Takemichi merasa lega setelah kemarin mengetahui Sano Emma dan Ryuguji Ken saling menyukai, dirinya yakin akan hal itu setelah melihat boneka teddy bear yang diberi Draken.
Dirinya pun bergumam dengan riang sembari memikirkan itu di depan toko. Perhatiannya sedikit terpecah Ketika melihat seorang gadis yang dapat dikatakannya paling mencuri perhatian dilihatnya selama seumur hidupnya ini.
Tapi tidak-tidak, dia kan sudah ada Hina. Takemichi menggeleng-gelengkan kepalanya, namun yang benar saja si nona cantik tadi malah menghampiri dan mengetahui namanya.
“Lo Takemichi kan? Gua Kudou Tata, salam kenal”
Sapa Tata dengan senyum, namun Takemichi malah bingung apa yang di mau dari si gadis dan bagaimana dirinya mengetahui namanya? Apakah dirinya sudah populer?
Jangan-jangan gadis ini mau meminta nomornya? Tapi kan dia sudah punya Hina- Lagi-lagi dirinya terbawa suasana, mana mungkin bukan dan juga Takemichi tidak bisa menghiraukan rasa familiar, sepertinya dia pernah melihat wajah si gadis ini di suatu tempat.
“Iya, benar. Sa-salam kenal juga”
Takemichi pun menjabat tangan Tata yang dijabat balik si gadis langsung. Takemichi sedikit heran kenapa si gadis ada di area ini padahal dilihat dari seragamnya itu kan seragam sekolah privat di ujung kota yang sedikit jauh dari toko ini.
“Lo teman Draken ya? Katanya dia nyeremin ya kaya wajahnya?”
Ah, Takemichi yang dulu juga berpikiran seperti ini. Namun kenyataannya Draken adalah orang yang hangat, terbukti dari boneka teddy bear berwarna pink yang di hadiahkannya kemarin pada Emma.
“Ah nggak kok, Draken-kun sebenarnya baik. Dia peduli apalagi dengan orang yang disukainya!”
Sahut Takemichi langsung tergesa membela Draken, si gadis hanya merespon dengan tawa sebelum Kembali bertanya lagi.
“Siapa tuh orang yang disukai Draken? Pedulinya gimana, penasaran deh”
Takemichi langsung menjawab dengan semanggat, tanpa dia ketahui dia telah masuk perangkap yang disiapkan oleh Tata semenjak tadi.
“Draken-kun dan Emma-chan lucu banget! Aku dukung mereka berdua, buktinya Draken-kun kemarin memberi Emma-chan boneka teddy bear pink yang diinginkannya tiba-tiba di hari ulang tahunnya. Mungkin tampangnya seram namun aslinya orangnya hangat!”
“Oh, dia pacarnya?”
Pancing Tata menyamarkan suaranya dan yang terpancing langsung saja menyambut dengan jawaban ceria.
“Belum sih, Draken-kun itu sebenarnya peduli dan suka Emma-chan juga namun dia sepertinya belum mengungkapkannya. Kadang Emma-chan berusaha mendapat perhatiannya yah tapi Draken-kun kan bukan tipe yang peka padahal Emma-chan begitu menyukainya. Emma-chan hanya belum tahu perasaannya terbalaskan padahal ada fotonya di kamar Draken-kun-“
Eh? Apa boleh dia berbicara begini? Ini kan urusan Draken dan Emma pribadi. Takemichi sedikit ragu melanjutkan dan lalu dia melihat ekspresi si gadis, masih tersenyum seperti biasa walau Takemichi masih belum ingat dirinya. Namun kenapa ya nona ini bertanya tentang Draken daritadi? Wajah Takemichi berubah sedikit panik, dia ingat yang Hina katakan.
Para gadis biasanaya menyembunyikan perasaan mereka jauh lebih baik daripada lelaki seumurannya dan jika mereka sedikit memutar dengan kata-katanya sih itu sesuatu yang mereka inginkan.
Takemichi langsung merasa tidak enak, Draken beruntung sekali disukai gadis secantik ini namun kasihan si gadis yang telat, Draken dan Emma sudah saling menyukai terlebih dahulu.
