fruityxxxx

RAPAT PBA 2

Selamat pagi teman-teman, gimana hari ini? semangat? sedih? bahagia? kalau saya sendiri semangat, saking semangatnya saya lupa membawa tas saya ke kampus. Jangan ditiru ya, haha. Oke kita buka rapat kita ini dengan berdoa menurut kepercayaan dan agamanya masing-masing. Berdoa Mulai. Baik saya akan memulai pada divisi yang sudah siap untuk menyampaikan progressnya silahkan.

Shana memberanikan langkahnya untuk maju menyampaikan progressnya dengan Johnny.

“Halo semuanya! Hari ini gue akan menyampaikan progress divisi sponsorship. Jadi, gue sama Bang John udah dapet investor nih. Tapi kalian jangan seneng dulu karena pesyaratannya banyak banget guys. Investor ini itu dari Perusahaan pengolahan teh. Syarat yang harus kita ikuti: 1. Kita harus menjual 10 dus produk mereka dalam waktu 3 hari. 2. Kita harus mempromosikan besar-besaran tentang produk mereka. 3. Mengajak 100 orang ke dalam program baru mereka dalam waktu seminggu. 4. Setiap anggota harus memposting tentang produk mereka di social media seminggu sekali. Emang agak berat nih tapi lumayan banget inves mereka. Kalau kalian setuju nanti kita bikin MoU.” ucap Shana

“Gue sih setuju-setuju aja Shan, tapi kalau boleh tahu, berapa mereka inves ke kita?” tanya Winwin

Johnny menjawab pertanyaan tersebut “Mereka berani Inves 8 juta kalau kita bisa memenuhi semua itu.”

Semua anggota terlihat berbisik-bisik untuk membicarakan hal yang cukup sensitif ini.

“Saya setuju kok, lagi pula yang dia kasih lumayan banget untuk kita, pasti mereka juga butuh feedback kalau udah berani ngeluarin dana.” seru Mark

“Kita melakukan ini dalam waktu sebulan kira-kira lamanya.” Johnny menambahkan

Anggota lain pun terlihat setuju dengan pernyataan Mark.

“Nah gue sama Bang John baru nemu ini, belum yang lain sih. Gue kembaliin ke Mark lagi ya, makasih.” ucap Shana

“Oke Kak Shana terimakasih. Silahkan untuk divisi berikutnya.”

Lucas mengambil langkahnya untuk maju dan mulai berbicara “Oke singkat aja dari Humas, gue sama Aheng udah bicarain ini ke prodi, mereka sangat setuju dan antusias sama konsep kita sampe mereka mau nyumbang dana 1 juta. Nah, abis itu gue juga udah mulai tektok-an sama fakultas. Mereka udah ngerti konsep kita jadi nanti beberapa bem dan pengawas fakultas ngawasin acara kita deh. Gue juga sama Aheng udah mikirin tugas apa aja yang akan maba buat, gak jauh beda sama tahun kemarin. Jadi tinggal sounding ke maba dan nanti kalau udah daftar ulang mereka bisa nanya-nanya sama kita bingung dimananya. Segitu dari humas mungkin ada pertanyaan?” tanya Lucas

Terlihat tidak ada pertanyaan untuk Humas, kemudian dilanjut oleh divisi acara.

“Selamat pagi semua. Hari ini gue Haechan yang akan menyampaikan progress. Jadi dari anak acara sendiri, udah nemu nih villa untuk kita rekreasi dan kita udah briefing sama prodi dan dosen-dosen. Mereka mau gabung kok. Tinggal goals-nya kita buat surat ijin untuk maba agar orang tua mereka mengijinkan. Hal-hal yang kita butuhin untuk dekorasi dan perlengkapan udah kita list kok ke masing-masing divisi tinggal nyari aja. Gitu sih ada pertanyaan ngga?” tanya Haechan

“Gue mau beropini Chan. Untuk runtutan Rundown gue harap bermanfaat semua, jangan hanya menyia-nyiakan waktu disana. Ambil konsep untuk pembelajaran mereka, okay? Kita ga cuma mau asik-asik aja. Dan juga kita harus mencerminkan budaya jurusan kita dari waktu ke waktu. Jangan lupa undang Alumni juga tuh, biar maba kenal sama senior.” tambah Winwin

“Mantap Bang, kita masukin list penampungan dulu.” ucap Haechan

“Oke giliran gue, nanti gue sama Bang Yuta kerja sama buat ngelaksanain teknis di hari H, gue bakal sibuk banget bantu Bang Yuta. Jadi, gue minta tolong buat temen-temen yang sekiranya jadi divisi gabut ngerangkap jadi divisi lain ya? saling melengkapi aja kita. Teknisnya nanti kita rapatin lagi tapi kasarnya sih udah ada. Nanti gue dari pintu gerbang masuk udah mulai ngawasin maba. Karena maba jurusan kita make perlengkapan yang ngenalin kalau dia jurusan kita jadi nanti gue data dari depan. Make aplikasi kita dari Departemen Pengembangan buat ngecek atribut yang maba pakai hari itu lengkap atau ngga, dari aplikasi itu kita bisa langsung check point maba. Tugas humas nanti input nama-nama maba aja tuh ke aplikasi itu.” ucap Winwin

“Wah thank you! saya ganyangka antusias kalian sebesar ini untuk PBA. Baru dua kali rapat udah keliatan progressnya. Saya berharap acara kita berjalan lancar dan tetap konsisten ya. Saya selaku ketua PBA sangat berterima kasih sama kalian. Saya sendiri juga udah menyampaikan ini ke tingkat Univ, agar tidak ada kesalahpahaman untuk daftar ulang, karena kan seperti perpeloncoan udah ga diperbolehkan, tapi pihak Univ setuju kok sama konsep kita. Sebelum itu kita tepuk tangan dulu untuk pencapaian kita hari ini.” ucap Mark

Semua panitia bersorak dan bertepuk tangan atas rapat hari ini dan tersenyum bangga karena sampai hari ini rapat berjalan lancar.

