Baekhyun sedang bersiap diri di kamarnya, hari ini adalah hari penentu dimana ia akan menjadi seorang mualaf. Sesekali ia menghembuskan nafasnya, sejatinya ia merasa berdebar debar akan pilihan hidupnya.
“Adek, udah siap?” Tanya bunda memastikan anaknya, ia melebarkan daun pintu memasuki kamar Baekhyun, duduk memperhatikan Baekhyun yang sedang gelisah.
“Eung adek siap bun, 100% siap. Tapi adek degdegan”
“Bunda dulu juga gitu, tapi bismillah aja bunda yakin pasti lancar”
Baekhyun yang sedang gelisah menghampiri bundanya, memeluknya erat. “Bunda maafin adek ya, dulu pas bunda mau jadi mualaf adek ndak setuju. Bunda sendiri, ndak ditemani adek. Maafin adek”
“Ngga apa apa sayang, kan ada ayah dulu yang nemenin bunda”
“Huffttt sayang banget ayah sekarang ndak nemenin adek, malah sibuk sebel”
“Ngga apa apa, kan ayah pasti doain adek juga. Udah yuk, pasti udah di tungguin di masjid” ucap bunda, Baekhyun menganggukan kepalanya. Mereka bergegas, beriringan dengan Kai dan Dovan.
“Ini gua sama Dovan ntar masuk ke masjid ngga apa apa?” Tanya Kai.
“Ndak tau, kan adek belum belajar banyak”
Mereka melanjutkan perjalanan dengan menaiki mobil, yang dibawa Kai. Tak lama mereka tiba di depan masjid.
“Buseh rame banget, ini kayak udah ngantri sembako” celetuk Kai.
“Bunda ini gimana? Adek makin degdegan bun”
“Tenang, adek baca doa dulu. Tenang ya sayang, tuh liat tuh mas Chanyeol sama yang lain udah nunggu. Yuk turun yuk”
Setelah Baekhyun merasa lebih tenang, ia bersama bunda, Dovan dan Kai turun dari mobil. Tak lupa ia selalu berdoa untuk kelancarannya hari ini, ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam masjid.
“Assalamualaikum, ini pertama kalinya adek masuk rumahMu ya Allah”
Ia tersenyum melihat mas Chanyeol dan teman teman, ada umi dan abi juga. Sejujurnya Baekhyun semakin tegang, karena yang menjadi saksi sebanyak ini. Ia segera duduk di depan pak ustadz selaku orang yang akan membimbing Baekhyun untuk mengikrarkan dua kalimat syahadat.
“Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Hadirin sekalian, terkhusus untuk Baekhyun Gevariel Christian, hari ini insyaAllah satu diantara saudara kita dengan izin Allah, dengan perenungan dan pembelajaran atas yang beliau pahami selama ini, insyaAllah saudara kita akan mengikrarkan dua kalimat syahadat untuk kembali pada agama fitrahnya yaitu agama islam.”
Pak ustadz terus menjelaskan bagaimana ketentuan ketentuan yang harus dijalani, dimana terdapat tiga ketentuan dalam islam sebelum mengikrarkan syahadat, yang pertama tidak ada paksakan dalam memeluk islam.
Kedua, berhubung ayah Baekhyun seorang non islam, apabila Baekhyun diminta ikut kembali ke agama orang tua, boleh menolak dengan catatan harus yang lembut dalam menolaknya, tetapi harus tetap berbakti kepada orang tua dalam urusan dunia, tidak melupakan hubungan kemanusiaan.
Ketiga ibadah.
Baekhyun terus mendengarkan apa yang di ucapkan pak ustadz, ia akan mendengarkan dan mengamalkan apa yang dikatakan pak ustadz.
Hari ini ia merasa bahagia, karena waktu yang ia tunggu tunggu akan terlaksana, ia tidak ada paksaan dari siapapun, ia siap menjalani kehidupan yang barunya.
“Bismillahirrahmanirrahim, kalo begitu kita mulai untuk mengikrarkan dua kalimat syahadat. Nak Baekhyun, tolong ikuti saya. Tenang saja, pelan pelan” Baekhyun mengangguk mengiyakan perintah sang ustadz, ia sudah tidak sabar memeluk agama islam. Begitupun Chanyeol, yang sedari tadi memperhatikan wajah Baekhyun.
“Bismillah
Hirrahman
Nirrahim”
“Dengan nama Allah
Yang Maha Pengasih
Lagi Maha Penyayang”
“Asy-hadu
Allaa
ilaaha
illallaahu
wa asy-hadu
Anna
muhammadan
rasuulullah.”
“Saya bersaksi dengan sesungguhnya
bahwa tidak ada Tuhan
yang layak disembah dan di ibadahi
kecuali hanya Allah,
dan saya bersaksi dengan sesungguhnya
bahwa nabi Muhammad
adalah utusan Allah yang terakhir.”
Ikrar Baekhyun terus mengikuti sang ustadz, sampai akhirnya ia menitikkan air mata, merasa bahagia karena ia telah dilahirkan kembali sebagai seorang muslim.
“Alhamdulillah” ucap semua orang yang ada dimasjid, pak ustadz melanjutkan doa doa. Dan Baekhyun masih terus menitikkan airmatanya.
“Terimakasih ya Allah, adek akan selalu berada dijalanMu. Kalo adek nakal, hukum adek”
Proses mengikrarkan dua kalimat syahadat telah usai dan juga doa doa telah usai, kini bunda langsung memeluk sang putra. Menciumi keningnya, semua terharu, termasuk mas Chanyeol. Ia juga ikut menitikan air mata.
Kedua bola mata mereka bertemu, saling menyapa dalam hati. Tersenyum, menyambut kebahagian yang mungkin akan mereka rasakan kelak.
“Adek mungkin masuk agamaMu karena mencintai seorang hambaMu, tapi jika suatu saat mas Chanyeol menolak adek, adek ndak akan pernah menyesal dengan keputusan adek berada di dalam pelukanmu ya Allah. Karena sejatinya, hati adek sudah bergerak sejak bunda menjadi seorang mualaf.” Ucapnya dalam hati, masih tersenyum memandang mas Chanyeol, dalam pelukan hangat sang bunda.