chrsbhng

day4

“ngapain pake makser?” tanya chan

“suka suka aku” jawab seungmin

“ayo”

seungmin mengekori chan dengan membawa berkas-berkas yang lumayan banyak

“kamu ngapain duduk didepan?” tanya chan

“ya suka suka aku”

“duduk di belakang sama aku, gak ada bantahan!”

oke seungmin keluar dan duduk dibelakang, seungmin terus menatap keluar tidak ada sepatah katapun yang mereka lontarkan. setelah mereka sampai di tempat pertemuan klien chan, seungmin benar-benar ingin duduk mereka berbicang dilobby sangat lama.

“pak, saya ke toilet sebentar” kata seungmin

chan mengangguk

“eh berkasnya tinggal sini aja”

seungmin meletakkan berkas berkas itu, lalu pergi dengan cepat. sampai di toilet seungmin memang hanya butuh duduk nafasnya tersengal ia benar-benar merasakan lelah padahal ia yakin tidurnya semalam sangat nyenyak dan tidak terganggu

drrtt drrtt

“ah sialan! gue baru istirahat”

chan menelpon seungmin, tanpa menjawab telepon itu seungmin langsung keluar dari toilet dan kembali ke lobby

“maaf lama”

“ayo pulang” ajak chan

“lah udah selesai?”

chan melengos meninggalkan seungmin, seungmin masih terdiam dan akhirnya ia menyusul chan

“cepet banget?” tanya seungmin

chan hanya diam tidak menjawab pertanyaan tersebut, seungmin mendengus. mereka kembali lagi ke kantor di tengah perjalanan seungmin menahan kantuknya, nafas nya sedikit sesak chan tidak sadar akan hal itu ia tetap fokus pada hpnya

drrt drrt

seungmin mengambil hpnya yang bergetar

“halo ma” lirih seungmin

'kamu sama chan dimana?'

“lagi dijalan.. mau ke kantor.. mama dikantor ya?”

'iya mau ajak kalian makan siang bareng'

“iya tunggu sebentar lagi ya ma..”

tut..

“siapa? mama?”

seungmin hanya mengangguk lesu

“kamu kenapa? sakit?”

seungmin memijit pelipisnya

sret

chan membuka masker seungmin dan terlihat bibir biru dan wajah pucat itu

“kenapa gak bilang kalo kamu sakit!” bentak chan

“apa urusan kamu..” lirih seungmin

day3

'gimana kamu sama seungmin?'

“ya begitulah ma, emang mau yang gimana?”

'gak mau cerita tentang malam pertama?'

“seungmin sakit hari itu, ternyata dia gak makan dari semalam waktu acara pernikahan aku gak mau ngelakuin hal yang bakal bikin seungmin sakit”

'wow? chan kamu lakik banget!'

“mama jangan lagi deh bergaul sama anak-anak muda apalagi main tiktok, geli tau”

'ih gakpapa kan itu buat kesenangan mama, jagain seungmin baik-baik lho dia anak yang baik buat dia nyaman sama kamu, dapetin orang kaya seungmin itu susah chan. kalo mama masih ada harapan nikah sama seungmin aja mama mau kok'

“ma.. “

'hehe iya iya jangan cemburu gitu dong.. '

“udah, chan mau balik kekantor dulu, seungmin nunggu”

'lho dari tadi kamu dimana?'

“di kantornya changbin ada urusan tadi bentar, seungmin gak ikut makanya dia nanya sekarang”

'ih seungmin kayanya gak mau jauh-jauh dari kamu deh'

“haha iya kayanya, kaya anak anjing gak mau ditinggal”

'yaudah sana pulang nanti dia nangis'

“iyaa...”

tut sambungan telepon itu mati

“pinter juga gue akting, apa apaan malam pertama dia pulang aja kaga .. anak anjing? hahaha gue gak habis pikir bisa nyebut dia kaya gitu. apasih spesial nya seungmin sampe mama jatuh cinta banget? padahal dia cuma sekretaris gue selama 1 tahun ini dengan muka datar dan ngomong irit, mama tau banget tentang seungmin..” gerutu chan di perjalanan nya pulangnya menuju kantor

day2

seungmin menghela nafasnya

“tolol banget mana duit di saku gue pas banget buat bayar taksi tadi..” keluhnya

ia berada di ruangan nya sekarang meratapi kebodohan yang meninggalkan dompet di rumah felix, semalam ia menginap disana setelah dari gedung pernikahan yang tertutup itu ia meminta izin dengan chan untuk pergi mengurusi urusannya dan berakhir ia tak pulang.

“aduh laper banget gue..” keluhnya lagi

tok. tok

“masuk”

“seungmin, tamunya pak chan udah dateng” kata temannya

“langsung di anter ke ruang rapat aja li, bentar lagi gue nyusul”

“seungmin” panggil seseorang

“selamat pagi pak chan” sapa teman seungmin

seungmin memasang muka datarnya

“iya” jawabnya

lia teman seungmin itu tidak heran lagi dengan jawaban seungmin yang sangat datar ketika hanya seungmin yang berani berekspresi dan menjawab datar seperti itu dengan boss nya ini

“lia kamu ikut rapat ya”

“saya pak?”

“iya, seungmin bakal presentasi nanti saya kira dia tidak akan fokus, kamu catat point-nya saat ia menjawab pertanyaan dari tamu saya”

“a-a baik pak”

lia keluar dari ruangan itu meninggalkan chan dan seungmin

“mana laporan kamu” tanya chan

seungmin tak menjawab ia hanya memberikan hasil laporannya yang ada di laptop nya saja

“baru dibuat hari ini?”

seungmin hanya mengangguk riwayat tanggal penulisan nya sangat tertera disana

“kenapa? bukannya aku udah minta dari minggu kemarin”

“capek” jawab seungmin

“capek?” tanya chan

“iya capek, penting udah selesai kan hari ini. ayo rapat aku mau pulang sebentar setelah rapat”

“kamu dimana semalam?”

“bukan urusan kamu”

seungmin mengemasi barang-barang yang akan ia bawa keruang rapat lalu pergi meninggalkan chan

“seungmin” panggil chan

rapat dimulai, seungmin mempresentasikan laporan-laporan nya sekarang giliran chan dan tamu-tamu nya menanyakan dan menjawab dari presentasi tadi. seungmin tak bisa fokus pada pertanyaan pertanyaan yang di lontarkan chan maupun tamu-tamu nya, kepalanya pusing

“hmmhpp hoek”

seungmin keluar dari ruang rapat itu

“seungmin” panggil lia

“kamu disini aja lia, kita teruskan rapatnya” cegah chan

rapat masih terus di lakukan

seo felicia..

felix menunggu di kursi antrian sambil memakan camilan yang ia bawa tadi, felix sedikit terlambat datang ke rumah sakit. rumah sakit ini sangat ramai harus datang awal untuk mendapatkan antrian awal, satu persatu pasangan keluar dari ruang poli kebidanan itu, suasana yang sangat di irikan oleh felix senyuman suami istri yang melihat hasil usg nya, genggaman tangan suami yang tak pernah lepas untuk memberikan respon baik bahwa mereka menunggu buah hatinya, berbeda dengan felix yang datang sendirian.

“antrian nomor 15 tuan felix”

felix yang merasa terpanggil, langsung beranjak dan masuk ke dalam ruangan itu

“sendirian aja?” tanya dokter nya

“hehe iya dok, suami saya kerja..” jawab felix

“lho ini bentar lagi weekend emang masih sesibuk itu?”

“dia lagi keluar kota dok..”

“oh begitu..”

felix berbaring di kasur itu dan sudah memulai pemeriksaan usg nya

“ini usia kehamilan udah cukup ya, bisa lahir 1 minggu lagi atau dalam dekat ini karena kamu male kita kurang tau harus ngikutin perkiraan yang mana”

“iya dok”

“paru-paru juga udah mateng, berat nya 3,2kg, jenis kelaminnya perempuan nih, denyut jantungnya juga bagus, muka nya mirip siapa itu?”

“hehe lucu banget bulet tembem kaya papanya..” lirih felix

“lho kenapa nangis, sakit ya saya tekan?”

“aa gak dok, saya cuma terharu. dok.. nanti bisa kan video sama foto-fotonya di kirim ke suami saya?”