“Mark.” panggil Winwin

“Iya Bang?” jawab Mark

“Gausa baku banget Mark. Gue-lo aja hahaha, udah kayak ngomong sama dosen aje si Mark.”

“Maaf Bang hahaha baru pertama kali gaenak kalau ga sopan.” jawab Mark

Haechan menyambar “Yaela bro santai.”

Rapat hari ini selesai. Diakhiri dengan perasaan lega karena belum ada masalah yang muncul.

Feeling.

Semilir angin mulai memasuki koridor. Ara memejamkan matanya dan menikmati hawa sejuk itu. Tiba-tiba Ara melihat seorang laki-laki datang membawa sepotong sosis panggang.

Laki-laki itu memberikan sehelai tisu untuk menahan panasnya sosis yang baru selesai dipanggang itu “Ra, nih kesukaan lo. Makan yang banyak.” lalu pergi meninggalkan Ara.

“WOI MARK THANK YOU!!”

Laki-laki itu hanya memberikan senyumannya dari jauh dan mengacungkan jempolnya.

Yoojung, Yena, dan Doyeon menghampiri Ara dan langsung membawanya masuk ke dalam ruang kelas mereka.

Yoojung memainkan rambutnya dan langsung menodong banyak pertanyaan kepada Ara “Ada apa? Jeffrey gimana? Apa hubungannya sama si Es? terus Lo gimana?”

Ara hanya memejamkan matanya sekejap dan menjawab pertanyaan Yoojung.

“Satu-satu dong nyun, jadi ceritanya panjang pokoknya pusing gue.”

Setelah menarik nafasnya, Ara menceritakan dengan detail perihal kejadian yang di alaminya kemarin kepada teman-temannya. Dan benar saja reaksi teman-temannya sangat Hiperbola.

“LO SERIUS SI ES NGABISIN MAKE TANGAN KOSONG?”

“DIA JUGA YANG NOLONGIN JEFFREY??”

“SUMPAH RA? gue kira es tuh ga pedulian sama orang.”

Ara hanya menganggukan kepalanya untuk menjawab pertanyaan dari geng toyib-nya itu. Saat Ara melihat ponselnya ada nomor aneh yang mencoba menghubunginya, bertuliskan “Unknown Number” Ara sedikit curiga karena selama hidupnya ini pertama kalinya ia mendapat panggilan masuk dari nomor aneh itu. Ara langsung memasukkan ponselnya kedalam tas coklat miliknya.

“Guys, gimana kalau kita shopping dulu abis ini, kan udah lama ga jalan bareng.” tanya Yoojung

“Boleh tuh gue juga pengen beli varian baru innisfree.” tambah Doyeon

“Yuk sekalian karaokean ya?” Tanya Ara

“IYAAAA” jawab mereka serempak.

Lucas yang sedari tadi mendengar percakapan gadis-gadis itu langsung menghampiri Ara.

“Gaboleh.” ujar Lucas

Ara mengerucutkan bibirnya dan Lucas semakin menajamkan tatapannya.

“Iya deh enggak ikut dulu. Maaf ya guys nanti aja kapan-kapan. Ini bodyguard gue ngamuk soalnya.”

“Bodyguard?” tanya Lucas

“IYA BODYGUARD.”

Akhirnya mata kuliah hari ini telah selesai. Lucas pun segera menghampiri Ara. Lucas membantu Ara memasukkan buku-buku yang ia bawa ke dalam tas miliknya karena tas miliknya jauh lebih besar. Dengan sangat hati-hati Lucas memperhatikan sekitar. Ara mengambil ponselnya yang ketinggalan di toilet saat ia membuang air kecil tadi dan Lucas menunggunya di depan toilet. Tiba-tiba clue yang Lucas dapatkan terlihat. Seseorang memakai masker bercorak tiger dan sepatu tengkorak, ia terlihat sedang mencari sesuatu. Jarak antara Lucas dan orang tersebut semakin dekat. Lucas tidak dapat memikirkan apapun selain masuk kedalam toilet.

“LO NGAPAIN MASUK SINI SIH?” tanya Ara kaget

Lucas segera membungkam mulut Ara dan mendekap Ara dipelukannya. Jarak antara Lucas dan Ara tidak dapat terlihat karena tubuh mereka saling menempel.

“Udah lo diem aja.” bisik Lucas pada Ara

Ara tidak mengerti situasi apa yang ia hadapi saat ini. Jantung Ara mulai berdetak cepat. Ia belum pernah merasakan momen seperti ini sebelumnya bahkan dengan mantan-mantannya pun ia tidak merasakan seperti ini. Tanpa sadar Ara mengeluarkan kalimat yang membuat Lucas kaget.

“anjir kenapa gue nyaman”

Mata Lucas terbelalak mendengar kalimat itu keluar dari mulut sahabat kecilnya itu.

“Lo ngomong apa barusan?”

“Hah? emang gue ngomong apaan?”

“Lo ga sadar?”

“Engga..”

Lucas merasa lega karena Ara tidak sadar bahwa ia mengucapkan itu bukan dalam hati.

RAPAT PBA

Seluruh panitia sudah berkumpul dalam rapat ini dengan divisinya masing-masing.

Divisi Perlengkapan ✅ Divisi Dokumentasi ✅ Divisi K3✅ Divisi Konsumsi✅ Divisi Acara✅ Divisi Humas✅ BPH✅ Korlap✅

Mereka mengadakan rapat di ruang kelas yang kosong. Mark Lee selaku Ketua PBA 2020 telah menyiapkan bahan-bahan yang akan ia bahas pada rapat ini.

