Jam sudah menunjukkan pukul 00.23 dini hari, mereka— kedua belas member Treasure segera pulang ke dorm masing-masing untuk beristirahat dikala keletihan melanda. Syukurlah dorm mereka tidak jauh dari lokasi gedung agensi yang menaungi mereka.
Kim Junkyu menutup kedua matanya, guna untuk pura-pura tertidur karena lagi memikirkan ide sesuatu yang gila belum pernah dicoba sebelumnya. Sungguh tiba-tiba saja ide konyol terlintas di otaknya, mengajak Hyunsuk, Jihoon, dan juga Yoshi bermain Dare or Dare sesampai mereka di dorm nanti. Ia tersenyum dan ide gilanya ini harus terealisasikan malam ini juga. Ya harus. Haha. Junkyu tertawa dalam hati.
Tap! Tap!
Junkyu menepuk pelan bahu Yoshi yang berada disamping nya.
“Yoshi...”
“Pssstt... Yoshi,” panggil Junkyu dengan nada berbisik.
Yoshi yang sedang memainkan handphone nya menoleh dan membalas ucapan Junkyu dengan berucap tanpa suara. “Ada apa Junkyu?” sahut Yoshi.
“Yoshi sesampai kita di dorm kau jangan masuk dalam kamarmu. Oke? Aku ingin berkumpul sebentar saja dengan Hyung Line,”
“Oh, baiklah.”
Junkyu hanya membalas dengan senyuman.
Jihoon yang terakhir keluar dari Mobil Van tiba-tiba saja dikejutkan kehadiran seorang Kim Junkyu. Menghalangi Jihoon dengan membentang kedua tangannya.
“Jihoon!” seru Junkyu dengan diiringi cengiran khasnya. Jihoon tersentak. Ia hampir saja mengumpat dan memukul seseorang di depannya.
“Kim Junkyu, aku kaget. Kau tahu!” celetuk Jihoon sembari menatap Junkyu dengan tatapan kesal. “Mau apa kau? Minggir, aku ingin istirahat,” timpal Jihoon dengan menurunkan kedua tangan Junkyu yang sedang menghalanginya.
“Begitu saja kesal. Kau dipanggil Hyunsuk hyung di dorm kami. Cepat, ada sesuatu yang ingin dibicarakannya,” jawab Junkyu dengan muka nahan tawa.
“Oh? Tiba-tiba saja?”
“Mana aku tahu bodoh,”
“Bedebah kau sialan!”
“Haha, ayo ikut aku.” Junkyu menggenggam tangan Jihoon lalu menariknya pelan menuju dorm yang beranggotakan ketiga rapper, satu vokalis.
Junkyu membuka pintu dormnya dan langsung melihat sesosok Yoshi yang sedang menunggunya. “Lama sekali,” pikir Yoshi.
“Yoshi maaf lama menunggu. Sekarang ayo kita bertiga ke kamar Hyunsuk hyung,” Junkyu menarik tangan Jihoon, juga Yoshi.
“Kenapa harus kalian ikut juga? Kau bilang Hyunsuk hyung ingin bicara padaku saja,”
Junkyu berhenti dan menoleh kebelakang membalas perkataan Jihoon, “Tidak tidak, aku berbohong Ji. Sebelumnya maafkan aku, sejujurnya aku ingin kita berempat berkumpul sebentar. Hanya hyung line saja,”
Dahi Jihoon mengkerut dan alisnya naik sebelah sembari menatap Junkyu dengan heran, “Kau? Tidak tahukah ini jam berapa? Ini sudah larut malam Junkyu, kasihan juga Hyunsuk hyung terganggu akan kedatangan kita,”
“Tidak akan. Kau tenang saja.”
Junkyu membuka pintu kamar Hyunsuk dan melihat hyung nya sedang duduk di kursi bolanya. Ia melihat Junkyu dan mengatakan, “Junkyu ada apa? Oh ada Jihoon dan Yoshi juga. Kalian masuklah,” Hyunsuk tersenyum ramah kepada adik-adik mereka.