“bisa.. tinggalin aja nomor hp nya ya”

pemeriksaan usg selesai

“jadi tuan felix, ini kan sudah cukup bulan saya harap tuan banyak makan makanan untuk penambah darah dulu karena darah tuan rendah, hb nya juga rendah untuk kehamilan male seperti tuan itu biasa harus operasi kan, dan darah yang diperlukan harus banyak.. ini saya juga kasih obat untuk penambah darah nya ya diminum 3x1 hari”

“ohh baik baik dok, ini saya ambil obatnya di apotek ya? ah ini nomor hp suami saya..”

“baiklah habis ini saya kirim”

“kalau begitu saya permisi, terima kasih dok “

felix pulang dari rumah ia segera memakan makanan yang di sarankan walaupun tidak nafsu tetap ia paksa

“kak changbin udah liat belum ya hasil usgnya..” gumam felix

ting!

mama tadi changbin kirim hasil usg kamu ke mama, cucu mama lucu banget, sehat-sehat terus ya sayang..

felix tersenyum

“kak changbin ngirim ke mama biar dikira mama dia lagi sama aku ya?”

suaminya changbin sudah 1 bulan ini tidak dirumah ia memilih tinggal bersama selingkuhan nya karena ia benar-benar mengatakan ia jijik melihat felix berperut besar seperti itu, menikah 2 tahun dengan felix yang sudah hamil seperti ini tidak membuat mereka makin harmonis. changbin sering meninggalkan felix dirumah sendirian untuk bermain dengan selingkuhan selingkuhan nya, ia tidak pernah menemani felix untuk usg membeli makan makanan yang felix inginkan mengajak felix berjalan-jalan untuk refreshing agar tidak stress selama kehamilan changbin tidak pernah melakukan itu.

3 hari setelah hari pemeriksaan usg Felix, changbin pulang kerumah, felix sangat senang melihat changbin dirumah hanya dengan sosoknya changbin dirumah saja membuat felix merasa senang tapi tidak dengan changbin, ia selalu diam tidak mengajak felix bercerita atau menanyakan keadaan felix bagaimana

“kak kata dokter aku udah mau lahiran, dan harus di operasi kakak mau ya nemenin aku?”

“ya kalo gak sibuk ..”

“kak.. aku minta waktu 1 hari itu aja. setelah anak kita lahir kakak boleh main lagi sama cewe cewe kakak”

Changbin tak suka mendengar perkataan felix

“apa kamu kira aku cuma main sama mereka? aku kerja felix! aku mondar mandir keluar kota buat kerja! kamu bilang aku cuma selingkuh hah?” bentak changbin

felix menunduk

“maaf..”

“gimana aku betah dirumah kalo kamu selalu nuduh aku terus! lahiran sendiri sana, aku gak mau liat anak kamu! terserah!”

changbin beranjak dari duduknya ia naik keatas untuk kekamar, felix mengejar changbin

“kak changbin hikss aku minta maaf, aku cuma mau minta temenin waktu lahiran temenin aku ya.. maafin aku” rengek Felix sambil menggenggam lengan changbin

“gak!”

changbin menepis tangan felix

“akhh”

bugh!

felix jatuh dari tangga itu

“akhh ssaakittt” keluh felix sambil memegang perutnya

felix menangis ia merasakan darah yang mengalir ke paha nya

“hikss kak changbin ssakitt”

changbin melihat felix dengan wajah yang panik, ia melihat darah di kaki felix makin banyak tanpa banyak bicara lagi changbin segera menggendong felix, ia bawa kerumah sakit . diperjalanan felix tak henti-hentinya menangis mengeluh perutnya sangat sakit, changbin hanya menggenggam tangan felix ia ingin fokus menyetir mobil nya

“fel.. felix!” teriak changbin saat ia menoleh ke arah felix karen merasakan genggaman tangan changbin terlepas

felix sudah tak sadarkan diri sebelahnya, changbin menambah kecepatan mobilnya. saat ia sampai di rumah sakit, changbin berteriak seperti orang kesetanan meminta mereka untuk menyelamatkan nyawa suaminya dan anak yang di dalam kandungan suaminya. felix sudah di bawa ke ruang operasi untuk melakukan persalinan sesar changbin bingung kenapa perawat yang keluar masuk membawa bayak kantung darah, changbin tentu saja takut karena ini adalah salahnya.

terdengar suara tangisan bayi di ruangan itu, changbin sontak berdiri bahkan ia masuk kedalam ruangan itu

“itu anak saya dok?” tanya nya

tidak ada yang menjawab changbin karena mereka sibuk mengurus felix yang masih berbaring tak sadarkan diri, dokter dan perawat sangat sibuk dan bergerak sangat gesit menggonta-ganti kantung darah menyebutkan angka-angka tekanan darah felix

changbin menatap bayi mungil yang sedang menangis di inkubator si sebelah

“hi sayang.. bener kaka pipi felix kamu mirip sama papa nak.. maafin papa.. hikss” changbin menangis melihat sibuah hatinya sangat sehat dan lucu

piiiiiiiipppppppp

changbin terkejut mendengar suara dari alat tersebut ia mendekati meja operasi itu

“dok, gak mungkin dok gak mungkin felix FELIXXX”

“tuan felix sudah kehilangan banyak darah, saat pemeriksaan terakhir saya sudah jelaskan kepada tuan felix bahwa ia harus minum obat dan makan makanan yang menambah darahnya.. karena seorang yang melahirkan dengan hb rendah dan darah rendah beresiko akan kehilangan banyak darah, maaf tuan kami tidak bisa melakukan apapun lagi, saya akan menyelesaikan operasi tuan yang tabah ya”

changbin tak sanggup mengeluarkan kemarahannya, ia keluar dari ruangan itu

“hikss felix.. AAARGHHHHHHH!!!!!!”

changbin menatap anaknya yang menangis, saat selesai mengantarkan felix ketempat peristirahatan terakhirnya

“felicia.. ” lirih changbin

changbin memberikan nama anaknya bernama seo felicia.

sudah 3 hari seungmin benar-benar menghilang tak ada kabar chan bukan tak mencari seungmin hanya saja ia malas harus berurusan lagi dengan changbin, dia memilih menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu di sela-sela padatnya jadwal chan ia sempat menemui dokter yang kerap dihubungi oleh seungmin. Chan seperti mendapat tantangan baru saat ia tau seungmin adalah penderita kanker otak yang sekarang sudah stadium, chan masih percaya changbin bisa menjaga seungmin

“jaga dia, jangan sampai dia kabur kalau sampai dia kamu kepala kalian taruhannya”

“siap bos”

“seungmin.. aku berangkat kerja dulu ya”

“iya kak hati-hati gak usah khawatir aku gak akan kabur mending kamu suruh mereka ngelakuin kerjaan lain. aku mual liat mereka bau badan”

mereka hanya terdiam

“kalian tunggu di luar aja jangan masuk kedalam rumah, jangan buat seungmin jadi gak nyaman di rumah ini”

“siap boss”

mereka keluar bersama changbin saat itu juga, seungmin sedang di meja makan memakan sarapannya

“changbin kalo udah bucin ternyata tolol ya” kata seungmin

seungmin menyudahi sarapannya, ya dia tetap meminum obat ia meminta kepada changbin untuk membelikan dia obat

“gue kangen kak chan.. tapi kayanya kak chan gak peduli lagi sama gue? gakpapa gue bukan urusan dia lagi cuma liat gue mati mungkin kak chan bisa maafin gue..”

seungmin menghela nafasnya, dia sangat gelisah sebenernya dia ingin bertemu chan dia sangat merindukan chan

“gue kabur apa ya?”

seungmin menyiapkan dirinya untuk keluar dari rumah ini

“siapa yang mau ikut gue?” tanya nya

“gue mau ke supermarket, telpon kak changbin gue mau izin”

anak buah changbin segera menelepon nya

“halo boss”

'kalian gak tau kalau gue lagi rapat?'

“ini aku”

'seungmin? kamu kenapa?'

“aku mau keluar sebentar boleh nya aku bosen tau... “

'kamu mau kemana?'

“jalan jalan aja ke mall”

'tunggu aku jam istirahat ini kan bisa ..'

“aku mau sekarang..”

