“바꾸다”
[(v.) Replace) One-shot Soobjun AU Tags : ABO (omegaverse), slight mention of; drunk, scenting & marking. Alpha!Soob Omega!Jun
-0-
Suara bel apartemen Soobin terdengar samar-samar. Sang alpha sedang berada sedikit jauh dari area speaker unit apartemennya, berbaring di kamarnya sambil menenangkan diri.
Iya, pesan singkat dari Yeonjun (omega yang ia puja setengah mati) membuatnya overthinking. Bagaimana tidak, isi chat dari sang omega terlihat sangat berantakan, sepertinya ia mengetik sambil mabuk.
Soobin dengan enggan berjalan ke pintu apartemennya, ini sudah bukan jam bertamu, siapa juga yang bertamu pukul 12 malam? Hanya orang tak tahu diri saja yang melakukan itu.
Namun keengganannya tiba-tiba menguap saat ia lihat melalui layar interkom, ternyata yang memencet bel apartemennya adalah si omega yang telah mengisi pikirannya sedari tadi.
Itu Yeonjun.
Dengan segera Soobin membuka pintunya. Dilihatnya sang omega lamat-lamat, penampilannya sangat kacau saat ini. Rambutnya berantakan, bajunya sedikit terbuka (atau memang terbuka karena ia memakai crop top dengan outer yang pundaknya sedikit turun, memperlihatkan leher jenjang nan mulus miliknya.
“S-Soobiin~”
Wajahnya terlihat menyedihkan. Sudah jelas pria itu menangis, jejak air mata bahkan masih terlihat kentara di kedua pipi.
Sang alpha dengan segera menariknya masuk ke dalam, menutup pintu lalu memeluknya erat.
“Kak, ada apa? Kakak mabuk?”
Hanya terdengar suara tangis parau dari yang didekap. Lirih, terdengar pilu.
“Bin- hiks- dia, jahat, Bin.”
Soobin segera mengerti maksud dari perkataan sang omega. 'Dia' yang dimaksud pasti kekasihnya.
Ya, Yeonjun, omega yang sangat ia puja, sudah memiliki kekasih.
Feromon dari sang alpha menguar kuat. Ia marah, dan feromon itu tercium dengan jelas oleh Yeonjun, membuat sang omega memeluknya erat.
“Jangan- hiks- Bin, aku nggak apa-apa.”
Seperti mengetahui apa yang akan Soobin lakukan, Yeonjun langsung berucap demikian. Mendengar suara sang omega yang sedikit ketakutan karena feromon amarahnya, ia membuang nafas berat lalu mengusap lembut rambut pria di dekapannya.
“Ayo, Kak. Tenangin diri dulu.”
Soobin menuntun tamunya menuju ke kamar. Seperti biasa, jika Yeonjun sedang dalam hubungan tidak baik dengan kekasihnya, Soobin menjadi tempat Yeonjun menenangkan diri.
Atau mungkin istilahnya, sebuah pelarian.
Soobin dan Yeonjun, keduanya sudah mengenal sejak masih di bangku sekolah. Sekarang Soobin seorang fotografer, dan Yeonjun seorang manajer boygroup yang cukup naik daun.
Sang omega sempat mengejar-ngejar sang alpha, namun saat sang alpha berniat untuk membalas perasaannya, ia terlambat.
Sang omega sudah melabuhkan hatinya pada alpha lain.
Namun ternyata alpha yang menjadi kekasih Yeonjun cukup brengsek. Entah sudah berapa kali ia membuat Yeonjun menangis seperti ini. Ia marah, tentu saja. Ia marah karena pujaan hatinya terus disakiti seperti ini. Si alpha brengsek itu tidak berguna untuk Yeonjun, jika Soobin boleh bilang.
Ia tak keberatan menjadi penenang sang omega, ia cukup senang dengan ingatnya Yeonjun padanya setiap ia punya masalah. Walau hanya sebagai pelarian, ia senang bisa sedekat ini dengan Yeonjun.
Soobin sudah bersandar pada kepala ranjang, meluruskan kakinya sambil merentangkan tangan. Yeonjun, sang omega, segera duduk di pangkuan menghadapnya. Ia memeluknya dan langsung menelusupkan wajahnya ke ceruk leher sang alpha yang mengeluarkan feromon menenangkan.
Didekapnya sang omega, Soobin mengusap punggung Yeonjun dengan sayang. “Kenapa, Kak? Dia ngapain lagi sekarang?” tanyanya dengan lembut. Suaranya begitu menenangkan di telinga.
Yeonjun masih sesenggukan, namun sudah lebih tenang dari sebelumnya. “Dia- dia ngajak putus, Bin.”
