Herfreespace

Sarapan

Tanpa basa-basi lagi Keisha bergegas menuju ruang makan rumahnya, pasalnya ia sedikit tak percaya akan kedatangan Harsa pagi ini.

Maklum, selama 2 tahun berteman dengan laki-laki itu, Harsa memang tidak pernah menginjakkan kaki di dalam rumah Keisha bertemu orang tuanya pun tak pernah, biasanya hanya menjemput dan mengantar sampai depan rumah.

Tepat pada anak tangga terakhir netranya menangkap dua orang yang sedang menata makanan di atas meja makan.

“Sa, lu beneran ke sini?” yang ditanya hanya mengangguk.

Detik selanjutnya Keisha menghampiri sang bunda, niat membantu menata makanan.

“Udah mimpi indahnya, tuan putri?” tutur bunda sebelum akhirnya menyerahkan piring berisi pancake.

“Ih bunda mah, diemm.” balas Keisha merengek tidak suka.

“Kamu tuh kalah rajin sama temen kamu, Harsa. Dia pagi-pagi udah bantu bunda bikin sarapan.” jelas bunda membuat Harsa berbangga diri, menampilkan senyum tipisnya pada Keisha membuat sang perempuan berdecak kesal.

“Wuidih sarapannya sudah jadi! Loh, Ini siapa?” Tanya ayah yang baru bergabung.

“Saya Harsa om, temennya Keisha” jawab Harsa dengan sopan.

“Oh, nak Harsa.. jangan panggil om ya, panggil 'ayah' aja”

“Eh? Iya om- maksudnya ayah”

☀️

Kegiatan sarapan mereka pagi ini dipenuhi gelak tawa, berbagai lelucon dilontarkan oleh dua orang Laki-laki yang seakan-akan sudah saling mengenal sejak lama.

Melihat kedua orang tuanya yang tidak berhenti tersenyum Keisha sedikit bingung.

“Tumben banget ayah sama bunda bisa langsung akrab begini sama orang?” Batin Keisha.

Pagi itu, pertemuan pertama dengan Harsa, berjalan baik.

Piknik

Jevin mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang tidak bisa dibilang lambat, ia ingin sampai cepat-cepat menemui sang gadis.

“Hei! Udah siap kan? Ayo berangkat” ajak Jevin setelah sampai di rumah Val

“Iya, ayoo tapi Jev tolongin bawain barang-barang ini dong” pinta Val pada Jevin

“Hah? Ini kita mau kemana sih? Kok banyak banget bawaannya” Tanya jevin serius, nyatanya ia tak menyangka Val akan menyiapkan barang sebanyak ini untuk dibawa

“Kita piknik yu? Nih udah gua siapin semua dari mulai makanan sampe karpet nya, lu tinggal bantu bawa aja” Jelas Valerie pada Jevin

“O-oh iya ok” Jevin patuh lalu membantu Valerie memindahkan barang ke mobil.

“Kenapa gak bilang kalau mau piknik? Kira gua lu mau jalan ke cafe atau ke mall gitu, jadi gua gak siapin apa-apa” Jevin memecah keheningan di dalam mobil

“Santai, gak ribet kok nyiapinnya. Gua kangen banget deh duduk santai nikmatin angin gituu, penat tau gak kalau jalan ke Mall terus” Jawab Valerie yang dibalas senyum imut Jevin

“Penat sama tugas kuliah ya? Iya gua ngerti kok, kaget aja gak nyangka lu bakal ada ide buat piknik ala-ala” Ujar Jevin.

—-🍁—-

Setelah sampai di lokasi mereka mencari tempat yang pas untuk singgah lalu menata barang-barang pada tempatnya

“Nah selesai! ayo sini duduk Jev, gua udah siapin sandwich, buah-buahan, sama minuman lu tinggal pilih aja mau yang mana” Dibalas dengan anggukan Jevin yang lalu duduk di depan Valerie

“Gua coba sandwich lu ya?”