Takemichi tidak ingin menjadi sang pemberitahu kabar buruk namun daripada non aini masih mengharapkan Draken bukan? Lebih baik dia lebih cepat melupakan Draken, apalagi dengan wajah seperti itu pasti banyak yang mau dengannya kan?
“Maaf aku ngomong ini, kamu sangat cantik tapi Draken-kun-“
“Punya pacar si paling cantik nomor satu di dunia ini yang gak percaya pacarnya cinta sama dia”
Takemichi langsung tersentak mendengar suara Draken yang menyahut, apalagi dengan pemandangan di depannya. Si remaja berambut pirang sekarang sedang menggantungkan tangannya di antara pinggang si gadis dengan erat.
“Draken-kun!”
Balas Takemichi kaget. Apa yang sedang terjadi sekarang di depan matanya? Draken punya gadis lain yang dia klaim sebagai pacarnya? Lalu bagaimana dengan Emma? Dia sudah sangat yakin tadi.
“Ken, jangan sentuh aku. Takemichi baru kasih tahu kamu selingkuh nih”
Tata mendorong badan Draken dengan tangannya namun tentunya Draken tidak akan melepaskan Tata, badannya masih diam walau nonanya berusaha lepas dari pelukannya di belakang.
Draken langsung mendengus kasar, apalagi sih kali ini yang membuat pacarnya bertingkah seperti ini.
“Draken-kun ini siapa…?”
Tanya Takemichi yang masih bingung melihat si gadis berusaha keluar yang terus gagal dari
genggaman Draken yang tidak rela melepaskannya sampai kapanpun.
“Yo, Takemichi ini istri* gue Tata, cantik kan ya? Tapi punya gue aja”
Draken bicara tiba-tiba dengan cengiran besar terlintas di wajahnya, nadanya di akhir sempat serius dan seram untuk sesaat sih. Takemichi yang memproses situasi masih bingung sekali.
Takemichi tidak pernah melihat Draken bermulut manis seperti ini, Draken yang ia kenal sedikit dingin terhadap perasaan suka, mementingkan perkelahian dan motor bersama Mikey dibanding percintaan makanya dirinya dan Emma tidak ada kemajuan.
Lalu sekarang dia disini memuji gadis lain cantik? Dan bangga sekali memamerkan si pacar, bahkan sedikit posesif. Dia bahkan tidak bereaksi ketika dia hampir melakukan ‘itu’ dengan Emma, sekarang dirinya bahkan tidak diancam namun sudah berancang-ancang lebih dahulu.
Bukti sudah sangat jelas di depan matanya, hanya saja pikirannya masih menolak realita. Dahi Takemichi masih mengernyit, masa sih? Bukannya Emma dan Draken…
“Jangan ladenin dia memang suka aneh gini nih”
Sahut Draken lanjut mengubrak abrik rambut si gadis, dan Takemichi lagi tidak pernah melihat Draken berhujam afeksi secara fisik dan dengan senyuman paling lebar yang pernah ia lihat.
“Ah!”
Mata Takemichi mebelalak, dia ingat sekarang. Pantas wajah si gadis familiar, Takemichi mengingat fotonya yang bertebaran di mana-mana di tembok Draken mulai dari foto si gadis seorang diri atau berdua dengan Draken.
Takemichi melihat juga ada bingkai foro di sebelah tempat tidur Draken yang berisikan foto mereka berdua terlihat cukup mesra jika ia ingat-ingat kembali.
Bagaimana bisa Takemichi salah mengira? Dirinya terlalu fokus pada beberapa foto Emma, jika diingat-ingat lagi hanya apalah disbanding foto si gadis di depannya ini yang menggantung dan fakta Emma menyukai Draken hingga dia menanggap bahwa Tata hanyalah teman atau kerabat dekat Draken namun lagi-lagi kan Draken tidak punya kerabat? Tapi rasanya masih ada yang mengganjal.
“Maaf Draken-kun!”
