Giforcas

“Selamat malam, saya M ingin memberikan tugas penting kepada kalian, ini adalah tugas terakhir kalian sebelum saya memutuskan untuk membiarkan kalian menetap di bumi atau tidak.

Jika kalian berhasil, saya akan memberikan hadiah.” Kata seseorang dari balik telpon yang Disha genggam.

“Apa itu, Master?” Tanya Asha, namanya bukan master, tapi karena dia sering mengatakan M jadi Asha dan Disha berfikir bahwa M adalah Master.

“Saya akan memberikan kalian masing-masing dua surat. Gunakan otak kalian dan kembali setelah selesai.” Master mematikan sambungan dan membuat suasana menjadi hening.

Setelah beberapa lama 2 pesan masuk di masing-masing handphone mereka. Entah apa isinya, tapi Asha terlihat kesal dan melempar handphonennya ke kasur.

“Ini tuh gara-gara lo, andai lo nggak jatuh cinta master nggak bakalan marah dan ngasih kita tugas ini.” Asha menunjuk Disha dengan ekspresi marah.

“Sha, ini tentang perasaan dan lo nggak ngerti.” Kata Disha.

“Lo tuh alien, nggak pantas jatuh cinta sama manusia.”

“Apa lo lupa kalau gue keturunan manusia juga? Lo lupa atau emang pura-pura lupa karena lo iri ya.” Kata Disha meremehkan.

“Dan lagi... Sha, cinta gue nggak salah, tapi lo. Apa lo nggak tau Wonu itu Vampire? Bukan cuman lo, tapi Wonu juga bakalan kena hukuman lebih dari kita. Hukum vampire lebih parah daripada alien.” Lanjut Disha lalu pergi meninggalkan Asha.

“Awas lo yah.” Amarah Asha meluap dan melempar sesuatu yang ada di dekatnya.


Disha sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri. Dia sedang menyiapkan strategi untuk melakukan tugasnya, walaupun dia masih tidak tau harus mulai dari mana.

Sedangkan Asha terlihat jauh didepan dari Disha, dia sudan terlihat mengirim pesan kepada seseorang yang akan membantunya menyelesaikan tugas dari master.

“Gue duluan.” Kata Asha lalu pergi dengan wajah sumringah dan mengejek Disha.

“Gak usah balik.” Kata Disha yang masih kesal.

“Ntar gue bawain makanan.” Teriak Asha. “Basi Ahahaha.” Lanjutnya sambil tertawa.

Sedangkan Disha hanya mengumpat sambil membersihkan sisa makannya.

Asha dan Disha tidak pernah akur sejak Asha diturunkan ke bumi dan tinggal bersama Disha. Awalnya dia ditugaskan untuk membalas dendam dengan vampire yang sudan membunuh Alien, namun dia jatuh cinta dengan salah satu vampire dan ketahuan Master. Disha juga kena imbasnya karena saat ini dia sedang menjalin hubungan dengan manusia.

Asha selalu menyalahkan Disha karena berfikir manusia memiliki darah murni tanpa ada campuran gen lain.

Malam hari saat Asha datang dan membawa makanan. Disha langsung menyiapkan dan mereka makan malam bersama. Tidak ada obrolan saat mereka makan. Rasa kesal masih menguasai mereka namun perut mereka jauh lebih penting untuk diisi.

“Gue udah ketemu sama mereka, lo?” Asha membuka pembicaraan setelah dia selesai makan.

“Besok gue kantor mereka.” Disha berdiri dan mencuci piringnya.

“Gue saranin lo jangan ketemu sama Wonu dulu.” Lanjut Disha lalu berjalan menuju kamarnya.

“Apa masalah lo kalau gue ketemu Wonu? Ini urusan gue.” Kata Asha dengan nada kesal.

Disha menarik nafas dan melihat handphonennya. Belum ada balasan dari seseorang yang ia harapkan bisa membantunya.

“Ayolah.” Kata Disha terlihat pasrah.

Univesitas Forcas fakultas Teknik jurusan Teknik Informatika, mereka sedang bergelut dengan kode-kode yang tidak beraturan. Ruangan dingin tidak membuat mereka sejuk, keringat tetap jatuh di pelipis dan tenggorokan terasa kering.

“Nih apasih, siapa yang ngasih anjir.” Kata Akhdan sambil menghisap vape miliknya.

“Itu kode cara menaklukkan wanita, kalau lo nggak bisa berarti alasan lo jomblo sampe sekarang ya itu.” Kata Michyella ak Lala sambil menutup laptopnya karena sudah selesai menyelesaikan tugasnya.

“La, lo cantik banget hari ini.” Kata Guntur

“Kafe gue semalam rame, jadi kayaknya hari ini sedekat deh gue.” Lanjut Guntur sambil mengambil dompetnya.

“Lo fikir gue bisa disogok hah!!?” Teriak Lala namun langsung mendapatkan tatapan dari teman-temannya yang masih fokus.

“Berisik lo, Na ayo pergi.” Jiwangga yang baru selesai dibantu oleh Gysanna langsung berdiri dan pergi meninggalkan mereka.

“Ayo, gue udah selesai.” Valdo menarik Lala dan pergi menyusul Angga dan Sanna.

“Anj** , awas lo.” Umpatan Guntur dibalas oleh Akhtar dengan umpatan yang lebih keras membuat mereka ditegur seisi ruangan.

Mereka berempat sedang menikmati makanan yang telah dipesan. Belum selesai, Akhdan dan Guntur datang membawa tumpukan kertas dan menaruhnya di atas meja.

“Ini tugas kita.” Kata Guntur sambil tersenyum terpaksa.

“Deadline besok pagi.” Lanjut Akhtar sambil mencomot makanan Valdo.

“Kayaknya kita harus isi tenaga dulu banyak-banyak.” Kata Gysanna lalu memesan makanan lagi. Ia juga menurunkan tumpukan kertas agar Guntur dan Akhdan bisa ikut makan bersama mereka.

“Mau kerjain di mana?”

“kafe gue aja. Ntar suruh mereka tutup cepet.” Kata Guntur sambil mengunyah makanannya.

“Makanan gue anjir.” Jiwangga menepuk tangan Guntur yang hendak memasukkan makanannya.

“Gue lagi makan bego.”

“Setan lo semua makan sambil ngomong.” Kata Akhdan sambil makan.

“LO JUGA, SETAN.” Jiwangga dan Guntur kompak mengatakan itu, membuat Akhdan tersedak.

“Iih kasian, jangan digituin.” Gysanna memberikan minum ke Akhdan.

“Tau nih, kasian setan kita.” Kata Valdo membuat yang lain tertawa.