“Selamat siang teman-teman semua beserta abang-abang. Gimana udah makan siang belum? nanti ya abis rapat kita makan bareng di cafe andalan. Oke pertama-tama saya Mark Lee sangat berterima kasih kepada teman-teman BPH Umum sudah mempercayai saya untuk memenuhi tugas ini sebagai Ketua PBA 2020. Saya akan bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab atas amanah yang telah diberikan kepada saya. Disini kita semua sudah saling mengenal ya. Jadi disini saya dan BPH saya sudah merancang sedikit konsep untuk teknis pelaksanaan PBA tahun ini, namun sebelum saya dan teman-teman BPH menjelaskannya, saya persilahkan terlebih dahulu untuk divisi acara menyampaikan konsep yang telah dibuat. Silahkan Bang Jeff, Haechan, dan Dejun.” sambut Mark Lee dengan menunjukkan senyumnya.

Jeffrey, Dejun, dan Haechan berbisik-bisik untuk menunjuk siapa yang akan menjelaskan.

“Lo aja dah Jun.”

“Kaga. Yang paling tua siapa?”

“IYA BANG LO AJA.”

“Gambreng ajalah.” kesal Jeffrey

Mereka akhirnya memilih untuk gambreng “HOMPIPALAIHUM GAMBRENG” sisi putih hanya ditunjukkan oleh tangan Jeffrey.

“Kan emang lo. Semangat bang lop yu dari fullsun.”

“Hello guys! Gue Jeffrey selaku Koor Divisi Acara izin menyampaikan konsep kasar yang kita punya. Jadi dari hasil yang udah dirembukin tema yang mau kita ambil disini adalah berdasarkan sosial, budaya, dan rekreasi. Maksud dari sosial ini adalah kita mengajak mahasiswa baru untuk membangun kegiatan sosial dengan kelompok yang sudah ditentukan. Kemudian budaya disini adalah mereka akan mengenalkan budaya kita disini dengan cara memperkenalkan tarian atau ide lainnya didalam kampus ini, nantinya kita akan meriahkan dengan memperkenalkan ke setiap sudut lingkungan kampus kita. Dan yang terakhir yaitu Rekreasi, nah rekreasi ini dimaksudkan untuk mereka dapat mengakrabkan diri dengan kakak tingkat dan para dosen, contoh dari rekreasi sendiri nantinya akan kita bahas di rapat selanjutnya karena konsep rekreasi sendiri merupakan tambahan dari Kahim dan Wakahim kita. Sepertinya baru itu yang bisa gue sampein, ada yang mau ditanyakan?” tanya Jeffrey

Mark mengacungkan tangannya kemudian bertanya “Maaf bang, mau nanya acara kita kan dikasih waktu seminggu nah untuk masing-masing konsep itu rentan waktunya berapa hari ya?”

“Mungkin dibaginya nanti fleksibel aja ya Mark. Pas udah fix gitu baru kita tentuin masing-masing berapa harinya? Gimana?” tanya Jeffrey

Winwin langsung menyanggah Jeffrey “Menurut gue mending di tentuin sekarang Jeff. Biar pertemuan berikutnya target kita bener-bener ke teknis dan persiapan Maba buat tugas yang akan mereka kerjakan. Target hari ini tentuin konsepnya dulu sampe tuntas.”

“Oh oke Win. Gue butuh omongin dulu sama divisi gue. Mungkin nanti gue bisa sampaikan hasilnya lagi di akhir rapat ya. Gue kembaliin lagi ke Mark. Makasih.” ucap Jeffrey

“Oke makasih banyak Bang Jeff. Sekarang kita gilir dulu ke Divisi Humas untuk progressnya. Silahkan Lucas dan Dery.”

Hendery dan Lucas bersamaan berjalan ke tengah-tengah lingkaran. Karena mereka rapat dengan membentuk lingkaran maka Hendery dan Lucas berdiri di tengah-tengah. Hendery memulai pembicaraan.

“SELAMAT SIANG!”

dengan mendengar suara Hendery para anggota pun langsung kaget bahkan ada yang terbangun dari tidurnya.

“Gimana temen-temen? masih ngantuk? yang ngajakin rapat siapa? semangat dong rapat perdana nih. Oke biar ga ngantuk gue kasih tebakan dulu ikan apa yang gapernah haus?”

Setiap divisi memikirkan jawaban untuk tebakan Hendery. Haechan mencoba menjawabnya.

“Ikan paus karena dia minum sambil berenang.”

“Salah.”

“Ikan dory.”

“Salah.”

Semuanya kebingungan akan jawaban sebenarnya dari Hendery.

“Jawabannya adalah Ikan Kembung. Orang dia aja Kembung gimana mau minum hahaha.”

Hendery pun ditimpuk banyak kertas dari para anggota.

“Udah weh udah, kan kalian udah ga ngantuk tuh. Gue terusin ya, jadi progress dari divisi humas udah buat grup dari kumpulan maba jurusan kita. Udah koordinasi juga sama pihak fakultas dan universitas buat ngepas-in waktu dari fakultas dan univ. Kemarin Lucas juga udah ngobrol sama pihak prodi untuk nanya prodi mau ngasih apa nanti di acara PBA apakah ngasih materi lagi atau mereka setuju sama konsep kita. Besok gue sama Lucas bakal ke prodi lagi ngomongin konsep matengnya. Dari gue sih baru itu aja, mungkin kalau kendala Lucas bisa nyampein ya. Lanjut bro.”

