who are you?
Sunghoon harusnya tidak mendengarkan ketika Soobin kakaknya meneleponnya untuk pulang ke Korea, karena ayah dan ibunya ingin bertemu dengan Sunghoon.
Sunghoon selama tujuh tahun ini menetap tinggal di Inggris dan berjauhan dengan keluarganya, untuk hidup sebagai manusia biasa. Bukan seorang penyihir yang akhir-akhir ini selalu menjadi perdebatan banyak orang. Sunghoon hanya ingin hidup normal sebagai mana teman-temannya di Inggris.
Kedatangan Sunghoon di Korea di sambut oleh senyum hangat Soobin kakaknya dan juga Sunoo adiknya, seulas senyum manis terpangpang di wajah Sunghoon
“Astaga kak Hoon aku merindukanmu!” Sunoo segera menghampiri Sunghoon dan memeluk Sunghoon, Soobin berjalan lalu mengambil ahli koper yang ada di tangan Sunghoon.
“Sebaiknya kita tidak membuang waktu, ayah dan ibu menunggu untuk makan malam” Soobin berkata membuat Sunghoon dan Sunoo menghela nafasnya pelan. Soobin adalah sosok kakak yang tegas dan cukup di takuti oleh bangsanya dan mungkin saja ia akan menjadi penganti ayahnya untuk memimpin bangsa penyihir nanti.
Sepanjang perjalanan Sunghoon hanya melihat ke luar jendela, menatap setiap jalan tanah kelahirannya yang ia tinggalkan selama bertahun-tahun, Sunghoon tau untuk akses menuju rumahnya cukup sulit. Rumah mereka berada di dataran tinggi di dekat pegunungan, rumah khusus para penyihir yang di lindungi oleh bangsa iblis sesuai dengan perjanjian mereka beberapa puluh tahun yang lalu.
***
Sunghoon membalas pelukan hangat dari ibunya ketika ia baru saja sampai dirumah.
“Apa perjalananmu melelahkan Sunghoon?” Sunghoon menggeleng dan tersenyum pelan.
“Tidak terlalu melelahkan bu” jawabnya lalu sang ibu membawa Sunghoon untuk ke ruang tengah.
“Mereka sudah menunggumu sendari tadi” ibu Sunghoon tersenyum, Sunghoon bisa melihat sosok berjubah hitam, kepalanya tertutup oleh jubah yang ia gunakan dan wajahnya memakai topeng yang di kiri dan kanannya ada sosok lain dengan berpenampilan sama, hanya saja mereka tidak menggunakan topeng.
“Perkenalkan dia adalah pangeran iblis, Sunghoon” Sunghoon terdiam sesaat. Jadi ini memang sudah waktunya ia menyerahkan dirinya pada bangsa iblis.
“Perkenalkan saya adalah Lee Heeseung,saya adalah sepupu dari pangeran” yang berbadan sedikit lebih tinggi berbicara sambil membungkukan badannya, “Saya Kang Taehyun” si pemilik badan tinggi juga ikut memperkenalkan dirinya.
“Sunghoon!” Sunghoon berkata lalu duduk tepat di hadapan mereka dengan mengeratkan genggaman tangannya pada ujung kemeja yang ia gunakan.
“Tidak perlu setegang itu, mereka hanya menyambut kedatanganmu Sunghoon” Soobin berkata, dari nadanya terlihat bahwa Soobin tidak menyukai mereka.
“Jadi bukan kah kalian sudah melihatnya? Kami tidak akan membiarkannya kabur lagi dan akan tetap memenuhi perjanjian itu” Soobin kembali berkata dan menatap tajam ke arah tiga sosok di depannya.
“Pulang lah, dia akan beristirahat” sambung Soobin.
“Soobin sepertinya tetap tidak menyukai kita” si pria bernama Heeseung tadi berkomentar sambil tertawa.
“Baiklah kami akan pergi, besok kita akan bertemu lagi” ucap Taehyun dan Soobin langsung menatap mereka tajam.
“Tidak perlu, minggu depan saja sesuai isi perjanjian. Soobin perlu istirahat” Taehyun bergerak maju untuk berhadapan dengan Soobin, namun tangannya di hentikan oleh sang Pangeran Iblis dan memberi kode bahwa sebaiknya mereka mendengarkan apa kata Soobin. Lalu dengan sekejap mata ketiga sosok itu menghilang dari pandangan mereka.
