happy birthday ji
chu
“eungg.. ” erang si manis yang di cium
“tupai bangun udah pagi tau..”
“aa geli hahaha geli kakkk minhoo”
minho menjahili si manis nya ini
“ayo bangun katanya mau liat adek..”
“ih tapi kan gak pagi banget gini kakkk” cebik si manis
“ya tapi kita harus siap-siap jiji sayang.. kamu harus mandi, sarapan, minum susu harus wangi biar adeknya mau ketemu”
“ck iya iya ini aku duluan atau kakak duluan yang mandi?” tanyanya
“mandi berdua aja gimana?” minho menaikkan alisnya
“ih mesummmmmm”
“hahaha cepet sini mandi”
“bentar.. uhuk uhuk uekk”
jiji berlari ke kamar mandi
“sayang..”
minho menyusulnya
“uekkk haah uekk”
minho memijat-mijat tengkuk leher jiji
“udah sayang?”
jiji mengangguk
“sekalian mandii” rengeknya
“iya sini berdiri kakak bantui lepas bajunya”
mereka menyelesaikan mandinya, minho sedang menyiapkan sarapan untuk bayi besar dan bayo kecilnya yang masih dalam perut
“habisin ya susunya? minum vitamin nya malem aja biar gak mual”
jiji mengangguk, dan meneguk susu nya
“ahh... kakak gak kerja?” tanya jiji
“gak, mau ngintip adek dulu hari ini, harus jadi” kata minho sambil mengusap kepala jiji
“sekarang?”
“ayo, biar disana dapet antrian nya gak terlalu lama nanti kamu capek”
“okayyy”
mereka berdua berangkat kerumah sakit untuk mengecek kandungan jiji yang masih umur 14minggu, tidak disangka oleh mereka berdua bisa di beri jagoan kecil dengan waktu cepat.
“hari ini adek harus tengok ke kamera tante dokter ya biar kita foto .. ” kata jiji yang mengajak bayinya mengobrol
minho tersenyum melihat betapa indahnya senyum jiji saat ia mengatakan hal indah untuk anaknya
“harusnya cowok kan ji?”
jiji menoleh
“kakak mau adeknya cowok?”
Minho mengangguk
“tapi aku lagi suka yang warna pink”
“jadi kalo kamu suka warna pink kenapa?”
“adeknya cewek kan..” katanya ragu
“hahahaha emang bisa gitu?? masa kamu lagi suka warna pink aja bisa jadi adeknya cewek? adeknya harus cowok!”
jiji menatap tak suka dengan minho
“i-itu ya ya gakpapa kalo adeknya cewek.. hehe”
jiji langsung tersenyum senang lagi, minho ikut tersenyum paksa.
sampailah mereka di rumah sakit, minho menggenggam tangan jiji tak lepas dari ia mendaftar hingga menunggu antrian
“mau aku beliin minum dulu?”
jiji menggeleng
“kamu gugup ji?”
jiji memanyunkan bibirnya, menatap minho dengan mata yang berbinar hampir menangis. minho memeluk jiji untuk menenangkan nya
“gakpapa kan gak sakit, semoga adeknya juga sehat ya adeknya aktif kalo kamu takut nanti adeknya juga takut gak mau liat kamera dokternya lho nanti.. udah ya? makanya aku beliin minum dulu biar kamu tenang, oke?”
jiji mengangguk dalam pelukan minho
“tunggu sebentar ya?”
minho meninggalkan jiji untuk membelikan minum agar jiji tidak gugup
“papa kamu lucu ya hikss.. kamu sehat-sehat ya..”
aa sungguh menggemaskan
“lho jisung?”
“seungmin??”
“lo ngapain disini? sakit? kak minho mana?”
“nih” sambil menunjuk ke perutnya
“ohh mau liat adek??”
jiji mengangguk senang
“haha, kenapa lo nangis?” seungmin duduk di sebelah jiji
“gue gugup.. “
“abis kak minho dateng kita langsung masuk aja ya, sebelum dokter spog nya mulai praktik gue deket sama dia bisalah minta tolong daripada ngantri gini kasian nanti lo capek”
“boleh?” tanya jiji
“oi seungmin” sapa minho yang baru datang
“nah, ayo masuk” seungmin mengajak jiji berdiiri
“eh bentar.. mau kemana??” tanya minho
“kata seungmin kita bisa masuk, soalnya seungmin kenal dokternya”
“emang boleh gitu min?” tanya minho lagi
“ck udah.. yang lain banyak gitu, biar gak lama abis ini bisa istirahat dirumah kandungan jiji masih rentan lho”
minho mulai khawatir
“yaudah ayo kalo gitu, tapi eh ini minum dulu ji”
jiji mengambil botol minum yang di sodorkan oleh minho dan meminumnya sedikit
“dah..”