“Terima kasih bro Dery penjelasannya. Sekarang gue Lucas mau sampein kendala yang ada. Pertama adalah gue sama Dery kadang suka emosi sama Maba yang nanya berkali-kali padahal semua info udah jelas di notes grup sama di instagram. Kedua berkas-berkas Maba tahun kalu hilang. Ketiga banyak Maba modus. Udah dari gue segitu aja.”

“Lanjut ke divisi dokumentasi, silahkan Jisung dan Renjun.”

“Oke makasih bang Mark. Jadi progress dari kita itu. Udah mulai ngebuat twibbon, konsep banner nanti disesuain sama konsep acara. Udah mulai nyusun dokumen-dokumen after movie tahun lalu buat nambahin ide aja. Selebihnya ngikutin konsep acara bang.”

Mark membenarkan duduknya kemudian berdiri menuju papan tulis untuk menyampaikan alur pendaftaran ulang Maba PBA 2020 dengan sekretarisnya yaitu Lee Jeno.

“Oke. Terima Kasih Jisung penjelasnnya. Sebelum Divisi Perlengkapan, K3, Konsumsi dan Acara menyampaikan progressnya. Saya dan Lee Jeno akan menjelaskan gambaran untuk daftar ulang Maba dari awal hingga akhir. Jadi pertama-tama kita diberi waktu pendaftaran ulang 12 hari sama kayak Fakultas. Dan Universitas waktunya itu cuma 5 hari. Mungkin Maba bakal banyak yang dateng di 5 hari pertama. Alurnya itu mereka dateng ke Pendaftaran Ulang di Universitas mereka ngadainnya di Gedung Rektorat. Nah kita kebagian di belakang Gedung Rektorat bareng-bareng sama Fakultas dan Jurusan lain. Daftar Ulang di buka mulai pukul 08.00 AM s/d 16.00 PM nanti kita bikin tenda aja biar Maba ga kepanasan pas lagi daful. Tugas untuk Divisi Perlap mulai hari ini cariin laptop, alat-alat untuk tenda, kebutuhan divisi humas juga nanti itu tektok-an di belakang aja. Clear ya tugas Divisi Perlap? Nah gambaran awal daftar ulang kayak gitu. Untuk divisi humas tolong banget diinget alurnya ya jangan sampe nanti Maba kebingungan karena ga sesuai alur. Kalian nanti bisa sounding ke grup Maba kalau udah fix. Oke gue serahin ke Chenle dulu ada yang mau dia sampein.”

“Oke temen-temen gue mah blak-blakan aja ya disini tentang duit. Jadi kita dapet dana dari atas ga banyak banget cuma 7 juta tapi gue lagi usaha sama Jeno buat ngajuin Anggaran Pagu ke atas nih jadi sekiranya dana yang ada sama kita sekecil-kecilnya ya 10 juta deh karena konsep kita yang mungkin bisa memakan dana cukup besar. Maka dari itu gue perlu bantuan kalian semua disini kita kurang divisi sponsorship. Mau nambah divisi atau kita semua gerak untuk nyari dana? karena gamungkin juga kalau divisi sponsorship yang nyari dana.”

Shana menambahkan kalimat Chenle “Gue setuju kok Le. Tapi ada baiknya biar job-nya ga berantakan tetep adain Divisi Sponsorship. Mereka nyari cara buat dapetin dana tapi yang gerak kita semua. Kita bantu Divisi Sponsorship. Gimana?” tanya Shana

“Gue setuju sama Shana. Biar kita ga kebingungan sama job masing-masing.” jawab Johnny

“Gue juga setuju banget sama Shana.” tambah Winwin

“Oke terima kasih Kak Shana sarannya. Nanti kita akan nambah satu Divisi lagi yaitu divisi Sponsorship yang diisi sama Kak Shana dan Bang Johnny. Gimana setuju?” tanya Mark

“Gue sih gapapa Mark. Shana gimana?”tanya Johnny

“Gue bersedia bang!” jawab Shana

“Oke clear. Mungkin Bang Johnny sama Kak Shana udah mulai nyari-nyari sponsor ya mulai besok.” pinta Mark

“Oke Mark siap!” jawab Johnny dan Shana bersamaan

Mark kemudian menyerahkan kertas yang tadi ia gunakan kepada Lee Jeno untuk segera mencatat kebutuhan yang diperlukan.

“Lanjut ke Divisi Konsumsi. Untuk Nana dan Bang Uwu di persilahkan.”

“Oke. Jadi kalau dari divisi Konsumsi ngikutin konsep tahun kemarin aja sih ya, kita sediain konsumsi untuk pengisi materi, soundman, dan sarapan pagi untuk Maba. Kalau siang mereka nanti bawa bekal sendiri. Untuk mesen makanan kecil gitu kita udah survei kok, dan udah dapet kontak mereka jadi nanti tinggal mesen aja butuhnya berapa.” jelas Nana

“Berarti progress kalian udah beres ya tinggal nanti tektok-an sama Divisi Humas aja. Oke kita lanjut ke K3 dan Perlengkapan dimulai dari K3 dulu. Silahkan abang kita. Pres dipersilahkan.”

“Terima kasih Mark Lee atas waktunya. Baik. Kalau progress dari Divisi K3 udah mulai buat peraturan nanti yang Maba boleh pakai dan gaboleh pakai. Gak beda jauh sama tahun kemarin terus untuk teknisnya kemungkinan akan dibahas menjelang hari H biar nanti notulensinya ga loncat-loncatan. Untuk obat-obatan kita udah mulai list apa aja beserta kebutuhan dari Maba sendiri yang punya penyakit serius. Kita bedakan nanti dengan 3 pita : biru(penyakit berat), kuning(sedang), merah(hanya sekadar pusing, pilek, dll) nanti kita klasifikasikan dengan data riwayat penyakit Maba dari Divisi Humas pas pendaftaran ulang udah dimulai. Untuk kebersihan sih trash bag tahun kemarin masih ada banyak dan mungkin akan ada pembagian handsinitizer gratis untuk Maba saat pelaksanaan PBA berlangsung. Baru itu aja Pak Ketu progress Divisi K3.”