'gak seungmin.. '

“hiks.. kak changbin huwee aku mau sekarang..”

'jangan nangis, iya boleh, tapi mereka ikut kamu awas aja kalo kamu pergi sendirian'

“iya tadi aku usah ajak merekaaa”

'nanti kalo kamu masih disana waktu istirahat aku nyusul'

“okayyy”

seungmin menghapus airmata buayanya ia mengembalikan hp itu

“cepetan ikut gue lo berdua”

seungmin berkeliling di mall besar ini, ia membeli sepatu, jas, kemeja, jam tangan yang bagus menggunakan uang dari tabungan nya ia meminta changbin untuk mengurus atm nya yang tertinggal di rumah chan. ia membeli juga membeli dreamcatcher yang entah untuk apa ia membelinya karena warnanya bagus berwarna biru langit warna kesukaan nya

“lo parkir dimana tadi hah?”

“di basement” jawab mereka

“lo gila? kita udah di lantai atas lo parkir di basement? capek gue ke bawah lagi”

“sini biar saya yang bawakan barangnya”

“GAK! JANGAN SENTUH BARANG-BARANG GUE, GUE ADUIN KE CHANGBIN YA LO PADA KALO BERANI NYENTUH GUE. CEPETAN AMBIL MOBILNYA KESINI GUE TUNGGU DISINI!”

“siap” satu dari mereka pergi mengambil mobil

“sumpah kesel banget gue dulu mereka gak sebodoh ini” gerutu seungmin

“lo, beliin gue eskrim disana, kaki gue kram. rasa mintchoco”

“maaf saya tidak bisa meninggalkan anda sendirian”

“gue bilang apa tadi? kaki gue kram lo gak denger gimana gue bisa kabur!”

dia melihat keadaan seungmin yang seperti nya sedang menahan sakit dan mulai berkeringat

“beliin sana.. gue mau itu”

“siap, anda tunggu disini sebentar”

dia pergi meninggalkan seungmin, seungmin tidak bohong dengan kakinya yang sakit

“aaa mulai kumat, anjir itu ada taksi”

dengan sekuat tenaga seungmin berlari membawa banyak barang-barang nya

“pak, perumahan jl street light cepat pak saya di kejar sama orang yang gak dikenal”

“baik tuan”

supir itu panik karena ia melihat seungmin yang kesakitan seperti nya seungmin memang butuh bantuan

“TUAN SEUNGMIN!!!” teriak anak buah seungmin

“ah sialan!!!”

cktt

anak buah yang mengambil mobil juga tiba

“mana tuan seungmin?”

“kayanya kabur”

“goblok?!!! lo kemana??”

“gue disuruh dia beli ini”

“ah bego banget lo! sini naik kita kejer dia”

seungmin sampai di rumah chan

“kak chan bakal nyimpen kunci ditempat biasa kan??”

ia mencari kunci itu

“dapet”

ia membuka pintu nya dengan cepat

brak!!

pintu nya dia tutup dengan kuat, lalu ia kunci kembali, seungmin melihat sekitaran rumah yang sedikit berbeda.. ia melihat kamar yang dibawah yang sering ia gunakan terbuka dan sprei nya di ganti dengan warna biru..

“hikss gue kangen banget sama rumah ini, gue kangen kak chan..”

seungmin naik keatas untuk melihat kamar mereka berdua, ia menangis lagi karena chan mengubah susunan kamarnya seungmin pernah mengeluh kamar ini terlalu luas sehingga ia sulit untuk berpegang dengan apapun kalau dia hampir jatuh

seungmin menaruh semua barangnya di atas ranjang itu dia menyusunnya dengan rapi

“gue cuma mau kasih hadiah, ini tanda terima kasih gue..”

lalu ia turun kembali ke dapur, ia melihat ada beberapa piring yang kotor mungkin bekas sarapan tadi pagi, seungmin membersihkan itu. lalu ia sengaja membeli sedikit bahan masak karena ia ingin memasak untuk chan.

“sial gue lupa kalo di kantong gue??”

di kantong seungmin ada sebuah alat pelacak yang sengaja di masukkan oleh anak buah changbin, seungmin pura pura tidak tau saat mereka memasukkan itu kedalam kantong nya alhasil seungmin pun lupa kalau benda itu masih dibawah olehnya hingga kerumah chan.

“TUAN SEUNGMIN!”

“gue belum masak haha?”

seungmin tidak peduli dengan teriakan mereka dab ancaman mereka seungmin tetap memasak dengan tenang hingga akhirnya seungmin selesai ia mendekati pintu rumah nya

“changbin udah ancam gue dibunuh kalo gue gak keluar dari sini?”

“iya boss changbin akan menyuruh kami”

“oke oke lakuin, nanti waktu suami gue pulang”

“anda lebih baik keluar dari sini sebelum kami paksa”

seungmin tertawa

“wkwkwk kita kaya lagi main drama action tau gak sih seru banget”

mereka di luar sana terdiam, ternyata Changbin menelpon mereka

“lo tunggu sebentar lagi ya ini kan udah sore kalo kak chan udah pulang baru kita diskusikan”

“kami bisa membunuh anda sekarang”

“ya ya silahkan lalukan apapun itu”

seungmin menjauh dari pintu ia memilih duduk di sofa sambil menonton tv

“gue gak takut soal mati! persetan sama ancaman lo changbin gue gak takut” ucapnya

tapi seungmin adalah pembohong yang handal, badannya kita bergetar ia selalu mengecek jam dinding dirumah itu

“kak chan kapan pulang sih.. aku mau ketemu mau minta maaf aja..”

brakk brakk brakk

mereka kembali mengedor pintu rumah itu dengan kuat

“lah iya hp gue di sini kan.. dikamar ya?”

seungmin segera menuju kamar mencari hpnya

BRAKK!!

pintu itu terbuka

“TUAN SEUNGMIN!”

“hali boss kami berhasil masuk kedalam rumah pak chan”

'bagus, cari seungmin sekarang'

“baik boss”

dikamarnya seungmin berusaha untuk mengunci pintu kamar mereka dan bersembunyu menelpon chan

“hikss kak chan angkat dong” keluh seungmin

“TUAN SEUNGMIN ANDA DIMANA”

“halo kak chan!”

'seungmin? seungmin kamu dirumah?'

“hikss iya aku dirumah kak chan tolongi aku kak chan pulang please tolong

“TUAN SEUNGMIN KELUAR ANDA”

'seungmin siapa itu? seungmin??'

“kak mereka mau bunuh aku, mereka di suruh changbin buat bunuh aku karena aku kabur dari rumah.. kak hikss tolong ..”

'aku udah dijalan, kamu denger kan? jangan dimatiin ya, tunggu aku sabar ya seungmin'

BRRAKKK!!

“hikss kak chan aku takut mereka udah di kamar..”

'jangan bersuara sayang jangan nangis bentar lagi aku sampe'

“tuan seungmin?”

PRANGGGG

“akhh bangsat!! sakit tolol!!!”

'SEUNGMIN????' teriak chan di dalam panggilan itu

“boss seungmin sudah kami temukan”

'gue mau ngomong'

anak buahnya mengaktifkan loudspeaker nya

'kim seungmin? masih mau main-main sama nyawa? kamu kayanya emang udah capek banget hidup? kamu pikir aku gak tau rencana kamu hari ini?'

seungmin hanya menangis

'kamu mau liat chan mati atau pulang kerumah aku lagi?'

“KENAPA GAK LO BUNUH AJA GUE?? KENAPA LO HARUS NYAKITIN ORANG YANG BERSALAH SAMA LO SEO CHANGBIN GILAAA”

'seungmin.. ' lirih chan yang masih mendengar kekacauan di rumahnya

'oke kalau mau kamu gitu, bunuh dia'

“siap boss”

seungmin menghindari mereka

“saya masih bersikap baik kepada anda tuan, tapi anda seperti nya memang bosan hidup”

“BANGSAT! PERGI LO!!!”

seungmin melempari mereka dengan barang-barang keras yang ada di kamarnya

'seungmin seungmin kamu denger kakak kan??'

seungmin mendengar suara chan ia berlari menghampiri hpnya yang jauh dari dirinya

'cepat bunuh dia'

“baik boss”

“kak chan.. hikss kak

jleb satu kali pisau itu menusuk perut seungmin

“akhh s-sialan...

jleb dua kali mereka menusuk perut seungmin

'seungmin kakak udah deket, kamu baik-baik aja kan?'