“Bukan kah sudah kubilang pada ayah dan ibu? Jangan membiarkan mereka datang hari ini? Datanglah sesuai dengan jadwal yang di tentukan” Soobin berkata lalu pergi dari ruang tengah, meninggalkan semuanya dalam posisi terdiam. Terutama Sunghoon, sedikit terkejut jika Soobin semarah itu.
***
Sunghoon pamit untuk sekedar jalan-jalan sore ini, awalnya Soobin tidak mengizinkan dengan berbagai alasan. Tapi Sunghoon termasuk kedalam kategori keras kepala dan pada akhirnya, Soobin membiarkan Sunghoon untuk pergi ketaman sendirian. Dengan catatan pulang sebelum pukul tujuh malam, karena mereka akan bertemu dengan pangeran iblis.
Sunghoon menelusuri setiap jalan di pinggir sungai Han, udara sore ini sangat menyenangkan dan menyejukan. Sunghoon bisa melihat orang-orang yang sedang berlari sore,bermain sepatu roda, bermain papan seluncur dan ada yang duduk di rerumputan hijau di ujung sana. Sunghoon rasanya ingin terlahir sebagai manusia biasa, bukan sebagai seorang penyihir dan keturunan keseratus yang pada akhirnya harus menyerahkan dirinya kepada bangsa iblis.
“Aduh!!” Sunghoon berdecak ketika merasakan sebuah bola kaki terlempar dan mengenai lengannya, Sunghoon menoleh dan mendapatkan sesosok pria berlari ke arahnya..
“Astaga maafkan aku, apa kau terluka?” Sunghoon terdiam untuk beberapa saat ketika pria itu memengang lengannya untuk memastikan bahwa Sunghoon baik-baik saja.
“Aku baik-baik saja!” ucap Sunghoon cepat lalu menyingkirkan tangan pria tersebut dari lengannya.
“Sekali lagi maafkan aku.. aku sungguh tidak bermaksud untuk melepar bola ini padamu. Aku hanya sedang bosan karna bermain sendirian” Sunghoon masih menatap pria di depannya binggung.
“Oh iya.. perkenalkan aku Jongseong. Park Jongseong” laki-laki itu tersenyum sambil mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Sunghoon.
“Sunghoon. Park Sunghoon” Sunghoon membalas uluran tangan itu dan pria bernama Jongseong tadi tersenyum ke arahnya.
“Nama belakang kita sama,semoga kita bisa bertemu lagi!” Jongseong melambaikan tangannya lalu berjalan ke tempatnya semula untuk kembali bermain.
Sunghoon pulang dengan perasaan yang sedikit lega dari kemarin. Entahlah pertemuannya dengan Jongseong membuat hati Sunghoon terasa menghangat di tengah pikirannya yang sedang rumit karena masalah pangeran iblis tersebut.
“Kau sudah pulang? Segera bersihkan dirimu. Mereka akan datang sebentar lagi” Soobin tiba-tiba muncul masih dengan raut wajah yang tidak suka. Tidak suka fakta bahwa adiknya harus mengorbankan diri demi menyelamatkan keluarga mereka dan bangsa penyihir.
Sunghoon melihat Soobin yang sedang duduk berhadapan dengan tiga sosok seperti kemarin di depannya.
“Pangeran, aku sudah memberi tahu mu kan? Jangan kesini sebelum hari dimana kalian akan menikah”Soobin berkata dengan nada tajam dan sinis yang belum pernah Sunghoon dengar sebelumnya. Taehyun terlihat tidak menyukai Soobin, bagaimana cara Soobin menatap mereka sungguh membuatnya ingin menghajar Soobin.
“Keluarga kalian pernah menyembunyikannya selama tujuh tahun Soobin, jadi kami harus memastikan bahwa dia tetap ada disini” Heeseung berkata sambil tersenyum tipis, Soobin terlihat mengepalkan tangannya.