Ketiganya segera manghampiri Hyunsuk. Jihoon yang berada di depan Hyunsuk mengadu kepada yang lebih tua. “Hyung, Kim Junkyu membohongiku. Ia mengatakan padaku ada yang ingin kau bicarakan. Hanya kita berdua saja.”
Hyunsuk menoleh ke arah Junkyu dan meminta penjelasan dari pemuda berwajah koala itu. Sedangkan yang di tatap segera menjelaskan kepada kakak tertua sekaligus pemimpin grupnya, “Awalnya aku memang membohonginya tapi aku sudah minta maaf kepadanya, hyung. Aku hanya ingin berkumpul sebentar dengan kalian, khusus hyung line saja. Tidak ada anggota lainnya. Jadi tolong maafkan aku Hyunsuk hyung. Kalau aku tidak berbohong kepada Jihoon, ia tidak sudi berkumpul malam-malam begini—,” jelas Junkyu.
Hyunsuk yang mendengar penuturan Junkyu merasa iba kepada pemuda yang berbahu lebar itu. Ia menghela napas dan megatakan bahwa ia tidak keberatan jika mereka berkumpul sebentar saja. Di kamar Hyunsuk tentunya.
“Jadi? Apa yang ingin kita lakukan, Kyu?” ujar Yoshi yang akhirnya membuka suara.
Junkyu menoleh ke arah Yoshi dan membalas, “Aku ingin kita bermain sebentar. Permainan nya simpel saja. Cukup pakai botol lalu memutarnya. Jika botol berhenti kearah kita, harus menerima tantangan dari salah satu anggota yang bermain,”
“Maksudmu Truth or Dare?” sahut Jihoon. Junkyu menggelengkan kepalanya, “Dare or Dare.”
“Woah... Sepertinya menarik. Ayo kita mulai! Junkyu ambilkan botol kosong di dekat Chili!” Hyunsuk bersemangat dan beranjak dari tempat duduknya lalu beralih duduk di lantai.
Junkyu berbalik dan mendekat ke arah boneka yang bernama Chili. Senyuman Junkyu berubah menjadi seringai. “Ini pasti seru,” ujar Junkyu dalam hati.
“Siapa yang pertama memutar botolnya?” tanya Yoshi sembari menatap ketiga orang yang berada di depan dan di sampingnya.
“Kau saja terus memutar botolnya,” jawab Jihoon.
“Baiklah.”
Botol itu berputar dan berhenti ke arah kolong meja Hyunsuk. Nihil. Tidak tepat sasaran. Yoshi mengulang dan memutarnya lagi. Mengulang dan terus mengulang karena botol yang tidak ada isinya itu tidak berhenti ke salah satu dari mereka.
Jihoon bosan. Hyunsuk berdiam diri. Yoshi masih setia memegang botol kosong itu. Junkyu berteriak kesal dalam hatinya.
“Sial sekali,” Junkyu merengek. Ketiga pemuda itu menoleh ke arah Junkyu dengan tatapan kasihan dan mengejek.
“Kau yang sial. Bosan sekali permainan ini, tidak ada manfaatnya,” ucap Jihoon dengan nada mengejeknya. Junkyu yang melihat itu membalas Jihoon, “Awas saja kalau kau keenakan.”
“Sudah... Sekarang putar lagi botolnya. Kalau sekali lagi tidak tepat sasaran, permainan berakhir!” perintah Hyunsuk.
Mereka fokus lagi pada permainan itu. Botol itu berputar lama dan tidak lama kemudian botol itu berhenti tepat pada arah Hyunsuk.
“Hyunsuk hyung kau kena!” Mereka bertiga yang lebih muda berteriak pelan dengan nada mengejek pada Hyunsuk.
Hyunsuk kesal. “Jadi apa tantangan nya?” Ia bertanya kepada ketiga adik-adiknya. Jihoon, Yoshi berpikir keras. Sedangkan Junkyu sudah ada tantangan yang ia siapkan sedari di dalam mobil tadi.
“Bagaimana kalau kau membersihkan dorm ini selama sebulan penuh hyung?”