“Ekhem..”

Seseorang datang dari arah belakang mereka, sosok perempuan berambut panjang dan dress putih selutut, dia tersenyum membuat yang lain canggung.

“Kakinya rata di tanah, aman.” Bisik Lala kepada Gysanna.

“Iya, kakinya cantik.” Kata Jiwangga.

Gysanna memukul lengan Jiwangga membuat Angga meringis.

“Mau gue bantuin nggak?” Perempuan itu duduk di antara Valdo dan Lala kemudian melirik tumpukan kertas.

“Kita bisa sendiri.” Kata Guntur.

“Kalian nolak tawaran gue karena belum kenal sama gue ya.” Kata perempuan itu lagi.

“Gue Asha, gue datang ke sini khusus buat bantuin kalian.” Kata Asha.

“Lo bisa?” Tanya Valdo ragu.

“Bisalah, makanya gue nawarin jasa buat bantuin kalian.” Asha menyombongkan diri kemudian mengambil tumpukan kertas itu.

“Aplikasi ini siapa yang idein?”

“Kita semua.”

“Kenapa kepikiran buat apk ini?”

“Kepo lo, sini. Nggak usah bantu.” Lala mengambil kertas yang di tangan Asha namun ditahan.

Asha menjelaskan tentang tawarannya dan juga memberitahu solusi agar tugas mereka cepat selesai sebelum deadline.

Entah sihir apa yang Asha gunakan hingga mereka langsung setuju dan menerima tawarannya. Terlebih, Asha juga menawarkan tempatnya untuk mengerjakan tugas mereka.

Setelah selesai membujuk, Asha pulang membawa makanan untuknya dan Disha.

“Tugas gue besok udah mau selesai, dan gue mau nyelesaiin di sini. Lo jangan di rumah yah besok.” Kata Asha setelah membuka pintu kamar Disha yang tidak terkunci.

“Berisik lo.” Disha setia memandangi monitor pc nya.

“Kalau mau di rumah, lo jangan keluar kamar. Ntar lo ganggu gue lagi.”

“Keluar, sekarang. Lo ganggu gue.” Disha membanting pintu dengan kekuatannya membuat Asha kaget dan langsung keluar.

Sedangkan Valdo dkk yang kumpul di kafe Guntur hanya diam dan sibuk dengan benda pipih di tangan mereka kecuali Jiwangga.

“Ini serius nggak mau dikerjain walaupun dikit?.” Tanya Jiwangga yang sudah siap mengerjakan tugasnya.

“Nggak. Asha bisa, cara dia ngasih tau kita tentang kode apk itu udah ngebuktiin kalau dia bisa.” Kata Valdo.

“Kalau apk Itu beneran jadi, gue bakalan nurutin apapun kemauan Asha. Jadi pacar gue juga gue turutin.” Kata Akhdan.

“Itusih maunya lo, njing.” Guntur melempari Akhdan dengan gelas kosong miliknya.

“Jangan ngatain Akhdan gitu iih.” Kata Lala.

Merasa dibela Lala, Akhdan memasang puppy eyesnya.

“Dia kan setan.” Lala menoyor kepala Akhdan.

“Iih jauhin tatapan lo dari gue. Iihh najis.” Lala merinding melihat Akhdan yang bertingkah aneh.

“Perasaan gue kok nggak enak yah.” Gysanna

“Kenapa?”

“Nggak tau, gue masih belum percaya sama Asha.”

“Udahlah, lo nggak usah mikir aneh- aneh.” Jiwangga yang sudah membereskan laptop dan kertas tugasnya menenangkan Anna.

“Kita liat aja besok, kalau misal kita kena sial, berarti salah kita milih keputusan, sama karena temenan sama setan.” Kata Valdo lalu melirik Akhdan.

“Uh keren, lo punya Indra Bekti.” Akhdan menunjukkan jempolnya ke arah Valdo.

Yang lain tertawa melihat candaan mereka. Sebenarnya bukan hanya Gysanna, tapi Jiwangga juga merasa ada yang aneh dari tawaran dadakan Asha tadi. Tapi entah apapun yang akan terjadi, semoga hal baik selalu menghampiri.

02

“kan udah, ngapain ke rumah Asha?” Tanya Gysanna saat Jiwangga datang menjemputnya.

“Nggak tau, ikut aja dulu.”

Valdo dan lainnya sudah menunggu di depan rumah Asha, menunggu pemilik rumah membukakan mereka pintu.

Setelah pintu terbuka, bukannya Asha melainkan orang lain yang membukanya.

“Masuk.” Katanya dengan wajah datar lalu berjalan keluar.

“DISHAA, HP LO KETINGGALAN.” Teriak Asha sambil berlari keluar dan melemparkan Disha hpnya.

Untung tangan Disha gercep hingga hp itu tidak terjatuh.

Teman Asha yang melihat itu hanya diam dan heran melihat mereka berdua.

“Ayo masuk, gue udah siapin semuanya.” Asha masuk dan disusul oleh lainnya.

'Valdo?' batin Disha saat sekilas melihat Valdo.

“Jadi, kita mau ngapain di sini?” Tanya Valdo to the point.

“Sekarang giliran kalian bantuin gue.” Asha mengeluarkan beberapa puzzle kecil dan papan untuk menyusun puzzle itu.

“Mau main?” Lala terlihat semangat saat melihat puzzle, dia sangat menyukai puzzle.

“Iya, ini kayak permainan. Di akhir kalian bakal tau alasan gue minta bantuan kalian.” Asha mulai menyimpan puzzle pertama di atas papan dan disusul yang lain.

Saat hampir selesai, sisa satu puzzle yang masih kosong dan mereka harus mencari di mana puzzle itu.

“Kalau gitu, mending gue kerjain kode-kode aja.” Kata Akhdan pelan.


Sedangkan Disha yang baru masuk ke dalam gedung Perfilman, ia ingin bertemu dengan aktor sekaligus orang yang bisa membantunya.

“Ada Kafeno?” Tanya Disha ke salah satu staff. Dia hanya menunjukkan jalan menuju ruangan Kafeno.

Setelah jauh berjalan, akhirnya Disha menemukan ruangan Kafeno lalu membukanya. Karena terlihat banyak wartawan, Disha memutuskan untuk keluar namun ditahan oleh seseorang yang Disha tau dia adalah manager Kafeno, Mitcha.

“Tunggu di sini.” Kata Mitcha ak Mita. Wajahnya terlihat cantik dan lembut, namun ucapannya terdengar tegas dan sedikit menakutkan.