“Aku dan keluargaku tidak akan menyembunyikannya, karena aku tau akibat apa yang akan kami hadapi jika kami menyembunyikan Sunghoon. Walaupun aku tidak rela jika Sunghoon harus pergi bersama dengan kalian. Tapi perjanjian tetap lah perjanjian. Kami tidak bisa menghidarinya”
***
Sunghoon melangkahkan kakinya menyusuri pinggiran sungai Han, pertemuan tadi malam tidak berjalan lancar. Soobin beradu mulut dengan Taehyun yang akhirnya membuat Soobin tidak sengaja mengeluarkan kekuatannya dan melukai Taehyun.
Taehyun tentu saja marah,namun sebelum ia menyerang Soobin, tangan si Pangeran lebih dulu menghentikan Taehyun dan ia meminta maaf pada Soobin dan juga Sunghoon karena sudah membuat keributan malam-malam di rumah keluarga Park tersebut.
Netra mata merahnya bertemu dengan mata Sunghoon yang berdiri di ujung ruangan dengan tatapan sulit di mengerti, intinya yang Sunghoon ingat, suara Pangeran iblis itu tajam dan dingin ketika mengatakan bahwa besok ia ingin bertemu dengan Sunghoon lagi.
“Apa yang kau lakukan disini?” Sunghoon tersentak kaget ketika sesuatu yang dingin menyentuh pipinya, sekaleng softdrink menempel pada pipinya dan Jongseong, pria yang ia kenal kemarin sore yang memberinya sambil tersenyum ke arah Sunghoon.
“Aku melihatmu berjalan dengan pandangan yang kosong, apa ada sesuatu yang menganggumu?” Sunghoon tersenyum lalu mengenggeleng membuat Jongseong mau tidak mau tersenyum sambil mencubit pipi Sunghoon dan mengusak rambut Sunghoon pelan...
“Ah maaf, tanganku tidak sengaja” Ada sedikit rasa canggung di antara keduanya selama beberapa menit.
“Aku selalu bermain ini, apa kau ingin mencobanya?” pada akhirnya Jongseong berkata sambil menunjuk sepasang sepatu roda miliknya dan menyerahkannya kepada Sunghoon yang sedang duduk di sana,menatapnya heran.
“Aku tau bahwa kau penasaran kan? Sini aku temanin” Jongseong menganti sepatu sportnya menjadi sepatu roda dan meminta Sunghoon untuk mengikutinya bermain dengan sepatu rodanya.
“Waw... Jongseong.. hati-hati.. aku aauu... waw!!!....” Jongseong tertawa melihat bagaimana hebohnya Sunghoon saat mencoba bermain sepatu roda dengan bantuan Jongseong yang terus mengenggam kedua tangan Sunghoon.
“Bagaimana? Apa kau suka?” Sunghoon mengangguk pelan sambil terus berteriak heboh.
Setidaknya sore hari ini, Sunghoon benar-benar melupakan tentang masalah hidupnya, setidaknya ia merasa bebas walau tidak setiap waktu.
Tapi kehadiran Jongseong benar-benar memberinya ruang tersendiri, setelah seminggu selalu bertemu Jongseong dan menghabiskan waktu bersama di sore hari.
Sunghoon harusnya sadar, bahwa ia tidak boleh jatuh cinta pada manusia. Karena ia bisa membahayakan si manusia itu.
***
“Apa kau senang bertemu dan bermain bersama dengan manusia itu?” Sunghoon tersentak kaget ketika mendengar suara seseorang, yang pasti itu bukan suara Soobin ataupun kedua orang tuanya. Suara itu terdengar tajam dan dingin.
“Kau?” Sunghoon yang saat ini posisinya sedang berada di taman belakang rumahnya terkejut mendapati sosok berjubah hitam dan menggunakan topeng berdiri di depannya.
“Apa yang kau lakukan disini?” Sunghoon bangkit dari duduknya dan menatap dalam-dalam pada sosok di depannya, walaupun Sunghoon benar benar tidak bisa melihatnya karena pria di depannya menggenakan topeng.
“Aku hanya mencarimu, dan Sunoo bilang bahwa kau disini!” ucapnya lalu ia duduk di tempat Sunghoon tadi.
