buddyeyo


“Lo masih ada kelas Maura,”

“Gue mau pulang Jeff! Lo yang nyuruh gue pulang!”

Maura tetap berjalan meski Jeffrey terus berusaha menghentikannya.

“Dari pada gue pulang sama lo, gue mending cabut duluan!”

“Gue ngga mau lo pulang bareng Theo!”

Ucapan Jeffrey mampu membuat Maura menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Jeffrey.

“Stop kayak gini Jeff. Lo bukan pacar gue,” ucap Maura dingin.

“Sekarang gue pengen lindungin lo Maura. Sekarang lo adik gue,” lirih Jeffrey.

“Dari awal orangtua kita menikah, lo cuma orang asing buat gue.”


Maura terpaksa mandi kilat alias hanya mencuci wajah dan menyikat giginya saja.

“Ahh gara-gara drama nih ah!!”

Maura mengikat rambutnya asal dan menyemprotkan parfum ke beberapa titik ditubuhnya.

“Pesen ojol lama nih anjir, terus naik apa??? Mobil masih dibengkel,”

“Keluar lewat basement aja lah siapa tau ada orang kenal satu kampus,” sambung Maura sambil berlari mengejar waktu.

Memang diapartment ini lumayan banyak mahasiswa dari kampus Maura tinggal disana. Ya meski hanya sedikit yang gadis itu kenali.

“Theodoric? Dia ketua BEM kan?”

Theodoric Lee, ketua BEM dikampus Maura. Maura tak tau jelas apakah pria itu tinggal diapartment ini atau sedang mengunjungi temannya.

“Gue harus nebeng sama dia,” ucap Maura.

BRAK

“Kak gue nebeng ke kampus ya? Maaf banget kalo gue ga sopan, tapi gue udah telat banget dan ngga ada waktu buat order ojol. Bentar lagi kelasnya Pak Jaya mulai Kak,” jelas Maura cepat.

Maura bersyukur karena Theo tidak banyak bertanya. Ralat, Theo memang sama sekali tidak bertanya.

Untungnya lokasi kampus lumayan dekat dan tak memakan banyak waktu, sisa waktunya bisa Maura pergunakan untuk berlari kekelas sebelum dosennya datang.

“Kak Theo thanks banget ya, kapan-kapan gue traktir kopi deh, dahh.”