chrsbhng

happy birthday ji

chu

“eungg.. ” erang si manis yang di cium

“tupai bangun udah pagi tau..”

“aa geli hahaha geli kakkk minhoo”

minho menjahili si manis nya ini

“ayo bangun katanya mau liat adek..”

“ih tapi kan gak pagi banget gini kakkk” cebik si manis

“ya tapi kita harus siap-siap jiji sayang.. kamu harus mandi, sarapan, minum susu harus wangi biar adeknya mau ketemu”

“ck iya iya ini aku duluan atau kakak duluan yang mandi?” tanyanya

“mandi berdua aja gimana?” minho menaikkan alisnya

“ih mesummmmmm”

“hahaha cepet sini mandi”

“bentar.. uhuk uhuk uekk”

jiji berlari ke kamar mandi

“sayang..”

minho menyusulnya

“uekkk haah uekk”

minho memijat-mijat tengkuk leher jiji

“udah sayang?”

jiji mengangguk

“sekalian mandii” rengeknya

“iya sini berdiri kakak bantui lepas bajunya”

mereka menyelesaikan mandinya, minho sedang menyiapkan sarapan untuk bayi besar dan bayo kecilnya yang masih dalam perut

“habisin ya susunya? minum vitamin nya malem aja biar gak mual”

jiji mengangguk, dan meneguk susu nya

“ahh... kakak gak kerja?” tanya jiji

“gak, mau ngintip adek dulu hari ini, harus jadi” kata minho sambil mengusap kepala jiji

“sekarang?”

“ayo, biar disana dapet antrian nya gak terlalu lama nanti kamu capek”

“okayyy”

mereka berdua berangkat kerumah sakit untuk mengecek kandungan jiji yang masih umur 14minggu, tidak disangka oleh mereka berdua bisa di beri jagoan kecil dengan waktu cepat.

“hari ini adek harus tengok ke kamera tante dokter ya biar kita foto .. ” kata jiji yang mengajak bayinya mengobrol

minho tersenyum melihat betapa indahnya senyum jiji saat ia mengatakan hal indah untuk anaknya

“harusnya cowok kan ji?”

jiji menoleh

“kakak mau adeknya cowok?”

Minho mengangguk

“tapi aku lagi suka yang warna pink”

“jadi kalo kamu suka warna pink kenapa?”

“adeknya cewek kan..” katanya ragu

“hahahaha emang bisa gitu?? masa kamu lagi suka warna pink aja bisa jadi adeknya cewek? adeknya harus cowok!”

jiji menatap tak suka dengan minho

“i-itu ya ya gakpapa kalo adeknya cewek.. hehe”

jiji langsung tersenyum senang lagi, minho ikut tersenyum paksa.

sampailah mereka di rumah sakit, minho menggenggam tangan jiji tak lepas dari ia mendaftar hingga menunggu antrian

“mau aku beliin minum dulu?”

jiji menggeleng

“kamu gugup ji?”

jiji memanyunkan bibirnya, menatap minho dengan mata yang berbinar hampir menangis. minho memeluk jiji untuk menenangkan nya

“gakpapa kan gak sakit, semoga adeknya juga sehat ya adeknya aktif kalo kamu takut nanti adeknya juga takut gak mau liat kamera dokternya lho nanti.. udah ya? makanya aku beliin minum dulu biar kamu tenang, oke?”

jiji mengangguk dalam pelukan minho

“tunggu sebentar ya?”

minho meninggalkan jiji untuk membelikan minum agar jiji tidak gugup

“papa kamu lucu ya hikss.. kamu sehat-sehat ya..”

aa sungguh menggemaskan

“lho jisung?”

“seungmin??”

“lo ngapain disini? sakit? kak minho mana?”

“nih” sambil menunjuk ke perutnya

“ohh mau liat adek??”

jiji mengangguk senang

“haha, kenapa lo nangis?” seungmin duduk di sebelah jiji

“gue gugup.. “

“abis kak minho dateng kita langsung masuk aja ya, sebelum dokter spog nya mulai praktik gue deket sama dia bisalah minta tolong daripada ngantri gini kasian nanti lo capek”

“boleh?” tanya jiji

“oi seungmin” sapa minho yang baru datang

“nah, ayo masuk” seungmin mengajak jiji berdiiri

“eh bentar.. mau kemana??” tanya minho

“kata seungmin kita bisa masuk, soalnya seungmin kenal dokternya”

“emang boleh gitu min?” tanya minho lagi

“ck udah.. yang lain banyak gitu, biar gak lama abis ini bisa istirahat dirumah kandungan jiji masih rentan lho”

minho mulai khawatir

“yaudah ayo kalo gitu, tapi eh ini minum dulu ji”

jiji mengambil botol minum yang di sodorkan oleh minho dan meminumnya sedikit

“dah..”

“ayo” ajak seungmin

tok. tok.

cklek.

“permisi dok”

“eh seungmin... udah lama kali gak ketemu”

“hehe acel disini dok, makanya sekalian main”

“lho acel kenapa?”

“biasa dok penyakit anak, diare”

“ya ampun... eh ini siapa nih?”

“temen saya dok, dia mau cek adek nya dalem perut ini karena jisung aku tau betul imun nya gak bagus jadi boleh ya dok di bawa pertama kesini, takut lagi banyak virus di rumah sakit”

“iya sih keliatan nya gitu, minum vitamin gak?”

jiji mengangguk

“coba di tes dulu tekanan darahnya min”

“baik dok”

seungmin menyuruh jiji untuk berbaring di ranjang dan minho duduk agak jauh dari jiji menghadap ke tv yang akan menampilkan layar usg

“90/60 dok, rendah banget ji.. suka pusing gak?”

jiji mengangguk takut karena setiap dia ada keluhan dia tidak pernah mengadu ke minho

“nanti di resepin aja obat penambah darahnya, orang hamil itu wajar kalo darahnya rendah tapi jangan sampai rendah banget kayanya gini.. nanti kalo kamu lemes kasian adeknya ikut lemes”

jiji mengangguk

“saya cek sekaramg ya, tolong min buka bajunya”

“baik dok”

“kalo saya tekan sakit bilang ya jiji?”

jiji menghela nafasnya

“nih dedeknya udah gede” kata dokternya

“itu anak saya dok?” tanya minho

“iya anaknya tuan minho”

minho tersenyum, tapi jiji masih gugup

“ini kepalanya, ini dada, ini tangan kaki nya lengkap jari-jarinya lengkap kita dengerin dulu detak jantung adeknya”

terdengar bunyi detakan itu, jiji menangis tak terduga

“sakit ya ji?” tanya dokternya

jiji menggeleng

“adek kita sehat say– lho kok kamu nangis??”

