Kalian tahu tidak kombinasi persahabatan antar mahasiswa yang paling mengenaskan?
Jawabannya: kombinasi yang satu sedang koas dan yang satu lagi sedang semester akhir. Kenapa? Soalnya alih-alih bertemu untuk temu kangen, yang ada mereka malah adu nasib. Seperti yang dilakukan Damar dan Kirana di pojokan McD Dago.
Damar mengulurkan tangan dengan bibir manyun, membiarkan tetes-tetes air dari langit membasahi telapak tangan. Seolah dengan begitu hujan akan berhenti. Nada bicaranya merana sekali karena hujan telah membuat rencana makan siang kalian di kantin FEB mundur.
Konon katanya, anak perempuan pertama deserves bersandar di pundak Bang Chris. Terus kalau anak tengah, gimana?
.
To every middle child in the world,
just remember that the best part of martabak is in the middle. :)
.
Sudah jadi rahasia umum kalau Ayen adalah favorit Kirana di antara seluruh penghuni kostan. Yah, walaupun mungkin sekarang si anak Ibu Kost harus berbagi posisi sebagai 'favorit Kirana' dengan Damar.
That if I can't be close to you
I'll settle for the ghost of you
I miss you more than life
TW: Character death and a lot of angst
👻👻👻
“Lo masih nyimpan ini, Sa?”
Aji melambaikan kotak CD yang seingatnya dibuat hampir setahun yang lalu.
Cover CD itu berupa fotonya dan Mahesa yang didesain dengan kemampuan Aji sebagai mahasiswa DKV dan diprint ala kadarnya di kertas HVS, lalu digunting menyesuaikan ukuran kotak CD. Isinya cuma satu lagu. Lagu cover salah satu band favorit mereka. Tentu saja Aji ingat karena usahanya yang sampai memohon-mohon pada Mahesa supaya mau rekaman di salah satu studio kenalan Bang Bayu. Dia juga ingat tulisan 'thanks to' ala-ala yang ditulisnya di dalam kotak.
'Teruntuk Nirmala, fans pertama dan terakhir duo Aji-Esa'.
Trigger Warning: This fiction may contain graphic descriptions of violence and harassment. Please, proceed with caution!
And this is a 6k words fiction, so take your time, prepare some snacks, make yourself as comfortable as you can, and enjoy!
Seungmo ❤Yang, aku masih kelasKamu bisa nunggu di suatu tempat dulu?
Hwang Yeji menghela napas membaca pesan yang masuk ke ponselnya. Dia memutar otak, memikirkan harus membalas apa untuk pesan barusan.
It has been thirteen years. The teenage rivalry long turned into some silly inside jokes.
We texted. We talked. We laughed. We shared a bit and piece of our lives. My current watch-list dramas. Your favorite movies. My recent cases. Your work-related anecdote. Almost anything and everything. Since we are friends.
Bunyi derap hak sepatumu beradu dengan lantai keramik putih rumah sakit terdengar terlalu nyaring bahkan di antara debaran jantungmu yang berdentam-dentam seperti drum ditabuh. Langkahmu cepat dengan mata awas melirik kiri dan kanan untuk menemukan letak Instalasi Gawat Darurat. Perawat perempuan di nurse station menyambutmu dengan ramah, menanyakan keperluanmu di sana.