“k-kak c-chan.. shh hikss

jleb tusukan terakhir itu nampaknya dalam menusuk perut seungmin, kedua anak buah changbin itu segera pergi dari rumah chan

“haah.. haah..” hanya deru nafas seungmin yang terdengar sekarang

tak lama saat mereka pergi chan tiba chan menyusul cepat ke kamarnya

“SEUNGMIN???”

darah seungmin sudah banyak terbuang chan tak sanggup melihatnya, chan segera mendekap erat tubuh seungmin. seungmin tersenyum saat melihat chan

“senang bertemu dengan mu pak chan” kata seungmin dengan lancar ia mengatakan itu

seungmin gapai wajah tampan chan

“g-ganteng k-kak chan haah.. makin g-ganteng”

chan menangis dia hanya bisa menangis melihat kondisi seungmin saat ini

“seungmin.. hikss jangan tinggalin kakak..”

“k-kak chan.. a-aku udah masak haah uhuk k-kak chan harus makan

chan makin tersiksa melihat seungmin yang kini sudah sulit bernafas

“gak.. gak aku gak akan makan kalo gak sama kamu, kita kerumah sakit sekarang”

Chan membawa seungmin kerumah sakit, chan masih ingin seungmin selamat dan menjalani hidup bersama nya bukankah chan sangat menyesal sekarang hanya memikirkan dirinya dan perasaannya ia tidak memikirkan seungmin yang memilik sejuta perasaan cemas takut dan sakit

chan sampai dirumah sakit ia langsung mengantarkan seungmin ke UGD

“aishh bodoh bodoh bodoh!!” teriak chan

ia menangis memukul dinding didepannya

“jangan tinggalin kakak seungmin hikss jangan tinggalin kakak..”

ceklek.

“keluarga kim seungmin?” tanya dokter yang keluar dari ruangan itu

chan menoleh

“kenapa?? kenapa dokter sudah keluar?? kenapa pemeriksaan nya cepat sekali? masuk lagi ke dalam!! seungmin masih butuh pertolongan!” protes chan

“maaf, pasien seungmin tidak bisa kami tolong lagi”

“gak mungkin..”

lirih chan saat mendengar perkataan dari dokter tersebut

“pasien sudah meninggal saat diperjalanan, karena kehilangan banyak darah”

chan menangis dirinya sangat terpukul dia menyesali ketidakpedulian nya terhadap seungmin selama ia menghilang

changbin tersenyum melihat seungmin kini telah di rumahnya dan

BRUUK!!

“kak wonpil” panggil seungmin

“seungmin lo ngapain kesini?? nyari mati?” teriak wonpil yang melihat seungmin berada di tempat changbin

“udah berapa lama lo kurung kakak gue?” tanya seungmin

“baru juga 3 hari, karena dia gak bisa buat lo balik lagi ke gue”

“hutang gue udah lunas di sana gue gak ada lagi urusan sama lo”

“uang gue buat beli lo dari sana lo pikir gue mau uang gue sia-sia? kakak lo janji bakal bisa bujuk lo balik ke gue tapi sampe sekarang lo lengket mulu sama chan”

“seungmin! lo mending pergi dari sini!” bentak wonpil

seungmin menoleh kearah kakaknya

“kak! bunda bilang gue harus jagain lo, gue gak mau bunda marah sama gue disana..”

“please seungmin.. ini bukan urusan lo lagi, lo cuma boneka resikonya tetep gue yang urus lo gak usah ngapain-ngapain”

changbin tertawa melihat kedua kakak beradik inu saling beradu nasib memilih siapa yang akan mati hari ini

“lepasin kak wonpil kak!”

“ada jaminan gue lepasin kakak lo?” tanya changbin

“gue”

“KIM SEUNGMIN!”

“gakpapa lo masih sehat kak, hidup lo masih biaa bertahan lama. sedangkan gue enggak gue penderita kanker stadium 3 dan hidup gue gak lama lagi”

“APA LO BILANG?”

seungmin menunduk ia menghampiri kakaknya yang diikat oleh suruhan Changbin

“gue gakpapa kak..” lirih

“jangan tolol seungmin, chan bisa bantu hidup lo! lo gak perlu membusuk di rumah ini! biar gue yang mati seungmin!”

“kak wonpil .. aku juga udah capek gakpapa..”

“GAK! CK SHHH LEPASIN GUE!!” wonpil memberontak

“lepasin” kata changbin menyuruh mereka melepaskan wonpil

grep!

di rematnya bahu seungmin

“lo masih bisa hidup seungmin gue mohon, lo harus tetep hidup”

seungmin menggeleng

“kak, bawa kak wonpil keluar”

“GAK GAK JANGAN SENTUH GUE!! SEUNGMIN!!!”

para suruhan changbin menggeret wonpil keluar dari rumahnya

“welcome back seungmin” kata changbin

seungmin menatap changbin

“kamu mau apa?”

“jangan sakiti kak wonpil lagi! jangan tagih apapun sama kak wonpil!” kata seungmin

“iya sayang iya, gak lagi kok.. kan kamu udah balik ke aku”

dipeluknya seungmin oleh changbin seungmin hanya diam tak membalas senyumannya

“kamu ganti baju ya, kamu mau makan apa nanti aku delivery”

“terserah, aku mau mandi dulu”

“aku pesen makanan kesukaan kamu ya?”

seungmin hanya mengangguk, ia melengos meninggalkan changbin. changbin tertawa

“bodoh”

chan panik bukan kepalang bagaimana ia tidak panik, seungmin keluar dari rumah sakit entah pergi kemana. saat suster yang jaga bertugas untuk memberi obat injeksi seungmin tidak ada si ruangannya ia juga tak memakan sarapannya padahal sebelum chan pergi ke kantor, chan memastikan dulu seungmin memakan sarapannya.

“bangsat apalagi ini seungmin! cukup muak gue sama penyakit lo sekarang kenapa nyari gara-gara lagi” gumam nya di perjalanan menuju rumah sakit

untunglah chan tak terlalu sibuk dengan urusan di kantor karena han bisa di andalkan

“gue minta minho ngelacak hpnya juga percuma ya dia gak bawa hp pasti, tuhan seungmin lo bener-bener”

ia sampai dirumah sakit, chan langsung menuju ruangan cctv milik rumah sakit ini

“haa.. haa.. gimana?” tanya chan

“pasien seungmin keluar setelah 10 menit dari tuan chan pergi”

chan mengerutkan dahinya

“berarti emang dia rencanain?”

“seperti nya, pasien terlihat seperti santai tidak terburu-buru”

“sialan..” umpat chan

chan pergi dari ruangan itu dia kembali keruangan seungmin untuk memeriksa hp seungmin

“ini nomor changbin kan?”

chan mendesah kesal, kenapa seungmin masih berhubungan dengan changbin padahal ia sudah sangat percaya dengan seungmin.

“kalo gini ngapain gue sepanik itu”

chan melempar hp seungmin kembali ke ranjangnya, ia mengistirahatkan tubuh nya di sofa

drrt drrt

'gimana seungmin?' tanya si penelepon

“kayanya dia lagi seneng-seneng” jawab chan

'hah? seneng-seneng gimana?'

“dia kabur nemuin changbin, barusan gue liat chat nya sama panggilan keluar seungmin yang terakhir”

'ah serius lo??'

“gue serius minho”

'dih seungmin gak tau malu banget'

“dah gue mau tidur dulu, capek banget”

tut...

drrtt drrrt

kini hp seungmin yang bergetar

ting! ting! ting!

“siapa sih?”

chan mengambil hpnya seungmin dan membaca pesan-pesan yang masuk

“dia cari mati?” tanya chan

“gila gak nyangka gue? ini seungmin beneran cari mati?”

seungmin, maaf..