“Iya, silahkan”

“Val, lu suka wagu aopoa?” Pertanyaan Jevin tak bisa dimengerti oleh Val, pasalnya sang lelaki bertanya dengan mulut yang penuh dengan makanan

“Jev coba itu telen dulu deh makanannya, baru ngomong ntar keselek”

“Val, lu suka lagu apa? Sekarang udah jelas kan suara gua” dibalas oleh anggukan Valerie

“Gua lagi suka lagu.. 'Golden Slumbers' kenapa emang?”

“Gapapa mau tanya aja hehe” Jevin menunjukkan senyum manis nya itu membuat Val ikut tersenyum

“Val, kalau boleh tau orang tua lu kemana? Kok di rumah cuma ada Kakak-kakak lu sama lu doang sih?”

“Oooh ortu gua di luar negeri Jev ayah kerja di Inggris terus Bunda ngikut ayah, jadilah gua sama kakak gua doang yang di rumah” Penuturan Valerie ditangkap jelas oleh Jevin

“OOO” sang lelaki hanya ber-o ria

“Kalau lu Jev? Lu tinggal sama siapa? Atau lu punya saudara gitu?” Cerocos valerie yang ikut penasaran

“Engga, gua anak tunggal. Gua tinggal cuma sama mama doang hehe, papa juga kerja di luar Val”

“Oooh, papa lu dokter juga?”

“Iya bener, kok tahu?

“Biasanya kalau anaknya dokter orang tuanya juga dokter, eh? Atau kebalik?”

Jevin tertawa melihat Valerie yang sangat menggemaskan dimatanya, Jevin bukanlah tipe cowo yang mudah tertarik oleh perempuan, bahkan selama ini ia tidak punya seorang pacar tetapi saat melihat Valerie entah mengapa ia tertarik pada gadis itu, rasanya seperti sudah kenal sejak lama

“Jev, kenapa lu jarang senyum kalau di kampus sih? Orang kan jadi nganggep lu serem tau kaya gua” ujar Valerie

“Gak tau, kebiasaan kali ya? Tapi kalau udah senyum gua gak serem lagi kan?” Goda Jevin

“Idih Jev geli” dibalas tawa oleh Jevin

“Val, gua serius deh”

“Serius apa?”

“Izinin gua buat kenal lu lebih jauh lagi ya? Gua mau tau lebih dalam tentang Lu, gua mau jadi orang yang bisa lu ajak cerita begini, gua mau tetep ada di samping lu, jadi izinin gua ya?”

Valerie terpaku di tempatnya, 'tiba-tiba begini' batinnya. Jujur saja ia tidak tahu harus menjawab apa

“Boleh ya?” Tanya jevin lagi

Netra mereka bertemu, di sana Valerie hanya melihat kesungguhan Jevin, dengan mantap ia mengangguk

“Iya, boleh Jevin”

Setelahnya mereka menikmati hari itu dengan damai, tanpa gangguan. Hari ini ada seseorang yang tengah gembira dan seorang lainnya yang tidak sadar mengubah jalan hidupnya.

Kejutan!

“Jev ini tolong rapihin dongg, oh itu jugaa tolong bersihin”

“NANAA!! Dekorasi udah siap semua?”

Teriakan Val menggema di hampir tiap sudut rumah, mereka menyiapkan segalanya dari kue, dekorasi, hingga kado. Menurut Val, Hari ini hari yang sangat penting mengingat sahabat satu-satu nya sedang berulang tahun.

“Iya Val, ini lagi dirapihin”

“Bentar lagi nih dekor nya selesai!”

Sungguh mereka sangat kompak mengerjakan 'Projek kecil-kecilan' ini

Tak berapa lama, tugas mereka selesai, setelah itu mereka bersiap mengambil posisi masing-masing.

“Okok ntar Nana sama Jev jangan lupa confetti nya ya, gua yang bawa kue” titah Val kepada dua orang didepannya

Jevin dan Nana? Mereka mengangguk mengerti. Entah sedari kapan mereka patuh terhadap Val, membiarkan Val memimpin jalannya acara ini. Val pun merasa tidak canggung dengan kehadiran Nana yang notabennya 'orang baru', menurutnya Nana orang yang asik.

Ting nong

Bel rumah Valerie berbunyi menunjukkan seseorang datang. Tak berapa lama nampak seseorang membuka pintu rumah Valerie.

