196
“Kalian pulang aja, saya bisa sendiri kok. Palingan besok pulang,”
“Pulang apaan dah pak? Atas bawah perban gitu,” ucap Jeano jengkel karena Tara berkali-kali menyuruhnya pulang.
Aruna sudah lebih dulu jengkel dan memilih keluar ruangan untuk menghirup udara segar. Sedangkan Jeano dan Juna masih berada didalam ruang inap Tara.
“Kenapa kalian yang dateng kesini?” tanya Tara, pria itu baru menyadarinya.
“Polisinya nelpon Kak Runa,” sahut Jeano.
“Kok Aruna? Kenapa bukan keluarga saya?”
“Bapak tinggal sendirian disini,” jawab Juna.
“Enak aja, saya punya keluarga tau,”
“Bapak mulu yang nanya, gantian dong,” timpal Jeano.
“Mau tanya apa? Saya lagi ngga mood ngajar,”
“Pede,” cibir Jeano pelan.
“Saya denger ya Jean,”
“Bapak dapet nomor Kak Runa dari mana? Kak Runa belum pernah kesekolah deh perasaan,” ucap Juna.
“Dari Papa kalian, katanya hubungi nomor Aruna aja kalo ada masalah,” jawab Tara jujur.
“Masalah? Kita idem aja perasaan. Haekal sama Raffa? Mereka kenapa pak?” tanya Jean.
“Tanya Aruna aja ya, rahang saya sakit mau ngomongnya.”
Jean mendengus pelan, mau tidak mau ia harus menunggu Aruna kembali untuk bertanya masalah apa yang dibuat adik-adiknya.