minho mendekati jiji keranjangnya

“gakpapa jiji itu cuma terharu kak..” kata seungmin

“adeknya sehat ya aktif lagi, nih dia gerak-gerak”

“kok gak terasa ya dok?” tanya jiji

“adeknya masih kecil usia kehamilan mu juga kan masih kecil gerakan bayi itu kerasa kalo udah 5 bulan.. sabar ya”

jiji mengangguk

“jenis kelaminnya udah bisa dilihat dok?” tanya minho

“bentar ya saya coba dulu”

dokter itu mulai menggerakkan alat usg untuk mendapatkan hasil yang menunjukkan jenis kelaminnya

“hmm kayanya ini ce

“cewek dok?” tanya jiji

“cowok ji tuh ada tutut nya” jawab dokter itu

jiji langsung menoleh ke minho, ia mendapati senyuman senang dari suaminya itu

“tuhkan ji bener kata kakak cowok..”

jiji terkekeh

“selamat ya ji..” kata seungmin

“saya coba liat mukanya ya?”

minho sangat antuasias melihat hasil yang ini

“nah pinter adeknya eksis kayanya ya jelas banget mukanya dia mau ketemu papa nya cepet-cepet nih pasti”

“kak minho itu hidung adeknya.. ih lucu ..” kata jiji

“ji itu anak kita masih kecil banget..”

“hiks iya kak hidungnya mirip kakak..”

“sudah selesai, gimana tuan minho sudah puas? bayinya sehat, berat badannya cukup, semua lengkap, jenis kelaminnya laki-laki ya. jiji minum vitamin apa aja?”

“waktu itu di saranin seungmin yang ada kalsiumnya itu”

“oh yang biasanya kita gunain itu min?”

“iya dok”

“bagus-bagus diterusin aja ya? nanti saya kasih tambahan buat darah jiji”

“siap dok”

“nanti foto sama videonya saya kirim ke kontak tuan Minho, obat sama cetaknya bisa di urus kedepan ya. selamat tuan minho dan jiji” ucap dokter itu

“kalau begitu kita permisi, terima kasih dokter, seungmin” kata minho

mereka keluar dari ruangan kandungan dan pergi ke apotek untuk menebus vitamin jiji

“bener kan anak nya cowok” ejek minho

“ck, iyaiya”

“jangan cemberut gitu dong, mau cowok cewek mah gak masalah yang penting adek nya sehat ji..”

“aku gak cemberut kak minho..”

“terus kenpa manyun manyun gitu, minta cium?”

“heh! gak boleh”

mata itu terbuka dengan tenang

“mimpi apa gue sat!” umpat nya saat terbangun

ting! ting! ting!

“ck, apasih udah ribut aja”

jiji mengambil hpnya yang terletak di atas nakas

felix HAPPY BIRTHDAY BROUUU

seungmin JI HAPPY BIRTHDAY

hyunjin EH MANTAN PIBEDAY

kak bin JIJI HAPPY BIRTHDAY

“bangun lo pemalas! bangun siang mulu, siapin sarapan gue”

jiji terkejut

“oh maaf, gue kira udah berangkat”

jiji segera bangkit dari tidurnya dan segera turun menuju dapur

“ngomel duluan ucapin dulu kek happy birthday gitu, udah semalem maksa main mabok nyebut nama cewek sial” celoteh jiji di dapur

“udah belom, ngomel lo gak jelas, desah enak juga lo walau gue paksa”

jiji memutar bola matanya malas

“uhuk uekk huk uekk” jiji segera berlari ke wastafel pencuci piring

“aishh apalagi ini .. ” keluh jiji

minho memandang nya tak peduli

“mau pura-pura sakit lo? hari ini lo harus ke kantor urusin semua laporan gue”

“iye bawel banget”

jiji meninggalkan minho keatas untuk bersiap pergi ke kantor

“ya masa gue hamil bro? kaya di mimpi gue tadi? tapi kalo beneran dia bakal seneng gak ya? kayanya enggak deh setiap main sama gue aja nyebut nama lia mulu? tapi gue coba testpack dulu lah”

jiji mengambil testpack yang sudah ia beli sejak lama, karena rumah tangga mereka tidak seharmonis yang ia harapkan minho benar-benar merasa terpaksa menikah dengan jiji, bunda minho juga terus memaksa mereka memiliki anak betapa tertekannya jiji saat itu, awalnya jiji sosok yang sangat pendiam dengan minho lama-lama sikap minho membuat jiji muak jiji mulai suka melawan dengan minho, minho pun bertambah keras tapi soal urusan ranjang mereka tetap berusaha karena bunda minho tiap bulan kerumah untuk menanyakan hal itu

“tuhan gue mau kado spesial di hari ulang tahun hari ini, haah.. jujur gue mau rumah tangga gue kaya temen-temen gue hikss gue capek tuhan.. gue gak mau tertekan dan di paksa lagi, kalo gue hamil izinkan gue bahagia kali ini aja”

jiji menaruhkan urinnya di alat testpack

“please tuhan izinkan gue bahagia sama anak ini”

positif hasilnya positif

“lah udah minggat aja” kata jiji saat melihat minho tak berada lagi di ruang makan

“gue pastiin dulu apa ya kedokter spog, sebelum terlambat gue ke kilinik deket kantor aja”

jiji berangkat dari rumahnya menggunakan taksi, minho tak memberinya alat transportasi apapun entah alasannya apa tapi minho benar-benar pintar beralasan dengan bundanya ia bilang ia tak mau jiji terluka dan dia akan mengantar jiji kemana saja

“selama setengah tahun ini kak minho ada sayang gak sih sama gue? dia kadang perhatian dikit kadang gila banget.. ” kata jiji dalam hati

“pak, berhenti disini”

taksi nya berhenti tepat di depan klinik

“semangat ji, ini hadiah lo!”

jiji masuk dengan mantap ke klinik itu

“permisi”

“selamat datang tuan, silahkan duduk disini untuk pengisian data”

“ah baik sus”

“nama bapak?”

“panggilan aja gakpapa?”

“gakpapa”

“jiji”

“mmhh istrinya pak?”

“anu itu suami saya, namanya minho”

“aaa male?”

“iya sus hehe aneh ya?”

“gak kok, udah banyak disini yang periksa male”

jiji mengangguk

“saya konfirmasi dulu dengan dokter nya ya?”

“oke sus”

tak lama jiji menunggu ia dipanggil masuk kedalam ruangan

“tuan jiji?”

“iya dok”

“sendirian?”

jiji mengangguk

“mari baring disana saya periksa ya”

“dejavu gue..” lirihnya

“saya periksa ya?”

alat usg itu mulai mengelilingi perut jiji

“nih ada tanda tanda kehamilan tapi janin nya belum keliatan masih terlalu kecil”

“jadi saya bener hamil dok?”

“iya tapi ini baru 3 minggu”

“serius 3 Minggu?”

