𝙘𝙧𝙤𝙨𝙨𝙧𝙤𝙖𝙙𝙨
Seungyoun melempar sebuah berkas kepada Jay, menatap anak laki-laki tersebut dengan tajam “apa ini yang kamu maksud dengan bekerja dengan benar!?”
Jay menatap berkas yang baru saja di lempar oleh ayahnya tersebut, “kau kalah satu langkah dari Heeseung, mau sampai kapan posisimu berada di bawah Heeseung? jika seperti ini kakekmu tidak akan mengakuimu”
Jay menatap kembali manik mata sosok ayahnya tersebut, “kau lihat? Heeseung lebih unggul dari segala aspek, kau bisa mengalahkan Yeonjun karna dia tidak terjun ke dunia seperti kita. Bagaimana kau bisa keduluan oleh Heeseung? kau tau kan bahwa senjata ini sangat diincar oleh kelompok yakuza? jika Seungwoo dan anak-anaknya berhasil membuat kesepakatan dengan kelompok yakuza, maka jangan harap mendapat pengakuan dari kakekmu!”
Seungyoun segera keluar dari ruangannya, meninggalkan Jay yang mengepalkan tangannya. selalu saja, selalu ia dikalahkan oleh Heeseung sepupunya sendiri.
Jay meremas amplop berisikan dokumen yang diterima oleh ayahnya tadi, sekarang ia harus bergerak dan tujuannya adalah menjatuhkan Heeseung beserta keluarganya.
Bagaimanapun, ia harus menjatuhkan mereka agar mendapatkan pengakuan dari Kakeknya.
***
“Berapa gadis yang sudah di kencani oleh Yeonjun?”
Sunghoon memberikan beberapa lembar foto pada Seungwoo sebagai laporan kegiatan yang dilakukan oleh anak pertamanya tersebut.
Park Sunghoon adalah pengawal pribadi Yeonjun dan ia juga merupakan pengawal kepercayaan Seungwoo akibat kinerja kedua orang tua Sunghoon dan Sunghoon yang sudah mengabdi kepada keluarganya selama belasan tahun.
“menurutmu apa dia berpontensi untuk melakukan tugas selanjutnya?”
Seungwoo meminta mendapat pada Sunghoon, “menurut saya, tuan muda Yeonjun memang berpotensi untuk melakukan tugas tersebut namun saya rasa tuan muda Yeonjun tidak ingin melakukannya”
Seungwoo menjetikan jarinya, “kau benar. bagaimana kalo Heeseung?”
“tuan Heeseung?”
Seungwoo mengangguk kecil, “lagian ayah menyukai Heeseung dari pada Jay kan? jika tugas ini diberikan pada Heeseung, mungkin saja ini akan menjadi nilai tambah Heeseung”
“lagian Heeseung sudah sangat berpengalaman ketika ia bekerja sama dengan para bandit di amerika, jepang bukan lah hal yang sulit untuk Heeseung”
Seungwoo tersenyum, jika boleh memandingkan tentu saja anak-anaknya lebih bisa di harapkan dari pada anak-anak Seungyoun adiknya.
“oh iya satu lagi Sunghoon-”
Seungwoo menyerahkan satu amplop coklat pada Sunghoon membuat Sunghoon membuka isi amplop tersebut yang terdapat beberapa lembar foto dari pengawal pribadi Heeseung.
“aku menaruh curiga pada Taehyun, bisa kau selidiki dia? aku rasa dia adalah mata-mata yang dikirim Seungyoun untuk Heeseung”
Sunghoon mengangguk kecil, “untuk Yeonjun aku akan menyuruh orang lain untuk pengawalnya. kau selesaikan masalah Taehyun”
Sunghoon sekali lagi mengangguk kemudian membungkukan badannya untuk keluar dari ruangan Seungwoo.
***
brak
Heeseung yang sedang membaca dokumen di ruang kerjanya menoleh dan menatap sosok laki-laki yang berbeda dua tahun darinya, menatapnya penuh amarah.
