hirunkith

Simon says break a leg Esa ketawa bitch will kill us all in a month i swear He groaned. Bangkit dari sofa dan jalan ke kolam, nyari udara segar

“Dia gabisa patahin kakinya sendiri, Nor mine. Gue gabisa skating tanpa kaki gue” kata Xavi

Any more excuses? Baram angkat suara. He stares at us one by one, “Ken?”

“Mama will definitely kill yall when she finds out i break my leg

So do mine Baram ngacak rambutnya frustasi pas denger alesan Kenzi sama Tessa

“Dewa?”

Dewa ngegeleng juga, “Gaada yang bisa nyetir disini selain lo, gue, sama Esa. Kalau lo pada patahin kaki gue, supir berkurang satu”

Then it goes down to Laura and I. Kay gabisa jadi dancer kalau kakinya pernah patah kan?” Kanaya ngangguk abis gue ngomong gitu

“Yaudah gue” Laura berdiri, Ngambil palu di tangannya Baram

No Kenzi bangkit juga, anyone but Lau, please

“Yaudah kalau gitu elo” kata Baram

“Gue? Luna bisa kali” Kenzi nunjuk gue

“Lo gila?” Dewa jalan deketin Kenzi, One good reason kenapa harus Luna yang kakinya dipatahin and I'll keep my mouth shut

Laura hissed, “udah gue bilang, gue aja” dia nepis cekalan Kenzi, “gausah lebay. Gue yang sukarela” katanya ke Kenzi, terus jalan ke kolam buat ngomong sama Esa

Gue ikut Laura jalan ke kolam, you sure?

“Kalau gak gini pasti akhirannya salah satu dari kita ada yang kayak Zidan” Laura ngomong tanpa bales tatapan gue, I'm not losing another friend, Luna

“Gimana cara bikin patah tulangnya gak terlalu sakit supaya Laura ga harus menderita” omongan Kenzi barusan bikin kita semua diem dan mikir.

“Sekali pukul doang and make sure that it's hard enough to break the bones Baram ngasih saran

Tessa teriak frustasi, Jesus Christ she mumbled “Gue gamau nonton deh, gue siapin baju aja” dia meluk Laura sebelum jalan ke kamarnya, packing baju yang bakal dipake sama Laura selama di rumah sakit nanti

“Gue juga” Dewa berdiri, “Gue manasin mobil aja”

“Tahan bentar ya, Lau” Baram nyuntik kaki kanan Laura, “Morfin” katanya sebelum Laura nanya this will help the pain

“Lo ngasih anak orang narkotika?” Kenzi narik kerah Baram marah, have you lost your mind?

“Obat pereda rasa sakit yang kita punya sekarang cuma morfin” Xavi buka suara, trust me, Kenzi. Laura will be a lot better with that

Rahang Kenzi mengeras, matanya melebar, “Ya itu kan kalau pake resep dokter. You're trying to kill her aren't you?

I'll be fine, Kenzi Laura shouted “Percaya aja bisa gak?” Kenzi mundur, nyender ke pintu sambil bersidekap. Hening sejenak sebelum Baram angkat suara,

“Siap?” Esa ngangguk jawab pertanyaan Baram. Gue udah meluk Laura, to make sure she's not seeing what are we doing right now “tutup mata lo Lau” i whispered

Esa narik nafas gusar. Nutup mata dan ngangkat palu ditangannya tinggi, “maaf, Laura” he sobbed

And when the hammer reaches Laura's foot, time ticks a lot quicker than it already is

Simon says break a leg Esa ketawa bitch will kill us all in a month i swear He groaned. Bangkit dari sofa dan jalan ke kolam, nyari udara segar

“Dia gabisa patahin kakinya sendiri, Nor mine. Gue gabisa skating tanpa kaki gue” kata Xavi

Any more excuses? Baram angkat suara. He stares at us one by one, “Ken?”

“Mama will definitely kill yall when she finds out i break my leg

So do mine Baram ngacak rambutnya frustasi pas denger alesan Kenzi sama Tessa

“Dewa?”