“ayo” ajak seungmin
tok. tok.
cklek.
“permisi dok”
“eh seungmin... udah lama kali gak ketemu”
“hehe acel disini dok, makanya sekalian main”
“lho acel kenapa?”
“biasa dok penyakit anak, diare”
“ya ampun... eh ini siapa nih?”
“temen saya dok, dia mau cek adek nya dalem perut ini karena jisung aku tau betul imun nya gak bagus jadi boleh ya dok di bawa pertama kesini, takut lagi banyak virus di rumah sakit”
“iya sih keliatan nya gitu, minum vitamin gak?”
jiji mengangguk
“coba di tes dulu tekanan darahnya min”
“baik dok”
seungmin menyuruh jiji untuk berbaring di ranjang dan minho duduk agak jauh dari jiji menghadap ke tv yang akan menampilkan layar usg
“90/60 dok, rendah banget ji.. suka pusing gak?”
jiji mengangguk takut karena setiap dia ada keluhan dia tidak pernah mengadu ke minho
“nanti di resepin aja obat penambah darahnya, orang hamil itu wajar kalo darahnya rendah tapi jangan sampai rendah banget kayanya gini.. nanti kalo kamu lemes kasian adeknya ikut lemes”
jiji mengangguk
“saya cek sekaramg ya, tolong min buka bajunya”
“baik dok”
“kalo saya tekan sakit bilang ya jiji?”
jiji menghela nafasnya
“nih dedeknya udah gede” kata dokternya
“itu anak saya dok?” tanya minho
“iya anaknya tuan minho”
minho tersenyum, tapi jiji masih gugup
“ini kepalanya, ini dada, ini tangan kaki nya lengkap jari-jarinya lengkap kita dengerin dulu detak jantung adeknya”
terdengar bunyi detakan itu, jiji menangis tak terduga
“sakit ya ji?” tanya dokternya
jiji menggeleng
“adek kita sehat say– lho kok kamu nangis??”
minho mendekati jiji keranjangnya
“gakpapa jiji itu cuma terharu kak..” kata seungmin
“adeknya sehat ya aktif lagi, nih dia gerak-gerak”
“kok gak terasa ya dok?” tanya jiji
“adeknya masih kecil usia kehamilan mu juga kan masih kecil gerakan bayi itu kerasa kalo udah 5 bulan.. sabar ya”
jiji mengangguk
“jenis kelaminnya udah bisa dilihat dok?” tanya minho
“bentar ya saya coba dulu”
dokter itu mulai menggerakkan alat usg untuk mendapatkan hasil yang menunjukkan jenis kelaminnya
“hmm kayanya ini ce
“cewek dok?” tanya jiji
“cowok ji tuh ada tutut nya” jawab dokter itu
jiji langsung menoleh ke minho, ia mendapati senyuman senang dari suaminya itu
“tuhkan ji bener kata kakak cowok..”
jiji terkekeh
“selamat ya ji..” kata seungmin
“saya coba liat mukanya ya?”
minho sangat antuasias melihat hasil yang ini
“nah pinter adeknya eksis kayanya ya jelas banget mukanya dia mau ketemu papa nya cepet-cepet nih pasti”
“kak minho itu hidung adeknya.. ih lucu ..” kata jiji
“ji itu anak kita masih kecil banget..”
“hiks iya kak hidungnya mirip kakak..”
“sudah selesai, gimana tuan minho sudah puas? bayinya sehat, berat badannya cukup, semua lengkap, jenis kelaminnya laki-laki ya. jiji minum vitamin apa aja?”
“waktu itu di saranin seungmin yang ada kalsiumnya itu”
“oh yang biasanya kita gunain itu min?”