“iya..”

jiji masih tak percaya, maksud jiji 3 minggu itu udah lama gak jiji baru ngerasain sekarang

“sudah, boleh duduk lagi disana, ini saya cetak biar bisa diliatin sama suaminnya nanti”

jiji menerim kertas cetak yang menunjukkan adanya tand kehamilan, dan disitu juga di tuliskan oleh dokter nya hamil 3 minggu

“terim kasih dok”

“untuk saat ini kehamilan masih rentan ya, kalau bisa pekerjaan berat dikurangi, pikiran jangan terlalu berat sering sering share ke suaminya tentang apa perasaan tuan seperti ingin memakan sesuatu, atau melakukan sesuatu agar bisa di kontrol sama suaminya ya? jadi kalau ada keinginan yang sedikit aneh bisa di awasi”

jiji tersenyum sedikit ia mengangguk

“apa yang mau gue share.. ” kata jiji dalam hati

jiji menyelesaikan pembayaran usg nya tadi lalu bergegas kekantor ia hanya butuh berjalan sedikit dan menyebrang, ia memegang kuat hasil usg nya tadi

“kalo gue kasih tau kak minho dia bakal seneng gak ya? gue ragu tapi harus gue kasih tau biar dia gak pusing di tanyain bunda terus, apa gue kasih tau bunda duluan?”

drrt drrt

“LO DIMANA! LAMA BANGET GUE ADA RAPAT DAN LO ASISTEN GUE CEPET KESINI”

“sabar kak, ini gue lagi mau nyebrang”

“cepet ji!!! gue gak suka ya kerja lo begini!”

“ya ini gue nyebr TIN TIN!!!”

BRAKK!!

“JI, JISUNG!!! JISUNG!!!”

minho segera mematikan telponnya dan turun kebawa untuk memastikan jiji baik baik saja atau tidak

“uhuk uhuk kak minho..” lirih jiji memegang kuat perut nya

darah sudah bersimbah banyak keluar dari mulutnya dan kepalanya

“JIJI! JI!”

minho dengan cepat membopong tubuh suaminya

“haah.. kak minho..”

“PANGGILKAN AMBULAN CEPAT!!” teriak minho

“kami sudah panggilkan ambulan pak”

tak lama suara sirene itu berbunyi makin mendekat

“ji, bertahan ya gue mohon bertahan.. jangan tinggalin gue ji..”

minho mengangkat tubuh jiji ke dalam ambulan ia tak peduli apapun lagi, di perjalanan menuju rumah sakit pun Minho tetap menyuruh jiji membuka matanya

“kak min-minho ...”

“jangan banyak omong ji please lo diem aja.. lo capek tenaga lo disimpan ji”

jiji menyodorkan hasil foto usgnya tadi foto yang sudah penuh dengan darah minho dengan cepat menerima nya di usapnya sedikit

“ji.. hikss jiji... maafin kakak..”

“ggue h-hamil k-kak. llo seneng kan?”

“gue seneng ji please bertahan untuk gue ya untuk adek juga gue mau liat adek, adek kita jagoan ji.. ji.. jangan tidur...”

“kak.. g-gue sayang s-sama lo..”

“gue jauh lebih sayang sama lo ji, maaf, maafin semua sikap gue ji”

jisung tersenyum

“k-kak.. ini kado gue k-kak makasih..”

“ji.. please..”

“k-kakak belum ucapin g-gue happy b-birthday.. “

“happy birthday sayang hiks happy birthday” minho menangis ia mengecupi tangan dan kening jiji

“god.. thanks i-i'm hap–”

“JI! JIJI?!!!”

happy birthday jiji..

20.

sudah lebih dari 3 hari seungmin masih dalam perawatan di rumah sakit, chan terpaksa mondar mandir pulang berganti baju kerja dan kembali ke rumah sakit. seungmin sendiri sudah mengalami perubahan, maag nya sudah teratasi kebutuhan nutrisi nya sudah teratasi.

ceklek.

“udah tidur seungmin?” tanya chan saat masuk ruangan seungmin

seungmin tidur membelakangi pintu, tak ada sahutan berarti seungmin benar sudah tidur

“haah... ” helaan nafas chan saat duduk meregangkan badannya

“malem ini harus selesai” ucap nya

sudah 3 jam chan mengerjakan pekerjaan nya, hingga akhirnya dia tertidur

“gue deg-degan, untung dia gak liat kesini..”

seungmin bangun dan mengeluarkan barang yang ia sembunyikan di balik selimut

“udah jam 1 dong anjir.. gue ngapain lagi..”

seungmin perlahan turun dari ranjangnya tak bersuara sedikit pun, ia mendekati chan dengan membawa barang dan tiang infusnya dengan sangat hati-hati. sampai ia di sofa ia singkirkan laptop dan berkas chan untuk meletakkan barangnya di atas meja,

tuk.

“seungmin??” chan mendengar suara kecil itu padahal itu sangat kecil

seungmin dengan cepat menghidupkan lilin di atas kue yang sangat cantik, chan terbangun ia mengucek matanya

“kamu ngap–”

“happy birthday!!!” seru seungmin

chan melebarkan matanya

“seungmin..” lirih chan

“hehe, itu tadi aku jadi ketiduran beneran eh malah lewat jam nya ini udah jam 1 hehe maaf kak ya.. tadi aku itu ngapain ya aku bingung yaudah happy birthday kak chan.”

chan menatap lekat seungmin, yang di tatap seketika menunduk takut

“oh apa aku salah tanggal ya?” pikir seungmin

“maaf kak kalo aku ganggu tidur kakak .. aku beresin dulu ya kalo gak mau tidur lagi gakpapa” kata seungmin yang makin menundukkan kepalanya

chan berdiri ia menghampiri seungmin

grep

“thank you sayang.. aku seneng banget banget banget aku seneng seungmin aku seneng”

dilepaskannya pelukan itu lalu ia menangkup wajah seungmin

“no.. don't cry baby.. “

chu

diciumnya kening seungmin, lalu di peluknya lagi seungmin di usaknya rambut seungmin. chan melihat ada banyak rambut rontok di tangannya, chan terkejut tapi ia pikir mungkin karena seungmin tidak keramas

“mau suapin kuenya buat aku gak?” tanya chan

seungmin mengangguk, chan melepaskan lagi pelukannya

“ayo sini duduk”

chan menggenggam tangan seungmin dan mengajaknya

BUGH!

“SEUNGMIN!!” teriak chan saat seungmin jatuh

“gakpapa kak gakpapa aku cuma lemes tadi mungkin karena jarang berdiri terus jalan gitu jadi kaki aku lemes”

“maaf kakak narik kamu terlalu kuat kan?”