“Menginaplah di kamarku selama seminggu hyungie,”
Junkyu yang mendengar tantangan Jihoon juga Yoshi seketika tertawa dan mengejek kedua pria itu. “Tantangan kalian sungguh tidak ekstrim. Bagaimana kalau tantangan nya dilaksanakan langsung saja?”
“Apa itu?”— tanya Yoshi dan menatap Junkyu dengan wajah bingung, juga penasarannya.
“Hyunsuk hyung harus membuka seluruh pakaiannya dan terlentang di lantai. Sehabis itu aku akan mengambilkan liquor di kamar Yoshi, dan juga mengambil garam serta jeruk limau di dapur. Setelah itu aku akan menuangkan liquor dan garam di sekitar tubuh Hyunsuk hyung. Jeruk limau nya digigit jangan sampai terjatuh. Kemudian salah satu dari kami menjilat liquor dan garam,” Junkyu menjelaskan tantangan untuk Hyunsuk, dan di balas tidak terima oleh sang penerima tantangan.
“Kau gila! Sialan kau Kim Junkyu! Bocah sial keparat kau!” Hyunsuk marah. Ia marah, tantangan itu sangat ekstrim. Ayolah siapa yang mau nerima tantangan itu?
Jihoon yang sedari tadi diam saja merasa kasihan melihat Hyunsuk. “Junkyu tidak adakah tantangan yang lain? Kau tidak lihat Hyunsuk hyung marah,” ujar Jihoon.
Yang ditanya menoleh kepada Jihoon, “Tidak ada. Jika tidak mau menerima tantangan ini, ia harus terima penalti dengan berjalan menyusuri seluruh gedung YG dalam keadaan telanjang. Malunya sampai seumur hidup. Jadi pilih yang mana?” ucap Junkyu dengan menyeringai.
Ketiga pemuda itu tersentak akan penuturan pemuda koala itu. Gila. Ia ternyata sudah merencanakan ini sebelumnya.
Hyunsuk lesu dengan berat hati menerima tantangan itu daripada ia harus menyusuri seluruh gedung dengan keadaan telanjang. Mau taruh dimana muka dan harga dirinya.
“Baiklah Junkyu.”
Junkyu senang. Rencana nya terealisasikan. Dengan semangat ia keluar kamar Hyunsuk untuk mengambil keperluan tantangan. Tetapi sebelum itu ia berbisik kepada Jihoon, “Aku tahu kau menyukai Hyunsuk hyung, jadi kau saja yang melakukan nanti aksinya Ji.”
Beberapa menit kemudian Junkyu kembali ke kamar Hyunsuk. Sebelum itu ia mengecek keaadan Haruto di kamar, ternyata ia sudah tidur.
“Woah cepat sekali kau membuka seluruh pakaianmu hyung. Tidak sabaran sekali,” Junkyu tertawa. Yang lebih tua kesal sekali malam ini dengan pemuda berbahu lebar itu.
“Cepat kau sialan! Aku tidak ingin berlama-lama!” ucap Hyunsuk dengan posisi terlentang nya. Jihoon dan Yoshi melihat Hyunsuk telanjang seketika meneguk ludah mereka. Astaga Hyunsuk hyung sangat seksi!
“Jihoon kau yang melakukan aksinya. Aku tidak mau Yoshi yang melakukannya, ia kekasihku. Bisa-bisa ia berpaling dariku,”
“Cih! Mulut sampah,” cibir Jihoon.
Junkyu mendekat ke Hyunsuk lalu menuangkan liquor di tubuh Hyunsuk terlebih dahulu, kemudian ia mengambil sejumput garam dan menaburkannya di setiap liquor yang mengalir. Selanjutnya menaruh sepotong jeruk limau diantara gigi yang lebih tua.
“Sekarang mulai Jihoon,” pinta Junkyu. Jihoon yang mendengar Junkyu, berjalan mendekat ke arah Hyunsuk dan mengambangi tubuhnya di sekitar tubuh Hyunsuk.