“iya dok”
“bagus-bagus diterusin aja ya? nanti saya kasih tambahan buat darah jiji”
“siap dok”
“nanti foto sama videonya saya kirim ke kontak tuan Minho, obat sama cetaknya bisa di urus kedepan ya. selamat tuan minho dan jiji” ucap dokter itu
“kalau begitu kita permisi, terima kasih dokter, seungmin” kata minho
mereka keluar dari ruangan kandungan dan pergi ke apotek untuk menebus vitamin jiji
“bener kan anak nya cowok” ejek minho
“ck, iyaiya”
“jangan cemberut gitu dong, mau cowok cewek mah gak masalah yang penting adek nya sehat ji..”
“aku gak cemberut kak minho..”
“terus kenpa manyun manyun gitu, minta cium?”
“heh! gak boleh”
mata itu terbuka dengan tenang
“mimpi apa gue sat!” umpat nya saat terbangun
ting! ting! ting!
“ck, apasih udah ribut aja”
jiji mengambil hpnya yang terletak di atas nakas
felix HAPPY BIRTHDAY BROUUU
seungmin JI HAPPY BIRTHDAY
hyunjin EH MANTAN PIBEDAY
kak bin JIJI HAPPY BIRTHDAY
“bangun lo pemalas! bangun siang mulu, siapin sarapan gue”
jiji terkejut
“oh maaf, gue kira udah berangkat”
jiji segera bangkit dari tidurnya dan segera turun menuju dapur
“ngomel duluan ucapin dulu kek happy birthday gitu, udah semalem maksa main mabok nyebut nama cewek sial” celoteh jiji di dapur
“udah belom, ngomel lo gak jelas, desah enak juga lo walau gue paksa”
jiji memutar bola matanya malas
“uhuk uekk huk uekk” jiji segera berlari ke wastafel pencuci piring
“aishh apalagi ini .. ” keluh jiji
minho memandang nya tak peduli
“mau pura-pura sakit lo? hari ini lo harus ke kantor urusin semua laporan gue”
“iye bawel banget”
jiji meninggalkan minho keatas untuk bersiap pergi ke kantor
“ya masa gue hamil bro? kaya di mimpi gue tadi? tapi kalo beneran dia bakal seneng gak ya? kayanya enggak deh setiap main sama gue aja nyebut nama lia mulu? tapi gue coba testpack dulu lah”
jiji mengambil testpack yang sudah ia beli sejak lama, karena rumah tangga mereka tidak seharmonis yang ia harapkan minho benar-benar merasa terpaksa menikah dengan jiji, bunda minho juga terus memaksa mereka memiliki anak betapa tertekannya jiji saat itu, awalnya jiji sosok yang sangat pendiam dengan minho lama-lama sikap minho membuat jiji muak jiji mulai suka melawan dengan minho, minho pun bertambah keras tapi soal urusan ranjang mereka tetap berusaha karena bunda minho tiap bulan kerumah untuk menanyakan hal itu
“tuhan gue mau kado spesial di hari ulang tahun hari ini, haah.. jujur gue mau rumah tangga gue kaya temen-temen gue hikss gue capek tuhan.. gue gak mau tertekan dan di paksa lagi, kalo gue hamil izinkan gue bahagia kali ini aja”
jiji menaruhkan urinnya di alat testpack
“please tuhan izinkan gue bahagia sama anak ini”
positif hasilnya positif
“lah udah minggat aja” kata jiji saat melihat minho tak berada lagi di ruang makan
“gue pastiin dulu apa ya kedokter spog, sebelum terlambat gue ke kilinik deket kantor aja”
jiji berangkat dari rumahnya menggunakan taksi, minho tak memberinya alat transportasi apapun entah alasannya apa tapi minho benar-benar pintar beralasan dengan bundanya ia bilang ia tak mau jiji terluka dan dia akan mengantar jiji kemana saja
“selama setengah tahun ini kak minho ada sayang gak sih sama gue? dia kadang perhatian dikit kadang gila banget.. ” kata jiji dalam hati
“pak, berhenti disini”
taksi nya berhenti tepat di depan klinik
“semangat ji, ini hadiah lo!”
jiji masuk dengan mantap ke klinik itu
“permisi”
“selamat datang tuan, silahkan duduk disini untuk pengisian data”
“ah baik sus”
“nama bapak?”
“panggilan aja gakpapa?”
“gakpapa”
“jiji”
“mmhh istrinya pak?”
“anu itu suami saya, namanya minho”
“aaa male?”
“iya sus hehe aneh ya?”