“jangan Sunghoon!”
laki-laki yang merupakan kakak dari Heeseung tersebut berkomentar, ia sudah mendengar kabar bahwa mulai hari ini Sunghoon pengawal kesayangannya dipindah tugasnya menjadi bawahan Heeseung.
“kenapa kau memilih Sunghoon?”
Heeseung menutup dokumennya kemudian menatap ke arah manik mata kakaknya yang menatapnya tajam.
“kemampuan Sunghoon sangat cocok untuk misi kali ini, ia tidak mungkin terus bertugas untuk menutup mulut gadis-gadis yang kau tiduri kak”
Yeonjun mengepalkan kedua tangannya, adiknya ini terlalu angkuh dan selalu berhasil mendapatkan apa yang dia mau.
“kau boleh mengambil siapapun, siapapun akan kuberikan padamu tapi jangan Sunghoon. kau tau sendiri bagaimana Sunghoon kan Heeseung?”
Heeseung terkekeh pelan, “tentu saja aku tau, maka dari itu Sunghoon adalah pilihan yang terbaik!”
Yeonjun masih terlihat tidak terima, maka ia keluar dari ruangan Heeseung dan menuju ruangan ayahnya untuk menolak pemindahan kerja Sunghoon.
***
Sunghoon terlihat menatap dari jauh gerak-gerik Taehyun ketika Sunghoon datang keruangan Heeseung.
“Ada perlu apa anda kemari?”
Taehyun selaku pengawal pribadi Heeseung bertanya kepada Sunghoon maksud dan tujuannya. ia masih memberikan hormat karna bagaimanapun Sunghoon termasuk senior disini.
“aku ingin bertemu dengan tuan Heeseung”
jawab Sunghoon dan Taehyun langsung mengangguk kemudian membuka pintu ruangan Heeseung, sebelum benar-benar menutup pintu dan masuk Sunghoon bisa melihat bahwa Taehyun terlihat sedang mengirim pesan untuk seseorang.
“anda memanggil saya tuan?”
Sunghoon memberi hormat pada Heeseung yang tengah duduk sambil tersenyum menatap layar ponselnya, namun setelah melihat Sunghoon ia langsung fokus pada Sunghoon.
“anda terlihat sedang bahagia? apa ada seseorang yang anda kencani?”
Sunghoon memang sudah dekat dengan keluarga Seungwoo, ditambah umurnya memang tidak berbeda jauh dari Heeseung. dulu juga mereka pernah belajar bersama di Amerika.
“apa aku terlihat seperti memiliki kekasih?”
tanya Heeseung sambil menopang dagunya, menatap Sunghoon yang baru saja menganggukkan kepalanya.
“aku baru pertama kali melihat wajah tuan seperti itu, bersemi dan terpancar auara bahwa tuan sedang jatuh cinta”
Heeseung terkekeh pelan, “dan itu bisa menjadi cela bagi musuh tuan”
kekehan Heeseung tertahan setelah mendengar kalimat terakhir dari Sunghoon.
Heeseung tersenyum tipis, Sunghoon memang tidak perlu di ragukan lagi kinerjanya.
“kau tenang saja, tidak ada yang berani menganggunya-
- jadi ini bukan pertama kalinya kita bekerja sama kan?”
Heeseung bertanya dan Sunghoon mengangguk kecil, sekitar dua tahun lalu mereka menyelesaikan misi untuk menyembunyikan senjata ilegal dan menjualnya kepasar China dan itu membuat keuntungan yang besar dan membuat Kakek dari Heeseung menjadi lebih senang dengan Heeseung kala itu.
“kali ini akan datang beberapa senjata dari Rusia, mereka akan berlabuh di dermaga busan. aku ingin kau yang menjaga dari dermaga sampai ke gudang. dan pastikan mereka sampai dengan selamat”
Sunghoon mengangguk untuk yang kesekian kalinya, lagian ini bukan pengalaman pertamanya.
“tapi kali ini kita harus berhati-hati, dua hari yang lalu”
Heeseung menunjukan sebuah foto pada Sunghoon “ aku melihat anak buah Jay berada di sana, sepertinya ada orang yang sengaja membocorkan ini. aku tidak tau siapa pastinya, bahkan ayah tidak tau jika aku akan melaksanan transaksi disana”
Heeseung menghela nafasnya, sedangkan Sunghoon menatap foto-foto tersebut.