Seru Takemichi begitu sadar siapa Tata dan betapa tidak sopan perilakunya. Walau dia tidak tahu siapa Tata, dia tidak ada hak untuk menyampur opininya terhadap status hubungan Draken yang ia tidak tahu.
“Santai saja. Nah, sekarang kan lo sudah ketemu Tata, ayo double date kapan-kapan bareng Hina-chan”
Belum sempat Takemichi mengiyakan, Tata terlebih dahulu menyamber.
“Pergi aja sana sama Emma, ngapain sama aku? Serasi tuh kalian berdua kan saling naksir”
Nada sarkas terdengar di tiap kata yang di lontarkan si gadis. Aura Draken berubah menggelap, posisi pandangannya dari Tata berubah menoleh ke Takemichi
“Hah, mana ada aku begitu? Takemicchi lo ngomong apa tadi?”
Takemichi langsung gugup, menelan seteguk saliva di tenggorokannya. Ini lagi-lagi seperti di masa-masa ia baru kenal Draken, dimana dirinya sangat takut kepada lelaki bersurai kuning di depannya ini.
“Tadi Takemichi bilang kamu pdkt mesra tuh sama Emma, katanya Draken-kun walau kelihatannya dingin tapi sebenarnya sangat peduli sama Emma-chan tuh. Ngaku aja napa sih kamu tuh naksir dia?”
Sahut Tata sebal, tentu nadanya seperti mengejek Ketika dia menyebut nama si kekasih dan gadis lain yang sudah laam bertengger di hubungan mereka. Draken langsung mengerynitkan kening. Mana pernah dia begitu, dia tidak ingat pernah melakukan hal seperti itu.
“Maaf-maaf Takemichi, tapi Tata ini memang suka ngelantur anaknya. Lo bilang apa sih ke dia?”
Draken menoleh ke arah Takemichi untuk bertanya dan langsung minta amaf. Draken yang melihat perubahan di raut muka temannya sadar akan perbuatannya, lagi-lagi dilakukannya.
“Bilangnya kamu ngasih kado ulang tahun ke Emma kemarin, yang di menangin dari arcade katanya! Perhatian banget ya buat teman aja, sampai pacarnya aja gatahu”
Alih-alih Takemichi malah Tata yang menjawab dengan nada yang ia sengajai untuk memulai perkelahian. Takemichi bingung, dirinya saja tidak tahu itu boneka dari Arcade. Tapi Tata tentu tahu, itu kan boneka yang ada di mesin pencapit tempat dirinya dan Draken sering mampir untuk kencan sepulang sekolah.
“Tata aku juga kemarin langsung ke rumah kamu, menangin yang gede itu yang kamu mau. Takemichi tolong bantu kasih tahu Tata nih kalau mempersiapkan hadiah buat teman itu wajar kan?”
Draken menoleh ke Takemichi namun yang bisa keluar dari Takemichi adalah “Err…” dan malah Tata yang langsung menyambar balik.
“Kalau wajar kenapa kamu gak diskusi sama aku soal kadonya? Pasti ada yang mau disembunyiin kalau gak dikasih tahu kan Takemichi?”
Takemichi merasa terhimpit, dirinya baru saja senang tadi pagi mendapat seragam Toman malah di siang harinya terjepit di perdebatan antara sepasang kekasih.
“Karena reaksi kamu selalu begini tentang Emma, Tata!”
Teriak Draken kesal, mau sampai mulutnya berbusa mengatakan si gadis hanyalah satu-satunya nona di matanya Tata tidak akan percaya.
“Ya wajar dong aku reaksinya begini. Takemichi, teman kamu selama empat bulan malah tahunya Emma sama kamu saling naksir. Tau kamu punya pacar aja nggak, bukannya artinya ada benarnya dari observasi Takemichi? Pandangan orang ketiga kan selalu jujur”
Ketus, kata-kata Tata seperti biasa selalu menusuk. Sisi yang Draken terima dan sayangi seperti yang lainnya, namun juga yang membuatnya ingin menggila.
“Lah, Takemichi kan lo sendiri lihat foto Tata dimana-mana, banyak yang mesra lagi anjir. Gue sama siapa kaya gitu kalau bukan pacar gue?”