Setelah wartawan pergi, hanya Mitcha dan Kafeno di dalam ruangan.

“Gue ke sini mau minta bantuan lo.” Kata Disha to the point. Dia sudah menghubungi Kafeno 3 hari yang lalu dan baru mendapatkan balasan subuh tadi.

“Hh, lo nggak mau duduk dulu gitu?” Kafeno terkekeh namun terlihat mengintimidasi.

“Nggak segampang itu, lo tau kan gue siapa?” Lanjut Kafeno.

“Javiell mau datang.” Kata Mita setelah membaca isi pesan dari ponselnya.

Javiell adalah lawan main Kafeno, dan dia datang untuk berlatih sedikit sebelum pengambilan gambar.

“Lo keluar dulu, setelah take gue panggil lo.” Kafeno berdiri dan bersiap-siap di depan cermin sambil melirik Disha yang sudah terlihat keluar dari ruangannya.

“Ta, menurut lo gue harus bantuin dia?” Tanya Kafeno

“Nggak tau, tapi lo harus hati-hati juga, jangan sam....”

“Kafen, Mita gue dateng.” Javiell membuka pintu membuat mereka berdua kaget dan memasang wajah pura-pura tersenyum.

“Gue bawain kopi dari fans gue, enak banget.” Javiell meletakkan kopi dan cemilan di atas meja.

“Makasih, ayo mulai.” Kafeno duduk dan disusul oleh Javiell.

Setelah mereka latihan dan take, beberapa wartawan kembali menghampiri mereka.

“Jadi gimana perasaan anda setelah membintangi drama ini?” Tanya Trixie sekaligus teman Kafeno.

“Apa anda senang bermain dengan Javiell yang dikenal sebagai aktris populer?”

“Apakah anda berniat untuk berkencan dengan lawan main anda?”

Pertanyaan terakhir hanya dibalas senyum oleh Kafeno dan Javiell.

Setelah bebas dari wartawan, Kafeno meninggalkan lokasi dan pulang ke rumahnya.

Tidak lupa menyuruh Mita menghubungi Disha untuk datang.

Setelah menunggu, bukannya Disha yang datang tapi Yikaru dan Alandra. Mereka adalah teman Mita yang sengaja datang untuk mengajak Mita keluar karena mereka tau tugasnya sudah selesai.

“Boleh ya, Fen. Bentar aja, lo tau kan kita orang baik.” Bujuk Yikaru.

“Ayolah, kita ngajak Mita juga nggak sering kan. Baru kali ini aja.” Alandra memberikan makanan ke Kafeno.

“Jangan sogok gue.” Kafeno lalu berbalik dan melihat Mita.

“Lo mau pergi?”

“Bentar doang.” Kata Mita dingin.

“Terus tuh orang?” Kata Kafeno menyinggung Disha.

“Lo tungguin aja. Dia bentar lagi datang kan?”

“Yaudah boleh.” Kata Kafeno

Setelah mendapatkan persetujuan Kafeno, Mita dan kedua temannya pergi. Tidak lama mereka pergi, Disha datang dan menunggu di depan sendirian.

Kafeno sengaja tidak mengangkat telfon Disha dan melihatnya dari jendela. Dia ingin tau apakah tujuan Disha benar-benar penting atau tidak. Jika dia pergi, maka keputusannya kali ini benar, tidak percaya dengan omongan orang lain.

Satu jam sudah berlalu, dan Disha masih setia berdiri di depan pintu sambil menunggu Kafeno. Mita dan teman-temannya juga sudah datang membawa beberapa kantongan berisi makanan.

“Ayo masuk, mungkin Kafen nggak denger.” Ajak Mita setelah membuka pintu, dan kaget karena melihat Kafeno duduk santai sambil megunyah cemilannya.

'awas lo' batin Disha. Dia mencoba sabar dan tetap senyum.

Untung saja Mita dan teman-temannya baik.

“Kalian deket nggak sama Javiell.” Tanya Disha kepada Yikaru dan Alandra.

“Duduk, Dish.” Ajak Mita.

“Ngapain lo nanyain Javiell?” Tanya Kafeno sinis.

“Gue liat lo nggak niat bantuin gue, daripada gue buang-buang waktu, mending gue cari orang lain aja.” Kata Disha tanpa melihat Kafeno.

“Yau..–”

“Kafeno mau, kok. Kita santai aja dulu, kenalan biar tau satu sama lain.” Kata Mita memotong omongan Kafeno.

Mita mendapatkan tatapan dari Kafeno namun hanya dibalas senyuman.

“Dia kan orang baik, jadi pasti mau.” Kata Yikaru

“Udah ganteng, baik, mau netarktir kita makan lagi.” Kata Trixie yang tiba-tiba datang entah dari mana. Dia melirik makanan yang ada di atas meja.

“Udah ada, baik banget emang Sobat gue satu ini.” Kata Trixie sambil cemilan yang sudah terbuka.

Mereka berkenalan satu sama lain, entah perasaan Disha atau memang seperti itu, ia merasa sifat Mita berubah. Cara bicaranya sudah tidak setegas tadi dan wajahnya sudah sangat terlihat cantik.

“Itu dari gue sama Alandra yaa.” Kata Yikaru

“Iye ah.” Trixie melirik Disha

Disha yang merasa dilihat memperkenalkan dirinya. Mereka mengobrol dan membicarakan tentang pekerjaan masing2.

Setelah Disha membicarakan tujuannya mencari Kafeno, mereka sedikit kaget dan bingung. Mengapa Disha meminta hal itu dan apa alasannya.

“Sebagai gantinya, gue bakalan pindahin lo ke agensi lain. Lo mau itu, kan?” Kata Disha

Kafeno memang dari dulu ingin pindah agensi, karena agensinya saat ini membuatnya tidak nyaman.

“Kalau Kafen pindah, gue kekurangan berita skandal dong.” Kata Trixie yang langsung mendapatkan jitakan dari Kafeno.

“Bangke lo.” Kata Kafeno.

“Canda, Fen.” Trixie mengusap kepalanya.

“Kalau misal tadi gue nggak mau, emang Javiell bisa bantuin lo?” Tanya Kafen.

“Bisa.”

Disha meminta Kafen untuk mengubah salah satu dialognya, dan mengganti scenenya. Itu bukan hal yang sulit karena memang dari awal dialog dan adegannya seperti itu, diubah karena Kafeno menggantikan aktor sebelumnya yang menerima tawaran drama lain yang dianggap ratingnya lebih tinggi daripada ini.

“Yaudah sama Javiell aja.” Kata Kafeno cuek.