Perasaan sang alpha begitu campur aduk mendengar penuturan pria manis di pangkuannya. Putus katanya? Kenapa? Bukankah kekasihnya itu sangat menyukainya? Bahkan, ia sering membanggakan Yeonjun dimana pun, alpha itu selalu memperlihatkan kemesraan mereka berdua di media sosial.
“Kenapa, Kak? Bukannya dia sayang banget sama kamu?”
Namun gelengan lemah ia dapatkan dari sang omega. Tangisnya pecah lagi, mabuknya sudah sedikit mereda.
“Dia selingkuh- hiks-, Bin ....”
Oh, Soobin tak tahu harus menjawab apa. Sungguh, ia sangat sedih melihat pujaan hatinya hancur begini. Tapi di sisi lain, ia senang.
Itu artinya sekarang ada kesempatan untuknya bersama Yeonjun.
“Kak,” ucapnya lembut, mengusap rambutnya perlahan. “Nggak apa-apa, berarti dia emang bukan yang terbaik buat kakak.” Soobin terus mengusap rambut dan punggungnya.
“Soobin.”
“Iya, Kak?”
“Scent me, please.“
Mata Soobin membulat terkejut. Yeonjun meminta dirinya untuk mengusapkan aroma Soobin padanya? Scenting hanya dilakukan untuk mereka yang ingin ketenangan, atau ingin diakui sebagai hak milik seorang alpha, kan?
“Apa feromonku nggak cukup, Kak? Kenapa harus scenting? Nanti pada ngira kakak-”
“I want your scent on me, Soobin. I want you.“
“Kak, you know I love you so much, right? Aku jadi berharap kalo kakak kaya gini.”
“Kalo gitu scent me, Soobin. Biarin orang-orang mikir aku punya kamu. Biarin mereka mikir aku murahan dengan wangi alpha lain, aku nggak peduli.”
Soobin melepas pelukannya, mendorong sedikit tubuh sang omega agar menatapnya. “Kak Yeonjun, aku serius. Aku sayang sama kamu, aku tau kamu mabuk sekarang, jadi aku nggak mau kakak nanti nyesel sama apa yang kakak lakuin sekarang.” Ia membawa telapak tangannya menuju pipi merah muda Yeonjun, yang langsung diterima dengan senang hati oleh sang omega.
“Aku mabuk tapi aku masih sadar, Bin,” jawabnya sambil menatap mata Soobin lekat. “Aku ... maaf kalo aku kesannya murahan, tapi ... ada sedikit dari diri aku yang selalu seneng deket sama kamu, seneng kamu tenangin aku. Rasa yang dulu masih ada, Soobin,” ujarnya dengan nada yang sedih dan penuh harap.
“Dia bilang alasan dia selingkuh dan minta putus sama aku karena dia pikir cintaku ke dia nggak pernah utuh,
dan ku pikir, emang bener. Cintaku masih ada buat kamu, lebih besar dari yang aku punya buat dia.”
Terkejut, nafas sang alpha sedikit tercekat mendengar tutur kata sang omega di hadapan.
“Kak ... kamu serius?”
Dan Yeonjun hanya mengangguk sebagai jawaban.
Soobin tersenyum senang, namun hatinya masih meragu.
“Jadi kakak ... masih ada rasa sama aku?” tanyanya sambil mengusap pipi sang omega lagi, membuatnya nyaman.
“Masih sama kaya dulu, Soobin. Perasaanku ke kamu nggak pernah berubah.”
“Terus kenapa kakak jadian sama dia?”
Yeonjun menghela nafas sedikit. “Cuma ... karena pengen lupain kamu. Jadi pas dia tembak aku, aku terima. Aku nggak tau kalo kamu udah suka sama aku,” jawabnya sambil menunduk merasa tak enak.
“Kalo aja kakak kemarin tunggu sedikit lagi.”
“Aku udah nunggu dua tahun, Bin.”
Soobin terkekeh mendengar suara merengek dari sang omega, bibirnya mengerucut lucu, membuat sang alpha dengan cepat mengecupnya singkat.
Sontak, mata Yeonjun membulat karena terkejut oleh gerakan tiba-tiba sang alpha.
“Tapi 'kan aku nggak tahu kakak suka aku selama itu.”
“Ish, iya makanya sekarang dikasih tau,” katanya masih dengan nada kesal. “Now, scent me. I want your scent all over my body.“
“Kalo sekalian tandain kamu boleh nggak, Kak?”
Namun segera setelah ucapan itu, Soobin mendapat jitakan keras dari sang omega.
“Jadian aja belum, main tandain aja.”
“Ya udah, ayo jadian.”
“Ayo!”
Tawa pun menggema di kamar sang alpha. Keduanya merasa bahagia, karena ternyata perasaan mereka berada di satu tujuan yang sama sekarang, bukan lagi sebagai pengganti, bukan pula sebagai pelarian.
-끝-
Maafin pertama kali bikin ABO susah juga ya ㅠㅠ