Giforcas

Univesitas Forcas fakultas Teknik jurusan Teknik Informatika, mereka sedang bergelut dengan kode-kode yang tidak beraturan. Ruangan dingin tidak membuat mereka sejuk, keringat tetap jatuh di pelipis dan tenggorokan terasa kering.

“Nih apasih, siapa yang ngasih anjir.” Kata Akhdan sambil menghisap vape miliknya.

“Itu kode cara menaklukkan wanita, kalau lo nggak bisa berarti alasan lo jomblo sampe sekarang ya itu.” Kata Michyella ak Lala sambil menutup laptopnya karena sudah selesai menyelesaikan tugasnya.

“La, lo cantik banget hari ini.” Kata Guntur

“Kafe gue semalam rame, jadi kayaknya hari ini sedekat deh gue.” Lanjut Guntur sambil mengambil dompetnya.

“Lo fikir gue bisa disogok hah!!?” Teriak Lala namun langsung mendapatkan tatapan dari teman-temannya yang masih fokus.

“Berisik lo, Na ayo pergi.” Jiwangga yang baru selesai dibantu oleh Gysanna langsung berdiri dan pergi meninggalkan mereka.

“Ayo, gue udah selesai.” Valdo menarik Lala dan pergi menyusul Angga dan Sanna.

“Anj** , awas lo.” Umpatan Guntur dibalas oleh Akhtar dengan umpatan yang lebih keras membuat mereka ditegur seisi ruangan.

Mereka berempat sedang menikmati makanan yang telah dipesan. Belum selesai, Akhdan dan Guntur datang membawa tumpukan kertas dan menaruhnya di atas meja.

“Ini tugas kita.” Kata Guntur sambil tersenyum terpaksa.

“Deadline besok pagi.” Lanjut Akhtar sambil mencomot makanan Valdo.

“Kayaknya kita harus isi tenaga dulu banyak-banyak.” Kata Gysanna lalu memesan makanan lagi. Ia juga menurunkan tumpukan kertas agar Guntur dan Akhdan bisa ikut makan bersama mereka.

“Mau kerjain di mana?”

“kafe gue aja. Ntar suruh mereka tutup cepet.” Kata Guntur sambil mengunyah makanannya.

“Makanan gue anjir.” Jiwangga menepuk tangan Guntur yang hendak memasukkan makanannya.

“Gue lagi makan bego.”

“Setan lo semua makan sambil ngomong.” Kata Akhdan sambil makan.

“LO JUGA, SETAN.” Jiwangga dan Guntur kompak mengatakan itu, membuat Akhdan tersedak.

“Iih kasian, jangan digituin.” Gysanna memberikan minum ke Akhdan.

“Tau nih, kasian setan kita.” Kata Valdo membuat yang lain tertawa.

“Ekhem..”

Seseorang datang dari arah belakang mereka, sosok perempuan berambut panjang dan dress putih selutut, dia tersenyum membuat yang lain canggung.

“Kakinya rata di tanah, aman.” Bisik Lala kepada Gysanna.

“Iya, kakinya cantik.” Kata Jiwangga.

Gysanna memukul lengan Jiwangga membuat Angga meringis.

“Mau gue bantuin nggak?” Perempuan itu duduk di antara Valdo dan Lala kemudian melirik tumpukan kertas.

“Kita bisa sendiri.” Kata Guntur.

“Kalian nolak tawaran gue karena belum kenal sama gue ya.” Kata perempuan itu lagi.

“Gue Asha, gue datang ke sini khusus buat bantuin kalian.” Kata Asha.

“Lo bisa?” Tanya Valdo ragu.

“Bisalah, makanya gue nawarin jasa buat bantuin kalian.” Asha menyombongkan diri kemudian mengambil tumpukan kertas itu.

“Aplikasi ini siapa yang idein?”

“Kita semua.”

“Kenapa kepikiran buat apk ini?”

“Kepo lo, sini. Nggak usah bantu.” Lala mengambil kertas yang di tangan Asha namun ditahan.

Asha menjelaskan tentang tawarannya dan juga memberitahu solusi agar tugas mereka cepat selesai sebelum deadline.

Entah sihir apa yang Asha gunakan hingga mereka langsung setuju dan menerima tawarannya. Terlebih, Asha juga menawarkan tempatnya untuk mengerjakan tugas mereka.

Setelah selesai membujuk, Asha pulang membawa makanan untuknya dan Disha.

“Tugas gue besok udah mau selesai, dan gue mau nyelesaiin di sini. Lo jangan di rumah yah besok.” Kata Asha setelah membuka pintu kamar Disha yang tidak terkunci.

“Berisik lo.” Disha setia memandangi monitor pc nya.

“Kalau mau di rumah, lo jangan keluar kamar. Ntar lo ganggu gue lagi.”

“Keluar, sekarang. Lo ganggu gue.” Disha membanting pintu dengan kekuatannya membuat Asha kaget dan langsung keluar.

Sedangkan Valdo dkk yang kumpul di kafe Guntur hanya diam dan sibuk dengan benda pipih di tangan mereka kecuali Jiwangga.

“Ini serius nggak mau dikerjain walaupun dikit?.” Tanya Jiwangga yang sudah siap mengerjakan tugasnya.

“Nggak. Asha bisa, cara dia ngasih tau kita tentang kode apk itu udah ngebuktiin kalau dia bisa.” Kata Valdo.

“Kalau apk Itu beneran jadi, gue bakalan nurutin apapun kemauan Asha. Jadi pacar gue juga gue turutin.” Kata Akhdan.

“Itusih maunya lo, njing.” Guntur melempari Akhdan dengan gelas kosong miliknya.

“Jangan ngatain Akhdan gitu iih.” Kata Lala.

Merasa dibela Lala, Akhdan memasang puppy eyesnya.

“Dia kan setan.” Lala menoyor kepala Akhdan.

“Iih jauhin tatapan lo dari gue. Iihh najis.” Lala merinding melihat Akhdan yang bertingkah aneh.

“Perasaan gue kok nggak enak yah.” Gysanna

“Kenapa?”

“Nggak tau, gue masih belum percaya sama Asha.”

“Udahlah, lo nggak usah mikir aneh- aneh.” Jiwangga yang sudah membereskan laptop dan kertas tugasnya menenangkan Anna.

“Kita liat aja besok, kalau misal kita kena sial, berarti salah kita milih keputusan, sama karena temenan sama setan.” Kata Valdo lalu melirik Akhdan.

“Uh keren, lo punya Indra Bekti.” Akhdan menunjukkan jempolnya ke arah Valdo.

Yang lain tertawa melihat candaan mereka. Sebenarnya bukan hanya Gysanna, tapi Jiwangga juga merasa ada yang aneh dari tawaran dadakan Asha tadi. Tapi entah apapun yang akan terjadi, semoga hal baik selalu menghampiri.