Draken kali ini bingung dengan Takemichi, dia kira temannya ini sudah tahu dari alma. Lagipula semua anggota Toman tahu Tata itu siapa, ternyata selain Takemichi.
Namun bukannya kondisi kamarnya yang berhiasi foto Tata di dinding dan foto bingkai di samping tempat tidurnya bukti yang cukup untuk mengkonfirmasi mereka sepasang kekasih?
“Aku kira dia kerabat Draken-kun-“ langsung dipotong Draken masih bingung “Bukannya tempat tinggal gue sudah dengan jelas menunjukkan gue gak punya keluarga siapa-siapa?”
“Aku kira juga mungkin salah satu gadis disana-“
Draken dan Tata langsung melongo dengan Tata yang menyeruakan pendapatnya.
“Kamu kira aku cewek sana? Ya aku gak masalah sama profesi mereka, tapi seriusan- Kennn, belain aku?!”
Tata bukannya ada masalah dengan para gadis tersebut atau yang mereka lakukan untuk bertahan hidup, hanya saja sampai seseorang secara tidak langsung mengatakan dirinya memiliki tampang yang melakukan ‘servis’ seperti itu kepada laki-laki? Sedikit hipokrit memang, namun tetap saja itu melukai egonya.
“Sekarang kamu mintain aku belain kamu? Tadi nuduh-nuduh aku. Tapi yakali gue bakal biarin cowok lain nyentuh cewek gue, kecuali dianya nempel duluan di belakang gue”
Draken benci membayangkannya, benci juga menuduh kekasihnya seperti ini. Namun dirinya sudah kepalang kesal hari ini.
“Maksud kamu apa?”
Aduh, apakah pertengkaran ini akan makin panas? Takemichi sudah panik dan berusaha menenangkan mereka berdua, dia emrasa setengah bertanggung jawab atas kejadian ini namun sebelum dirinya sempat bicara, pasangan kekasih ini malah lanjut.
“Maksud aku Takemichi itu gak tahu pacar aku siapa itu mungkin karena kamunya juga main di divisi satu sama dua mulu, ngunjungin pacarnya sendiri gak bisa. Dua minggu ini aja hari ini baru kamu mau jalan sama aku”
Ah, Takemichi baru ingat sekarang pantas tadi masih ada yang mengganjal. Selama waktunya di divisi dua, dia sering melihat siluet gadis berambut cokelat menemui Mitsuya kadang-kadang, dikiranya sih pacar si remaja berambut ungu. Ternyata oh ternyata malah pacarnya si wakil kapten.
“Kamu sendiri tahu dua minggu ini aku seringnya bantu tante Ryoko, Keisuke baru meninggal Ken!”
Draken menggeram, dia tahu Baji sudah tiada. Dirinya juga sedih, sakit, namun si gadisnya yang jelas miliknya malah terlihat kehilangan dunianya apalagi di pemakaman, menangis tiada henti.
“Baji juga temanku tapi kamu kan bisa menysipkan waktu buat pacarmu juga? Kamu aja gak sepersepuluh sedihnya waktu aku ketusuk kemarin, ngurusin aku aja ngomel-ngomel terus! Asal kamu tahu ya Takemichi, Tata nih malah nampar gue pertama ngunjungin gue malah guenya di tampar”
Draken pun menunjuk Tata, yang di tunjuk langsung tidak terima. Takemichi makin bingung dan takut, dia berani menampar Draken-kun?
“Ya kamu bodoh sih, siapa suruh jalan nemenin cewek lain.Kenapa ga minta Emma aja kan dia yang nangis-nangis kamu ketusuk tuh? Kalau kamu ga datang ngejagain dia ga bakal kejadian tuh”
Tata tahu dia egois sekali, namun dari dulu dirinya juga seperti itu. Pertama dirinya mendengar kabar itu dunianya serasa runtuh, untungnya saja ternyata Draken tidak apa-apa.