“Hyung tidak apa? Kau oke kalau aku melakukan begini? Maaf sebelumnya,”— Jihoon ragu. Tetapi ia juga ingin akan Hyunsuk.
“Tidak apa Ji, sekarang lakukan lah.”
Hyunsuk menelan ludah dengan berat. Jantungnya berdetak kencang meskipun dalam hati ia berteriak agar Jihoon cepat menyelesaikan aksinya.
Jihoon membungkuk di atas perut Hyunsuk. Napasnya terhembus hangat di kulit orang yang disukainya, membuat pangkal paha Hyunsuk bereaksi. Penisnya sudah setengah tegang.
“1!2!3!” seru Yoshi. Jihoon memajukan bibirnya , menyentuh kulit Hyunsuk, menghisap cairan di pusar Hyunsuk dengan perlahan. Rasanya sangat geli, membuat tubuh Hyunsuk sedikit melengkung ke atas.
“Ingat jangan sampai jeruk limau nya jatuh atau kau akan kalah hyung!” seru Junkyu sembari memotret Hyunsuk untuk kenang-kenangan.
Kedua mata Hyunsuk terpejam mendengar suara decapan bibir Jihoon, menikmati lidah Jihoon yang bergerak secara zig zag di setiap perut Hyunsuk. Menjilati dan terus menghisap. Hyunsuk menahan diri untuk tidak mengerang. Astaga, Hyunsuk tidak tahu akan senikmat ini!
Lidah Jihoon dengan mahir berjalan secara efektif di tubuh Hyunsuk. Tangan Hyunsuk ingin bergerak ke rambut Jihoon guna untuk menjambaknya tapi dengan gerakan cepat Jihoon mengambilnya dan menahan di kedua sisi Hyunsuk. Bibir Jihoon sampai di antara kedua puting Hyunsuk. Sialan milik Hyunsuk semakin tegang! Tubuhnya merasa panas, Hyunsuk sudah tidak mampu menahannya lagi. Hyunsuk tahu jika Yoshi dan Junkyu berteriak menyemangati Jihoon akan aksinya. Ia juga tahu, ia di potret oleh Junkyu. Tetapi bukan itu sekarang di pikirannya. Pikirannya hanya fokus pada bibir Jihoon di sepanjang perut dan kedua puting Hyunsuk.
Lidah Jihoon meluncur sampai ke kepala penis Hyunsuk. Menjilatnya sebentar lalu menghisap nya kuat untuk membersihkan liquor dan precum yang berada di kepala penis Hyunsuk.
Jihoon menghisap sekali lagi sisa liquor dan sperma Hyunsuk yang sudah mencapai pelepasannya. Mulutnya bergerak, mengulum benda berurat itu, naik ke atas dan ke bawah. Maju dan mundur. Setelah itu ia mengambil jeruk limau di bibir Hyunsuk dan menggigitnya cepat dan membuangnya. Lalu Jihoon mencium bibir Hyunsuk dan memasukkan sisa sperma ke dalam mulut Hyunsuk.
Hyunsuk membuka mata, tidak sadar ia telah melakukan pelepasan dan menahan napasnya cukup lama.
Tantangan permainan telah usai.
“Gila! Sangat gila! Aku ingin lagi! Kalau perlu aku ingin bercinta saja dengan Jihoon!” — seru Hyunsuk dalam hati.
Prok prok prok!
Sepasang kekasih itu tepuk tangan dengan heboh karena permainan tantangan ini sangat keren. “Woah... Kalian berdua hebat! Hyunsuk hyung dan juga Jihoon terima kasih sudah mengikuti permainanku ini!” ucap Junkyu dengan nada semangat.
“Ini sudah aku potret. Jangan di hapus hyung, itu kenang-kenangan kegilaan kita bertiga hahaha.” timpal Junkyu lagi. Hyunsuk hanya menganggukkan kepalanya lemah.
Hyunsuk sepertinya harus berterima kasih kepada Junkyu. Meskipun ide nya gila tetapi ia mendapatkan keuntungan. Jihoon juga pastinya.
—xxecwwjj