“Valerie!! Gua sampe nih.. Val, Kok gelap rumah lu?”

“Val jangan maen-maen!! Lu di mana?”

Tek

Lampu menyala menunjukkan seisi rumah yang telah di dekor sederhana namun tampak indah, lurus didepannya terdapat seorang perempuan yang tak lain adalah sahabatnya–Valerie.

Duar!

Suara confetti tepat dibelakang nya membuat Kaluna terhentak kaget

“Kejutan!!” Ujar mereka bertiga

Valerie berjalan mendekat ke arah Luna, memegang kue sambil menyanyikan lagu Happy Birthday

“Happy Birthday to you Happy Birthday to you Happy Birthday dear Luna Happy Birthday to you

Tanpa ada yang menyadari, Jevin tersenyum memandangi Val, 'indah' ucap nya dalam hati

“Ok, now make a wish babe!

Tanpa berlama-lama kaluna menutup mata dan menyatukan kedua tangannya–membuat harapan.

Setelah itu acara dilanjutkan dengan memotong kue, serta membuka kado yang telah disiapkan.

Ting nong

Bel rumah berbunyi kedua kalinya

“Siapa lagi yang dateng Val?” Tanya Luna berbisik

“Temen-temennya Jevin” Jawab Val singkat

“WASSUP BRO SIST” Teriakan Haider memecah keheningan

“Nih gua bawain makanan yang banyak biar bisa makan-makan” Rere menunjukkan kantong besar berisi makanan

“Asik rame euy!, Ayo atuh pesta ini mah” Celetuk Nana yang dibalas dengan gelak tawa dari semua orang.

Hari ini terasa berbeda bagi Valerie, rasa yang tak pernah ia rasakan sebelumnya akhirnya dapat ia rasakan. Biasanya Val memang susah beradaptasi dengan banyak orang tapi dengan Jevin dan teman-temannya rasanya mudah sekali, Val merasa nyaman.

Jangan nolak

“Perumahan Indah Jaya Blok A23 no 127” Ucap Jevin berulangkali sambil mencari rumah yang dia tuju

“Nah ini dia” Senyumnya terpancar kala ia menemukan rumah yang menjadi tujuannya, dilihatnya Valerie sudah menunggunya di teras depan rumah

*“Hai Val! Udah siap?” Tanya Jevian

“Udah nih, ayo berangkat” Dibalas sang gadis sembari menuju kearahnya

“Jev?” Tegur Valerie pada Jevin pasalnya dari tadi Jevin tak bergerak dari tempatnya

“Jev hey! Jangan bengong ayo berangkat” kali ini Valerie sedikit menggoyangkan tubuh Jevin

“Eh iya ayo” akhirnya dijawab oleh si laki-laki dengan sedikit hentakan–kaget

Ketika ingin masuk mobil tangan Jevin ditahan oleh Valerie, bertanya

“Kenapa bengong begitu? Ada masalah?” tanya Val

“Eh–engga kok” jawab yang ditanya

“Beneran?” Valerie memastikan

“Iya Val, bener tadi cuma kaget aja kamu cantik banget hari ini” ceplos si laki-laki tak sadar akan apa yang barusan ia katakan

—-🍁—-

Awkward

Itu yang mereka rasakan sekarang, pasalnya tidak ada yang memulai perbincangan sedari tadi, sibuk akan pikiran masing-masing

Si laki-laki sibuk merutuki dirinya yang asal ceplos, membuatnya malu bukan kepalang di depan Valerie

Sedangkan si gadis masih memikirkan perkataan yang Jevin lontarkan padanya tadi 'Apa maksudnya? Apakah Jevin menggodanya' pikirnya

Sampai akhirnya si Laki-laki mengesampingkan rasa malunya untuk memecah keheningan

“Val jangan dipikirin ya ucapan gua yang tadi, gak maksud ngeledek kok tapi emang lu cantik banget hari ini” Jelas Jevin

“Hah? Iya kok, gapapa” Jawab singkat Valerie

“Val, gua mau nanya boleh?”

“Iya silahkan

“Lu selain dianter jemput sama kakak lu, biasanya sama siapa?”