“Wah terima kasih banyak pres. Lengkap bener! Oke lanjut ke Divisi Perlengkapan Bang Taeyong, Bang Taeil, Bang Ten.”

“Oke gue ngewakilin selaku Koor Divisi Perlengkapan. Progress kita udah sampai pada peminjaman ruangan baru kemarin suratnya jadi dari Jeno terus gue sama anak-anak ajuin ke Pak Uus. Terkait Soundman masih nyari, dan list perlengkapan yang diperluin baru Divisi Konsumsi yang laporan. Divisi lain belum gue mohon banget belajar dari tahun lalu. Jangan mendadak, karena nyari barang ga semudah yang kalian kira. Oke. Udah Mark baru segitu aja.”

“Oke kita akan menuju ke Divisi terakhir untuk melengkapi konsep awal yang udah dibahas? Divisi Acara?” tanya Mark

Dejun berdiri untuk menjelaskan kelanjutan dari progress Divisi Acara.

“Baik gue Dejun akan melanjutkan bagaimana konsep rekreasi disini dan berapa lama pembagiannya. Untuk konsep rekreasi disini kita akan lakukan di luar kampus, mengingat kampus kita tidak memiliki taman yang luas. Mungkin kita akan sewa Villa untuk dosen, Maba, dan mahasiswa jurusan kita. Untuk konsep ini tidak di wajibkan untuk semua ikut tapi dianjurkan untuk ikut. Nanti akan ada surat izin untuk Maba dalam mengikuti kegiatan ini. Dalam pelaksanaannya kita bagi untuk sosial (3 hari) budaya (1 hari) dan rekreasi (3 hari). Ini hasil yang udah kita rembukin di belakang tadi. Jadi gimana kalian setuju atau ada penyanggahan?“ tanya Dejun

Semua panitia menggelengkan kepalanya. Sepertinya penjelasan dari Dejun sudah cukup mewakili.

“Akhirnya kita sampai pada penghujung rapat kali ini. Terima kasih semua sudah dapat hadir dalam Rapat Perdana kali ini. Kurang lebihnya mohon maaf jika masih ada yang kurang. Rapat kali ini dinyatakan selesai. Selamat Sore semua!” ucap Mark.

Para anggota pun meninggalkan ruangan kelas. Ada pula yang bermalas-malasan, bermain games Moba, rebahan. Dan ada juga yang bucin. Siapa lagi jika bukan sepasang kekasih yang baru itu. Shana dan Winwin.

Perkara Badut

Lucas dan Shana datang kerumah Winwin dan mereka menunggu diruang tamu.

“Dateng juga lu curut.” seru Yuta

“Maaf bang iseng doang aseli dah. Mana pres bang gue mau minta maaf.”

“Pundung gamau liat muka lu, gamau liat Shana juga malu katanya.” Jawab Dejun

“Sumpah gue harus gimana bang.” jawab Lucas dengan muka bingungnya

“Lu jagain dulu tu anak anaknya Winwin kasih makan.” suruh Johnny

“Anak-anaknya Winwin?” Tanya Lucas semakin bingung.

“Iye noh ada si manis, si cantik, si buluk, si kentang, tapi jangan pegang Jack.” seru Haechan

Winwin mempunyai banyak peliharaan.

Si manis: 🐒 Si cantik: 🐓 Si buluk: 🦉 Si kentang:🐸

“Lu disuruh Winwin jagain mereka selama seminggu ini baru dimaafin katanya.” Suruh Jepri

“Dimana bang mereka?”

“Ada noh dibelakang.”

Tiba-tiba terdengar suara teriakan Lucas dan berlari kembali ke ruang tamu.

“SUMPAH INI RUMAH APA KEBON BINATANG ANJIR.”

“Winwin gaboleh nyuruh gue tatar lu masih baik kan dia, cuma seminggu sih elah cemen banget lu bro.” Jawab Yuta seraya mengacak rambut Lucas

tiba-tiba Lucas memanggil “Manis krrrr, cantik krrrrr cantik, temenan dulu yuk sama aa’ gaboleh galak galak cantik ntar aa’ goreng kamu“

Shana mencoba memanggil Winwin dari langai bawah.

“PRES JANGAN PUNDUNG ATUH AYOK KITA KE PANTAI”

“KITA DENGERIN LAGU MENUJU SUNSET”

Semua mata tertuju kepada Shana.

“Lo ngapain Shan teriak-teriak.” Tanya Johnny

“Manggil Pres lah bang.”

“Lo coba ke atas dah sono biar tau dia ngapain.”

Shana menuju lantai 2 rumah Winwin sambil memandangi berbagai bingkai foto Winwin masih kecil, lulus sekolah, hingga meraih juara olimpiade.

“Anjir pinter juga pres, pantes jadi kahim” batin Shana

Seketika Shana kaget dengan apa yang ia lihat ketika sampai pada lantai 2. Shana mendengar suara musik sangat kencang. Dan melihat Pres yang ia sukai terduduk diam membuangi chiki yang ada di dalam bungkusnya.

Tiba-tiba terdengar suara nyanyian

“YEPPEOSOOOO NA BARABWA JUDEUN GE NUNBIT NAL BULLEOJUDEON GEU MOKSORI DAAAA DAAAA GEU MODEUN GE NAEGENNN SEMUANYAAAA TERIAAAKK

YEPPEOSOOOOOO WOOOOO”

Dan ketua himpunan itu tidak lagi terduduk diam melainkan bernyanyi dengan bungkus chiki sebagai mic dan gerakan tangan seolah bak penyanyi. Shana menggelengkan kepalanya dan langsung turun menuju ke ruang tamu lagi.