“Apa kau berpikir bahwa aku adalah orang jahat? Mengapa Soobin sangat membenciku?” Sunghoon mau tidak mau duduk dan menatap lurus kedepan, tentu saja ia aman kan? karena tidak mungkin calon suaminya ini melukainya.
Tapi tidak bisa di pungkurin.
“Aku tidak tau!” Pangeran iblis tertawa pelan mendengar jawaban dari Sunghoon, lalu menghela nafasnya kasar.
“Jadi apa kau menyukai pria yang sering kau temui di taman, Sunghoon?” Sunghoon terdiam sesaat. Ada perasaan aneh dalam dirinya ketika ia mengingat hal-hal apa saja yang sudah ia lakukan bersama Jongseong setelah perkenalan mereka satu minggu ini. Dimana Jongseong selalu tersenyum dan mendengarkan semua ceritanya dan bahkan Sunghoon tidak segan menceritakan tentang dirinya dan masalah apa yang sedang Sunghoon hadapi saat ini.
“Mau aku menyukainya atau tidak, pasti aku tetap akan pergi bersamamu kan?” Sunghoon menghela nafasnya begitu juga dengan si Pangeran.
Shhhtttsssss!!!
Tak!!!
Sunghoon dan si Pangeran terkejut ketika ada anak panah yang melesat dan tertancam pada kayu di belakang mereka. Si pangeran dengan cepat berdiri di depan Sunghoon untuk melindungi Sunghoon, membuat Sunghoon tersentak kaget.
“Bangsa vampire mengepung tempatmu” Pangeran Iblis tadi berkata lalu ia segera menarik Sunghoon, membawa Sunghoon pergi karena ia tau bahwa incaran bangsa vampire adalah Sunghoon.
Langkah keduanya berhenti ketika ada dua sosok di depan mereka yang sudah menunggu mereka.
“Jadi seperti ini pemandangannya ketika Pangeran iblis bersama sang penyihir?” sosok tadi tertawa lalu tangannya seperti membuat pola tertentu dan melemparkannya pada Sunghoon dan juga Pangeran, yang membuat badan keduanya terpental dan jatuh ke tanah.
“Sunghoon kau tidak apa-apa?” Sunghoon menggeleng padahal sekujur tubuhnya terasa sakit dan ini pertama kalinya ia menghadapi hal seperti ini. Si pangeran berdiri dan menatap tajam ke arah sosok tadi sampai kedua tangannya terkepal.
“Berani-beraninya kalian!!! Sialan!!!” Dan setelah itu Sunghoon tidak paham situasinya, hanya sekelebat cahaya biru dan merah yang ia lihat. Hingga akhirnya ia melihat sosok pangeran terbanting dan jatuh tepat di depannya.
“Pangeran!” Sunghoon mendekat dan menatap Si Pangeran. Di balik topengnya Sunghoon bisa melihat sudut bibirnya mengeluarkan darah dan juga bahunya tertusuk panah.
“Uhuk!!”
Sunghoon kembali terkejut ketika si Pangeran batuk dan mengeluarkan darahnya.
“Sunghoon?!!” Sunghoon menoleh mendapatkan Soobin berlari tepat ketika sosok vampire tadi menarik anak panahnya untuk mengenai Sunghoon.
Sunghoon menutup matanya ketika ia merasakan seseorang memeluknya dan berteriak ketika anak panah tersebut menyenai punggungnya. Pangeran Iblis menyelamatkan Sunghoon dan membiarkan tubuhnya yang terkena anak panah tersebut.
“Pangeran?” Sunghoon tidak tau harus berkata apa, kepalanya mendadak pusing dan pada akhirnya ia jatuh tidak sadarkan diri.
“Sunghoon!! Pangeran!!”
***
Ini sudah satu minggu semenjak penyerangan yang terjadi di belakang rumah Sunghoon, dan para bangsa iblis memperketat pertahanan mereka di daerah tersebut. Sunghoon pun tidak di perbolehkan untuk keluar rumah. Dan selama satu minggu ini pun pangeran iblis tidak memperlihatkan dirinya. Ia juga terluka bahkan lebih parah.
Sunghoon sering meminta tolong pada Soobin untuk membawanya ke tempat pangeran tapi untuk sekali lagi Soobin selalu menolak dengan alasan demi keselamatan Sunghoon dan Pangeran. Satu minggu lagi mereka akan mengadakan pernikahan.