“Kalau bisa langsung ke lo nya, kenapa harus ke Javiell?” Disha duduk di depan Kafeno.

“Gue tau lo orangnya sombong, egois, sok keren. Tapi kalau kata Mita lo orang baik, gue percaya.” Kata Disha mantap.

“yaudah, gue kasian liat lo ngemis di depan gue.” Kafeno menatap Disha sambil menyengir.

'gue colok mata lo ya.' batin Disha.

“Makasih, Fen.” Disha berdiri lalu pamit.

“Kok cepet?” Tanya Alandra.

“Kan udah, besok lagi gue dateng. Sekalian ngurus agensi yang nerima aktor baik kalian.” Kata Disha sambil melirik Kafeno, lalu pamit pulang.

“Gue mau Forcas Entertainment.” Teriak Kafeno setelah Disha menutup pintu, namun masih bisa didengar oleh dia.

“Untung gue butuh lo yah bangke.” Kata Disha lalu pergi.

“Besok-besok, kalau mau nyuruh-” Kafeno ingin memarahi Mita namun Mita langsung memperlihatkan profile Disha.

“oke, setelah itu, lo yang nyuruh dia.” Kata Kafeno.

Disha punya akses untuk masuk ke Forcas karena kekasihnya adalah Direktur di sana. Dan setelah Kafeno tau, dia ingin menyuruh Disha untuk memasukkannya ke sana, walaupun tanpa disuruh pun Disha akan melakukannya.

Esok harinya, Kafeno mengubah dialog dan beberapa adegan saat syuting. Walaupun sutradara sedikit emosi karena Kafeno mengubah tanpa memberitahu.

Tapi karena hal itu juga, reputasi Kafeno dan dramanya jadi naik dan beberapa wartawan mengangkat beritanya, tentang Kafeno yang jago dalam berakting.

Setelah pemberitahuan dia keluar dari agensinya, beberapa agensi menawarinya namun tidak ada salah satu diantaranya dari Forcas Entertainment.

“Heh, lo udah janji kan sama gue.” Kata Kafeno setelah Disha mengangkat panggilan darinya.

“Besok lo datang aja ke kantornya, udah gue urusin.” Kata Disha lalu mematikan sambungannya.

“Gila nih orang.” Umpat Kafeno

“Lo juga, tapi kali ini gilanya lo gue suka.” Kata Trixie.

“Gue nggak nyangka sih lo bakal senekat ini buat jadi terkenal.” Javiell juga ikut kumpul bersama mereka.

Ada Mita, Alandra dan Yikaru juga, mereka telah menenangkan Kafeno karena emosi tidak mendapatkam tawaran dari Forcas ent.

“Gue kan udah terkenal, hal kayak gini kecil sih.” Kafeno masih dengan sifat sombongnya.

“Gaya lo.” Kata Mita.

“Terus, kalau lo pindah siapa yang harus gue ajarin buat ngurus lo?” Lanjutnya.

“Nggak ada lah. Lo juga harus pindah Mitos”

“Ogah, lo aja belum fix di FE.”

“Kayaknya fix sih ini, Disha udah ngirimin gue email.” Kata Javiell memperlihatkan email dari Disha tentang pemindahan Kafeno dan Javiell.

“KOK LO JUGA?” Kompak Alandra dan Yikaru berteriak.

“Sebagai lawan main Kafeno, tentu aja Javiell ikut bantuin karena dia juga ngubah dialognya.” Kata Trixie sok berwibawa.

“Jadi guys, mau gimanapun, pekerjaan kita beda, kalau takdir bilang kita selalu sama-sama ya nggak bakalan bisa berubah.” Kata Javiell lalu merentangkan tangannya.

“Aaa lo jangan buat gue terhura deh.” Alandra memeluk Javiell diikuti Yikaru dan Trixie. Mereka lalu melirik Mita dan Kafeno.

“Alay lo.” Kata Mita dingin.

“Halah, sok cool lo.” Kafeno menarik Mita dan mereka berpelukan bersama.

Mereka adalah teman semasa SMA, dan karena pekerjaan mereka berbeda, jadi jarang ada waktu berkumpul. Javiell dan Kafeno juga beda agensi, Alandra dan Yikaru yang bekerja di balik layar, hanya bisa memantau mereka dari jauh, apalagi Mita jarang ada waktu karena mengurus Kafeno.

Saat ini, mereka sudah mempunyai waktu berkumpul, pekerjaan mereka bukan lagi jadi penghalang.

“Disha di mana ya?” Tanya Yikaru setelah mereka meluangkan waktu dari pekerjaan.

“Mana urus gue.” Kata Kafeno.

Namun dia langsung mendapatkan tatapan tajam dari teman-temannya.

“Iya iya, gue telpon nih.”

Puzzle yang dikerjakan telah selesai, Valdo dkk juga sudah pulang. Asha menyelesaikan tugas pertamanya, puzzle yang dia susun membentuk sebuah kode rahasia yang intinya adalah angka 1. Juga beberapa poto orang yang membantu Asha menyelesaikan tugasnya.

“Mending gini kali ya.” Kata Asha kepada dirinya setelah menyusun poto Valdo dkk dan memajangnya di tembok.

“Sisa satu lagi.” Asha merebahkan tubuhnya dan berfikir siapa lagi yang bisa membantunya.

Sedangkan Disha masih bingung dengan jawaban yang dia dapatkan. Angka 2 adalah sebuah angka biasa, tapi kenapa angka 2 yang dia dapatkan.

Karena bosan, dia menskrol kolom komentar tentang berita Kafeno dan dia mendapatkan sebuah peringatan yang mengharuskan memilih antara angka 1 dan 2. Dia memilih angka 2 dan beberapa pesan masuk ke dalam emailnya.

From : M@. To : Disha@.

Ambil dan pajang, ini perintah!

Disha yang bingung tambah bingung karena mendapatkan email ini. Namun, dia tetap harus mengikuti perintah M.

“Cantik juga.” Katanya setelah mencuci foto yang dikirimkan, foto Kafeno dkk.

“Ralat. Cantik dan ganteng juga. Hehe, tapi nyebelin.” Kata Disha lalu menuju dapur dan menonton vlog youtubers kesayangannya.


“Hai hai guys, balik lagi di Will mini Vlog. Hari ini gue dan temen-temen mau siapin sesuatu yang spesial buat akhir tahun nanti. Kalian pasti penasaran kan, yok ikutin gue.” Kata Will lalu mematikam kameranya. Dia berjalan menuju rumah Navysa.

Di sana sudah banyak yang berkumpul, semua youtubers berkumpul dan membicarakan sesuatu.