“gak kak, kaki aku aja yang lemes”

chan menggendong seungmin kembali ke ranjangnya

“kamu disini dulu ya, kakak panggil dokter liat infua kamu copot”

diliatnya tangan dan benar kenapa ia tidak sadar kalo infus nya sudah terlepas dan mengeluarkan banyak darah selagi chan memanggil dokter seungmin menekan lukanya di punggung tangannya

“aa lagi kenapa harus sekarang sih lemesnya, tapi ini bukan lemes aja bahan udah agak sulit di gerakin..” omel seungmin sendiri

chan datang bersama dokter dan beberapa perawat

“infusnya lepas dok, tadi dia jatoh katanya dia lemes tiba-tiba tolong diperiksa benar-benar” kata chan

“baik tuan tenang dulu, dan boleh seidkit menjauh karena saya akan memeriksa keadaan seungmin”

seungmin mengangguk kecil untuk meyakinkan chan yang sedari tadi tak melepas pandangan nya dengan seungmin, akhirnya chan mundur sedikit.

“gak usah pake infus lagi gakpapa kan dok?” tanya seungmin

“sebenarnya tidak terlalu butuh lagi, perubahan seungmin sudah bagus walau belum di bilang sangat sehat tapi penyembuhan nya sudah bagus”

“gak usah di pasang lagi infusnya dok, nanti tangan saya bengkak gak mau ...” rengek seungmin

“nutrisi nya sudah bagus dok? tolong infus saja lagi dok dia masih lemas” suruh chan

“jadi bagaimana seungmin kami pasang lagi infusnya?

seungmin menggeleng

“seungmin”

seungmin kembali menunduk

“pasang aja dok”

seungmin akhirnya pasrah dan menyerahkan tangannya untuk di pasang infus lagi

“ini tuh sakit tauuu” dumel seungmin

“seungmin” tegur chan

seungmin tertidur saat chan pergi untuk pulang Minho ada di ruangannya sedang duduk berkutik dengan hpnya, jisung belum tiba saat ini

“emang kayanya dia yang beneran harus jelasin, gue gak paham sama apa yang di lakuin seungmin ini”

minho masih menyelidiki kasus pengkhianatan seungmin terhadap chan, yang kini baru ia dapatkan changbin dan kakak seungmin memang bekerja sama untuk menjatuhkan bangchan itu karena changbin yang memang iri dengan kejayaan chan, sebelumnya kakaknya seungmin juga pernah bekerja di bar yang terkenal dengan banyaknya orang yang di jual untuk memuaskan hidung belang disini semuanya belum terlihat jelas.

“kak chan..” lirih seungmin yang terbangun dari tidurnya

“chan lagi pulang kerumah, mau apa lo?” tanya minho

seungmin memilih diam, ia berusaha bangkit untuk duduk di ranjangnya dengan ringisannya Minho terlihat sedikit kasian tapi lebih banyak memandangnya tak suka

“paling juga akting” gumam minho

seungmin akhirnya duduk ia masih sangat lemas bahunya turun, seungmin memegang kepalanya rasa sakit nya datang lagi dia menangis meringis kesakitan. minho mendengar itu namun ia tidak peduli

tes

tes

“tolong..” lirihnya meminta tolong pada minho

minho masih fokus dengan laptopnya

“kak.. tolong..”

akhirnya minho menoleh ke arah seungmin

“astaga”

Minho segera mengambil tisu dan memberikannya ke seungmin

“anjir kenapa bisa hidung lo berdarah gini??”

seungmin menggeleng

“aduh gimana ini gue mau manggil dokter tapi lo gak boleh di tinggal”

ceklek

“kak minho, seung– kak seungmin kenapa??” tanya jisung yang baru saja tiba

“tolong panggilin dokter dulu ji”

jisung kembali lagi ke ruang perawat yang baru ia kunjungi tadi

“sus tolong teman saya hidung nya berdarah” seru jisung

“kami panggilkan dokter dulu” kata perawat itu

jisung kembali lagi ke kamar ia membantu minho membersihkan darah yang mengotori seungmin

“min, kok lo bisa begini sih? udah lama kita gak ketemu kenapa lo kurus banget gini.. astaga min gue gak nyangka lo bakal sesakit ini.. maaf gue gak bisa bantu apa-apa”

“seungmin” panggil seorang wanita

“ryujin.. sakit banget kepala ku..”

ternyata itu dokternya seungmin

“udah selesai mimisan nya?”

seungmin menggelengkan

“ryu suruh keluar dulu..”

ryujin melihat minho dan jisung disana

“hm maaf bisa tunggu diluar, kami akan memeriksa pasien sebentar.. kalian bukan keluarganya kan?”

jisung menggeleng

“baiklah kalau begitu kalian boleh keluar dulu ya”

minho dan jisung keluar dari ruangan seungmin

“udah ketebak kan bakal di rawat juga di rs, dibilang ngeyel kamu harus kemoterapi sekarang aku gak bisa periksa kamu lebih lanjut studiumny udah dimana, kamu sih gak pernah mau kalo di ajak kerumah sakit”

“ryu kepala ku sakit banget kenapa kamu malah ngomel”

“habisnya kamu bandel seungmin kalo udah begini gimana...”

“obati aja aku, kasih aku obat ryu mau mati enggaknya itu urusan aku”

“gak bisa gitu seungmin.. “

“aku udah gak kuat ryu.. badan aku sakit semua, kepala ku juga ini lagi apa perutku sakit ..”

“kamu itu udah ada radang lambung makanya makan teratur!”

seungmin menghela nafasnya

“kasih aku obat tidur aku mau tidur aja...”

“min.. “

sementara di luar

“tadi seungmin kenapa kak?” tanya jisung

“gatau, kakak cuma main laptop seungmin baru bangun itu langsung mimisan gituu”

“kenapa kalian diluar?”

“kak chan”

“kenapa ho?”