“gak kok, udah banyak disini yang periksa male”
jiji mengangguk
“saya konfirmasi dulu dengan dokter nya ya?”
“oke sus”
tak lama jiji menunggu ia dipanggil masuk kedalam ruangan
“tuan jiji?”
“iya dok”
“sendirian?”
jiji mengangguk
“mari baring disana saya periksa ya”
“dejavu gue..” lirihnya
“saya periksa ya?”
alat usg itu mulai mengelilingi perut jiji
“nih ada tanda tanda kehamilan tapi janin nya belum keliatan masih terlalu kecil”
“jadi saya bener hamil dok?”
“iya tapi ini baru 3 minggu”
“serius 3 Minggu?”
“iya..”
jiji masih tak percaya, maksud jiji 3 minggu itu udah lama gak jiji baru ngerasain sekarang
“sudah, boleh duduk lagi disana, ini saya cetak biar bisa diliatin sama suaminnya nanti”
jiji menerim kertas cetak yang menunjukkan adanya tand kehamilan, dan disitu juga di tuliskan oleh dokter nya hamil 3 minggu
“terim kasih dok”
“untuk saat ini kehamilan masih rentan ya, kalau bisa pekerjaan berat dikurangi, pikiran jangan terlalu berat sering sering share ke suaminya tentang apa perasaan tuan seperti ingin memakan sesuatu, atau melakukan sesuatu agar bisa di kontrol sama suaminya ya? jadi kalau ada keinginan yang sedikit aneh bisa di awasi”
jiji tersenyum sedikit ia mengangguk
“apa yang mau gue share.. ” kata jiji dalam hati
jiji menyelesaikan pembayaran usg nya tadi lalu bergegas kekantor ia hanya butuh berjalan sedikit dan menyebrang, ia memegang kuat hasil usg nya tadi
“kalo gue kasih tau kak minho dia bakal seneng gak ya? gue ragu tapi harus gue kasih tau biar dia gak pusing di tanyain bunda terus, apa gue kasih tau bunda duluan?”
drrt drrt
“LO DIMANA! LAMA BANGET GUE ADA RAPAT DAN LO ASISTEN GUE CEPET KESINI”
“sabar kak, ini gue lagi mau nyebrang”
“cepet ji!!! gue gak suka ya kerja lo begini!”
“ya ini gue nyebr TIN TIN!!!”
BRAKK!!
“JI, JISUNG!!! JISUNG!!!”
minho segera mematikan telponnya dan turun kebawa untuk memastikan jiji baik baik saja atau tidak
“uhuk uhuk kak minho..” lirih jiji memegang kuat perut nya
darah sudah bersimbah banyak keluar dari mulutnya dan kepalanya
“JIJI! JI!”
minho dengan cepat membopong tubuh suaminya
“haah.. kak minho..”
“PANGGILKAN AMBULAN CEPAT!!” teriak minho
“kami sudah panggilkan ambulan pak”
tak lama suara sirene itu berbunyi makin mendekat
“ji, bertahan ya gue mohon bertahan.. jangan tinggalin gue ji..”
minho mengangkat tubuh jiji ke dalam ambulan ia tak peduli apapun lagi, di perjalanan menuju rumah sakit pun Minho tetap menyuruh jiji membuka matanya
“kak min-minho ...”
“jangan banyak omong ji please lo diem aja.. lo capek tenaga lo disimpan ji”
jiji menyodorkan hasil foto usgnya tadi foto yang sudah penuh dengan darah minho dengan cepat menerima nya di usapnya sedikit
“ji.. hikss jiji... maafin kakak..”
“ggue h-hamil k-kak. llo seneng kan?”
“gue seneng ji please bertahan untuk gue ya untuk adek juga gue mau liat adek, adek kita jagoan ji.. ji.. jangan tidur...”
“kak.. g-gue sayang s-sama lo..”
“gue jauh lebih sayang sama lo ji, maaf, maafin semua sikap gue ji”
jisung tersenyum
“k-kak.. ini kado gue k-kak makasih..”
“ji.. please..”
“k-kakak belum ucapin g-gue happy b-birthday.. “
“happy birthday sayang hiks happy birthday” minho menangis ia mengecupi tangan dan kening jiji
“god.. thanks i-i'm hap–”
“JI! JIJI?!!!”
happy birthday jiji..