Will yang baru datang, langsung duduk di samping Yamaken, dan menyimak penjelasan Diass.

“Youtube reward ini ketiga kalinya kita buat, gue berharap kali ini kita dapat respon yang baik. Gue nggak mau ngambil editor asal-asalan, gue yang bakalan nyari sendiri dan beberapa tim udah gue bentuk.

Tim &&$– yaitu Yamaken dan Rereyn konten kpop, Will Vlogger, Navysa konten masak, Riga Dancer, dan gue dengan konten podcast.dst” kata Diass sambil membaca lembaran kertas yang berisi nama tim dan tugasnya.

Setelah pembagian tim, mereka kumpul dan membicarakan tentang opening video mereka.

“Angkat berita tahun ini aja gimana?” Saran navysa

“Gosip selebritis?” Kata Rereyn

“Drakor aja.” Kata Yamaken

“Pembuka harusnya yang enak-enak.” Kata Riga namun yang lain melihatnya heran dan beberapa melototinya.

“Maksud gue enak tuh makanan, kita openingnya makanan enak aja.” kata Riga menjelasakan sambil menggerakkan tangannya.

“Iya, gini gini kan.” Kata Navysa menggerakkan tangannya seperti sedang memasak.

“Trus masukin lagu kpop juga, Straykids Thunderous kan koreonya ada yang masak-masak.” Saran Will.

Yang lain mulai memasukkan idenya dan menyusun konsep opening mereka. Setelah itu, satu persatu mulai pamit tersisa Diass dan timnya.

“Gue nyari editor buat video kita. Yang bener-bener bisa buat hal spektakuler untuk video kita nanti.” Kata Diass sambil mencari beberapa editor youtube dan menghubunginya.

“Temen gue ada kenalan yang jago ngedit gitu. Kemarin dia dibantuin buat apk sama kenalannya itu. Apk yang kita pake sekarang ini.” Kata Yamaken

“Michat?” Kata Riga polos.

“Bego!” Will melempar bantal ke Riga namun mengenai Rereyn.

“Dari tadi gue diem yah.” Rereyn menunjuk Will.

“Gak sengaja, gue mau lempar si kutu kupret Riga dangdut itu.”

“Gini?” Rereyn melempar bantal ke arah Riga hingga terjatuh.

“Udah. Temen lo di mana?” Diass menengahi mereka dan kembali ke topik awal.

“Tadi gue chat lagi jaga di cafenya.” Kata Ken.

“Ayo ke sana aja, sekalian ngopi.” Kata Navy.

“Gue yang traktir deh, yok lah gas.” Navy masuk ke dalam kamarnya mengambil tas dan kunci kendaraannya.

Will yang awalnya membuat konten Vlog, melanjutkan Vlognya saat menuju cafe temannya Ken.

Setelah sampai, beberapa orang yang mengenali mereka, mulai berbicara dan sesekali tersenyum. Will yang merasa dibicarakan mulai mengambil gambar mereka dan mengambil foto, juga memasukkannya ke dalam vlognya.

“Sorry, gue telat. Tadi lagi ngobrol sama sutradara film.” Kata Guntur sekaligus menyombongkan dirinya.

Mereka mengunjungi cafe Guntur, Thunder Cafe. Dia dan Ken berteman karena rumah mereka dekat.

“Lo mau syuting?” Tanya Ken.

“Nggak, cafe gue mau dipake syuting besok sama Kafeno.”

“OMAIGAT...” Kata Navy dan Rereyn yang fans banget sama Kafeno.

“Kalian suka? Dateng aja besok.”

“Nggak. Ekhem.” Diass memperbaiki posisi duduknya dan mulai berbicara.

“Kita mau tau orang yang katanya jago ngedit. Kata Ken, lo ada kenalan?”

“Iya ada, tapi nggak tau dia mau apa nggak.” Kata Guntur.

“Kita bisa bayar dia berapa aja-” kata Diass namun dipotong Guntur.

“Gue nggak tau ngobrol kalau gini. Gue panggilin aja yah. Kalian datang ke sini besok siang. Mumpung besok ada jadwal syuting. Pasti bakal sepi cafe gue.” Kata Guntur lalu memberikan nomor hp Asha, orang yang dia maksud jago ngedit.

“Besok gue ada jadwal kuliah, hubungin dia aja.”

“Kita bisa ketemu dia di tempat lain.” Kata Diass

“Tapi Dii, kita mau liat Kafeno oppa.” Kata Navy dengan puppy eyesnya.

“Iyaa, mau liat oppa.” Riga mengikuti Navy dan langsung mendapatkan jitakan dari Will.

“Sorry guys, barusan gue nggak sengaja ambil gambar menjijikkan.” Will mematikan kameranya dan melihat Guntur.

“Tengs bro, lo baik banget sama kita.” Will menepuk bahu Guntur.

“Gue emang baik.” Guntur hanya mengangguk sambil tersenyum.

Mereka baru saja berkenalan setelah mengobrol lama. Guntur yang selalu mendapatkan pujian dan luluh akhirnya menggratiskan makanan dan minuman mereka.

Setelah mereka pergi, Guntur menghubungi Asha dan mendapatkan persetujuan darinya.

“Akhirnya bentar lagi tugas gue selesai.” Kata Asha setelah membalas pesan Guntur.

Dia turun ke dapur dan mendapatkan Disha sedang membereskan beberapa kertas.

“Itu apa?” Tanya Asha lalu mengambil air dan duduk di samping Disha.

“Naskah buat syuting besok.”

“Di mana?”

“Thunder Cafe.” “besok gue mau ke sana juga. Barengan aja.” Kata Asha, dia tau Disha masih marah kepadanya, namun jika begini terus ia juga tidak bisa.

“Gue berangkat subuh. Mau bareng?” Disha melirik Asha dan langsung pergi.

“Besok gue-”

“Diem.”

Asha mengulum bibirnya kedalam dan melihat Disha masuk ke kemarnya.

Sedangkan Disha yang bertingkah dingin kepada Asha tadi, merasa bersalah namun dia iti karena tidak sebebas Asha. Di tengah tugas dari M, dia juga punya tugas dari tempat kerjanya. Jika kali ini dia tidak berhasil, maka hidupnya di dunia akan berakhir.

Esok harinya, Asha sudah siap-siap untuk berangkat. Waktu sudah menunjukkan jam 12.00 siang, dan Disha tidak mengangkat telponnya.

Setelah sampai di Thunder Cafe, Asha langsung menghubugi Diass dan berkumpul dengan mereka. Dia juga mencari keberadaan Disha namun tidak ada.

