weishinistme

“Yaelah met, motor lu tuh cuma satu?”

“Ya iya lah. Namanya Bebi motor kesayangan sudah seperti pacar sendiri.”

“Ga normal. Ini gue harus banget lompatin banteng gemuk ini?”

“Ya kali harus aku gendong manja.”

Ekspresi sebal Alan tergambar kan dengan jelas. Bukan malas, tetapi pantat nya pegal kalau menaiki motor besar Arka.

“Mau beli makan apa ndut?”

“Padang kali ya?”

“Ga bosen?”

“Ya ini si Hiya cuma ngasih 500rb buat 40 orang, seorang nya ga sampe 20rb.”

“KFC kali ya.”

“Kaga cukup uang nya jamet.”

“Aku tambahin.”

“Widih orang kaya.”

“Emang kamu mau makan apa?”

“Kopi sih.”

“Minum itu mah.”

“Hehehe.”


Mereka pun sudah sampai pada tujuan mereka. Tujuan mereka bersebelahan antara toko kabel, dan KFC. Kabel yang mereka cari pun sudah terbeli. Hingga sampai di KFC..

“Bisa kak, tetapi tunggu sekitar 1 jam apakah berkenan?” Tanya pegawai KFC tersebut.

“Gimana ndut mau ga nunggu?”

“Ya gapapa sih, kerjaan ku dah kelar. Kamu gimana?”

“Gapapa banget asal sama kamu.”

'Tuhan ni orang gombal bener.' -Hati kecil Alan.

Mereka pun memutuskan untuk duduk di dekat jendela yang menuju jalan raya.

“Eh baru tau ada cafe kucing”

“Sejak kapan ya? Mau kesana sambil nunggu?”

“Mau banget ayOOOOO.”

Saking semangat nya Alan menggandeng tangan Arka yang jalan nya emang lelet dari sana nya. Seketika mereka berdua terlihat seperti penggembala menarik kambing peliharaan nya. Pikiran Alan sekarang hanya kucing, tetapi Arka sebenarnya bisa terbang sekarang. Bagaimana tidak terbang pertama kali ia di gandeng oleh musuh bebuyutan a.k.a crush nya, dan wajah crush nya yang sangat menggemaskan dan excited itu.

“WAAAAAH ARKA LIAT ITU LUCU BANGET.”

“ARKAAAA INI GEMES BANGET.”

“ARKA LIAT YANG WARNA OYEN GEMES BANGET.”

“ARKAAAA AAAAAA.”

Yang merasa terpanggil hanya cekikikan gemas melihat tingkah laku nya. Begitu masuk Alan langsung heboh sendiri mengelus beberapa kucing, dan di hampiri layaknya induk kucing.

'Gabisa gabisa ini gemes banget anjing' – Arka bulol denial alay jamet.

“Arka liat Maine Coon sama American Short Hair lucu mana?” Kata Alan sambil menggendong dua kucing bersamaan.

“Lucu kamu, kamu paling lucu sedunia ngalahin kucing disini.”

“Beneran!”

“Iya beneran kamu yang paling lucu gemes.”

“Jamet dasar.”

Sebenarnya bukan hal asing bahwa berita Arka dan Alan sering beradu argumen. Tapi ini kali pertama Alan mengabaikan Arka. Jelas, Arka yang punya rasa lebih merasa terpuruk. Bahkan ia sudah melakukan planning kalau ia di tolak mentah mentah oleh Alan untuk selama nya. Tetapi Arka ini orang yang pantang menyerah, ia juga harus bertanggung jawab atas semua yang ia perbuat dan ia tanggung jawabkan.

Arka menghampiri Alan dengan penuh rasa takut. Arka melambaikan tangan saat Alan sedang mengerjakan proker nya. Iya, Alan sendiri. Teman-teman yang menemani nya sedang menikmati makan seharusnya siang karena sekarang sudah pukul 16.00. Seharusnya ia mengerjakan berdua dengan Arka karena ini semua tanggung jawab nya berdua. Mengapa sampai detik ini h-4 acara semua di kerjakan Alan?

“Sendirian?”