Sunghoon kembali memohon pada Soobin hari ini untuk di ijinkan keluar sebentar, ia ingin bertemu dengan Jongseong. Pasti Jongseong mencarinya.
***
Sunghoon menoleh ke kiri dan ke kanan untuk mencari Jongseong
“Duar!! Kau mencariku yaa??” Sunghoon tersentak kaget melihat Jongseong datang dan mengejutkannya.
“Jongseon?” Sunghoon berkata dan terdiam, matanya menatap mata coklat Jongseong yang terasa tidak asing. Sudah hampir satu bulan ini ia sering bertemu dengan Jongseong dan ia tidak dapat pungkiri bahwa Sunghoon sudah mulai jatuh hati pada Jongseong. Tapi Sunghoon juga tidak dapat memungkiri bahwa ia juga jatuh cinta pada pangeran iblis akibat pertolongan seminggu yang lalu.
“Kau kemana saja satu minggu ini?“Jongseong bertanya, ia begitu merindukan Sunghoon dan pada akhirnya Sunghoon menceritakan semuanya pada Jongseong.
Mulai dari penyerangan itu, pangeran iblis dan juga perasaan Sunghoon pada Jongseong serta perasaan Sunghoon pada Pangeran Iblis. Jongseong tersenyum sebentar.
“Jadi apa yang akan kau lakukan?” Sunghoon menggeleng pelan sedangkan Jongseong mengenggam tangan Sunghoon.
“Sunghoon, apa kau mau kabur bersamaku? Ke Amerika?“Sunghoon tersentak kaget mendengar perkataan Jongseong.
“Aku sungguh sudah jatuh cinta padamu Sunghoon. ayo melarikan diri bersama.. dan aku menyelamat kamu dari si iblis itu” Sunghoon masih terdiam sesaat.
“Kita tidak bisa Jongseong, jika aku memaksa untuk lari bersamamu. Maka bukan hanya aku yang terkena masalah. Tapi kau, kamu juga akan terkena masalah” Jongseong terdiam lalu tersenyum.
“Apa kau sudah jatuh cinta pada si pangeran?” Sunghoon terdiam mendapat pertanyaan dari Jongseong.
“Kalau kau tidak mencintainya, ayo pergi bersamaku yang jelas-jelas kau cintai” Sunghoon masih diam.
“Jongseong maafkan aku.. aku tidak bisa... dan terima kasih untuk satu bulan ini... sungguh sangat senang bisa mengenalmu dan mencintamu”
***
Bagaimana pun juga Sunghoon harus menerima takdirnya untuk menjadi pendamping dari Pangeran Iblis tersebut, terlapas dari semua perasaannya kepada Pangeran Iblis tersebut dan kepada Jongseong.
Soobin menghampiri Sunghoon yang masih duduk di depan meja rias, hari ini adalah hari pernikahannya dengan pangeran iblis. Sunghoon tersenyum dan tentu membuat Soobin merasa sama sekali tidak enak.
“Maafkan aku, aku tidak bisa membatalkan perjanjian ini, sekuat tenaga aku mencoba. tetap saja, semua terasa gagal” Soobin berkata dan Sunghoon hanya tersenyum sambil menggeleng kecil.
“Tidak apa-apa Kak, ini sudah menjadi takdirku” Sunghoon berkata, lalu kembali menatap pantulan dirinya pada kaca besar tersebut.
“Aku seperti menjual adikku sendiri demi bangsa ku” Sunghoon menggeleng lalu menganggam tangan Soobin.
“Kau adalah kakak terbaik yang pernah aku miliki, terima kasih karena sudah melindungiku, ayah, ibu dan juga Sunoo.. terutama kau sudah melindungi bangsa penyihir” Soobin tersenyum lalu memeluk Sunghoon erat-erat.
“Setelah ini kau bukan lagi tanggung jawabku, tapi kau masih bisa mencariku, jika mereka memperlakukan mu buruk, aku adalah orang pertama yang maju” Sunghoon tertawa lalu mengangguk kecil.
