SHORT MIDNIGHT


Kamar Gianno dan Anandra terlihat temaram, pertanda penghuninya sudah terlelap. Dolby tidur di kasurnya bersama Raku, begitu juga dengan daddy mommy mereka, Anandra mendekap erat pinggang ramping Gianno. Keduanya mendengkur halus, tenggelam dalam mimpi masing-masing.

Beberapa menit kemudian, Anandra terbangun, mata elangnya terbuka perlahan. Sementara Gianno tidak terusik sama sekali, Andra mengeratkan pelukannya. Gianno melengguh pelan kala tangan kekar Andra begitu posesif memeluknya. Anandra menghirup ceruk leher Gianno yang kali ini wangi lemon. Dan ia menyesalinya.

Anandra mulai terangsang, tangannya menggerayangi perut berotot Gianno, mengecup kecil lehernya, dua jarinya mulai mencapit nipple Gianno. Jelas sentuhan merangsang Anandra membangunkannya. Baru saja pria itu akan membalikan tubuhnya, bibir Anandra langsung menyapunya. Keduanya berpagutan lembut, dan Gianno masih mengumpulkan nyawanya.

“Hmm?” Lengguh Gianno. Anandra menurunkan celananya.

“Mau apa? Yang...” Gianno dibuat tengkurap, dengan pantatnya menungging.

“Bentar saja, aku akan cepat”

Gianno melengguh saat dua jari Anandra masuk ke dalam lubang analnya. Sebelumnya jari itu Andra lumasi dengan salivanya sendiri. Gianno mengerang pelan. Suaranya teredan bantalnya.

“Aahh—yang....” mata Gianno setengah terpejam.

“Aku ngantuk—aah!” Desahnya.

I'll make it quick baby” bisik Anandra. Gianno merinding.

“Besok aku ke kampus—”

“Aah....” Gianno terkejut saat analnya ditusuk penis Anandra.

“Andraahh—ahh aku ngan—aah—tuk” Gianno setengah ngantuk mendesah karena genjotan cukup cepat Anandra.

“Tidur sayang, gak papa” bisik Andra yang menindihnya dari atas.

Bukannya Gianno terlelap, pria itu malah mendesah nikmat, suara tumbukan kulit mereka terdengar begitu sensual. Andra mendekap pinggang Gianno, mencium ceruk lehernya, kemudian mendorong wajah Gianno dari samping agar menghadapnya.

“Mmhh....hhh” desahan Gianno teredam ciuman rakus Anandra. Analnya masih digempur, dan beberapa kali menyentuh sweet spot-nya.

“Aah!” Andra mendesah nikmat. Tubuh Gianno ia buat miring ke kanan, kaki kanannya ia lingkarkan ke pinggangnya, dan kembali menghujam lubang nikmat Gianno.

“Aah— ughh! Andra—” Gianno kacau, keringatnya mulai bercucuran, penisnya menegang dan mengeluarkan cairan precumnya.

“Aaah! Aaahh!” Lengguhan mereka mengeras saat tempo genjotan semakin cepat. Tubuh Gianno bergerak naik turun mengikuti irama genjotan Anandra.

“Aaah, Andra! Aah” Gianno ditindih dari atas, dan masih terus di gempur Anandra.

“Cantik, kamu cantik sayang”

Anandra meraup kembali bibirnya, Gianno meremas rambut Andra, dan membalasnya dengan pagutan penuh nafsu. Tubuhnya semakin bergerak tak beraturan, karena Andra menambah kecepatan hujamannya. Tubuhnya melengkung sempurna karena sweet spotnya tanpa ampun ditumbuk.

Puncak Gianno hampir sampai, begitu juga Anandra. Penis pemuda itu mulai membengkak membuat lubang Gianno semakin sesak. Mulut Gianno terbuka dan matanya setengah terpejam, Andra masih menggempurnya dengan cepat.

“Aah—aaah!” Gianno klimaks. Andra memeluknya, dan menciumnya kembali.

I love you....sayang”

I love you so much Gianno” bisik Anandra. Ia pun sampai di puncaknya. Gianno menghela nafas panjang.

Anandra menyembunyikan wajahnya di leher Gianno. Gianno memeluknya erat, dan mengusap rambutnya.

“Anandra...”

“Iya sayang?”

“Gak...keluar?”

“Emang udah selesai? Belum Gianno sayang.”

Lengguhan nikmat Gianno menggema di kamar tersebut, sampai jam di dinding menunjukan pukul 03.15, desahan Gianno masih terdengar.