“Bisa liat sendiri kan?”

“Hehe, ada yang perlu di bantu?”

“Udah kelar tinggal nempel ini aja.”

“Oh, yang lain kemana?” Kata Arka sambil duduk di samping Alan. Membantu menempel beberapa properti untuk panggung hari acara.

“Makan.”

“Kamu udah makan?”

“Belum.”

“Makan dulu, biar aku yang selesaiin ini.”

“Udah kelar.” Kata Alan sambil menempel rumbai-rumbai terakhirnya. Alan bangkit dari tempat duduk nya, dan mengambil tas.

“Mau kemana?”

“Pulang.”

“Aku anterin ya?”

“Bisa naik ojek.”

“Udah aku anterin aja. Katanya mau ngobrol tentang acara.”

“Udah selesai semua, ke planning dengan baik. Tanpa kamu lebih ga ribet.”

“Maaf.”

“Tanggung jawab mu loh kemana? Niat jadi ketua ga? aku semua yang nyelesain dari awal sampe properti aku semua. Kamu main nya cuma berantakin acara, main ganti ini itu. Kamu tuh ihhh.” Kata ih dari Alan di balas ahhh oleh Arka. Kenapa rancu? Bagaimana tidak di jawab 'ahh' Alan menyubit lengan Arka.


Dengan paksaan dan juga lebih irit, Alan meng-iyakan tawaran Arka.

“Motor kok gede banget kaya banteng.”

“Kamu yang kekecilan, bisa naik ga?”

“Bisa ih tapi apa sih motornya buat sakit pantat aja nungging nungging.”

“Cepet naik atau aku gendong?”

“Bacot.”

Alan mengomel yang seperti ini yang Arka tunggu tunggu. Kenapa di tunggu? ini lucu banget! Kalau bisa ia terbang sekarang, tetapi Arka harus menutup saltingnya.

“Jadi makan ga ndut?”

“Emang aku gendut ya?”

“Engga sih panggilan sayang aja.”

“Sayang sayang, kalo yang bilang Lee Jongsuk kayanya langsung gue sosor deh. Masalahnya Arka jamet banget buset.” -hati kecil Alan.

“Najis.”

“Mau makan apa?”

“Nasi!”

“Nasgor langganan ku mau gaa.”

“Boleh!”


Mereka telah sampai ketujuan mereka. Nasi hoyeng langganan Arka, bukan tempat mewah tetapi bau nya sangat menggoda selera. Pelayanan nya juga tidak mengecewakan, hanya 5 menit setelah memesan dan sambil mereka berbincang bincang nasi goreng itu di depan mata mereka.

Suapan pertama membuat Alan menggerakan kepala kanan ke kiri.

“Enak ndut?”

“Wuenyak buangyet!” Kata Alan sambil mengunyah.

“Pelan pelan.”

“Kamu cepat makan, jangan ngeliatin aku doang met.”

“Udah kenyang liat kamu, gemes juga.”

Bohong kalau Alan pipinya tidak memerah.

hi

Asahi mengeluarkan sungut nya, Setelah sang kekasih menelfon nya. Wajah nya merah tetapi bukan karena rasa salting nya, tetapi rasa marah nya kepada Jaehyuk yang merusak quality time nya dengan crush nya.

“Jaehyuk emang ga boleh makan mie instan?”

“Boleh kok.”

“Muka kamu kok cemberut.”

“Eh? hehehehehe engga kok boleh boleh.”

Asahi merubah raut wajah nya menjadi lebih bahagia dan enak di pandang.

“Dek?”

“Ya?”

“Mau engga?”

“Mau apa?”

Ting

“Bentarr ada

'PLS SAY MAU GA JADI PACAR KU PLSSSS GUE RELA PUTUSIN SI JAMET ITU PLS AYOLAH'

“AAAAAAAAAIDISSISISSAJAAAAAAAAHSISJS DEK LIAT”

Asahi dan Junkyu memutuskan untuk bermain main di kolam bola itu. Asahi berpura pura menjadi paus yang mengejar nelayan yang membuat Junkyu cekikikan.