Namun rasa khawatir dan cemas itu malah berubah menjadi sedikit emosi lebih ke Draken dan sedikit ke dirinya sendiri. Draken, karena tetap saja mengiyakan permintaan Mikey untuk menjaga Emma dan walau dirinya sudah tahu membuatnya sedikit kesal dengan celah momen-momen yang bisa dicuri Emma untuk mendekati kekasihnya.
Dan dia lebih kesalnya lagi ketika Draken di tusuk bukankah, harusnya dia yang disana? Bukan Emma, melainkan Tata yang sepantasnya ada disana memegang tangannya? Tata tahu ini tidak penting toh dia harus bersyukur Draken selamat, tapi lagi-lagi keegoisannya mengambil prioritas di banding rasa leganya.
“Tata kamu jangan mancing aku ya, kamu pergi bareng keluargamu ke festival dekat rumahmu dan waktu aku nawarin ikut kamu malah nolak. Jadi ini salah siapa sebenarnya?”
“Salah kamu lah!”
Satu hal yang kamu perlu tahu tentang Kudou Tata, selama dia merasa dirinya masih benar, argumen itu akan dipertahankan hingga dia mati. Pertengkaran mereka masih berlanjut meninggalkan Takemichi yang merasa sangat tidak nyaman dan bingung cara menghentikkan mereka.
Tapi tiba-tiba di tengah argumen Draken malah mencium si gadis. Muka Takemichi langsung memerah, dirinya dan Hina saja tidak pernah berciuman lebih dari sekedar menempel dan mereka sudah lebih dari satu menit seperti ini. Jika tadi Takemichi merasa tidak nyaman, sekarang dia lebih dari sekedar hanya tidak nyaman.
Sesaat dunia milik berdua, biasa remaja kasmaran tapi Tata membuka matanya dan menyadari Takemichi masih ada disana. Ciumannya di putus yang membuat Draken akhirnya sadar.
“Takemicchi nanti ada pertemuan Toman, gue bakal ketemu lo disana”
Seru Draken merangkul Tata dan ada terdengar juga ucapan “Dah” dari Tata serta lambaian tangan sebelum mereka berdua pergi dengan motor Draken meninggalkan Takemichi yang masih terheran-heran bingung dengan berbagai informasi baru yang di sajikan secara berbarengan.
Hinata Tachibana tidak percaya apa yang dia lihat di depan matanya sekarang. Ryuguji Ken, gebetan temannya sedang dipeluk gadis lain di belakang jok motornya.
Oke, bisa saja mereka hanya teman bukan? Namun teman apa-apaan yang berciuman ketika mereka turun dari motor. Draken yang biasanya dingin, sedikit tidak peduli malah menggandeng tangan si gadis yang harus Hina akui luar biasa cantik.
Perhatiannya semua di taruh ke si gadis bersurai cokelat, sebentar-sebentar di cium, sesekali rambutnya di acak atau rangkulan tangan di antara Pundak nona cantik itu dengan senyuman sepanjang waktu. Perhatian yang selama ini Emma cari-cari dan terkadang sampai berbuat hal-hal yang sedikit di luar ekspetasi.
Ini waktunya detektif Tachibana bekerja bukan untuk menginvestigasi? Hina pun mulai mengikuti mereka. Bagaimana bisa Draken tega melakukan ini kepada Emma? Memang sih gadis di sampingnya saat ini sangat memukau, sangat atraktif tapi Emma juga cantik dan manis kok.
Dirinya merasa marah serta kecewa, ternyata Draken tidak pernah jujur dan sekarang berjalan dengan gadis lain padahal yang Emma inginkan adalah perhatiannya.
Draken jahat, pikir Hina. Kalau begitu kenapa dia menggantungkan temannya dengan memberi harapan seperti boneka pink teddy bear kemarin sore?
Emma tidak pernah sebahagia itu senyumnya namun sekarang apalah arti senyuman itu kalau yang Draken berikan hanyalah angan-angan palsu. Emma tidak berhak mendaptkan itu, Hina menyesal sekali sudah mengharapkan hubungan mereka berjalan lancer padahal Draken se berengsek ini.
Hina terlalu sibuk dalam dunianya sendiri hingga dia kehilangan sosok Draken dan si gadis tadi. Dia berusaha memutar-mutar, mencari mereka dan akhirnya ketemu juga!