“SEUNGMIN!!! SEUNGMIN!!!”

isi rumah itu penuh dengan teriakan nama seungmin

“aishh kemana diaa”

chan berlari kesana-kemari untuk mencari keberadaan seungmin

“taman bener taman seungmin disana”

dengan cepat chan menuju taman yang terletak dibelakang rumahnya taman kecil yang di buat oleh chan untuk seungmin karena permintaan seungmin dia hanya di suruh diam dirumah dan akan membosankan taman ini sudah diisi oleh banyak bunga yang di tanam sendiri oleh seungmin

“seungmin! seungmin!!”

chan sangat khawatir ia panik setengah mati ia melepaskan dasinya ia ikatkan di tangan seungmin yang terluka, tidak chan tau seungmin tidak akan mati luka itu tidak dalam dan memutuskan urat nadinya chan yakin akan hal itu

“jangan bodoh seungmin!” gumamanya

ia mengangkat tubuh seungmin ia antarkan seungmin ke kamarnya, tepat apa yang dibilang chan seungmin masih bernafas ia hanya tak sadarkan diri karena shock harus melukai tangannya sendiri

“halo, bisa kerumah gue sekarang seungmin coba bunuh diri tangannya luka. udah gue pastiin seungmin masih baik-baik aja”

chan membenarkan posisi tidur seungmin karena chan baru ingat tulang rusuk seungmin masih sangat rawan, chan menatap wajah lelah seungmin tampak merah seperti habis menangis

“apa ini?”

ia mengambil remukan kertas yang masih digenggam oleh seungmin, dan chan membacanya. saat seungmin mengatakan bahwa ini adalah hari ulang tahunnya chan menangis ia mengepalkan tangannya kuat

“bodoh bodoh gimana bisa lo akhiri hidup dihari ulang tahun lo seungmin?? harus nya lo bilang sama guee lo mau apa lo mau makan apa seungminnnn” teriak chan frustasi

ia berlutut disebelah ranjangnya menggenggam tangan seungmin

“jangan bodoh seungmin, jangan pergi hiks..”

ceklek

“chan”

chan beranjak dan menghapus air matanya

“tolong lo obati seungmin, masukin obat tidur biar dia istirahat”

“hah? gila lo?”

“gue mau liat dia istirahat, keluar dari rumah sakit dia gak bisa tidur selalu nungguin gue pulang”

“ya salah lo kenapa lo gak pulang!”

“diem bin, urus aja yang gue suruh”

chan keluar dari kamarnya ia kembali ke taman

“pake apa dia sayat tangannya, semua benda tajam udah gue sembunyiin”

chan melihat sesuatu yang bersinar karena terkena matahari

“ah.. bener pisau dapur gak gue sembunyiin.. gue bodoh banget ..”

chan mengambil pisau itu lalu ia sembunyi, chan bergegas menuju dapur dan menyimpan semua benda tajam yang ada didapur.

“chan, bangchann” panggil dokter yang merawat seungmin

chan menyusul kekamarnya

“apa?”

“kok bisa di sayat tangannya begini?”

“dia itu takut gue tau seungmin, dia pasti ragu ngelakuin itu gak usah lo rusak tangan suami gue, klem aja”

“ya gue juga mau nya gitu ngapain dijahit”

“udah lo kasih obat tidur nya? kira-kira jam berapa dia bakal bangun nanti”

“jam 1 malam”

“oke thanks”

“kurus banget? lo kasih makan gak?”

chan menghela nafasnya sembari duduk di meja kerjanya

“gue jarang pulang, gue gaktau dia dirumah ngapain aja”

“lo setega itu?”

“gue takut kalo ada nya gue disini gue bakal meluap-luap terus gue pernah terang-terangan nyalahin dia karena kematian anak gue, gue gak bisa gue gak bisa kontrol emosi gue. gue takut dia makin sakit karena ngerasa bersalah sama gue, gue gak berani pulang.. “

“oke gue tau situasi lo, nah selesai syukur deh ternyata gak terlalu lama”

chan melihat seungmin dari tempat duduknya

“dia kurus banget.. ” lirih chan

dokternya hanya mengangguk

“obat yang gue bawa cuma antibiotik sama obat nyerinya besok gue resepin obat yang lain, gue gak bawa infus set kalo perlu gue kesini lagi besok buat infus dia”

chan mengangguk

“dia gak akan mau makan, lo kesini aja besok infus dia”

dokter itu pulang, chan mendekati seungmin menarik selimutnya untuk seungmin. ia memilih untuk membersihkan badannya dulu dan menyiapkan makan malam

“halo bunda..”

'iya chan?'

“chan mau cerita seungmin coba bunuh diri hari ini, maaf chan gak bisa jagain seungmin dengan baik.. “

'astaga hikss sekarang seungmin gimana?'

“dia baik-baik aja bun, percobaan nya gagal di takut dan ragu cuma ngelukain tangannya sedikit”

'syukurlah.. '

“maaf bun chan kabarin bunda kaya gini, maafin chan”

'gakpapa nak, bunda tau kalian masih mengalami kesulitan tapi gak baik juga terlalu lama tenggelam dalam keterpurukan.. chan.. bunda mau kalian saling jaga jangan sampai hal seperti ini terjadi lagi..'

“iya bunda, chan bakal jagain seungmin lebih baik lagi kali ini, maaf bun..”

“gakpapa sekarang kamu istirahat ya”

“iya bun..”

chan menutup teleponnya

“haah.. gue harus ngalah, gue bisa tahan semua emosi gue. chan, seungmin butuh lo” gumamanya

chan berbaring disebelah seungmin ia menatap seungmin sangat dalam dan mencuri kecupan di pipi seungmin

“maafin kakak sayang..” lirihnya

chan mengistirahatkan dirinya

“hahaha daddy jangan kejer aku terusss kejeer mamo ajaa” teriak si kecil

“daddy mau makan anak nakal kaya kamuuu rawrrrr”

“ahahahaah mamo tolonggggg”

seungmin menatap anaknya dengan senyuman hangat dia senang chan dapat membagi waktunya hari ini

“hati-hati kak!!” teriak seungmin

chan seungmin dan jagoan nya ini sedang piknik ia memiliki piknik di pinggir sungai

“adek jangan terlalu pinggir mainnya”

seungmin menyusul jagoannya ini karena takut ia berlari-lari sangat aktif belum sampai seungmin menghampiri anaknya

“KAK CHANNN” teriak seungmin

byur!!

“KAK CHANNN”

seungmin terbangun dari mimpi buruknya, ia menghapus keringat nya di pelipis nya

“seungmin..” panggil chan

seungmin menoleh ke sumber suara, ia terkejut dan menghindar

bugh!

seungmin jatuh dari ranjangnya

“seungmin!!”

chan bangkit dari tidurnya dan ia menghampiri seungmin, seungmin nampak ketakutan ia tetap menghindari chan

“seungmin kamu kenapa?”

“k-kak Chan.. k-kak chan hikss baby .. baby kita kenapa kakak bunuh..”

chan mengernyitkan dahinya

“seungmin.. kamu cuma mimpi buruk”

seungmin menggeleng

“kak chan jahat hikss”

chan memijit pangkal hidungnya, ia memegang bahu seungmin

“seungmin tolong sadar! baby kita udah gak ada, sekarang kamu cuma sama kakak dan kamu cuma mimpi buruk! aku gak mungkin bunuh baby sayang.. tolong seungmin..”

seungmin menatap chan

“hiks hiks kak channn hikss kak Chan...”

seungmin memeluk chan dengan erat ia menangis di pelukan chan

“aku tadi mimpi kak chan dorong anak kita ke sungai.. hikss aku takutt”

“a-aku gak mungkin ngelakuin itu seungmin..” lirih chan yang sangat lirih airmatanya mengalir

“kak chan kita harus jagain baby.. kakak gak boleh bunuh baby.. nanti dia sendirian..”

“kak chan baby kita udah umur berapa? kenapa dia gak nangis? mana baby kak??”

chan tau seungmin akan seperti ini pada akhirnya

“seungmin dengerin kakak, baby udah meninggal waktu masih di dalam perut kamu, baby gak selamat sayang.. tapi aku bersyukur kamu masih disini, kamu harus tetep disini seungmin jangan pergi jangan tinggalin aku kaya baby.. ikhlasin ya? baby harus bahagia disana seungmin kasian dia ikut nangis kalo kamu gini terus..”