Sunghoon berjalan ke depan altar di mana mereka mengadakan pernikahan di sebuah gedung tua milik bangsa iblis agar penjagaannya begitu ketat dan tidak terjadi kecelakaan seperti tempo lalu, Sunghoon berjalan secara perlahan. ia mengingat bagaimana pertemuannya dengan Jongseong, waktu yang ia habiskan dengan Jongseong dan ia berharap bahwa Jongseong dapat menemukan kebahagiaannya setelah ini, sama sepertinya.
Sunghoon menatap pada netra mata milik si pangeran, kali ini sorot matanya tidak terkesan dingin seperti biasa, manik matanya berwarna coklat terkesan memancarkan kehangatan dan Sunghoon merasa pernah bertemu dengan manik mata tersebut.
Sunghoon mengelurkan tangannya untuk dipasangkan cincin pengikat mereka begitu sebaliknya, lalu petinggi bangsa Iblis menyuruh si Pangeran untuk membuka topengnya. Sunghoon sejujurnya sedikit gugup, karena ini adalah pertama kalinya ia melihat wajah dari orang yang disampingnya, si pangeran iblis yang sudah menyelamatkan nyawanya tempo lalu. Sunghoon menarik nafasnya ketika si pangeran secara perlahan membuka topengnya, sinar bulan purnama malam ini menyinari tempat pernikahan mereka yang segaja mereka lakukan pada malam hari.
Sorot mata itu, Sunghoon tau.. Sunghoon hafal betul milik siapa netra coklat itu.
“Jongseong?” Sunghoon tersentak begitu si pangeran iblis membuka full topengnya dan tersenyum pada Sunghoon.
“Brengsek!! Apa kau sengaja membodohiku?” Sunghoon menatap Jongseong tajam, ia benar-benar merasa di bodohi dan Sunghoon berjalan pergi meninggalkan tempat itu, meninggalkan semua orang yang ada disana. Soobin berjalan ingin mengerjar Sunghoon namun Jongseong menahannya.
“Aku yang akan membereskannya, kalian tenanglah” Jongseong berkata lalu mengejar Sunghoon yang sudah tidak tau kemana.
“Sunghoon” Jeongseong terus memanggil nama Sunghoon, mencoba mencari Sunghoon di antara bangunan tua tersebut, dan Jongseong berhenti ketika melihat sosok Sunghoon tengah berdiri di depan air mancur dengan tatapan kosong.
“Sunghoon?“Panggil Jongseong, Sunghoon menoleh dan Jongseong bisa melihat raut wajah kecewa dari Sunghoon.
“Sunghoon maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk membohongimu” Sunghoon memalingkan wajahnya.
“Aku hanya ingin mencoba dekat denganmu dengan berpenampilan pada umumnya, bukan dengan jubah hitam yang menakutkan dan juga sebuah topeng. aku tidak bisa melepaskan topeng ini karena semua orang akan tau wajah ku dan aku akan menjadi incaran bangsa vampire” Jongswong terus berkata mencoba menyakinkan Sunghoon.
“Apa kau tau? aku sudah jatuh terlalu dalam kepada sosok Jongseong” Sunghoon berkata dengan pandangan yang lurus ke depan, Sunghoon menoleh dan berbalik menatap Jongseong.
“Lalu bagaimana jika waktu kau mengajakku untuk melarikan diri, aku mengiyakan ajakkan mu?” Sunghoon bertanya dan Jongseong tersenyum.
“Tentu saja aku akan benar-benar membawamu pergi”
“Meninggallkan semua yang kau punya? termasuk gelar pangeran iblismu?” Jongseong mengangguk,dan Sunghoon terlihat berdecak sebal.
“Seharusnya aku benar-benar mengiyakan ajakanmu waktu itu” Jongseong tertawa pelan mendengar ucapan Sunghoon.
“Jadi kau menyukai siapa? Siapa yang lebih kau sukai? Jongseong si pria baik di taman atau pengeran Iblis yang telah menyelamatkan dirimu?”
“Pikir saja sendiri!”
Fin.
Cerita ini di ambil dari novel berjudul i am witch, tapi hanya alurnya saja. Setiap pemakaian kata tetap dariku
terima kasih
Kalo ada typo maaf banget ya, soalnya ini nulisan lama ku dan aku udah pernah buat dalam versi lain. Hehehe