Laravel
“Jadi hari ini kita ngapain nih, kak?” “Pastinya kita akan melakukan kegiatan yang seru dong. Nanti kita ada sesi belajar mengenai perasaan nih, nanti kita juga ada kegiatan fisik seperti curhat ke kaka-kaka yang ganteng dan cantik di sini, lalu kita ada kegiatan bikin kerajinan, dan kegiatan jual barang. Siapa yang ga sabar?”
Sudah satu jam lebih gue menghabiskan waktu di bawah payung gazebo ini membolak-balikan slide ppt. Sebenarnya kalau boleh jujur, ini sangat membosankan. Tugas gue di sini hanya mendengarkan saja dan memberi komentar ataupun saran jika kalimat yang diucapkan oleh kedua MC di depan terasa kurang.
“Inget ini openingnya cuma lima menit. Jangan kelamaan.” Kira-kira seperti itu yang gue ucapin. Sebenarnya kalau boleh jujur, mereka sering menjadi pembawa acara hingga tak ada jeleknya sama sekali. Sehingga gue sangat bosan sekarang, benar kata Khailil bahwa mereka sudah jago.
“Ada yang salah ga, Vel? Nell?” Yuka bertanya ketika kalimat terakhir dalam script selesai dibacakan.
Cornell menangguk yang artinya gue juga menyetujui.
Gue kira ini akan memakan waktu hingga waktu rapat, yaitu sampai jam tujuh malam, tapi jam empat juga sudah selesai. Memang, Yuka dan Khailil benar-benar terlahir menjadi Master of Ceremony.
“Geser ga, sekalian nunggu rapat?”
Emang punya cowo isinya nongkrong mulu ya susah.
Gue, Cornell, Yuka, dan Khailil memutuskan untuk berpindah tempat ke coffee shop dekat kampus. Sedangkan Farrel, sebagai ketua pelaksaan yang baik, memutuskan untuk balik ke ruang sekretariat untuk mempersiapkan rapat dengan partnernya.
Rencanya sih memang nongkrong. Namun, memang jati diri adalah seorang mahasiswa dari fakultas komputer pasti membuka laptopnya.
Oh tidak, hanya Khailil yang membuka laptopnya. Biasa, anak IT dengan tas gede berisi laptop 5 kg itu.
“Freak banget sih lagi nongkrong malah ngerjain project.” ucap Cornell yang tidak relate dengan kegiatan orang main membawa laptop, yang dibuka codingan lagi codingan lagi.
“Malemnya kan mau ngelonin bayi.” ya jelas keasbunan Khailil ini, walaupun sedikit benar, berhasil mentrigger gue untuk menampar bibirnya.
...
Rapat terakhir dari acara Sosial Project sebenarnya tidak spesial banget. Setiap divisi hanya melakukan report seperti bisa dan membuka pertanyaan. Namun, karena gue adalah divisi yang menjadi kunci sebuah acara aka event organizer aka seksi acara, tentu gue, kita, mengambil banyak sekali waktu rapat karena banyak yang harus dijelaskan.
H-2 Sosial Project 2024.
Tentu banyak yang perlu anak EO jelaskan, terkait revised rundown, tempat ngumpul, briefing, ice breaking, setiap agenda, dan memastikan peralatan sudah aman.
“Kita akan mulai di jam 1 siang, tapi di jam 10 kita udah mulai briefing, jadi jangan telat. Di jam 10.30 kita sudah otw menggunakan mobil dan motor yang bisa kalian cek di spreadsheet untuk pembagiannya.”
Ah, untungnya gue cuma ngomong itu doang. Sedikit apresiasi gue tunjukan ke Cornell, Bianca, dan Alika yang selalu siap sedia berbicara, sehingga gue yang menjadi pembicara penutup.
Report setiap divisi telah selesai, kini gilian ketua dan wakil ketua pelaksana untuk berbicara. Mereka hanya mengatakan harapannya kepada kita karena acaranya sudah bentar lagi. Ya, ga salah sih, kalau gue sebagai ketua pelaksaan juga pasti di rapat terakhir ini gue akan meminta panitia untuk tetap semangat, karena biasanya akhiran ini panitia banyak yang demot.
Dan iya, gue sebagai anak acara yang pasti di setiap acara akan selalu kena eval, juga ikut berdoa agar acara ini mendapatkan kelancarannya.