“ck, seungmin tadi hidungnya berdarah”

ekspresi chan berubah menjadi khawatir

“bentar kak seungmin lagi di periksa” cegah jisung saat Chan ingin masuk keruangan seungmin

seungmin beristirahat dengan tenang sekarang, begitupun chan yang menunggu seungmin hingga tertidur di sofa ruang rawat seungmin. seungmin masih tak sadarkan diri setelah di tanganin oleh dokter tadi, entah mungkin pengaruh obat nya seungmin tidur dengan waktu yang lama.

tidak, ternyata tidak begitu lama seungmin terbangun saat tengah malam

“haa.. haa..” dia sedikit terganggu karena sungkup oksigen yang terpasang di hidung nya

perlahan ia lepaskan sungkup itu, dia mengamati langit-langit ruangannya

“dirumah sakit ya?” lirihnya

seungmin menoleh ke kanan dan kirinya

“kak chan..” panggil nya dengan lirih

seungmin masih lemah sangat lemah

“haus..”

seungmin melihat segelas air di nakas sebelah kanannya, ia berusaha menggapainya menahan sakit badannya karena terlalu lama terbaring jari-jari nya mulai menyentuh gelasnya seungmin mendorong badannya lagi untuk menggenggam gelasnya itu

“AKHHHH”

prangggg!???

seungmin kesal ia mendorong paksa dirinya tapi gelas itu jatuh kerena tersenggol kuat, Chan terbangun

“seungmin” panggilnya

chan panik melihat seungmin menangis dengan sungkup yang tak pasang lagi dan posisi tubuhnya yang hampir jatuh

“kamu mau ngapain??”

chan menghampiri seungmin ia segera membenarkan posisi seungmin

“kamu mau apa seungmin? minum?”

seungmin mengangguk dengan ringisannya, melihat gelas yang sudah jatuh chan keluar untuk mengambil minum yang baru

“nih aku bantuin minum” kata chan yang baru saja mengambil minum baru

chan membantu seungmin mengangkat kepalanya untuk minum

“udah?” tanya chan

seungmin mengangguk, lalu ia berbaring lagi

“apa yang sakit seungmin?”

“p-perut..”

“kenapa? gimana sakitnya?”

seungmin menggeleng ia tak bisa menjelaskan bagaimana sakitnya

“aku panggil dokter dulu ya?”

chan segera keluar untuk memanggil dokter, sembari menunggu dokter datang chan relakan tangannya di remat kuat oleh seungmin yang tak tahan menahan sakitnya

“permisi”

“dok, ini perut dia masih sakit katanya? udah di kasih obat kan tadi?” tanya chan

“sabar ya pak chan, kita akan menjelaskan satu persatu. pasien seungmin mengalami kehilangan nutrisi, sudah kurang bahkan seperti orang yang kurang gizi, lambungnya terluka menyebabkan nyeri di bagian perut nya saya akan memasukkan obat pereda nyerinya terlebih dulu, dan memberi obat yang akan di minum sebelum makan setelah minum obat tolong pasien seungmin diberi makan”

“baik dok”

“seungmin, sekarang saya suntikkan dulu obatnya ya?” tanya dokter itu

seungmin hanya mengangguk

“tahannya obat ini sedikit pedih”

dokter itu mulai menusukkan jarum dan mendorong cairan obatnya masuk seungmin yang terkejut langsung meremat kuat tangan chan

“dok pelan-pelan dia kesakitan.. ” kata chan

si dokter paham dan menggerakan pelan dorongannya

“sudah.. setelah obat ini masuk, kamu minum obat ini dulu 30 menit lagi kamu harus makan ya?”

lagi seungmin hanya mengangguk

“baiklah kalau begitu saya permisi”

dokter itu keluar dari ruangan seungmin

“masih sakit?” tanya chan

“m-masih..”

“sabar ya obatnya bentar lagi bereaksi”

“aku mau pulang..” lirih seungmin

“kamu lagi sakit, jangan banyak tingkah..”

seungmin menangis karena tidak tahan dengan keadaannya sekarang

“jangan nangis.. ntar tambah sakit”

seungmin melepaskan genggaman tangan chan ia memilih meringkuk miring, melipat kakinya, menekan perutnya

“seungmin..”

“hiks .. sakit kak.. “

chan bingung harus bagaimana, chan hanya bisa melihat seungmin yang meraung-raung ia tak isa membujuknya membuatnya untuk lebih tenang

chan pulang, hari belum terlalu malam ia membawa makan malamnya dirumah biasanya ia akan makan di tempat tapi malam ini dia ingin makan dirumah

“sepi banget ini rumah, gak ada yang bersih-bersih, punya orang rumah pemalas gak tau malu”

chan seperti ibu yang memarahi anaknya yang mempunyai kamar yang berantakan, ia memulai makannya dengan tenang

“besok han harus jemput gemel itu dari sini”

dia memakan makannya dengan tenang sambil melihat isi hpnya, sementara seungmin

“akhh.. gue gak tahan..”

tes.

tes.

“shh tuhan sakit banget..”

sudah banyak darah yang mengalir dari hidungnya mengotori bajunya, seungmin berusaha bangkit untuk kekamar mandi membersihkan dirinya dan mengganti pakaian tapi ia belum kuat. seungmin masih memaksakan dirinya untuk bangkit

PRANK!!!

“akh bunda...”

seungmin terjatuh, darah berceceran di lantai karena infusnya yang terlepas

“hikss kak chan..” lirihnya

chan mendengar suara keras seperti piring yang jatuh, ia mencari sumber suaranya tapi chan sudah yakin bahwa itu dari kamar seungmin awalnya di enggan untuk bangkit dan mencari tau, karena takut dia akan bunuh diri chan menyusul nya

“seungmin lo nga–

bangchan tak melanjutkan perkataannya, ia segera berlari menghampiri seungmin

“lo? lo kenapa seungmin!!”

“sakit..” lirihnya

“yang mana yang sakit?”

“hikss semuanya.. semuanya sakit...”

chan menggedong seungmin dan membawanya kerumah sakit, di dalam perjalanan rumah sakit chan menatap sedih seungmin yang meruang kesakitan menangis memegangi kepalanya darah yang terus mengalir dari hidungnya chan benar-benar dibuat bingung oleh seungmin. chan mengelus kepala seungmin sampai akhirnya di rumah sakit

“seungmin.. maaf.. maafin kakak”

seungmin telah di bawa keruang pemeriksaan, chan terduduk lemas di depan pintu ruangan itu

“gue keterlaluan.. “

dokter ryu tiba di rumah chan

tok. tok.

seungmin😡 masuk aja

dokter ryu membaca pesan seungmin dan langsung membuka pintu

“seungmin??”

“ryu aku disini”

mendapat jawaban dari seungmin, dokter ryu segera menghampiri kamar yang ada di sebrang nya

cklek.

“ASTAGA SEUNGMINNNNN”

dokter ryu shock

“kamu beneran kaya orang gila tau gak? kak chan ngurusin kamu gak sih??? kamu lemes banget emangnya? mana lagi daging badan kamu seungmin? makan gak?”

“please ryu.. jangan berisik..”