“jadi Sunghoon, aku memohon padamu kali ini”
“Baik tuan”
Sunghoon membungkukan badannya, berjalan keluar namun sebelum ia membuka pintu ia balik menatap Heeseung.
“jangan pernah menaruh rasa percaya pada siapapun”
kemudian ia menutup pintu.
***
Sunghoon melirik ke kiri dan kekanan, memastikan bahwa tidak ada yang melihat gerak geriknya bersama dengan beberapa anak buahnya. saat ini mereka tengah berada di dermaga daerah Busan untuk memastikan bahwa kapal yang mereka tunggu akan segera tiba. Namun ini sudah lebih dari dua jam dari jam yang sesuai.
“tuan Sunghoon!!”
Sunghoon segera berbalik dan mendapatkan salah satu anak buahnya berlari kepadanya, “seseorang mengetahui rencana kita dan mereka membawa kapal ke dermaga yang ada di Incheon”
Sunghoon terlihat mengepalkan tangannya.
“sepertinya mereka mengetahui bahwa senjata itu akan berlabuh di dermaga ini, seseorang pasti menyuap awak kapal hingga mereka berhenti di daerah Incheon satu jam yang lalu”
sosok yang ada di depan Sunghoon kembali menjalaskan dan Sunghoon segera beranjak ke dalam mobilnya.
***
Jay tertawa pelan, kali ini bagaimanapun caranya ia harus mengalahkan Heeseung. Ia harus mendapatkan pengakuan dari Ayah dan Kakeknya. Terutama Kakeknya sendiri.
Jay keluar dari dalam mobilnya, menuju ke dermaga di mana kapal yang seharusnya berlabuh di Busan sekarang ada di hadapannya.
Kapal yang membawa beberapa senjata ilegal dan obat-obatan terlarang, yang merupakan milik Heeseung yang akan di ekspor ke Jepang.
Jay memanggil salah satu anak buahnya, menyuruh mereka untuk membuka isi dari balok-balok kayu berukuran besar.
Namun saat balok-balok itu terbuka, isinya bukanlah seperti yang Jay harapkan.
Yang harusnya berisikan senjata dan obatan-obatan terlarang malah berisikan ikan tenggiri hasil tangkap nelayan.
sial
Jay merasa bahwa ia di bodohin. ia membanting tutup balok tersebut dan segera berjalan ke dalam mobil miliknya.
***
“aku tidak menyangka bahwa idemu sungguh berhasil”
Heeseung tertawa puas, kini ia sedang berdiri di lantai dua markasnya yang ada di salah satu gudang pusat kota, sambil memperhatikan anak buahnya yang memindahkan senjata pesanannya.
“aku tidak percaya bahwa kau memindahkan mereka ke pelabuhan Sokcho”
Heeseung menatap Sunghoon yang juga memperhatikan barang yang baru masuk.
“bukankah sudah kukatakan padamu, sama seperti ayahmu tuan. seseorang sedang memata-mataimu”
Sunghoon tersenyum, melipat kedua tangannya di dada dan matanya masih fokus menatap di bawah sana.
“aku rasa Jay akan mencari mata-matanya dan mungkin bisa saja dia membunuhnya”
Heeseung berbalik menatap Sunghoon, “walau dia menghianatiku tapi pastikan bahwa Jay tidak membunuhnya”
Sunghoon mengerutkan keningnya, “dia masih mempunya adik yang harus dibiayai, mungkin saja Jay menawarkan harga tinggi”
Heeseung mengulas senyumnya, “pergilah dan selamatkan Taehyun. aku tau bahwa kau yang bisa menyelamatkan Taehyun dari Jay”
setelah itu Heeseung berjalan untuk masuk kedalam ruangannya, sedangkan Sunghoon terlihat berpikir.
***
Sunghoon tau bahwa mata-mata yang dikirim Jay adalah Taehyun, sesuai dengan dugaan dari tuan besar Seungwoo. dan sebenarnya Heeseung juga menyadarinya.