Namun kali ini, malah ada Takemichi yang melihat kedua pasangan ini beragrumen lalu tiba-tiba Draken menciumnnya? Hina sedikit tersipu, apakah ciuman bisa sampai seperti itu bukan hanya sekedar menempel saja? Tak lama kemudian mereka pergi dan Hina langsung menghampiri pacarnya.
“Takemichi kun tadi-“
“Hina-chan tau gak Draken-kun punya pacar? Itu tadi pacarnya…”
Ucapan Hina langsung di potong dengan ucapan lemas Takemichi dan sekarang Hina semakin bingung. Hah, ini bohongan kan? Tapi, Takemichi tidak pernah berbohong pada dirinya. Lalu mengapa Emma tidak pernah memberitahukan hal ini kepadanya?
Takemichi dengan energi yang sudah terkuras dengan semua informasi yang baru dia dapatkan berusaha menjelaskan situasinya kepada Hina yang maish setengah tidak percaya.
Dalam hati dia minta maaf sudah mengatakan Draken berengsek padahal ternyata itu bukan kasusnya dan sekarang Hina malah makin penasaran tentang si gadis, Tata.
Yang namanya satu kali tidak pernah di utarakan Emma namun Hina menjadi tahu alasan murung Emma setiap dia menyinggung sebagai candaan statusnya kapan berubah menjadi pacar Draken. Ternyata sudah ada yang mengisi toh.
Hina membujuk Takemichi untuk membawanya ke pertemuan Toman ini karena rasa penasarannya akan tata yang mungkin akan berada di sana.
Benar saja si gadis ada, dengan bekas ungu yakin tidak ada di lehernya maupun Draken tadi siang. Dari Hina yang dapat simpulkan dalam waktu yang sebentar ini bersama Tata, anaknya tidak basa-bas.
Hina ingat sensasi panas di pipinya Ketika Takemichi membisikkan kalau apa yang terjadi di leher Tata dan Draken “Bukan itu Hina-chan, mereka…” bukanlah cubit-cubitan atau perkelahian melainkan sesuatu yang dirinya dan Takemichi tidak pernah terbayangkan untuk melakukan.
Dewasa sekali, tidak heran Emma hingga ingin ‘tidur’ dengan Takemichi kemarin walau dirinya belum sepenuhnya memaafkan Takemichi tapi dia tidak heran lagi dengan tindakan Emma. Dalam waktu yang sebentar Hina dapat merasakan Tata itu mengintimidasi, apalagi dengan cara membawa dirinya yang terkesan sempurna tanpa cela tapi juga Hina merasakan aura arogan dipancarkan.
180 derajat beda dari Sano Emma yang kadang terkesan kekanak-kanakkan, ceria dan baik hati, Tata independen dan tidak melihat poin dari basa basi.
Keesokan harinya Hina mendatangi Emma, pertanyaan keluar dari mulutnya namun alih-alih berkilah, Emma meluncurkan pertanyaan balik.
“Lalu kamu mau aku bilang apa Hina? Kalau aku ternyata mengejar orang yang punya pacar? Kalau Draken sudah bahagia dengan orang lain, dan tanpaku dia baik-baik saja?”
“Bukan itu Emma-chan tapi kamu bisa jujur kan aku temanmu-“
Hina yang merasa tercolongi punya hak untuk marah, namun Emma kesal, rahasianya terbongkar. Hina dan Takemichi adalah dua orang, selain Manjiro yang mendukungnya dengan Draken.
Selain itu, mereka sama sekali tidak tahu Tata itu siapa, dia bisa berbohong sedikit dan hidup di dalam fantasi menjadi kekasih Draken tanpa rasa bersalah. Toh dia tidak berbohong, Takemichi dan Hina kan memang hanya tidak tahu.
“Memangnya kamu akan mendukung aku dan Draken jika kamu tahu dia punya pacar?”
Hina langsung terdiam, tentu saja dia tidak akan mendukungnya tapi dia bisa melihat bagaimana Emma benar-benar mencintai Draken selama ini dan sekarang? Rasanya susah untuk tidak membantunya lagi.