Selesai bersendau gurau, mereka duduk bersantai di atas perosotan yang ada di sudut ruangan. Asahi seketika bercerita dahulu ia sering bermain di wahana permainan seperti ini dengan Ayah nya, Junkyu mendengarkan cerita Asahi layak nya mendengarkan cerita balita usia 5 tahun. Hati Junkyu sudah bergejolak, sangat sangat gemas kepada lelaki yang ada di depan mata nya.

“Hahahaha kamu pasti lucu ya dulu pas masi kecil.”

“Ya gitu sih hehehe.”

“Gede nya masih keliatan lucu kok, gemesin.”

Asahi sangat shock dengan perkataan Junkyu. Seketika ia melayang berada di langit ke tujuh. Kalau boleh jujur Asahi ingin membalikkan perosotan ini.

Tetapi Asahi tidak sadar wajah nya menjadi merah tomat. Junkyu mengamati nya semakin dalam, yap! Asahi gemas sekali.

Tanpa pikir panjang Junkyu meringkup pipi gembul Asahi yang kenyal dan menarik untuk di cium. Yap seperti yang kalian pikir, pipi Asahi sangat panas seperti panggangan roti yang bekerja 20 jam non stop!

'BANGSSATTT KALO SUKA GUE PLS CIUM GUE SEKARANG AAAKHHHHH' – hati busuk aca

Kringg

“Eh telfon tuh.”

'Bangsat si jamet ngapain telfon gue anjinggggg'

Mereka memutuskan untuk pergi ke tempat kedua mereka, yaitu membuat perabotan rumah dari tanah liat.

Asahi berfikir untuk membuar sebuah mangkok kecil yang akan di kenang seumur hidup nya. Yap, seharian menghabiskan waktu bersama crush dari jaman SMA nya.

“Buat apa yaa, pangsit kali ya.” Junkyu bergumam kepada Asahi.

“Pangsit?”

“Bercanda bercanda.”

Mereka pun sudah di siapkan tanah liat beserta alat alat nya, oleh pemilik toko. Asahi mulai membentuk tanah liat itu. Tidak dengan Junkyu, Junkyu masih bermain main dengan adonan tanah liat itu ia memencet seperti slime.

“Mau buat apa kak jadinya?”

“Emm gatau, caranya gimana sih?”

“Gini loh.” Asahi membentuk tanah liat nya dengan lihai, agar nanti di contoh oleh Junkyu.

“Hmmm susah juga ya biasanya aku ngerecokin pacar eh mantan ku aja jadi pulang dari sini tangan kosong hehehe.”

“Sini aku bantu.” Kata Asahi sambil memegang tangan Junkyu.

'Anjir ini gue ga keliatan kan kalo mau jantungan alias deg degan parah?' – kata hati aca

Asahi menuntun tangan Junkyu hingga berbentuk gelas kecil dari tanah liat. Tangan mereka menjadi satu, kulit mereka saling bersentuhan satu sama lain hingga denyut nadi Asahi bisa terasa oleh Junkyu.

'Eh kok deg deg an nih Asahi? lembut juga tangan nya. Boleh genggam tangan nya bentar ga ya?' – hati busuk Junkyu

Dengan gentle Junkyu turun dari mobil nya untuk menjemput calon adik ipar nya itu.

“Udah siap dek?”

Kata Junkyu tetapi Asahi hanya melotot kan mata nya mematung. Ya, bagaimana tidak shock. Mobil yang di gunakan Junkyu itu lebih mahal dari harga diri nya. Jaehyuk? tidak pernah seperti ini. Ya memang Jaehyuk belum bekerja seperti Abang nya sih.

“Dek mikirin apa sih hahaha.”

'BANGSAT MANIS BGT ANJING' – Aca di dalam hati munyil nya

“Eh iya kak ayok ayok.”


Asahi di dalam mobil hanya membeku pikiran nya kosong tetapi di penuhi bisikan bisikan untuk mecium sekarang lelaki yang ada di sebelahnya. Ia duduk rapi seperti di depan dosen penilai sidang. Junkyu hanya berfikir calon adik ipar nya mungkin hanya canggung, memang ini pertama kali mereka jalan berdua.