PERKARA JACK

“WIN JACK SIAPA?” Tanya Shana

“Kok lo bisa tau turtle kesayangan gue Shan?”

“Win.. Jack keracunan kaki Jepri.”

“HAH??” Tiba-tiba Winwin menepikan motornya.

“Ini deh lo baca grup Win.”

“ASTAGA JEPRI... aduh Shan kita kerumah gue sebentar ya. Sumpah Jack itu kesayangan gue.”

“Iya pres tenang sini gue aja yang bawa motornya, ntar lo ga konsen.”

“Iya Shan makasih ya.”

Akhirnya Shana mengendarai motor Winwin yang baginya cukup berat.

————-Rumah Winwin————

“JEPRI JUNAEDI MANA ORANGNYA.” Sambil membuka pintu dengan keras

Jepri segera menghampiri Winwin dan meminta maaf setelah itu dia menjelaskan apa yang telah dilakukan-nya.

Haechan mengadu kepada Winwin

“Bang tadi Jack Ecan olesin minyak kayu putih biar anget.”

“GANGARUH BEGO” Ucap Yuta

Winwin menggaruk wajahnya dengan frustasi.

“SINI JACKNYA MAU GUE BAWA KE PETSHOP MAKIN GILA DIA KALO DIRAWAT SAMA LU PADA” Seru Winwin

“Eh lah kok ada cewe?” Tanya Bang Johnny

Shana berusaha diam dibalik helm full facenya.

“Lo pacarnya Winwin?” Tanya Dejun

Shana hanya berusaha untuk diam dan hanya menggelengkan kepalanya.

“Win lu bawa siapa ini?” Tanya Yuta

Tanpa menjawab pertanyaan teman-temannya, Winwin langsung menarik tangan Shana dan berjalan cepat sambil membawa Jack.

Akhirnya tujuan mereka adalah Petshop.

first date? or not?

Shana mengikat rambutnya dihadapan Winwin. Karena Winwin membawa motor kesayangannya Shana harus memakai helm. Maka Shana memutuskan untuk mengikat rambutnya agar tidak berterbangan saat terkena angin.

Winwin POV Manis. Cantik. Imut. Gadis dihadapan gue ini hampir membuat gue membeku. Shana cepat atau lambat nanti gue pastiin lo milik gue, tapi tunggu ya Shan. Gue takut waktunya belum tepat. Kayak gini aja gue udah seneng. Semoga kita bisa bahagia bersama.

Shana POV Baru pertama kali gue ngerasain yang namanya kupu-kupu berterbangan di perut. Jadi gini toh rasanya jatuh cinta. Pantes aja orang-orang bucin, rasanya semanis ini. Nagih.

—————————————————

“Shan bisa ngga make helmnya?” Tanya Winwin

“B-bentar ini lagi cob—.” Pembicaraan Shana terputus karena Winwin segera memakaikan helm tersebut ke kepala Shana dan menguncinya.

“Dah aman.” Sambil memukul atas helm Shana dengan pelan.

“Shan ini pegang Handphone gue takut ada apa-apa gue lagi nyetir.” Pinta Winwin

“Oke siap Komandan.” dengan gaya hormat andalan Shana.

“Kita mau kemana?”

“Ke tempat yang sangat ingin gue kunjungin.”

belum ada 5 menit mereka di perjalanan Handphone Winwin dan Shana berdering bersamaan berisi chat dari grup mereka.

Shana pun segera mengecek isinya dan ia tertawa sekaligus kaget karena kelakuan teman-temannya.

RAPAT KE-2

Dejun, Johnny, Haechan, Yuta, Jeffrey, Shana, dan Winwin sudah berkumpul di coffeeshop.

Dejun – Macchiato☕️ Johnny – Americano☕️ Haechan – Cafe Mocha☕️ Yuta – Frappuccino☕️ Jeffrey – Robusta☕️ Shana – Cappuccino☕️ Winwin – Milk🥛

Shana heran dengan pesanan Winwin dan ia pun bertanya karena penasaran.

“Pres, kok lo ga mesen kopi?”

“Phobia”

“HAH? becanda mana ada phobia kopi”

“Bener neng, kalau Winwin dikasih kopi dia bakal nyesek.” Jawab Jeffrey

“Ih itu mah alergi kali”

“Dia maunya phobia.” Tambah Johnny

Mereka segera memulai rapatnya ditemani dengan live acoustic band sambil menikmati kopi-nya masing-masing kecuali Winwin dengan susunya.

“Halo semuanya apa kabar? oke ga dijawab sudah biasa jadi kita akan memulai rapat ini. Poin yang akan dibahas pertemuan kali ini penyusunan panitia. 1. BPH PBA (Pengenalan Budaya Akademik) 2. Divisi Perlengkapan 3. Divisi Dekorasi dan Dokumentasi 4. Divisi Humas 5. Divisi Keamanan (Komdis) 6. Divisi Konsumsi

Gue sangat menyarankan untuk ketua PBA kali ini itu Mark Lee karena dia sangat berwibawa dan humble. Menurut kalian gimana?” Tanya Winwin

“Menurut gue Mark emang cocok sih jadi ketua dia juga anak emasnya para dosen jadi ya gampang lah minta ijin mah. Untuk sekretarisnya Lee Jeno soalnya waktu itu dia ikut gabung buat penulisan karya ilmiah jadi lumayan paham lah teknik penulisan dia, terus bendahara gue saranin chenle sumpah dia jago banget ngatur duit.” seru Dejun dengan antusias.