“Gak ada, gua tiap hari dianter jemput sama kakak gua. Paling kalau pulang sih kadang bareng Kaluna”

“Oo..” Jevin ber-O ria

“Kalau ke kampus belum pernah di anter selain kakak gua, ini pertama kalinya sama orang lain. Kaget gua juga kenapa boleh dianter sama lu, biasanya ngelarang kalau sama orang lain” Valerie memberi penjelasan

Kaget yang Jevin rasakan saat ini, pasalnya ia tak menyangka akan menjadi orang pertama yang bisa mengantar Valerie.

“Wahh, gitu ya” Jevin mengangguk menampilkan senyum tipis–senang

Setelah itu keadaan hening kembali, tak ada percakapan hanya alunan musik didalam mobil.

Jevin memarkir mobilnya di Fakultas Hukum

“Makasih banyak ya Jev, sekali lagi maaf ngerepotin lu lain kali gua usahain gak kaya gini deh” Ujar Val

“Santai Val, gua juga gak ngerasa direpotin”

“Yaudah gua turun ya, semangat ngampusnya”

Sedetik kemudian Valerie tersentak kaget-tangannya ditahan. Jevin menatap mata val lurus menunjukkan muka serius nya

'Seram' batinnya

“Val, lain kali kalau gua nawarin untuk jemput lu jangan nolak ya.” Kata Jevin tepat didepan mukanya membuat Val bergidik ngeri

“Semangat juga ngampusnya, Valerie Humeera” Detik selanjutnya Jevin menunjukkan senyum manisnya sambil mengusak lembut rambut Valerie.

'Aneh' Batin Val lagi.

reincarnation

“Edlyn.. are you there?” said a man

“Yes dear, I'm in here” the woman answered

“Oh Edlyn, I long for you!” the man walked towards her, hugged her from behind

“I know, i always know” she turned around

their eyes met

She stroked his cheek and smiled

“I love you” the man confessed

“So do I” said her

“Are you fine Babe?” someone shook his body, he woke up.

“Uhmm I'm fine, just another weird dreams. Don't worry” he gave an explanation

“Are you sure? Should we go to the Hospital or something?” she asked worriedly

“I'm totally fine Rosé, trust me” he tried to calm his girl down

“Ok ok, but if there anything that disturb you just tell me, right?”

“Hmm”

After his girl disappeared from his sight, he sighed

“It's hurts so bad” he closed his eyes

“if it is you Edlyn, if it is you”

–Kim Doyoung, a man who caught up with his own love story

a love story from his past life

Pertemuan

“Valerie?” Jevin menepuk pelan pundak sang gadis

“Eh iya” Val tersentak kaget

“Ini Journal nya” Ujar Jevin sambil menyerahkan tote bag dengan ukuran yang lumayan besar

“Eh kok pake beginian? Gua cuma butuh Journal doang kok gak usah Snack begini” Tolak Val bingung

“Gapapa ambil aja, lumayan buat nemenin belajar lu” Ujar Jevin masih dengan muka yang sama datar

“Oh oke makasih ya” Val bergidik ngeri melihat muka Jevin

“Ya sama-sama”

Setelahnya hening Val diam Jevin pun diam

“Lu gak pulang?” Tanya Val pada akhirnya

“Lu sendiri gak pulang?” Jawab Jevin

“Ini mau pulang nunggu dijemput” Val memberi penjelasan

“Oooh, oke gua tungguin lu deh sampe dijemput” Tawar Jevin

“Eh gak usah lu duluan aja sih” Lagi-lagi Val menolak

“Santai elah, lagian lu juga gak nyaman kan kalau sendirian di sini” Dibalas senyum canggung Valerie

“Oke..” Jawab Val singkat

—– 🍁 —-

Kurang lebih 30 menit mereka menunggu, sampai akhirnya ponsel milik Valerie berdering menandakan seseorang menelfon

'Halo, ini udah sampe kamu di mananya?' Tanya dari sebrang telfon

'Nih aku di sini' Val menjawab sambil melambaikan tangannya memberi tahu posisinya