“untung aku bawa peralatan gawat darurat aku, bentar aku ambil dulu di mobil”

ryu dengan cepat mengambil alat-alat persediaan kesehatan nya

“aku mau ganti baju kamu dulu, sprei segala nya sini aku tuntun pindah ke sofa”

dengan hati-hati seungmin berjalan di papah oleh dokter ryu, secepat itu juga ryu membereskan tempat tidur menggantikan baju seungmin

“sini tidur lagi sini”

“bentar ryu lemes banget..”

dokter ryu membopong seungmin lagi ke tempat tidur

“ini aku infus ya? kamu udah kehilangan banyak cairan, kamu gak makan ya min?”

seungmin mengangguk

“bentar aku siapin dulu”

“eh tapi kalo kak chan pulang gimana ryu”

“gak peduli aku..”

dokter ryu tetap menyiapkan set infus dan obat-obatan yang akan disuntikkan ke seungmin

“tahan ya? jangan di tarik, agak nyeri”

dokter ryu mulai menyuntikkan abocath

“shh” desis seungmin

“tahan ya, bentar lagi”

selesai, dokter ryu selsai menginfus seungmin

“thank you ryu.. maaf ngerepotin”

“aku bikinin makan dulu ya?”

seungmin mengangguk

“kayanya emang perlu gue pergi dari sini.. ” lirih seungmin

tak lama dokter ryu kembali dengan semangkuk bubur dan segelas air putih

“makan ya min? udah ada tenaga belum buat duduk?”

“gatau.. aku coba”

seungmin berusaha berdiri dan syukurlah bisa walaupun hanya sedikit masih bersandar dengan bantal

“gakpapa ga usah di paksa, aku suapin ya?”

seungmin mengangguk

“kamu belum cerita sama kak chan?”

seungmin menggeleng

“kenapa? ada masalah lagi sama kak chan?”

“gakpapa, gak enak udah numpang hidup banyakin beban juga haha”

“min.. kak Chan sayang lho sama kamu kenapa di sia-siain”

“aku gak sia-siain ryu, sekarang yang percaya aku cuma kamu..”

dokter ryu terdiam..

“gakpapa aku beneran gakpapa ryu, emang gak pantes gembel kaya aku di perhatikan emang lahirnya dari sampah ya tetep jadi sampah.”

“kamu juga banyak nyembunyiiin banyak hal sama aku ya?”

“aku malu cerita nya ryu..”

seungmin menyudahi makannya

“sekarang kamu istirahat, sebelumnya aku mau ajarin ganti infus nya dulu. ini aku tinggalin 6 kolf jadi kalo habis kamu ganti sendiri”

“gak bisa dilepas sekarang?”

“gak, kan aku udah bilang kamu udah banyak kehilangan cairan smaa nutrisi makanya jadi kurus lembek gini, obat yang lain juga tetep di minum itu juga aku tinggalin obat maag, kamu harus makan seungmin, tiap pagi aku bakal mampir ke sini bawain makan ya?”

“hm.. thank you ryu”

“aku ke rs dulu gak enak izin lama banget soalnya hari ini jadwal aku jaga”

seungmin mengangguk.

mereka tidak bertemu sapa pagi ini bahkan dari 3 hari setelah kejadian party itu, mereka tetap bungkam tak ada yang mau menjelaskan, dan minta penjelasan. seungmin tidak tidur bersama chan, ia tidur di kamar bawa kamar tamu chan juga tidak masalah dengan itu dia beranggapan seperti tinggal sendiri.

“dasar gatau malu, udah berkhianat, malas-malasan” gerutu chan

chan selalu pergi pagi dan pulang larut malam benar-benar tidak bertemu secara kebetulan ataupun seungmin menunggu nya pulang

“besok-besok udah nyium bangke gue dirumah ini, mati apa itu orang” kata chan sebelum meninggalkan rumah

chan makin marah dengan seungmin, karena seungmin bilang uang yang ia transfer banyak itu dikirim ke kakak nya dan kemarin baru saja minho menemukan bukti bahwa uang yang seungmin kirimkan masuk ke rekening perusahaan bar terbesar untuk jual beli laki-laki atau perempuan. entah chan harus berkata apa, dia benar-benar menikahi orang yang jahat, dan sangat kotor baginya

di tambah lagi chan melihat changbin memeluk seungmin, seungmin pun merasa tak bersalah untuk pelukan itu membuat chan ingin membuang seungmin hari itu juga tapi jisung mencegahnya

sementara seungmin, hampir setengah hari nya di habiskan untuk menangis dia memaksakan diri meminum obatnya tanpa makanan apapun yang masuk, perutnya kadang sakit, kepalanya juga ikut sakit ia meraung kesakitan tapi tak ada yang mendengar. ia tidak berani sama sekali untuk menyentuh apapun yang ada di rumah ini lagi, dia mengurung dirinya karena takut tapi sesekali ia keluar dan ke atas untuk mengganti pakaiannya

ada saat itu chan pulang siang hari, seungmin hanya tidur di kamarnya pintu kamar sengaja ia buka karena terlalu panas. efek dari obat yang ia makan jelas mengantuk maka dari itu dia dengan cepat tertidur pulas, ia mendengar suara langkah kaki itu tapi matanya enggan membuka dan merespon kesadaran itu dia mulai takut dengan tubuhnya sendiri

“bener-bener kaya gembel!” ketus chan yang berada di depan pintu melihat seungmin tertidur

tes air mata seungmin mengalir

“gue suruh han aja yang urus anak gatau di untung ini, gue jijik liatnya di rumah”

benar saja chan langsung menelpon han detik itu juga

“han lo gak keberatan kalo seungmin tinggal ditempat lo, kalo lo masih percaya sama seungmin gue udah muak liatnya”

'kak? lo gamau dengerin lagi penjelasan dia dulu? seungmin bisa apa sekarang kalo di posisi nya kaya gini?'

“gue gatau, besok lo jemput dia disini sebelum gue pulang kerumah dia harus pergi dari tempat gue”

'oke, gue jemput'

chan mematikan telepon itu dan dia juga menutup pintu kamar seungmin dengan kuat.

seungmin belum di jemput keesokan harinya karena salah chan memberi tugas juga kepada han untuk pergi survey ketempat perusahaan lain yang akan berkerja sama dengan mereka, saat ini seungmin masih berbaring di kasurnya tanpa ada suara.

11

jam 20:35 seungmin sudah bersiap untuk pergi dengan chan ke party temannya

“sayang.. benerin dasi ku dong” rengek chan

seungmin langsung membenarkan dasi suaminya itu

“oh wow.. manis banget anak anjing akuuuuu”

muncullah merah merona di pipi seungmin

“ih merah merah pipinya” goda chan

“ck, kak chan!”

“hahaha udah belum ini??”

“udah, udah bagus”

“yok berangkat”

seungmin mengangguk mereka segera berangkat, sesampainya mereka disana banyak orang-orang yang memperlihatkan mereka seungmin meremat jas milik chan

“kamu kenapa hm?”

“a-aku takut..”

“gakpapa.. jangan jauh-jauh dari aku ya??”

seungmin mengangguk, seungmin tak mau melihat ke arah manapun dia hanya menunduk

“sayang.. jangan nunduk gitu..”

seungmin menggeleng

“seungmin..”

“aku takut kak sumpah aku takut..”