Dewa ngegeleng juga, “Gaada yang bisa nyetir disini selain lo, gue, sama Esa. Kalau lo pada patahin kaki gue, supir berkurang satu”

Then it goes down to Laura and I. Kay gabisa jadi dancer kalau kakinya pernah patah kan?” Kanaya ngangguk abis gue ngomong gitu

“Yaudah gue” Laura berdiri, Ngambil palu di tangannya Baram

No Kenzi bangkit juga, anyone but Lau, please

“Yaudah kalau gitu elo” kata Baram

“Gue? Luna bisa kali” Kenzi nunjuk gue

“Lo gila?” Dewa jalan deketin Kenzi, One good reason kenapa harus Luna yang kakinya dipatahin and I'll keep my mouth shut

Laura hissed, “udah gue bilang, gue aja” dia nepis cekalan Kenzi, “gausah lebay. Gue yang sukarela” katanya ke Kenzi, jalan ke kolam buat ngomong sama Esa

Gue ikut Laura jalan ke kolam, you sure?

“Kalau gak gini pasti akhirannya salah satu dari kita ada yang kayak Zidan” Laura ngomong tanpa bales tatapan gue, I'm not losing another friend, Luna

“Gimana cara bikin patah tulangnya gak terlalu sakit supaya Laura ga harus menderita” omongan Kenzi barusan bikin kita semua diem dan mikir.

“Sekali pukul doang and make sure that it's hard enough to break the bones Baram ngasih saran

Tessa teriak frustasi, Jesus Christ she mumbled “Gue gamau nonton deh, gue siapin baju aja” dia meluk Laura sebelum jalan ke kamarnya, packing baju yang bakal dipake sama Laura selama di rumah sakit nanti

“Gue juga” Dewa berdiri, “Gue manasin mobil aja”

“Tahan bentar ya, Lau” Baram nyuntik kaki kanan Laura, “Morfin” katanya sebelum Laura nanya this will help the pain

“Lo ngasih anak orang narkotika?” Kenzi narik kerah Baram marah, have you lost your mind?

“Obat pereda rasa sakit yang kita punya sekarang cuma morfin” Xavi buka suara, trust me, Kenzi. Laura will be a lot better with that

Rahang Kenzi mengeras, matanya melebar, “Ya itu kan kalau pake resep dokter. You're trying to kill her aren't you?

I'll be fine, Kenzi Laura shouted “Percaya aja bisa gak?” Kenzi mundur, nyender ke pintu sambil bersidekap. Hening sejenak sebelum Baram angkat suara,

“Siap?” Esa ngangguk jawab pertanyaan Baram. Gue udah meluk Laura, to make sure she's not seeing what are we doing right now “tutup mata lo Lau” i whispered

Esa narik nafas gusar. Nutup mata dan ngangkat palu ditangannya tinggi, “maaf, Laura” he sobbed

And when the hammer reaches Laura's foot, time ticks a lot quicker than it already is

Simon says break a leg Esa ketawa bitch will kill us all in a month i swear He groaned. Bangkit dari sofa dan jalan ke kolam, nyari udara segar

“Dia gabisa patahin kakinya sendiri, Nor mine. Gue gabisa skating tanpa kaki gue” kata Xavi

Any more excuses? Baram angkat suara. He stares at us one by one, “Ken?”

“Mama will definitely kill yall when she finds out i break my leg

So do mine Baram ngacak rambutnya pas denger alesan Kenzi sama Tessa

“Dewa?”

Dewa ngegeleng juga, “Gaada yang bisa nyetir disini selain lo, gue, sama Esa. Kalau lo pada patahin kaki gue, supir berkurang satu”

Then it goes down to Laura and I. Kay gabisa jadi dancer kalau kakinya pernah patah kan?” Kanaya ngangguk abis gue ngomong gitu

“Yaudah gue” Laura berdiri, Ngambil palu di tangannya Baram

No Kenzi bangkit juga, anyone but Lau, please

“Yaudah kalau gitu elo” kata Baram

“Maksud gue Luna”

“Lo gila?” Dewa jalan deketin Kenzi, One good reason kenapa harus Luna yang kakinya dipatahin and I'll keep my mouth shut

Laura hissed, “udah gue bilang, gue aja” dia nepis cekalan Kenzi, “gausah lebay. Gue yang sukarela” katanya ke Kenzi, jalan ke kolam buat ngomong sama Esa

Gue ikut Laura jalan ke kolam, you sure?

“Kalau gak gini pasti akhirannya salah satu dari kita ada yang kayak Zidan” Laura ngomong tanpa bales tatapan gue, I'm not losing another friend, Luna

“Gimana cara bikin patah tulangnya gak terlalu sakit supaya Laura ga harus menderita” omongan Kenzi barusan bikin kita semua diem dan mikir.