“hahahaha kakak mau ngedongeng? baby ada dikamarnya tau tadi aku abis kasih baby susu..” seungmin tertawa hingga memukuli chan

chan memejamkan matanya

“seungmin..” lirihnya

ini yang chan sesali, seungmin mendapati gangguan psikis sama seperti yang ditakuti oleh dokter yang merawat seungmin dirumah sakit. dibalik ketidakpedulian chan, chan banyak menyimpan ketakutan nya seungmin selalu menyebut kan anaknya menangis saat malam hari, dia selalu memberitahu chan kalau anak nya hari ini makan banyak chan tidak sanggup mendengar itu maka dari itu dia jarang pulang, dia takut seungmin makin stress dan berkahir seperti ini..

“maaf seungmin maafin kakak hikss..”

semoga bahagia seungmin

seungmin tersenyum melihat perutnya yang membesar didepan kaca ia mengelus perutnya

“hihi lucu, kamu kangen daddy gak?”

“mamo kangen sama daddy kamu, daddy kamu bakal pulang 2 hari lagi..”

drrrt drrt

seungmin mendengar getaran hpnya

“daddy kamu nelpon!!” serunya

“halo daddy” sapa seungmin menggunakan suara seperti anak kecil

'haha halo sayang.. udah minum susunya?'

“udah kak, aku baru udah mandi juga”

'good job! sekarang lagi apa?'

“lagi ngobrol sama babyyyy”

'hah? emang baby bakal denger kamu ngomong apa??'

“denger dong kak, aku sering liat di artikel katanya bayi itu harus ajak ngomong terus”

'hmm udah cerita apa aja ke baby?'

“babynya bilang dia kangen daddynya”

'alah itu mah kamu sayang.. bukan babynya'

“hehe hiks..”

'lho kok kamu nangis...'

“hiks.. aku kangen kak..”

'sayang.. jangan gini dong aku sedih.. lusa kan aku pulang sabar ya?'

“gak bisa hari ini aja apa kak?”

'hari ini aku masih ada rapat 1 kali lagi besok deh besok aku pulang ya?'

“bener ya besok?”

'iya janji besok aku pulang, kamu harus sehat ya jangan stress jangan pikirin aku kapan pulang.. besok aku pulang'

“hikss okee”

'jangan nangis lagi dong'

“iya enggak lagi..”

'nah kan manis, nanti aku telpon lagi ya? rapat nya udah mau mulai. baby jangan nakal ya kasian kalo kamu nakal mamo harus cari sendiri kamu mau apa.. nanti ya baby tunggu daddy pulang kamu boleh minta apapun. sayang kamu jaga kesehatan ya?'

“iya kak, semangat buat rapat i love you”

'love you too sayang'

tut...

sambungan telepon itu terputus, seungmin seketika menjadi murung

“huft.. aku belanja deh kan kak chan besok pulang aku harus makan enakkk”

seketika itu juga ia menjadi riang, ia mengambil tas belanja nya yang sering ia gunakan lalu bergegas ke supermarket. seungmin tersenyum dalam perjalanan nya ia memakai taksi, agar aman biasanya ia akan membawa mobil sendiri tapi chan melarangnya karena sedang mengandung supir yang sering menemani seungmin sedang ambil cuti. kehamilan seungmin adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh keluarga chan maupun seungmin, awalnya seungmin pernah merasa untuk menyerah karena takut tak dapat jadi andalan mereka, chan dulunya tak semenyenangkan ini karena tuntutan ingin punya anak chan berubah menjadi orang yang sangat perhatian dengan seungmin, maka dari itu seungmin menjaga baik anak ini karena chan.

“terima kasih yaa pak”

seungmin perlahan turun dari taksi nya lalu memasuki supermarket yang memang sering mereka kunjungi saat berbelanja bulanan, setelah lama ia mencari barang-barang untuk dibeli seungmin mampir dulu ke resto yang ada disana membeli beberapa cemilan untuk mengisi tenaganya.

“baby kamu kedinginan gak kalo mamo makan eskrim?”

“kalo ada yang rasa vanilla dikit gitu, itu eskrim yang lagi mamo makan, kamu suka gak? mamo suka banget sama eskrim”

ia berceloteh menengok ke arah perutnya

“baby, nanti kalo baby udah gede baby harus cicip eskrim ini!”

lucu bayi yang mengajak bayi bercerita

“kita harus pulang.. jangan pulang terlalu lama, nanti kami capek”

seungmin beranjak tak lupa belanjaan yang sedikit berat itu di bawanya, ia ke lantai bawah untuk keluar dari tempat ini. ia melambaikan tangannya untuk memanggil taksi yang lewat

“pak ke perumahan kskshrksk ya”

“oke”

mereka awalnya berjalan dengan tenang, tapi karena mengejar waktu agar tak macet taksi ini sedikit mempercepat lajunya

“pak, pelan-pelan aja.. saya gakpapa kalo kena macet asal aman..”

“maaf.. saya harus cepat mengantar anda karena saya harus kerumah sakit istri saya mau melahirkan..”

“tapi saya penumpang bapak ingin sampai dengan selamat pak, saya juga mengandung saya takut nanti terjadi apa-apa”

pengemudi taksi itu seperti nya tak menggubris seungmin lagi, seungmin mulai panik

“pak didepan lampu udah kuning jangan di kejar, nanti mendadak merah kita gak bisa berhenti”

“anda tenang saja” kata pengemudi itu

seungmin hanya berdoa dan mengepalkan tangannya, seungmin terkejut supir taksi ini tak bisa melaju pelan

“pak jangan di terobos pak AWASS

BRAKKK

taksi yang di tumpangi seungmin mengalami kecelakaan secepat itu, mobilnya terpental jauh karena di tabrak oleh truck besar. seungmin sudah mengantisipasi hal itu ia sudah melepaskan seatbelt nya bahkan seungmin sudah ancang-ancang melompat dari mobil syukur lah ia berhasil keluar dari taksi itu, tapi seungmin tetap terluka terpental dan tubuhnya terhempas jauh

“aakhh” desis seungmin ia memegang kuat perutnya

“haahh haahh kak chann..”

seungmin tak sadarkan diri, seungmin segera dibawa kerumah sakit tubuhnya sudah penuh darah terutama dibagian kakinya. saat dirumah sakit seungmin sempat sadar sedikit dan ia menanyakan keadaan anaknya dokter dan suster yang menerima seungmin dari UGD hanya diam.

chan yang mengetahui seungmin mengalami kecelakaan ia meninggalkan rapatnya dan segera terbang hari itu juga. chan selalu menanyakan kabar seungmin kepada orang tua seungmin, seungmin sedang menjalani operasi saat chan sudah di pesawat.

“jadi dia mengalami keguguran dok?” tanya bunda seungmin

dokter hanya mengangguk

“suaminya mana? bisa saya meminta persetujuan untuk mengoperasi seungmin mengambil janinnya?”

“hiksss suaminya sedang di luar kota saya tidak tau pasti tibanya kapan, tolong dok lakukan apapun untuk anak saya..”

“baik ibu kalau begitu bisa saya memintanya persetujuan ibu saja?”

“terserah apapun itu dok, tolong lakukan”

“baiklah”

dokter tersebut masuk lagi kedalam ruang operasi, operasi sudah berjalan 3 jam, chan harusnya sudah tiba juga selama 3 jam itu

“bundaa” panggil chan

bunda seungmin menoleh

“hikss astagaa malanganya anakku hikss” tangis bunda seungmin

chan mendekati bunda nya

“bunda kenapa nangis, seungmin masih didalam? gimana seungmin bun?”

“hiks maafin seungmin chan.. seungmin keguguran.. dia juga mengalami retakan di 8 tulang rusuknya..”

chan tak sanggup lagi berbicara, tubuhnya jatuh ia meremat kepalanya kesal ingin rasanya berteriak tapi chan masih sadar ia dimana.

“anakku bun.. anakku” gumam chan

ting! lampu pintu kamar operasi itu berubah menjadi merah menandakan operasi telah selesai, chan melihat seungmin yang keluar dengan keadaan tak sadar perban yang penuh di seluruh badannya okesigen yang menempel di hidung seungmin dan entah bongkahan apa yang di tutupi oleh kain putih itu

“itu apa sus?” tany chan

“aa ini janin tuan seungmin”

chan sangat sakit mendengar jawaban suster itu

“b-boleh saya liat, saya suaminya” ucap chan

suster itu membuka kain putih itu

“hikss anak daddy kamu udah sempurna sayang kamu udah terbentuk sempurna hikss baby.. hikss” tangis chan pecah saat melihat bayinya yang sudah terbentuk sempurna mata hidung mulut kaki tangannya sudah terbentuk dan ia melihatnya terkulai mulai mengeras tak bernyawa lagi

“sabar chan hikss sabar nak..”