“Chenle raja minyak? yang kaya banget itu?” Tanya Jeffrey

“Iya Jep, ada yang mau nambahin saran ngga?” Tanya Dejun

“Gue setuju aja yang lain gimana?”

“Gue ngikut deh karena masih belum tau banget karakter mereka yang gue tau cuma Lucas” ujar Shana

“Haechan mau nyalonin Jisung jadi Dokumentasi aja.”

“Gue ngikut dah pres” Jawab Yuta.

“Okey sekarang kita tentuin untuk Divisi-divisinya.”

Setelah berunding hampir dua jam akhirnya mereka menemukan kandidat panitia PBA.

BPH PBA: Mark Lee Lee Jeno Zhong Chenle

Divisi Perlengkapan: Lee Taeyong Moon Taeil Ten

Divisi Dekorasi dan Dokumentasi: Park Jisung Huang Renjun

Divisi Humas: Lucas Hendery

Divisi Konsumsi: Na Jaemin Kim Jungwoo

“Gue minta di grup panitia ada BPH oke? buat mantau mereka”

“SIAP PRES.” Ucap BPH bersamaan.

Hospital🏥

Aroma rumah sakit sangat identik dan Lucas tidak suka itu. Lucas pun masuk kedalam ruangan Jeffrey dirawat.

“Bang udah lama disini?”

“Udah Cas dari pas Ara nelfon. Lo gapapa?”

“Gapapa kok bang“

“Lo gasuka rumah sakit terus tadi gimana? Lo yang nanganin pendarahan Jeffrey?”

“Iya bang kalau engga nanti dia bakal kehabisan banyak darah”

“Trauma lo gimana? Lo serius baik-baik aja?”

“Masih agak pusing bang tapi gapapa kok nanti juga ilang.”

“Bilang sama gue kalau lo ngerasa gak beres ya. Inget gue ini juga abang lo, gue tau lo pas kecil gimana.”

“Iya bang Doy makasih ya.”

Doyoung pergi meninggalkan ruangan itu untuk membeli camilan yang tersisa hanyalah Lucas dan Jeffrey. Suasana hening menyelimuti mereka, namu akhirnya Lucas membuka perbincangan dengan Jeffrey yang belum sadar sama sekali.

“Jeff, makasih udah dateng lebih dulu dari gue. Maaf harusnya gue yang terluka bukan lo. Ara itu sangat berharga buat gue Jeff, dia itu sahabat kecil gue yang bikin gue selalu ceria saat tragedi demi tragedi buruk terjadi sama gue. Gue sayang banget sama dia. Tapi gue bersyukur dia sama lo, lo juga orang baik. Gue inget pertama kali gue masuk kampus gue gapunya temen, tapi lo tanpa basa-basi langsung mau temenan sama gue. Lo ngenalin gue sama temen-temen lo yang famous itu dan masukkin gue ke tim basket. Saat itu gue ngerasa bahagia gue ngga ngerasa sendirian lagi Jeff. Saat Ara pulang dari luar negeri perasaan gue makin bahagia karena bisa liat dia lagi setelah sekian lama ngga ketemu dia. Tapi gue malah ngga ambil kesempatan buat mengerti dia. Dan lo lebih mengerti dia, jagain Ara ya Jeff. Gue gabisa ngawasin Ara 24/7 dan disini lo yang deket banget sama dia. Btw Ara khawatir sama lo. Bangun Jeff jangan bikin dia khawatir.” tanpa Lucas sadari air matanya sudah ada di pelupuk matanya namun ia segera menerka air mata itu.

KEJADIAN!!

Terik matahari menembus melalui ventilasi dalam kelas. Yoojun, Doyeon, dan Yena sedang asik menceritakan pengalamannya masing-masing saat masa orientasi namun Ara tidak tertarik karena ia hanya menjadi Mahasiswa Baru yang introvert kala itu.

Ara merasa ingin membelikan kue ulang tahun untuk Lucas mengingat hari ini adalah hari lahir sahabatnya itu. Walaupun Lucas banyak berubah dalam lubuk hati kecil Ara, ia masih menyayangi sahabatnya itu. Namun sekarang ia sudah memiliki Jeffrey. Ara harus menjaga hati seseorang yang dimilikinya sekarang.

“Guys gue keluar duluan ya” namun tak ada yang mengindahkan Ara.

Saat sedang ingin menyebrangi jalan untuk ke toko kue, Ara melihat ada anak kecil yang menangis di tengah jalan raya. Ara segera berlari menggendong anak tersebut.

“Dek kamu gapapa?”

“Mamaaaa hueeee”

“Kenapa dek? Mama kamu kemana bahaya banget kalau kamu kayak tadi jangan lagi yaa? janji sama kakak?”

“aaci kakak hueee”

“Sama-sama sayang” ungkap Ara sambil mengelus rambut anak tersebut.

Setelah menolong anak kecil itu Ara menitipkannya ke sekolah yang dekat dengan toko kue yang ia tuju, agar Ara bisa mengantarkan anak itu kepada ibunya. Setelah Ara sudah membeli kue untuk sahabatnya itu ia segera bergegas kembali ke sekolah tempat anak kecil itu dititipkan. Tiba-tiba kepala Ara berat dan ia merasa tubuhnya digendong oleh seseorang namun ia tidak bisa melihatnya dengan jelas.

Ketika Ara sudah sadar yang ia lihat hanya hitam dan ada seseorang dengan masker hitam.

“Kamu siapa?”

“Kamu diam saja tidak usah banyak bicara”

“Aku dimana? Kue ku mana?”

“Ada di mobil. Kamu lapar?”

“JANGAN APA-APAKAN KUE ITU”

“Hah iya cerewet sekali kamu.”

“Kamu mau apa disini? saya harus pulang lepasin.”