“Sekali pukul doang and make sure that it's hard enough to break the bones Baram ngasih saran

Tessa teriak frustasi, Jesus Christ she mumbled “Gue gamau nonton deh, gue siapin baju aja” dia meluk Laura sebelum jalan ke kamarnya, packing baju yang bakal dipake sama Laura selama di rumah sakit nanti

“Gue juga” Dewa berdiri, “Gue manasin mobil aja”

“Tahan bentar ya, Lau” Baram nyuntik kaki kanan Laura, “Morfin” katanya sebelum Laura nanya this will help the pain

“Lo ngasih anak orang narkotika?” Kenzi narik kerah Baram marah, have you lost your mind?

“Obat pereda rasa sakit yang kita punya sekarang cuma morfin” Xavi buka suara, trust me, Kenzi. Laura will be a lot better with that

Rahang Kenzi mengeras, matanya melebar, “Ya itu kan kalau pake resep dokter. You're trying to kill her aren't you?

I'll be fine, Kenzi Laura shouted “Percaya aja bisa gak?” Kenzi mundur, nyender ke pintu sambil bersidekap. Hening sejenak sebelum Baram angkat suara,

“Siap?” Esa ngangguk jawab pertanyaan Baram. Gue udah meluk Laura, to make sure she's not seeing what are we doing right now “tutup mata lo Lau” i whispered

Esa narik nafas gusar. Nutup mata dan ngangkat palu ditangannya tinggi, “maaf, Laura” he sobbed

And when the hammer reaches Laura's foot, time ticks a lot quicker than it already is

“Makasih, Wa” Dewa ngangguk sambil nutup pintu kamarnya dari luar

“Jangan lama-lama” katanya, “Xavi udah ngantuk. Kasian”

Setelah pintu kamar tertutup, gue langsung ngadep ke Baram yang lagi beracak pinggang di depan gue. Songong

What's with the attitude?

Baram nyirit, What attitude?

“Jangan pura-pura bego deh” gue maju, “Sarkas, sombong, sok ngatur, plenty. Gak harus gue sebutin semua kan?”

He let out a tiny laugh, “Gue curiga sama salah satu dari kita”

“Oh jadi pengorbanan gue nyaris mati di kolam renang sia-sia. Lo gak belajar apa itu trust ya”

Baram geleng, I've trusted you since we first met. Maksud gue sekarang itu Dewa”

Oh hell yeah it shows I scoffs, Keep your dirty hands from my kids you jerk.

Baram muter matanya males, and you know, doing the thing he do with his tongue when he's pissed. “semua orang disini pasti lagi curiga sama satu orang, Lun. Mine is Dewa, yours?

You

Gue keluar dari kamar Dewa, ngambil bantal punya gue di sofa ruang tamu dan jalan balik kesana

Well. I guess Baram is sleeping alone tonight

“Makasih, Wa” Dewa ngangguk sambil nutup pintu kamarnya dari luar

“Jangan lama-lama” katanya, “Xavi udah ngantuk. Kasian”

Setelah pintu kamar tertutup, gue langsung ngadep ke Baram yang lagi beracak pinggang di depan gue. Songong

What's with the attitude?

Baram nyirit, What attitude?

“Jangan pura-pura bego deh” gue maju, “Sarkas, sombong, sok ngatur, plenty. Gak harus gue sebutin semua kan?”

He let out a tiny laugh, “Gue curiga sama salah satu dari kita”

“Oh jadi pengorbanan gue nyaris mati di kolam renang sia-sia. Lo gak belajar apa itu trust ya”

Baram geleng, I've trusted you since we first met. Maksud gue sekarang itu Dewa”

Oh hell yeah it shows I scoffs, Keep your dirty hands from my kids you jerk.

Baram muter matanya males, and you know, the thing he do with his tongue when he's pissed. “semua orang disini pasti lagi curiga sama satu orang, Lun. Mine is Dewa, yours?

You

Gue keluar dari kamar Dewa, ngambil bantal punya gue di sofa ruang tamu dan jalan ke kamarnya Tessa

Well. I guess Baram is sleeping alone tonight

“Makasih, Wa” Dewa ngangguk sambil nutup pintu kamarnya dari luar

“Jangan lama-lama” katanya, “Xavi udah ngantuk. Kasian”

Setelah pintu kamar tertutup, gue langsung ngadep ke Baram yang lagi beracak pinggang di depan gue. Songong

What's with the attitude?

Baram nyirit, What attitude?