“yaudah kita duduk disini aja ya? mau makan minum apa biar aku ambilin”

“minum aja..”

seungmin di tinggalkan oleh chan untuk mengambil minum dan sedikit cemilan

“aishh kenapa gue takut banget gini.. apa gara-gara gue gak pernah lagi keluar ya” gumam seungmin

seungmin melihat sekitaran gedung besar ini

“wah harusnya gembel kaya gue gak pantes disini”

seungmin menunduk lagi

“nih sayang, minum dulu biar tenang”

seungmin menoleh dan langsung mengambil gelas itu dari tangan chan

“makasih kak..”

“ini kakak bawain cemilan, di makan”

seungmin mengangguk

“oi chan” seseorang menyapa chan

“oi bin, gue kira lo gak dateng”

“wkwkwk kapan lagi ntr kalo udah tua gak bisa lagi party”

seungmin hanya menunduk ia meremas-remas tangannya sendiri

'tuhan.. gue mau pulang' kata seungmin dalam hati

seungmin mengambil minum nya lagi

“lo apa kabar min?”

ppfrtttt

“uhuk uhuk uhuk”

“pelan-pelan sayang..” kata chan saat seungmin tersedak karena terkejut dengan pertanyaan changbin

“yang kaya lo liat bin, dia baik-baik aja makanya gue bisa ajak dia kesini”

“gue kayanya ganggu, gue ke sana dulu ya” pamit Changbin

“gakpapa, anggap dia orang lain oke?” kata chan untuk menenangkan seungmin

“kak..” lirihnya

“gakpapa sayang santai aja anggap kalian gak kenal”

seungmin mengangguk

“aku boleh ke toilet?” tanya seungmin

“mau di temenin?”

“gak usah kak, aku bukan anak kecil”

“haha oke, hati-hati ya?”

seungmin mengangguk lalu meninggalkan bangchan

“gue kok tolol banget kalo tau semua temen kak chan kesini termasuk dia ngapain gue ikut” ucapnya didepan kaca wastafel

“gue mau pulang...”

“mau gue anterin?”

lagi, seungmin terkejut

“kak changbin..”

“kenapa kaya kaget banget lo?”

seungmin mundur dari hadapan changbin

“pengkhianat! lo udah ngekhianatin chan dan gue sekarang? lo mau kakak lo mati?”

seungmin menggeleng

“gue bakal bayar sisanya lagi, jangan bunuh wonpil”

“haha, duit gue buat beli lo di bar waktu itu juga bisa lo kembaliin?”

seungmin tak tau harus bilang apa

“lo tau kak gue masih butuh pengobatan gue tau hati lo masih ada untuk kasian sama gue, please sebelum gue pergi gue mau ngerasain bahagia dulu. gue gak akan lupa sama hutang-hutang gue, gue bakal bayar”

changbin menarik seungmin keluar dari toilet dan membawanya ke halaman belakang gedung ini

“lepas kak!!”

“sialan lo! lo tau rapat waktu itu batal gara-gara lo anjing! padahal sebentar lagi gue dapetin apa yang gue dapet jangan anggap diri lo udah bebas banget lo mutusin gue seenaknya aja setelah ngerugiin gue lo harus bayar itu 2 kali lipat seungmin!”

seungmin hanya menunduk

“kakak lo tinggal gue gantung malam ini asal lo tau”

“LO MAU APA DARI GUE KAK! BUNUH GUE AJA JANGAN KAKAK GUE, BUNDA GUE SAYANG BANGET SAMA WONPIL!”

grep!

changbin langsung memeluk seungmin

“seungmin” panggil chan

seungmin yang sadar bahwa ia sedang dipelukan changbin langsung melepaskan nya cepat

“pulang”

dan chan meninggalkan seungmin

“good luck!” bisik changbin

seungmin mengikuti bangchan masih dalam keadaan menangis seungmin berusaha menahan agar tak menangis begitu kuat

'lo bodoh seungmin lo bodoh!' ia menggerutu dalam hati

mereka sekarang di perjalanan pulang seungmin sedari tadi tetap menunduk memilin bajunnya, chan masih bungkam dia terlihat benar-benar marah rahangnya mengeras dan berkali-kali ia mengeratkan pegangannya dengan stir

sampainya ia dirumah mereka masih bungkam satu sama lain

“kak chan..”

chan langsung melengos pergi meninggalkan nya ke atas

“akhirnya bakal tetap jadi gini” ucap seungmin

'maaf kak..'

1O.

kehidupan mereka sudah seperti biasanya walaupun seungmin terkadang sering mengatakan maaf beberapa kali jika ia membuat salah, chan masih sangat menyayangi seungmin

“hari ini kamu mau ikut?”

“kemana kak?”

“temen kakak ada party, kakak di undang karena ini juga temen akrab banget gak enak kalo kakak gak dateng dan gak enak juga kakak gak bawa pasangan”

seungmin menunduk

“kenapa seungmin?”

“a-aku gak mau”

“kenapa? gak kasian sama kakak nanti temen-temen kakak dateng bawa pasangan semua kakak sendiri yang enggak?”

“emang aku masih pantes nunjukkin muka sebagai pasangan kakak..”

“lagi kan!” bentak chan

seungmin makin menundukkan kepalanya

“maaf..”

“maaf maaf maaf terus!”

seungmin mulai menangis

“harus berapa kali aku bilang! bisa gak kamu lupain aja masalah kita yang lalu seungmin! kamu gak salah ayo seungmin gimana kamu mau tenang kalo kamu kaya gini terus aku juga capek tau gak”

chan meninggalkan seungmin kembali ke kamarnya

“gak bisa banget gak ada kata maaf sehari aja! emosi gue denger nya kesel sendiri bangsat!” umpat bangchan selama dikamar

seungmin masih menangis, ia tau kalau chan mungkin sedikit muak mendengar seungmin yang mengucapkan banyak kata maaf kadang hanya sendok jatuh saja seungmin meminta maaf

hari sudah sangat malam, chan sebenarnya menunggu seungmin naik ke kamar tapi belum ada juga gerakan seungmin

“dia mau tidur gak sih? udah jam 12 malem gini kok gak naik ke atas?”

chan menyusul seungmin kebawa

“seungmin?”

“seungmin kamu dimana?”

“seungmin?”

Chan sudah berkeliling mencari seungmin di sekitaran rumah nya ini

“dia kabur?”

chan mendial kontak seungmin dan menelponnya, tapi sering telpon seungmin terdengar di dekat sofa

“dia gak bawa hp nya?”

terdengar ada yang membuka pintu

“darimana kamu?” tanya chan

seungmin terkejut dan barang bawaannya terjatuh

“kamu dari mana seungmin? beli apa itu?”

seungmin mengambil barangnya

“a-aku beli nasi goreng .. maaf gak izin dulu..”