Asha memperkenalkan diri dan mulai membaca konsep video mereka. Target pengambilan gambar selama 4 bulan, dan Asha akan berusaha ngedit secepat mungkin.

“Makasih udah mau bantuin kita. Tapi, gue boleh lihat hasil editan lo nggak?” Kata Diass.

“Eh.. eh Kafeno udah keluar.” Rereyn menepuk lengan Navy.

“Guys, please.” Tegur Will.

“Boleh, lo buka aja youtube gue, ShaWon. Di sana banyak video cinematic dan lainnya.” Kata Asha.

“Oke, minggu depan kita udah mulai syuting dan gue mau lo datang.” Kata Yamaken lalu memberikan baju yang bertuliskan team.

“Thanks.” Asha menerimanya dan tersenyum.

“Hai hai guys, kita ada temen baru nih. Namanya Asha, youtubenya apa?” Will memulai lagi Vlognya.

Setelah merasa selesai diskusi, Navy dan Rereyn mendekat ke arah tempat Kafeno syuting. Will dan Riga membuat konten bersama. Sedangkan Diass dan Ken masih mengobrol dengan Asha tentang konsep video mereka.

Seiring berjalannya waktu, mereka mulai syuting dan Asha mulai sibuk mengedit video. Disha juga sibuk mengurus beberapa artisnya dan skandal yang baru saja membicarakannya tentang hubungan dia dengan Jongin.

“Disha,” Asha meluangkan waktunya menghmapiri Disha di dapur.

Namun Disha hanya diam dan fokus mengurus skandal dirinya sendiri.

“Mau gue-”

“Makasih.” Disha berdiri dan masuk ke kamarnya saat Asha duduk di sampingnya.

Handphone Asha berdering dan langsung menerima panggilan dari Will.

'Sha, kita ke rumah lo ya.” Kata Will.

'Kita mau jadwalin upload teaser dan video fullnya.” Kata Ken.

Asha menyetujuinya dan memperbaiki ruang tamunya.

Asha yang semangat menunggu mereka datang juga mempersiapkan beberapa cemilan kecil.

Setelah mereka berkumpul dan membicarakan jadwal teaser dan video full. Mereka mengobrol sedikit tentang berita yang sedang hangat.

“Kita masukin ini nggak? Ini lumayan hangat di dunia selebritas.” Kata Navy menunjukkan gosip Disha dan Jongin.

“Boleh tuh, tapi kita belum tau ujung gosip ini gimana.” Kata Ken lalu membaca gosipnya.

“Ujungnya mereka bakalan putus lah.” Riga meletakkan ponsel yang menunjukkan gosip itu.

“Kalau nih cewek masih tetap di sana, berarti-” kata Riga namun terpotong karena perkataan seseorang.

“Berarti apa?”

“Berarti dia nggak tau malu. Pacarnya wamil eh dia sok berkuasa di sana.” Lanjut Riga.

Yang lain tidak memperhatikan Riga namun Disha yang sudah berdiri di belakang Riga.

Will yang dari tadi merekam, mematikan kameranya. Rereyn yang melihat ulang gosip juga meletakkan hpnya perlahan dan menyenggol Riga.

“Riga, diem.” Kata Diass.

“Dii, menurut lo kita harus dengerin penjelasan cewek itu atau nggak?” Riga masih tidak mengetahui keberadaan Disha, cewek yang dia bicarakan.

“H-harus sih menurut gue.” Kata Ken memalingkan wajahnya ke arah lain.

“Tapi menurut gue-”

“LO DIEM ATAU GUE BANTING?” Will mulai emosi dan berteriak ke arah Riga.

“Gue bakal fikirin baik-baik komentar kalian, makasih.” Disha lalu keluar dengan keadaan menahan emosinya. Matanya mulai memerah dan baru kali ini dia mendapatkan komentar jelek tentangnya.

'Trixie sialan.' Batinnya lalu berjalan entah ke mana.

Riga yang sadar keberadaan Disha saat dia keluar spontan menutup mulutnya dan berlindung karena mendapatkan pukulan dari teman-temannya. Asha yang melihat kepergian Disha merasa bersalah karena tidak membelanya tadi.

“Oke udah-udah. Riga, lain kali lo harus hati-hati.” Tegur Diass.

Riga hanya mengangguk namun sekali lagi Will menjitak kepalanya.

“Udah Will, mending kita fokus ke pembahasan awal.” Kata Diass.

“Bosen Dii. Mending kita main dulu.” Kata Ken.

“Bener, ayo main.” Kata Navy

“Main sambil ngonten. Biar bercuan permainan kitaa.” Kata Will lalu menyalakan kameranya.

“Sekalian gue bikin challenge buat kalian.” Kata Rereyn lalu membuka video tiktok untuk mereka ikuti nanti.

“Ntar gue masakin deh, sekalian buat video.” Navy memamerkan menu barunya.

“Ntar malam ke studio gue kalau gitu, kita podcast bahas ini.” Kata Diass.

“Yeuu, ujung-ujungnya bahas ini juga.” Riga merebakan tubuhnya di lantai.

“Lo mau apa, Sha?” Tanya Navy.

“Gue ikut aja.”

Mereka mulai membagi waktu untuk membuat konten, Will yang fleksibel hanya menyalakan kameranya dan merekam kegiatan mereka.

Tv yang dari tadi menyala menampilkan berita tentang kekasih direktur FE yang seenaknya mengambil alih posisi J sebagai direktur. Sang CEO yang dikenal dekat dengan D kekasih J diduga berselingkuh dan D hanya memanfaatkan mereka berdua untuk mendapatkan posisi di FE.

Namun mereka yang sibuk tidak memperhatikan tv dan membiarkan terus menyala.

Puzzle yang dikerjakan telah selesai, Valdo dkk juga sudah pulang. Asha menyelesaikan tugas pertamanya, puzzle yang dia susun membentuk sebuah kode rahasia yang intinya adalah angka 1. Juga beberapa poto orang yang membantu Asha menyelesaikan tugasnya.

“Mending gini kali ya.” Kata Asha kepada dirinya setelah menyusun poto Valdo dkk dan memajangnya di tembok.

“Sisa satu lagi.” Asha merebahkan tubuhnya dan berfikir siapa lagi yang bisa membantunya.

Sedangkan Disha masih bingung dengan jawaban yang dia dapatkan. Angka 2 adalah sebuah angka biasa, tapi kenapa angka 2 yang dia dapatkan.

Karena bosan, dia menskrol kolom komentar tentang berita Kafeno dan dia mendapatkan sebuah peringatan yang mengharuskan memilih antara angka 1 dan 2. Dia memilih angka 2 dan beberapa pesan masuk ke dalam emailnya.