“Jangan pura-pura bego deh” gue maju, “Sarkas, sombong, sok ngatur, plenty. Gak harus gue sebutin semua kan?”

He let out a tiny laugh, “Gue curiga sama salah satu dari kita”

“Oh jadi pengorbanan gue nyaris mati di kolam renang sia-sia. Lo gak belajar apa itu trust ya”

Baram geleng, I've trusted you since we first met. Maksud gue sekarang itu Dewa”

Oh hell yeah it shows I scoffs, Keep your dirty hands from my kids you jerk.

Baram muter mata frustasi, “semua orang disini pasti lagi curiga sama satu orang, Lun. Mine is Dewa, yours?

You

Gue keluar dari kamar Dewa, ngambil bantal punya gue di sofa ruang tamu dan jalan ke kamarnya Tessa

Well. I guess Baram is sleeping alone tonight

“Makasih, Wa” Dewa ngangguk sambil nutup pintu kamarnya dari luar

“Jangan lama-lama” katanya, “Xavi udah ngantuk. Kasian”

Setelah pintu kamar tertutup, gue langsung ngadep ke Baram yang lagi beracak pinggang di depan gue. Songong

What's with the attitude?

Baram nyirit, “What attitude?*”

“Jangan pura-pura bego deh” gue maju, “Sarkas, sombong, sok ngatur, plenty. Gak harus gue sebutin semua kan?”

He let out a tiny laugh, “Gue curiga sama salah satu dari kita”

“Oh jadi pengorbanan gue nyaris mati di kolam renang sia-sia. Lo gak belajar apa itu trust ya”

Baram geleng, I've trusted you since we first met. Maksud gue sekarang itu Dewa”

Oh hell yeah it shows I scoffs, Keep your dirty hands from my kids you jerk.

Baram muter mata frustasi, “semua orang disini pasti lagi curiga sama satu orang, Lun. Mine is Dewa, yours?

You

Gue keluar dari kamar Dewa, ngambil bantal punya gue di sofa ruang tamu dan jalan ke kamarnya Tessa

Well. I guess Baram is sleeping alone tonight

“Makasih, Wa” Dewa ngangguk sambil nutup pintu kamarnya dari luar

“Jangan lama-lama” katanya, Xavi udah ngantuk. Kasian”

Setelah pintu kamar tertutup, gue langsung ngadep ke Baram yang lagi beracak pinggang di depan gue. Songong

What's with the attitude?

Baram nyirit, “What attitude?*”

“Jangan pura-pura bego deh” gue maju, “Sarkas, sombong, sok ngatur, plenty. Gak harus gue sebutin semua kan?”

He let out a tiny laugh, “Gue curiga sama salah satu dari kita”

“Oh jadi pengorbanan gue nyaris mati di kolam renang sia-sia. Lo gak belajar apa itu trust ya”

Baram geleng, I've trusted you since we first met. Maksud gue sekarang itu Dewa”

Oh hell yeah it shows I scoffs, Keep your dirty hands from my kids you jerk.

Baram muter mata frustasi, “semua orang disini pasti lagi curiga sama satu orang, Lun. Mine is Dewa, yours?

You

Gue keluar dari kamar Dewa, ngambil bantal punya gue di sofa ruang tamu dan jalan ke kamarnya Tessa

Well. I guess Baram is sleeping alone tonight

Kaluna is back at the house, Ha! Told ya I won't die easy

Update keadaan rumah habis kejadian dua minggu lalu, sekarang udah jauh lebih kondusif dibanding hari pertama Zidan meninggal

Gak terlalu banyak yang beda sih....

I lied, banyak yang berubah

Kay sama Esa gak seribut dulu. Xavi pindah ke kamarnya Kenzi sama Kay, Kenzi pindah ke kamarnya Dewa. Esa tidur sendiri. Kasurnya Zidan dibiarin kosong karena kita masih berduka

Esa akhir-akhir ini jadi suka baca artikel kedokteran, Laura jadi suka nonton Grey's Anatomy, sama Tessa lagi marathon The Good Doctor sampe gak tidur

Damn, feels weird to not having Zidan with us

Yang gak berubah cuma kita tetep makan bareng tiap pagi siang malem. Gue masih masak buat anak-anak tiap hari, Laura sama Kenzi masih belanja buat kebutuhan kita tiap minggu.

Afterall, kita masih berduka buat kejadian 2 minggu silam. Serius. Kita gamau kehilangan lagi.

