4 Years Later
“HAECHAN KON GENDENG?!” Ryujin berteriak saat Haechan mulai mengerjainya.
“Pukulin aja kepalanya, biar kaga kebiasaan.” sahut Taeil sambil terkekeh.
“WEH IKU DITA MEN.” teriak Yuta saat ia melihat seorang perempuan turun dari sedan berwarna putih dan melambai.
Hari ini hari lebaran. Setelah lulus, Yuta, Johnny dan yang lain masih terus berhubungan dengan Dita dan teman-temannya dan selalu bertemu saat lebaran.
Dita kini kuliah di universitas yang dia mau sejak dulu di Jogjakarta. Dia dan Tern, lebih tepatnya. Ryujin memilih kuliah disebuah PTS bergengsi di Surabaya bersama dengan Jaemin. Haechan masuk PTN terkenal di Surabaya, anak teknik.
“Langsung ae ta? Tern wes disana soale,” sahut Dita sambil membenarkan bajunya yang tertiup angin.
“Gawe jubah cik.” sahut Jaemin.
“KOK JUBAH SEH?”
Yang lain terkekeh.
“Ayo wes, Tern wes ambek Doyoung ta?”
Dita mengangguk, “Ayo?”
Ryujin langsung menggandeng tangan Dita. “Aku ambek Dita! Males ambek Haechan.”
“Iyo wes naik mobil ae,” sahut Taeil. “Cek aku sing ambek Echan.”
Ryujin melayangkan jempolnya.
“Wes ta? Yuk!”
Mereka pun segera menaiki kendaraan masing-masing dan segera mungkin menuju tempat yang selalu mereka hadiri selama empat tahun ini.
Dita mengelus nisan Ten dengan pelan sambil tersenyum. Yang lain memberi bunga, sambil beberapa kali menyapa Ten.
Ia tidak jadi dikremasi, karena Mama Ten sendiri tidak setuju. Jadi, disinilah kami setiap hari lebaran, menuju sebuah makam yang terletak disisi utara Surabaya.
“Kangen gak? Ketemunya setahun sekali.” bisik Dita sambil menyiram air bunga yang dia bawa tadi.
Tern terkekeh. “Kangenan Dita, tiap malem mewek mau ketemu sama kon Ko!”
Dita ikut terkekeh, menepuk pelan bahu Tern. “Jangan gitu, ntar Mas Ten malu.”
Yang lain hanya tersenyum tipis, masih membayangkan bahwa teman mereka itu masih bisa disitu bersama mereka.
Setelah berdoa dan berpamitan pada Ten, mereka pun berjalan keluar dari makam tersebut.
“Ke Yangyang juga?”
“Boleh.”
Mereka pun memutuskan untuk berjalan ke blok yang berbeda untuk bertemu Yangyang, yang menyusul Ten setahun setelah Ten pergi.
Dua tahun terberat bagi mereka, namun, menguatkan pertemanan mereka sampai sekarang.