From : M@. To : Disha@.

Ambil dan pajang, ini perintah!

Disha yang bingung tambah bingung karena mendapatkan email ini. Namun, dia tetap harus mengikuti perintah M.

“Cantik juga.” Katanya setelah mencuci foto yang dikirimkan, foto Kafeno dkk.

“Ralat. Cantik dan ganteng juga. Hehe, tapi nyebelin.” Kata Disha lalu menuju dapur dan menonton vlog youtubers kesayangannya.


“Hai hai guys, balik lagi di Will mini Vlog. Hari ini gue dan temen-temen mau siapin sesuatu yang spesial buat akhir tahun nanti. Kalian pasti penasaran kan, yok ikutin gue.” Kata Will lalu mematikam kameranya. Dia berjalan menuju rumah Navysa.

Di sana sudah banyak yang berkumpul, semua youtubers berkumpul dan membicarakan sesuatu.

Will yang baru datang, langsung duduk di samping Yamaken, dan menyimak penjelasan Diass.

“Youtube reward ini ketiga kalinya kita buat, gue berharap kali ini kita dapat respon yang baik. Gue nggak mau ngambil editor asal-asalan, gue yang bakalan nyari sendiri dan beberapa tim udah gue bentuk.

Tim &&$– yaitu Yamaken dan Rereyn konten kpop, Will Vlogger, Navysa konten masak, Riga Dancer, dan gue dengan konten podcast.dst” kata Diass sambil membaca lembaran kertas yang berisi nama tim dan tugasnya.

Setelah pembagian tim, mereka kumpul dan membicarakan tentang opening video mereka.

“Angkat berita tahun ini aja gimana?” Saran navysa

“Gosip selebritis?” Kata Rereyn

“Drakor aja.” Kata Yamaken

“Pembuka harusnya yang enak-enak.” Kata Riga namun yang lain melihatnya heran dan beberapa melototinya.

“Maksud gue enak tuh makanan, kita openingnya makanan enak aja.” kata Riga menjelasakan sambil menggerakkan tangannya.

“Iya, gini gini kan.” Kata Navysa menggerakkan tangannya seperti sedang memasak.

“Trus masukin lagu kpop juga, Straykids Thunderous kan koreonya ada yang masak-masak.” Saran Will.

Yang lain mulai memasukkan idenya dan menyusun konsep opening mereka. Setelah itu, satu persatu mulai pamit tersisa Diass dan timnya.

“Gue nyari editor buat video kita. Yang bener-bener bisa buat hal spektakuler untuk video kita nanti.” Kata Diass sambil mencari beberapa editor youtube dan menghubunginya.

“Temen gue ada kenalan yang jago ngedit gitu. Kemarin dia dibantuin buat apk sama kenalannya itu. Apk yang kita pake sekarang ini.” Kata Yamaken

“Michat?” Kata Riga polos.

“Bego!” Will melempar bantal ke Riga namun mengenai Rereyn.

“Dari tadi gue diem yah.” Rereyn menunjuk Will.

“Gak sengaja, gue mau lempar si kutu kupret Riga dangdut itu.”

“Gini?” Rereyn melempar bantal ke arah Riga hingga terjatuh.

“Udah. Temen lo di mana?” Diass menengahi mereka dan kembali ke topik awal.

“Tadi gue chat lagi jaga di cafenya.” Kata Ken.

“Ayo ke sana aja, sekalian ngopi.” Kata Navy.

“Gue yang traktir deh, yok lah gas.” Navy masuk ke dalam kamarnya mengambil tas dan kunci kendaraannya.

Will yang awalnya membuat konten Vlog, melanjutkan Vlognya saat menuju cafe temannya Ken.

Setelah sampai, beberapa orang yang mengenali mereka, mulai berbicara dan sesekali tersenyum. Will yang merasa dibicarakan mulai mengambil gambar mereka dan mengambil foto, juga memasukkannya ke dalam vlognya.

“Sorry, gue telat. Tadi lagi ngobrol sama sutradara film.” Kata Guntur sekaligus menyombongkan dirinya.

Mereka mengunjungi cafe Guntur, Thunder Cafe. Dia dan Ken berteman karena rumah mereka dekat.

“Lo mau syuting?” Tanya Ken.

“Nggak, cafe gue mau dipake syuting besok sama Kafeno.”

“OMAIGAT...” Kata Navy dan Rereyn yang fans banget sama Kafeno.

“Kalian suka? Dateng aja besok.”

“Nggak. Ekhem.” Diass memperbaiki posisi duduknya dan mulai berbicara.

“Kita mau tau orang yang katanya jago ngedit. Kata Ken, lo ada kenalan?”

“Iya ada, tapi nggak tau dia mau apa nggak.” Kata Guntur.

“Kita bisa bayar dia berapa aja-” kata Diass namun dipotong Guntur.

“Gue nggak tau ngobrol kalau gini. Gue panggilin aja yah. Kalian datang ke sini besok siang. Mumpung besok ada jadwal syuting. Pasti bakal sepi cafe gue.” Kata Guntur lalu memberikan nomor hp Asha, orang yang dia maksud jago ngedit.

“Besok gue ada jadwal kuliah, hubungin dia aja.”

“Kita bisa ketemu dia di tempat lain.” Kata Diass

“Tapi Dii, kita mau liat Kafeno oppa.” Kata Navy dengan puppy eyesnya.

“Iyaa, mau liat oppa.” Riga mengikuti Navy dan langsung mendapatkan jitakan dari Will.

“Sorry guys, barusan gue nggak sengaja ambil gambar menjijikkan.” Will mematikan kameranya dan melihat Guntur.

“Tengs bro, lo baik banget sama kita.” Will menepuk bahu Guntur.

“Gue emang baik.” Guntur hanya mengangguk sambil tersenyum.

Mereka baru saja berkenalan setelah mengobrol lama. Guntur yang selalu mendapatkan pujian dan luluh akhirnya menggratiskan makanan dan minuman mereka.

Setelah mereka pergi, Guntur menghubungi Asha dan mendapatkan persetujuan darinya.

“Akhirnya bentar lagi tugas gue selesai.” Kata Asha setelah membalas pesan Guntur.

Dia turun ke dapur dan mendapatkan Disha sedang membereskan beberapa kertas.

“Itu apa?” Tanya Asha lalu mengambil air dan duduk di samping Disha.

“Naskah buat syuting besok.”

“Di mana?”

“Thunder Cafe.” “besok gue mau ke sana juga. Barengan aja.” Kata Asha, dia tau Disha masih marah kepadanya, namun jika begini terus ia juga tidak bisa.