'oke' Sambungan telefon diputus

Setelahnya seseorang turun dari mobil berjalan ke arah Valerie dan Jevin

“Udah dikembaliin Journal nya?” Tanya Darius pada Val

“Udah nih” Val menunjukkan tote bag yang ia pegang

“Ok, pulang sekarang ya?” Ajak Darius

“Hmm” Angguk Val

“Gua pulang duluan ya Jev, Makasih banyak” Ujar Val pada Jevin dengan senyum cantiknya

Detak jantung Jevin berdetak 2x lebih cepat, entah kenapa dia pun bingung

“Eh i-iya, Hati-hati Valerie” Balas Jevin terbata-bata, tak lupa ia tunjukkan eye smile nya

Loh gemes juga

Pertemuan pertama mereka cukup canggung tak banyak kata tersampaikan, tetapi siapa tahu ini merupakan awal yang baik bagi mereka?

Banyak teman

“Kak Darius ayo Val udah siap” seru seorang gadis dari arah tangga

“Sini sarapan dulu Val” jawab sang kakak

“Loh Kakak emang gak sibuk? Biasanya jam segini udah berangkat” tanya Valerie

“Engga, hari ini gak terlalu sibuk kok santai aja sarapan dulu biar nanti konsen belajarnya terus biar gak sakit” penjelasan Darius yang dibalas Dengan anggukan Valerie

—– 🍁 —-

“Val, seat belt udah?” “Udah kak” “Buku? Tempat pensil?” “Udah” “Ada yang ketinggalan gak?” “Engga kak” “Ya oke, berangkat sekarang ya?” “Iyaa”

Valerie Sue Humeera, 19 tahun tetapi masih diperlakukan selayaknya anak kecil yang harus diantar jemput, Jika ditanya

'Valerie bisa mengendarai mobil kan?'

Maka jawabannya

'iya'

Lalu kenapa masih diantar jemput?

Entah, kedua kakaknya memang menaruh perhatian lebih padanya.

“Kamu anak perempuan satu-satunya makanya kakak sayang banget”

Begitulah kira-kira jawaban kedua kakaknya jika ditanya.

“Kak, Val mau tanya dong” tanya Valerie memecah keheningan di dalam mobil

“Mau tanya apa?” Darius menjawab singkat

“Ka Darius punya banyak temen gak?”

“Uhmm lumayan.. kenapa emang?”

“Gapapa, masih bingung aja kenapa Val cuma punya satu.. hehe” jawab Val diakhiri dengan tawa yang canggung

“Loh emang kenapa? Gak masalah tuh, gini loh Val kalah emang kamu nyaman sama keadaan saat ini yaudah lanjutin aja lagian bukan jadi suatu masalah kan?”

“Ya.. iya sih kak, tapi kayaknya asik deh punya banyak temen”

“Emang asik punya banyak temen tapi nanti akhirnya yang kamu rasa nyaman cuma beberapa, jujur aja kakak cuma percaya 2 orang dari sekian banyak temen yang kakak punya hahaha. Jangan khawatir semua ada fase nya kok” jelas Darius menenangkan

“Uhmm ok” jawab Valerie singkat diakhiri dengan senyum cantiknya

“Eh oiya gimana itu temen kamu yang katanya mau ngembaliin Journal kamu?

“Ooo Jevin.. iya nanti aku ketemuan sama dia di Fakultasnya”

“Oke, abis itu langsung pulang ya.. telfon kakak aja kalau gak bisa telfon kak Taylor, jangan pulang sendiri, jangan mau dianter sama orang yang gak dikenal”

“Iyaaa astaga tuhan, aku bukan anak kecil lagi??”

“Ya.. tau tapi tetep aja kamu adiknya kakak, mau gak mau harus dijaga”

“Hmm terserah” Valerie memutar bola matanya, malas

tak lama kemudian mereka sampai di kampus, Darius memakirkan mobilnya di parkiran Fakultas Hukum

“Okay sudah sampai” -Darius

“Val turun ya kak, makasih banyak”

“Ok, belajar yang bener adik kesayangan” goda Darius sambil mengelus lembut kepala Valerie

“Ih kak jangan gitu ntar rambut aku berantakan lagi”