Baek Jin.

Sebuah perintah untuk Yury agar tidak pergi,

perintah untuk memeluk pria di hadapannya dengan erat dan tidak melepaskannya,

perintah untuk meyakinkan Baek Jin bahwa ia akan selalu ada disisinya,

“Aku tidak akan pergi, kita akan debut bersama.”

Mereka tahu betul seberapa tipis kemungkinan keduanya untuk bertahan dan mencapai debut, tetapi mereka masih ingin bertahan dan menghabiskan lebih banyak waktu bersama.


Malam harinya, Yury akhirnya dapat mendekap kekasihnya di dalam pelukannya dan membubuhkan ciuman selamat malam yang lembut di dahinya.

“Selamat malam, Jin-ah”