“Gue berangkat subuh. Mau bareng?” Disha melirik Asha dan langsung pergi.

“Besok gue-”

“Diem.”

Asha mengulum bibirnya kedalam dan melihat Disha masuk ke kemarnya.

Sedangkan Disha yang bertingkah dingin kepada Asha tadi, merasa bersalah namun dia iti karena tidak sebebas Asha. Di tengah tugas dari M, dia juga punya tugas dari tempat kerjanya. Jika kali ini dia tidak berhasil, maka hidupnya di dunia akan berakhir.

Esok harinya, Asha sudah siap-siap untuk berangkat. Waktu sudah menunjukkan jam 12.00 siang, dan Disha tidak mengangkat telponnya.

Setelah sampai di Thunder Cafe, Asha langsung menghubugi Diass dan berkumpul dengan mereka. Dia juga mencari keberadaan Disha namun tidak ada.

Asha memperkenalkan diri dan mulai membaca konsep video mereka. Target pengambilan gambar selama 4 bulan, dan Asha akan berusaha ngedit secepat mungkin.

“Makasih udah mau bantuin kita. Tapi, gue boleh lihat hasil editan lo nggak?” Kata Diass.

“Eh.. eh Kafeno udah keluar.” Rereyn menepuk lengan Navy.

“Guys, please.” Tegur Will.

“Boleh, lo buka aja youtube gue, ShaWon. Di sana banyak video cinematic dan lainnya.” Kata Asha.

“Oke, minggu depan kita udah mulai syuting dan gue mau lo datang.” Kata Yamaken lalu memberikan baju yang bertuliskan team.

“Thanks.” Asha menerimanya dan tersenyum.

“Hai hai guys, kita ada temen baru nih. Namanya Asha, youtubenya apa?” Will memulai lagi Vlognya.

Setelah merasa selesai diskusi, Navy dan Rereyn mendekat ke arah tempat Kafeno syuting. Will dan Riga membuat konten bersama. Sedangkan Diass dan Ken masih mengobrol dengan Asha tentang konsep video mereka.

Seiring berjalannya waktu, mereka mulai syuting dan Asha mulai sibuk mengedit video. Disha juga sibuk mengurus beberapa artisnya dan skandal yang baru saja membicarakannya tentang hubungan dia dengan Jongin.

“Disha,” Asha meluangkan waktunya menghmapiri Disha di dapur.

Namun Disha hanya diam dan fokus mengurus skandal dirinya sendiri.

“Mau gue-”

“Makasih.” Disha berdiri dan masuk ke kamarnya saat Asha duduk di sampingnya.

Handphone Asha berdering dan langsung menerima panggilan dari Will.

'Sha, kita ke rumah lo ya.” Kata Will.

'Kita mau jadwalin upload teaser dan video fullnya.” Kata Ken.

Asha menyetujuinya dan memperbaiki ruang tamunya.

Asha yang semangat menunggu mereka datang juga mempersiapkan beberapa cemilan kecil.

Setelah mereka berkumpul dan membicarakan jadwal teaser dan video full. Mereka mengobrol sedikit tentang berita yang sedang hangat.

“Kita masukin ini nggak? Ini lumayan hangat di dunia selebritas.” Kata Navy menunjukkan gosip Disha dan Jongin.

“Boleh tuh, tapi kita belum tau ujung gosip ini gimana.” Kata Ken lalu membaca gosipnya.

“Ujungnya mereka bakalan putus lah.” Riga meletakkan ponsel yang menunjukkan gosip itu.

“Kalau nih cewek masih tetap di sana, berarti-” kata Riga namun terpotong karena perkataan seseorang.

“Berarti apa?”

“Berarti dia nggak tau malu. Pacarnya wamil eh dia sok berkuasa di sana.” Lanjut Riga.

Yang lain tidak memperhatikan Riga namun Disha yang sudah berdiri di belakang Riga.

Will yang dari tadi merekam, mematikan kameranya. Rereyn yang melihat ulang gosip juga meletakkan hpnya perlahan dan menyenggol Riga.

“Riga, diem.” Kata Diass.

“Dii, menurut lo kita harus dengerin penjelasan cewek itu atau nggak?” Riga masih tidak mengetahui keberadaan Disha, cewek yang dia bicarakan.

“H-harus sih menurut gue.” Kata Ken memalingkan wajahnya ke arah lain.

“Tapi menurut gue-”

“LO DIEM ATAU GUE BANTING?” Will mulai emosi dan berteriak ke arah Riga.

“Gue bakal fikirin baik-baik komentar kalian, makasih.” Disha lalu keluar dengan keadaan menahan emosinya. Matanya mulai memerah dan baru kali ini dia mendapatkan komentar jelek tentangnya.

'Trixie sialan.' Batinnya lalu berjalan entah ke mana.

Riga yang sadar keberadaan Disha saat dia keluar spontan menutup mulutnya dan berlindung karena mendapatkan pukulan dari teman-temannya. Asha yang melihat kepergian Disha merasa bersalah karena tidak membelanya tadi.

“Oke udah-udah. Riga, lain kali lo harus hati-hati.” Tegur Diass.

Riga hanya mengangguk namun sekali lagi Will menjitak kepalanya.

“Udah Will, mending kita fokus ke pembahasan awal.” Kata Diass.

“Bosen Dii. Mending kita main dulu.” Kata Ken.

“Bener, ayo main.” Kata Navy

“Main sambil ngonten. Biar bercuan permainan kitaa.” Kata Will lalu menyalakan kameranya.

“Sekalian gue bikin challenge buat kalian.” Kata Rereyn lalu membuka video tiktok untuk mereka ikuti nanti.

“Ntar gue masakin deh, sekalian buat video.” Navy memamerkan menu barunya.

“Ntar malam ke studio gue kalau gitu, kita podcast bahas ini.” Kata Diass.

“Yeuu, ujung-ujungnya bahas ini juga.” Riga merebakan tubuhnya di lantai.

“Lo mau apa, Sha?” Tanya Navy.

“Gue ikut aja.”

Mereka mulai membagi waktu untuk membuat konten, Will yang fleksibel hanya menyalakan kameranya dan merekam kegiatan mereka.

Tv yang dari tadi menyala menampilkan berita tentang kekasih direktur FE yang seenaknya mengambil alih posisi J sebagai direktur. Sang CEO yang dikenal dekat dengan D kekasih J diduga berselingkuh dan D hanya memanfaatkan mereka berdua untuk mendapatkan posisi di FE.

Namun mereka yang sibuk tidak memperhatikan tv dan membiarkan terus menyala.