“Hidupmu sudah enak Ara, kamu mempunyai kakak yang sangat menyayangi kamu, pacar yang menemani kamu, sahabat yang selalu peduli, bahkan teman-teman kamu yang menyayangi kamu.”

“Kamu tidak tau rasanya hidup dengan keadaan orang tua berpisah. Jangan berasumsi seperti itu.”

“Aku lelah melihatmu bahagia. Kita akhiri saja disini”

“KAMU MAU APA JANGAN MENDEKAT! letakkan cutter itu! Kamu masih bisa bahagia dengan caramu sendiri jangan membuat orang lain sedih tolong.”

“Saya sudah menderita Ara melihat kamu.”

“Salah saya apa? Kamu siapa? Jangan main-main dengan cutter.”

“Kalau kamu mati sepertinya saya akan bahagia.”

“PSIKOPAT!”

BRAKKKKKK

“ARAAAAA”

“Please jangan mendekat aku gamau kamu celaka! menjauh please aku mohon” Mohon Ara kepada seseorang yang mendobrak pintu.

“Oh jadi ini pahlawan kesiangan kamu? kalau kalian mati berdua disini sepertinya seru.” Sambil menunjukkan smirknya

“Lo jangan macem-macem sama Ara.”

“Semakin kamu larang saya semakin suka hahaha.”

Seseorang itu menodongkan cutternya hingga berjarak sangat dekat dengan Ara. Dengan cepat seseorang yang mendobrak pintu berlari memeluk Ara.

Cutter itu menusuk bagian pinggang seseorang itu.

“JEFFREY!!!”

Tiba-tiba seseorang datang dengan peluh yang berjatuhan.

“Wah pahlawan Ara yang lain datang rupanya, kamu mau mati juga bersama mereka? hahaha”

“BRENGSEK”

Tanpa habis pikir Lucas langsung menghabisi psikopat itu dengan tangan kosongnya. Dengan emosi yang sudah lama ia tahan. Akhirnya psikopat itu terbaring lemah dan tidak bisa melawan Lucas.

“Ara, lo gapapa?” Tanya Lucas dengan khawatir

“Gapapa tapi Jeffrey.. darah Cas Jeffrey berdarah.”

Melihat temannya sudah berlumur darah Lucas merasa kembali ke masa lalu. Ia tak tahan dengan darah ia hampir pingsan, tetapi Lucas berhasil menahannya untuk menyelamatkan Jeffrey dan Ara.

“Ara sekarang telfon ambulance ya. Lucas mau kompres luka Jeffrey dulu biar pendarahannya ga banyak.”

Sambil menahan rasa pusingnya Lucas berusaha menghentikan pendarahan Jeffrey di bagian yang tertusuk hingga Ambulance datang. Saat Ambulance datang Ara memutuskan untuk bersama Lucas karena Ara khawatir dengan wajah Lucas yang sangat pucat. Ara berpikir mungkin saja Lucas shock. Ara segera menelfon Doyoung untuk segera ke rumah sakit dan Mark untuk ke lokasi tempat mereka berada sekarang.

“Ara? gapapa?”

“Ara baik-baik aja. Lucas yang gapapa? Pucet banget mukanya”

“Lucas gapapa Ra. Boleh minjem bahu Ara sebentar aja? Cuma sebentar kok.”

“Iya gapapa kok sini sama Ara.”

new bodyguard

Ara dan teman-temannya menuju kantin fakultasnya karena sudah tidak dapat menahan rasa lapar-nya.

“Lo mau makan apa nyun?” tanya Yena kepada Yoojung

“Yang penting perut gue keisi anjir laper banget. Parah sih Prof Suman ngajar lama banget ga sesuai sks.” jawab Yoojung sambil memainkan handphonenya

“Doyeon lu main hape mulu ada apaan sih?”sambil melirik isi handphone Doyeon

“Ck, abang gue modus banget. Senyum-senyum mulu lo, PJ dulu lah sini” senggol Ara kepada temannya itu.

Mereka sudah menemukan tempat duduk di kantin yang sangat ramai, karena sekarang waktunya break perkuliahan secara bersamaan jadi sudah dipastikan ramainya mengalahkan pasar.

Tiba-tiba ada seseorang yang berjalan menghampiri mereka dan langsung duduk disamping Ara.

“Gue ikut gabung ya.”

“Kok lo tumben mau gabung?”

“Kan kemarin udah gue bilang sama lo, mulai sekarang gue gaakan jauh-jauh dari lo.”

Choi Yoojung dan Yena tersedak saat melihat seseorang di depannya berkata seperti itu.

“Lo ga salah Es- eh maksud gue Lucas?” tanya Doyeon

“Kenapa?”

Saat Lucas bertanya kepada mereka, mereka hanya diam seribu kata karena mereka heran. Seorang Lucas yang dijuluki “Es” yang tidak suka ikut campur masalah orang lain, tiba-tiba datang untuk bergabung bersama mereka dan mencoba membuka obrolan. Siapa yang tidak heran?

Lucas mengambil piring kotornya dan mendekati Ara. “Ra, abis ini lo matkul siapa?”

“Kepo banget.”

“Gue udah ngambil jadwal samaan kayak lo, jadi kita bareng aja.”

“Ih lo kesambet apa sih Cas? tiba-tiba berubah terus kalau udah tau ngapain nanya.”

“Kesambet lo Ra.” ucapnya dalam hati

“Gak kenapa-napa. Nanti pulang bareng gue, gue udah izin ke Bang Doy buat gantiin dia anter-jemput lo”

“Ih engga-engga apaan sih gue bukan anak kecil, lagi pula nanti gue mau bareng Jeffrey kok.”

Lucas terdiam sejenak lalu pergi meninggalkan Ara dan teman-temannya.