“Kamu sudah ketemu Tata-san kan? Aku tebak, dia luar biasa cantik bukan?”
“Iya”
Sahut Hina lirih, itu fakta yang bahkan dia tidak bisa pungkiri.
“Aku tidak memberitahu Hina-chan ini karena aku ingin menyembunyikan kenyataan menyedihkan ini dan hidup dalam diriku masih ada harapan dengan Draken dimana sebenarnya sama sekali tidak ada”
Wajah Emma langsung murung, dia lagi-lagi mengingat memori setahun lalu. Dimana Draken lupa ulang tahunnya karena terlalu sibuk bersama Tata, tapi dia berjanji tahun depan akan diingatnya dan benar janji itu di tepati.
Namun satu boneka pink yang jelas membuatnya bahagia tidak bisa di tandingi dengan satu hari di dedikasikan Draken untuk si empunya nya dua tahun berturut-turut ini. Iri mengecam jiwanya, Emma gigit jari mencari cara menjadi Tata.
“Waktu aku bilang ke Takemichi, yang di pedulikan Draken hanyalah perkelahian, motor dan bermain bersmaa Mikey itu semua benar”
Emma menghembuskan nafas sebelum menyiapkan hatinya yang runtuh untuk mengakui kata-kata yang di ucapkannya berikutnya.
“Hanya saja itu untukku, beda hal nya dengan Tata-san. Untuk Draken semuanya bisa jadi nomor kesekian jika itu menyangkut gadis kesayangan yang dia umumkan akan jadi istrinya tahun lalu di pertemuan Toman”
Air mata mulai mengalir deras dari wajah Emma, iya selamanya dia akn tidak bisa menjadi Tata. Tetapi masih saja Tata tidak pernah puas, sudah cukup ia rampas Draken dari dirinya tetap saja si gadis menginginkan semua atensi Draken yang tersisa sepersekian persen untuk dirinya. Keji sekali, Tata itu jahat.
“Dari dulu masalahku adalah perkelahian, motor dan Mikey, itu sudah jadi rutinitas sedari sebelum Tata-san datang. Dan itu sakit untuk mengakui kalau itu bukan alasan sebenarnya, walau aku tidak percaya kata Mikey tapi Draken mungkin pernah menyukaiku, cukup untuk peduli tapi tidak cukup untuk menyampaikan perasaannya secara langsung”
Hina sekarang sudah berada di samping Emma, mengusap punggung si gadis yang masih menangis. Ternyata hal lebih rumit dari yang ia bayangkan.
“Tapi untuk Tata-san? Dari pertama dia datang, semuanya langsung tersampaikan. Senyumnya Hina, senyumnya! Aku tidak pernah melihat Draken sebahagia itu dengan senyum bodoh terpampang di wajahnya sepanjang hari karena satu orang.”
Emma masih tidak percaya jika dia harus mengingat hari-hari itu. Dia benci dirinya sendiri untuk masih mengingatnya.
“Aku melakukan hal bodoh seperti yang aku lakukan kepada Takemichi karena kau ingin saja, sedikit dia melihat ke arahku malah tidak di gubris. Tata-san? Hanya perlu berada sedikit dekat saja dengan lelaki lain dan Draken akan langsung menarik pergelangan tangannya ke arahnya!”
Dunia ini tidak adil pikir Emma. Dia yang pertama Bersama Draken, dia yang pertama melalui waktu bersama Draken dan semua itu hancur begitu saja karena kedatangan satu gadis arogan?
“Aku mau itu Hina, aku mau Draken yang itu!”
Tangis Emma memuncak, suara isakan semakin kencang. Sedangkan Hina? Dia sudah kehabisan Bahasa untuk menenangkan si gadis. Apa yang mau dilakukannya, merebut Draken dari Tata?
Salah besar, namun di satu sisi Emma menyukai Draken dari lama, dengan tulus. Dan Hina sama sekali tidak tahu Tata, apalagi tentang perasaannya dengan Draken untuk menilai. Apa yang harus dia lakukan sekarang Ya Tuhan?