“anak chan bunda anak chan sama seungmin.. hikss”

“pasien akan saya antar keruangan, janin bisa dibawa pulang untuk di makamkan”

seungmin dibawa keruangannya dan janin kan dibungkus oleh suster disana untuk dibawa oleh keluarga. chan tertidur di sofa menunggu seungmin sadar, bunda seungmin telah membawa pulang janin tadi dan kuburkan nya di taman rumah chan

“kak chan.. kak chan.. ” lirih seungmin saat terbangun

“aku dimana?” tanyanya

ia menggerakkan tangannya mengangkat nya ke atas

“akhh shh” desis nya karena pergerakan itu menyakitkan

seungmin merasa badan nya yang dipenuhi oleh perban, ia tolehkan ke kanan dan kiri untuk melihat sekitar ruangan ini

“kak chan..” panggilnya saat ia melihat chan tertidur disofa

chan merasa terganggu oleh suara bising seperti ada yang memanggilnya

“seungmin? kamu udah sadar??”

chan segera mendekati seungmin

“kak chan.. shh.. baby gimana??”

chan diam

“kak chan..” lirih seungmin

“kamu keguguran, sekarang janinnya udah di bawa bunda di kubur dirumah”

seungmin merasakan sesak yang luar biasa karena ia tak bisa bernafas normal, retakan tulang rusuknya menyiksa seungmin. chan panik ia menekan tombol emergency

“seungmin.. seungmin!” chan menggenggam tangan seungmin, ia remat tangan chan

“permisi bisa menyingkir sebentar” ucap dokter yang sudah datang

“pasien seungmin dengar saya?”

seungmin mengangguk

“jangan dipaksakan, buang dulu nafas yang tersiksa” suruh dokter itu

seungmin membuang nafasnya perlahan

“tuan seungmin? tuan seungmin??”

seungmin tak sadarkan diri kembali

sudah hampir 1 minggu seungmin dirawat dengan bunda di rumah sakit kini ia menjalani rawat jalan dirumah, seungmin sering mengunjungi taman yang ada baby nya disana

“baby.. maafin mamo, mamo sayang kamu nak maafin mamo hikss..”

“daddy kamu balik kaya dulu dia gak peduli sama mamo, sama seperti sebelum ada kamu.. baby..apa boleh mamo nyusul kamu?”

kata-kata putus asa itu sering keluar dari mulut seungmin

“hikss maaf baby, maafin mamo kamu belum ketemu daddy”

chan kembali tak peduli dengan seungmin sama seperti sebelum ia mendapatkan anak, chan jarang pulang dan seungmin terpaksa mandiri merawat dirinya sendiri. chan sering mengungkit masalah keguguran seungmin ini, chan pernah mengatai seungmin didepan seungmin bahwa seungmin tidak bisa di andalkan, bandel tidak mau nurut. seungmin hanya bisa menerima ia tidak mungkin melawan kalau itu memang salahnya chan kerap kali mengatakan bahwa kematian anaknya adalah salah seungmin yang gak tau kenapa bisa keluar rumah tanpa seizin chan, dan chan seungmin benar-benar seperti orang asing dirumah.

seungmin menatapi hasil usg dari janin yang ia kandung, ia menangis menyesali apa yang telah terjadi. seungmin kecewa dengan dirinya sendiri ia merasa sendiri disini, ia tak layak masih berdampingan dengan chan seungmin benar-benar mesara bersalah, dan ia napak tak semangat lagi dengan hidupnya

Me kak chan.. aku minta maaf..”

chan hanya membaca pesan dari seungmin tanpa membalasnya

kak Chan,

kak chan.. semoga tetap sehat dan tersenyum jangan cemberut terus nanti jelek. maaf aku gak bisa jadi suami yang diandalkan, aku suami yang gak becus untuk kak chan.. maaf tentang baby, aku minta maaf kak.. maaf kalau sudah menjadi beban kak chan, maaf aku selalu ngerepotin kakak, maaf untuk baby mamo gak jagain baby dengan baik.. kak.. aku capek.. aku boleh pergi? aku gak akan ganggu kakak lagi, aku susul baby ya? aku rawat baby disana biar kak chan bisa sayang lagi sama aku, gak marah-marah lagi kak chan bisa pulang kerumah gak tidur dikantor lagi kalo gak ada aku.. kak chan.. aku sayang kakak banget aku sayang, kak chan .. maafin aku.. i will always love you kak chan.. nanti aku kasih tau nama babynya hehe, oh iya aku ulang tahun hari ini 'happy birthday seungmin' anggap aja itu ucapan dari kak chan! kak chan.. aku pamit.. i love you

grekk!

seungmin mengakhiri hidupnya tepat setelah ia menulis surat untuk chan dan didepan makam kecil milik babynya, seungmin tersenyum saat mengingat senyuman chan

“kak chan.. aku sayang kak chan..”

mata itu tertutup perlahan, senyumannya makin memudar

selamat tinggal seungmin dan selamat ulang tahun.

Airplane

seungmin menatap layar ponselnya ia tersenyum melihat foto selfie dirinya bersama sang kekasih dengan quote 'hanya 3 tahun, mong tetap milikku'

ting!

Han jadi kan? udah siap? gue sama kak minho udah di jalan

Me jadi, gue udah siap

mereka berencana untuk piknik bersama entah awalnya seungmin merasa tak enak, tapi han memaksanya. saat di tempat piknik mereka menunggu felix changbin selama itu seungmin sudah banyak mengambil foto di spot yang bagus

“seungmin!!!” panggil felix

“kaya orang gak pernah ketemu 10tahun aja” lirihnya terkekeh

felix memeluk seungmin

“hehehe lo ngapain??” tanya felix

“foto foto doang sambil nunggu tuh pasangan nyapin makan”

“hahaha kok gak lo bantuin?”

“gue males sebenernya kan han yang maksa gue”

“iya deh, eh gue juga ajak hyunjin jeongin ternyata mereka bisa ikut”

“lah jeongin bilang kemarin mau ke busan”

“minggu depan ternyata haha”

“FELIX SEUNGMIN SINI!!” teriak changbin

mereka berdua menoleh dan langsung menghampiri changbin

“udah selesai?” tanya seungmin

“udeh, duduk lo sini sambil nunggu hyunjin jeongin kita makan snack dulu” kata han

“woah... gue mau es krimm” seru felix

“kan! tadi janjinya gak makan eskrim” kata changbin

“dikira felix anak kecil apa bin?” tanya minho

“tau kak biarin kali ..” kata seungmin

“gue bukan gak bolehin ini anak kalo udah minum es batuk-batuk, kalo gak selesai merengek-rengek males gue kita lagi kumpul gini”

felix menunduk

“yaudah aku gak makan” lirihnya

“lo makan oreo ini aja rasa eskrim” han memberikan 1 bungkus oreo

“thank you” masih dengan lirihan nya

changbin menangkup wajah felix

“felix.. kamu sayang temen-temen kamu kan? nurut ya? nanti kita pulang kita beli”

felix mengangguk

“kak seungmin, kak lix, kak han” panggil jeongin yang baru datang

“kita gak dipanggil?” tanya minho

“gak, kalian bau” jawab jeongin

“lho hyunjin mana?” tanya changbin

“di ujung sana tadi ketemu temennya ngobrol dulu”

jeongin duduk di antara seungmin dan han

“ah gue bakal jadi obat nyamuk iya gak sih??” kata seungmin

“wkwkwk iya ya, seungmin sendiri yang gak ada pasangan” ejek minho

“kak minho” dengus han

“vc aja kak chan nanti” kata changbin

“gak perlu.. dia lagi sibuk” kata seungmin

yang lain memilih diam daripada merusak suasana

“wehh banyak tuh bawaan” han

“si jeongin kok ninggalin kakak bawa banyak barang gini” protes hyunjin yang tadi ditinggal hyunjin

