Changaoye

Jun. Adalah panggilan akrab dari Shotaro kepada rekan satu pekerjaannya, Renjun. Selain itu juga, dia adalah sahabat karib Shotaro.

Read more...

tw // violence, torture

Dari belakang, ibuku membawa sapu bergagang kayu. Wajahnya merah masam ketika aku memberanikan diri untuk menatap dia di belakangku.

Read more...

Sungchan berhenti di halte bus setelah lari tergopoh-gopoh menjauhi dua orang yang menghajarnya saat menghabiskan waktunya di taman. Dia perlu mengucapkan maaf kepada Jeno yang telah menyelamatkan nyawanya.

Read more...

Bayangan hitam bergerak di depan, mengiringi pergerakan cepat dari langkah kedua kakiku.

Read more...

Belasan tahun aku menahan rasa ini. Rasa yang harusnya tak pernah tumbuh.

Read more...

Kenalkan. Aku Shotaro. Nakamoto Shotaro nama lengkapku. Aku lahir di Jepang 25 November, dua puluh satu tahun silam.

Read more...

Kamis, 01 Oktober 2020 09.45 PM

Shotaro berlari menghampiri Jaehyun di depan pintu ruang ICU.

Read more...

Kamis, 01 Oktober 2020 08.00 PM

“Taman mandala ya pak, secepatnya datang!” Putus Jaehyun.

Read more...

Sabtu, 03 Oktober 2020 05.00 PM

Aku menolak takdir.

Read more...

29 Oktober 2021, 09.00 AM

Pakaian serba hitam adalah dress code yang digunakan oleh teman-teman Yuta juga Winwin.

Semuanya telah berkumpul bersama. Mendengarkan setiap patah kata dengan khidmat dari pemimpin acara.

Tangis haru tergambar jelas pada raut wajah para tamu.

“Kita harus mengingat Yuta sebagai orang yang jahil. Tapi selalu menebarkan kebahagiaan dan selalu membela yang lemah. Bukan, seorang Yuta yang meninggal karena terlindas oleh mobil.”

“Kita juga harus mengingat Winwin, seorang yang cerewet. Namun berhati hangat serta suka menolong. Bukan Winwin yang meninggal karena bus yang ia tumpangi tenggelam ke dasar sungai.”

“Meski Yuta dan Winwin pergi dengan cara yang mengenaskan. Tapi ingat, kita harus melepasnya dengan bangga, bahwa mereka kini bisa hidup bersama di surga. Tanpa ada rasa sakit lagi. Mereka abadi seperti cinta yang menautkan dua hati insan.” Tutup sang pemimpin acara.

Kedua peti tersebut mulai diturunkan ke dalam lubang peristirahatan terakhir, lalu ditutup dengan gundukan tanah.

Semua tamu menaburkan bunga di atas kedua pusara, sebelum pergi meninggalkan acara pemakaman tersebut.

“Yut, win, selamat ulang tahunnya. Sorry kita semua ngerayainnya malah disini. Yang tenang ya kalian. Tiap taun kita pasti kesini buat rayain. Janji.” Ucap doyong sembari mengelus pelan batu penanda pusara itu.