“Kalau lagi makan HPnya gak diliat dulu bisa kali”

Here we go again. Baram dan sifat bapak-bapaknya

Meja yang tadinya ribut sama suara-suara aktor dan game jadi hening karena semuanya matiin device mereka masing masing -walau keliatannya mereka gak rela-

“Tadi tembakan lo banyak yang meleset, Lau.Makanya kalau malem tuh tidur. Bukannya nonton series” Baram buka suara lagi, kali ini nyerang Laura

Oh iya, have i told you kalau Esa jadi moody habis Zidan meninggal?

“Kalau lagi makan gausah bahas itu bisa kali” katanya, sebelum berdiri dan ngambil piringnya buat makan di ruang tamu sambil nonton TV

Now you know

Tenang aja, soon they'll act like nothing happenned

Kalau ditanya rutinitas kita ngapain aja 2 minggu ini, ya, kita ga ngelakuin hal ekstrim

Simon ga ngehubungin kita abis Zidan meninggal. Bagus deh, kita gaperlu berhadapan sama hidup dan mati lagi.

Tapi ya kalau ditanya takut atau enggak mah pasti takut. Bener-bener seminggu kemaren tuh rasanya kayak neraka. Kadang jam 2 atau 4 pagi Xavi suka bangun terus nangis sendiri di kolam belakang, walau akhirnya kepergok gue terus kita ngobrol bareng.

The only one yang berubah drastis disini itu Baram. Ya selain dia makin cocky as you can see up there, dia sekarang kayak lagi curiga sama seseorang. Mungkin serumah gaada yang sadar Baram lagi ngawasin siapa, tapi gue tau jelas siapa orangnya.

Baladewa.

Kaluna is back at the house, Ha! Told ya I won't die easy

Update keadaan rumah habis kejadian dua minggu lalu, sekarang udah jauh lebih kondusif dibanding hari pertama Zidan meninggal

Gak terlalu banyak yang beda sih....

I lied, banyak yang berubah

Kay sama Esa gak seribut dulu. Xavi lebih milih buat tidur bareng Dewa daripada bertiga di kasur king size

Baram is a lot more quiet than he already is, Kenzi juga pretty much the same

Esa akhir-akhir ini jadi suka baca artikel kedokteran, Laura jadi suka nonton Grey's Anatomy, sama Tessa lagi marathon The Good Doctor sampe gak tidur

Baram juga jadi suka ngajakin kita belajar nembak dan bela diri tiap sore, for our own good he says

Damn, feels weird to not having Zidan with us

Yang gak berubah cuma kita tetep makan bareng tiap pagi siang malem. Gue masih masak buat anak-anak tiap hari, Laura sama Kenzi masih belanja buat kebutuhan kita tiap minggu.

Afterall, kita masih berduka buat kejadian 2 minggu silam. Serius. Kita gamau kehilangan lagi.

“Kalau lagi makan HPnya gak diliat dulu bisa kali”

Here we go again. Baram dan sifat bapak-bapaknya

Meja yang tadinya ribut sama suara-suara aktor atau game jadi hening karena semuanya matiin device mereka masing masing -walau keliatannya mereka gak rela-

“Tadi tembakan lo banyak yang meleset, Sa. Makanya kalau malem tuh tidur. Bukannya nonton series” Baram buka suara lagi, kali ini nyerang Tessa

Oh iya, have i told you kalau Esa jadi moody habis Zidan meninggal?

“Kalau lagi makan gausah bahas itu bisa kali” katanya, sebelum berdiri dan ngambil piringnya buat makan di ruang tamu sambil nonton TV

Now you know

Tenang aja, soon they'll act like nothing happenned

Kalau ditanya rutinitas kita ngapain aja 2 minggu ini, ya, kita ga ngelakuin hal ekstrim

Simon ga ngehubungin kita abis Zidan meninggal. Bagus deh, kita gaperlu berhadapan sama hidup dan mati lagi.

Tapi ya kalau ditanya takut atau enggak mah pasti takut. Bener-bener seminggu kemaren rasanya kayak neraka. Baram tidur cuma 2-3 jam sehari. Kadang kalau udah dini hari Xavi suka bangun terus bikin indomi, walau sering kepergok gue sih

Intinya. Serumah tuh kayak lagi ngawasin satu sama lain, karena perkataan Simon kemaren

Gue pribadi gaada curiga sama siapa-siapa sih, tapi gue tau pasti Baram curiga sama siapa

Baladewa.