“kakak tu suka lama kalo ngobrol sama temennya aku pegel nungguin mending kesini duluan..”

hyunjin terdiam

“udah duduk sini lo” suruh felix

“gimana bisnis kak lancar?” tanya hyunjin ke changbin

“ya gitulah.. “

“lo lagi ngapain sekarang jin, udah jarang kayanya mondar mandir nemuin kamera” tanya minho

“iya kak, kerja gue dibatasi sama jeongin jadi gue ambil job yang mudah terus aman aja”

“kak hyunjin sering sakit pusing liatnya” gerutu jeongin

seungmin tersenyum mendengar cerita dari teman-teman nya ini

“eh sebelum makan enak foto foto dulu” saran felix

“boleh tuh” kata han

ting!

kak chan mong lagi piknik ya?

seungmin tersenyum membaca pesan itu

“telpon aja kak kayanya gak sibuk” saran jeongin

“iya ya, gue coba dulu”

seungmin mencoba menelpon chan, tapi chan tolak

kak chan jangan telpon dulu ya? kakak masih di kelas

seungmin menunduk kecewa

*cekrek

“udah min ikut foto-foto sana, nanti coba lagi pasti dia yang telpon balik” kata changbin

seungmin mengangguk lalu menyusul han dan felix

Me lo sibuk banget kak? send picture kasian sedih banget liatnya

Cb97 iya bentar lagi gue selesai, tolong hibur ya bin

changbin meninggalkan hpnya dan menyusul mereka juga, mereka sudah banyak mengambil foto terlihat banyak dari mereka menghibur seungmin agar tak merasa kesepian seungmin nampaknya melupakan masalah nya tadi

sudah puas mereka kembali untuk memakan makanan yang dibawa oleh minho jisung dan hyunjin jeongin

“kira-kira kalo gue telpon kak chan lagi bakal diangkat gak?” tanya seungmin

“coba aja” jawab changbin

seungmin kembali menelpon chan

“kak ch–

“aahh fuckk mmhh”

tut

semua terkejut, seungmin membuang hpnya

“seungmin..” panggil han

drrtt drrttt

chan menelpon balik seungmin, dia mengambil hpnya lalu mematikannya

“g-gue pulang duluan” pamit seungmin

“no seungmin”

seungmin bangkit dari duduk nya

“no seungmin no.. stay hereee” rengek felix

han juga menahan seungmin

“jangan pulang sendirian seungmin”

“kak seungmin..” lirih jeongin

minho changbin dan hyunjin tidak tau harus berbuat apa mereka pun terkejut mendengar apa yang seungmin dengar

drrtt drrtt

chan menelpon changbin

“iya”

'seungmin disana?'

“udah gue anter pulang tadi, jangan tanya gue”

'please itu bukan gue..'

“apa nya kak? seungmin udah lama pulang..”

'oh jadi lo gak tau seungmin nelpon gue'

“enggak..”

'oke thanks kalo gitu'

tut..

“lo disini aja seungmin” kata changbin

akhirnya seungmin mengalah ia duduk kembali dan menangis mereka masih diam tidak ada yang mau menenangkan seungmin mereka bingung seungmin butuh itu, setelah lama seungmin menangis

“maaf gue ganggu suasana piknik kalian, udah sendirian perusak juga” kata seungmin

“lo nangis gini baru 30 menit, kita dari tadi foto foto makan-makan udah mau 3 jam dimana lo ngerusaknya?” kata hyunjin

“iya kok kita udah seneng-seneng tadi.. namanya juga ada suka ada duka” ucap minho

“lo jangan nangis lagi, kalo lo butuh waktu gakpapa chan bilang itu bukan dia, lo bisa dengerin dulu penjelasan dia.. tapi kalo emang gak bisa gakpapa mending lo diemin dulu” kata changbin

“iya seungmin jangan nangis lagi” kata felix

seungmin mengangguk ia menghapus air matanya

“kita pulang yuk” ajak seungmin

mau tak mau mereka mengiyakan ajakan seungmin untuk pulang mereka tau seungmin butuh waktu untuk sendiri

seungmin menangis kembali saat di rumah, ia bingung selain menangis apalagi yang harus ia lakukan hpnya masih mati entah sampai kapan ia sanggup mengaktifkan nya kembali.

“dia bilang ldr gak sulit kalo kita saling percaya, gue udah percaya banget sama dia karena gue takut kalo gue gak percaya kak chan bakal kecewa tapi gue yang dibikin kecewa hikss”

“gue gak pernah menduga kejadian kaya gini.. sakit banget ya tuhan.. gue bingung hikss gue bingung sama hubungan gue..”

hari sudah malam seungmin menghabiskan waktunya melupakan masalah tadi dengan menonton tv

“ngantuk..” lirihnya

chan masih terus menghubungi seungmin, dia juga menghubungi changbin tapi changbin tak berkata apa-apa ia hanya pura-pura tak tau dengan masalah pasangan ini..

“mom..”

'yes'

“aku mau pulang ke korea 2 hari aja”

'lho kamu bilang mau pake cutinya untuk bulan depan'

“gak bisa aku ada urusan mendadak 2 hari aja..”

'iya nanti mama minta izin'

“thank you”

chan dipaksa oleh orang tuanya melanjutkan studi ke Australia dia ancam memutuskan hubungan nya dengan seungmin jika tidak mau kuliah, tapi chan bilang dia ingin cuti tiap 3 bulan 1 untuk pulang ke korea menemui mereka dan juga seungmin ibunya setuju studi chan sudah berjalan 1 tahun 3 bulan. Chan sebenernya akan cuti di bulan selanjutnya tapi mengenai kesalahpahaman ini chan akan mengurangi jatah cuti nya 2 hari untuk bulan depan

chan sudah memesan tiket pesawat untuk besok, dia terus mengirim pesan pada seungmin walau tak ada balasan ia tetap menelpon seungmin walau tidak pernah aktif

“haah.. sialan!!! gara-gara jolwe semua nya kaya gini! anjing” umpat chan yang kesal dengan permasalahan yang sedang ia hadapi ini

seungmin mengawali paginya dengan kepalanya yang terasa berat karena semalaman iya menangis

“haah gue absen dulu kali ya”

seungmin mengambil hpnya dan terpaksa ia mengaktifkan nya

ting ting ting

sudah banyak pesan masuk, semua dari chan ada dari han dan felix

“HAH? KAK CHAN BERANGKAT KE KOREA HARI INI???”

ia membaca notif baru dari han

“LAH IYAAA HARI INI ADA KUISSS?? ANJIRRRRR MANA 30 MENIT LAGI”

seungmin langsung mengganti bajunya menyikat giginya dan bergegas pergi ke kampusnya

“oi seungmin lo dikejar anjing ke sini?” sapa felix saat melihat seungmin tergopoh-gopoh sampai di kelas

“haah bentar lagi masuk.. gue takut telat..”

“lo gak baca pesan gue yang baru? gue bilang di undur jam 11”

“anjing”

brak

“SEUNGMINNNN” teriak felix dan han

seungmin menjatuhkan dirinya karena ia benar-benar lelah berlari dari ujung ke ujung untuk sampai kelas dengan keadaan belum sarapan

“gue gak fokus kan kuis tadi ..” lirih nya

“ya salah lo kenapa gak sarapan dulu udah kuis baru ngomong mau sarapan ini namanya makan siang” omel Felix

“gue belom belajar felix gimana bisa masih mikir gue harus makan dulu”

“kan waktunya masih banyak” kata han

“breaking news pesawat ajkssk Australia penerbangan ke Korea Selatan jatuh, sebelum ditemukan jatuh mereka sudah kehilangan kontak sejak 1 jam para nelayan yang melaporkan bahwa ia menemukan banyak barang barang penumpanb yang sudah menyebar di lautan berikut korban yang belum ditemukan 125 orang dewasa, 5 balita, 2 lansia

  • *******
  • Christopher Bahng
  • *******

“gue gak salah baca kan?” tanya seungmin

han mengetik sesuatu di hpnya

“seungmin.. bener ini nama kak chan..”

felix langsung menelpon orang tua chan

“oh shit.. hikss really??” kata felix

seungmin masih terdiam tak percaya

“kak chan bener terbang kesini hikss dia chat gue tadi malem han hikss kak chan.. gak mungkin.. “