“kenapa gak izin dulu?”

chan mendekati seungmin, seungmin memundurkan langkahnya

“maaf aku takut kakak masih marah, aku tau aku salah maaf.. aku gak ulangi lagi” gumamnya

“kamu bisa gak kalo mau apa apa tuh bilang mau kemana mana tuh bilang, aku disini ngapain kalo bukan untuk kamu?”

seungmin hanya mengangguk

“kamu bikin aku badmood tau”

lagi chan meninggalkan seungmin kembali kekamarnya

“DIA PIKIR GUE INI APAAN SIH NGOMONG MAKSUD GUE KALO PENGEN INI ITUUUU GUE SUAMINYA LHOOOO” teriak chan yang sudah sangat kesal dengan seungmin

“kak chan..” panggil seungmin di balik pintu

chan langsung terdiam dan membuka pintu

“kenapa?”

“hmm aku mau ikut ke party boleh?”

“tiba-tiba?”

seungmin menunduk lagi

“u-udah gak boleh ya?”

“gak usah deh, udah males”

seungmin mengangguk lalu ia masuk kedalam kamar

“udah makan nasi goreng tadi?”

seungmin menggeleng

“kenapa gak makan?”

“t-tadi aku mau beli buat kakak biar kakak maafin aku.. tapi tadi udah jatoh.. jelek.. gak boleh di makan lagi”

“kamu beneran seungmin apa anak tk di samping rumah hah, nyogok pake nasi goreng untung gak pake permen astagaaaa”

“seungmin salah ya kak?”

“AAARGHHHHHHH” teriak chan

seungmin menunduk dan menjauh dari chan

“sini kamu!”

seungmin melangkah kecil mendekati chan

grep!

chan menggendong seungmin

“kamu tuh kenapa gemes banget sihhh, tapi gemes-gemes gini kok bisa bisa jadi pengkhianat ya? otak kamu di cuci setengah ya min?”

O8.

chan pulang malam ini, dia sedikit terkejut saat masuk kedalam rumah melihat seungmin tertidur di sofa ruang tamu

“dia nungguin gue?” tanya chan sendiri

chan mendekati seungmin, ia melihat wajah seungmin yang nampak tak tenang

“i miss you..” lirih chan bahkan ia hampir menangis sudah lama tidak ada cerita di antara mereka

chan membangunkan seungmin untuk pindah ke kamar

“bangun pindah kamar sana, ntar lo sakit tidur disini”

seungmin masih bengong melihat chan

“kak.. udah makan?”

“udah”

chan pergi dari hadapan seungmin ia duluan ke kamar untuk mandi, seungmin menurukan bahunya mengambil nafas dalam nya

“kak chan.. ” lirihnya

ah bagaimana menjelaskannya, seungmin sebenarnya sudah tidak tahan dengan keadaan mereka saat ini tapi dia tetap tidak bisa menjelaskan apapun tentang permasalahan nya dengan chan

seungmin bangkit dari duduk dan menyusul chan ke kamar

“lo belom mau cerita ke gue? tahan lo gue diemin kaya gini?” tanya chan tiba-tiba saat seungmin masuk kedalam kamar

seungmin tersentak dan ia langsung menunduk

“lo gak mau jujur sama gue? gue diemin gini artinya gue masih mau penjelasan dari lo, kalo udah gue usir dari sini gue udah gak butuh. duduk sana!”

seungmin duduk di pinggir ranjangnya

“m-maaf.. ” lirih nya

“kan cuma maaf doang yang bisa lo bilang?”

“hikss maaf .. a-aku gak mau tapi kak changbin hiks.. kak wonpil.. hikss”

pecah tangis seungmin pecah, chan memeluk seungmin

“kenapa gak dari awal bilang kaya gini? aku bilang kan aku masih percaya sama kamu tapi kamu gak ada mau jelasin ke aku seungmin.. kakak nungguin kamu” ucap chan

“maaf hikss maaf..”

“tenang dulu.. nanti kamu ceritain semua dari awal ya?”

“aku pacaran sama kak changbin udah lama.. tapi aku juga gak tau kenapa mereka jadi manfaatin aku gini hiks.. aku cuma jalani aja aku juga sebenarnya takut mau lakuin hal licik kaya gitu.. tapi aku punya alasan kak.. keluarga ku punya banyak hutang sama mereka kak wonpil di ancam mati aku gatau.. aku juga harus baik-baik sama kak changbin akhir-akhir ini juga aku selalu di teror, maaf kak.. uang dari kak chan aku kasih mereka buat bayar hutang .. hikss aku minta maaf kak, aku gak pantes masih disini aku siap pergi dari sini kak.. “

“kamu masih sayang changbin?”

“hikss aku gatau.. aku mau bebas aja aku udah putusin kak changbin.. aku gak mau lagi berurusan dengan kalian aku gak mau.. kakak boleh aku pergi aja dari sini?”

“kamu mau pergi? kamu mau ninggalin aku? kamu gak inget kata-kata aku tadi, sampai sekarang aku nungguin kamu buat jelasin karena aku percaya, kalo gak kamu udah aku usir kamu masih mau pergi?”

seungmin terdiam

“t-tapi aku malu.. aku malu udah ngekhianatin kakak tapi tetep disini”

“seungmin.. kamu gak sayang aku?”

seungmin menangis

“jawab aku seungmin, kamu gak sayang aku?”

seungmin mengangguk

“aku sayang kakak.. hikss sayang.. kakak baik”

“udah ya? jangan nangis lagi? kamu harus tetap disini seungmin kamu masih jadi suami aku, masa aku di tinggalin jadi duda?”

“aku bakal terus ngerasa bersalah kalo aku tetap disini ..” lirihnya

“aku udah maafin kamu seungmin, aku butuh kamu sayang jangan pergi ya?”

chan memeluk seungmin kembali, seungmin mengangguk dalam pelukan chan. malam itu Chan sedikit lega ya karena dia memang mencintai seungmin dia ingin seungmin tetap menjadi miliknya walaupun masalah ini tetap akan menjadi luka bagi nya tapi dengan tulus chan sudah memaafkan seungmin.

“sekarang kamu tidur ya? capek kan habis nangis?”

“hmm kak..”

“kenapa sayang?”

“boleh aku cium?” lirih seungmin ia menunduk ragu memilin baju bawahnya

“mau cium dimana dulu?” tanya chan

“hmm di pipi aja. aku kangen..”

“serius nih kangen? kangen aku atau yang lain?”

seungmin tak menjawab

“sayang..? kangen banget?”

seungmin mengangguk

“liat kakak dong katanya mau cium”

seungmin mendongakkan kepalanya

chu

chan menciumi di bibir, mata seungmin melebar perlahan menutup kembali sembari ia mengimbangi permainan mulut chan ya main lah masa kecup doang hahahaha