“Udah sarapan Dek?”

“B-belum kak.”

“Makan malatang pagi pagi gapapa kali ya?”

“B-boleh.”

“Okay makan dulu ya.”


Mereka pun sudah tiba di restoran malatang yang tidak pernah Asahi kunjungi. Bukan karena jauh tempat nya, ini restoran mahal yang Asahi impikan mukbang disini.

Mereka pun di persilahkan untuk memilih beberapa lauk malatang nya.

Junkyu tiba tiba memberi sayur di nampan Asahi.

'ANJING PERHATIAN BANGET AJSJXUSISJISSI PINGSAN SEKARANG KELIATAN GILA GA YA' – hati busuk Aca

“Eh? Maaf maaf aku keinget mantan aku hehehe.”

'Gamon anjing'

“A' maksud nya apa tadi si kembar jadinya ke kota lagi?” Tanya Asvree yang sedang di perjalanan menuju entah apa yang di maksud Joko.

“Nah udah sampe.”

“Hah?”

“Iya, hadiah atas pacaran nya kita Dek.”

Mendengar suara mobil Asvree segera keluar dari rumah Malvyn. Joko membuka pintu mobil nya langsung desarang oleh pelukan Asvree. Asvree memeluk Joko dengan sangat kuat. Lama kelamaan kaos yang di pakai Joko mulai basah. Pundak Asvree turun naik, dengar suara samar sesenggukan Asvree. Joko membalas pelukan Asvree dengan rasa sayang. Joko mengelus rambut Asvree agar Asvree makin tenang dengan sentuhan Joko.

Tanpa pikir panjang Asvree melepas pelukan Joko dan mencium bibir Joko dalam. Asvree melumat penuh kasih sayang pada bibir Joko. Joko pun membalas ciuman Asvree, tangan Joko melingkar sempurna pada pinggang ramping Asvree.

“Uhuk.”

Suara batuk seorang wanita yang ada di belakang Joko. Asvree melepas ciuman mereka. Tetapi Asvree mulai curiga dengan wanita itu, dan langsung berfikiran buruk.

“A'!!!” Asvree seketika menangis kencang di saksikan oleh sang adik, dan juga sang sahabag tak lupa wanita itu.

“Eh kenapa kok nangis?”

“Uhuhu Kalau A' Joko kesini cuma mau kasi tau kalau A'a punya cewe lain mendingan gausah!”

“Hah?”

“Hahahahahahaha” Ketawa renyah dari perempuan itu.

“Itu Kakak sepupu saya dek. Hahahaha. Mana mana teh.”

“Noh.” Wanita itu memberikan sebucket bunga cantik kepada Joko.

“Dek asep-”

“ASVREEEEEE.”

“Oh iya Dek ASVREEE. Mau jadi pacar aing?”

Tanpa basa basi Asvree merebut bucket bunga itu. Dan mencium lagi bibir kekasih baru nya itu.

Di belakang mereka sudah ada si kembar yang dari tadi di tutupi matanga oleh Malvyn.

'Ga sopan anjir ada bocil' -Malvyn

Joko dengan tergesa gesa memarkirkan truck nya di basecamp dekat rumah nenek Asvree. Joko sudah mulai curiga, kenapa sepi tidak ada jualan Asvree. Joko pun mengetuk rumah nenek Asvree yang sepi tidak ada tanda kehadiran Asvree.

“Eh A'?”

“Neng Asep eh Dek geulis kemana?” Tanya Joko kepada Jojo yang membukakkan pintu rumah.

“Loh engga cerita A'?”

“Naon dek?”

“Kak Asvree dapat beasiswa. Senin besok kuliah jadi Kak Asvree balik ke kota.”

Joko hanya mematung mendengar apa yang Jojo katakan. Ia tak tau harus berbuat apa. Ia serasa di hianati oleh Asvree.

“Kuliah..?”

“Iya A'.”

“Di UWAI.” Sambung Juju yang tiba tiba mendatangi Joko.

“Kapan berangkatna?”

“Tadi pagi A'”