Walau terkenal dingin dan kejam tapi Heeseung masih mempunyai sisi baik, ia masih peduli pada Taehyun yang bahkan menghianatinya.
Jadi seperti perintah Heeseung saat ini Sunghoon sudah berdiri di rumah keluarga besar Seungyoun. Ia mendapatkan info bahwa Taehyun baru saja masuk ke dalam rumah besar itu.
Walau tidak begitu hapal tempat ini, tapi setidaknya Sunghoon sudah beberapa kali datang ke rumah ini ketika ada pesta besar dari keluarga Seungwoo dan Seungyoun, jadi ia mengetahui seluk dan beluk rumah ini.
Tidak perlu waktu lama sampai Sunghoon masuk kedalam rumah bernuasan eropa moderen ini.
Sunghoon menelusurin setiap koridor yang terlihat masih sepi, matanya menatap sosok Taehyun yang masuk ke dalam sebuah ruangan.
Sunghoon berjalan secara perlahan, ia masuk kedalam ruangan yang Taehyun masukin tadi setelah tiga puluh menit menunggu Taehyun keluar.
Begitu ia masuk, ia dihadapkan oleh sebuah kamar bernuasan modern klasik. wangi-wangi menyegarkan langsung masuk kedalam indra penciumannya.
Sunghoon melirik ke kiri dan kekanan, menemukan sebuah laptop yang masih menyala. Sunghoon menghampiri Laptop tersebut dan memasang sebuah flashdisk yang memang selalu ia bawa untuk menyalin data, dan betapa terkejutnya ketika banyak file tentang apa saja yang sudah di lakukan Heeseung, file penting yang selama ini Heeseung kerjakan dan juga foto-foto dirinya saat bekerja dan banyak lagi informasi yang harusnya tidak boleh Jay tau.
Gerakan tangan Sunghoon pada keyboard laptop terhenti ketika ia merasakan sesuatu di belakang kepalanya.
“well sepertinya ada tikus yang masuk?”
suara itu begitu dingin dan tajam, bahkan Sunghoon bisa merasakan hawa yang berbeda dari pertama kali ia masuk.
suara itu sangat familiar karena Sunghoonpun sudah beberapa kali bertemu dengan si pemilik suara.
“Revoler S&W 500M, sepertinya kau tau kan dia bisa menembus dan meledakkan objeknya?”
terdengar kekehan kecil dari belakang Sunghoon, Sunghoon tau bahwa sekarang di kepalanya ada sebuah pistol. menurut dugaannya mungkin saja ini adalah tipe revoler smith and wesson 500 magnum, tapi Sunghoon tidak tau panjang larasnya berapa.
“apa kau berniat untuk bunuh diri kesini?”
Sunghoon mengangkat tangannya, secara perlahan dari posisinya ia berbalik. menatap sosok di depannya dengan pistol yang sesuai dengan dugaan Sunghoon tadi.
Jay berdiri di depan Sunghoon dengan tangan kanan yang memengang pistol, ia saat ini hanya memakai bathrobe berwarna putih, rambutnya bahkan masih basah.
“aku pikir ada tikus yang menganggu saat aku mandi, ternyata memang tikus”
Jay melangkah-kan kakinya mendekat kearah Sunghoon dan menarik kerah kemeja yang Sunghoon pakai.
Jay menodongkan pistolnya pada dahi Sunghoon, “apa Heeseung yang menyuruhmu kesini?”
Sunghoon berniat melawan tapi ia harus berpikir beberapa kali karna lawannya sedang membawa pistol.
Jay mengerutkan keningnya karena tidak mendapat jawaban dari Sunghoon, “Apa kau tidak bisa berbicara?”
Jay kembali berkata dan Sunghoon masih tidak membuka mulutnya, “apa kau dalang di balik datangnya senjata di dermaga?”
Jay menatap Sunghoon semakin nyalang sedangkan Sunghoon hanya memberi Jay senyum tipisnya dan itu benar-benar membuat Jay jengkel dan mendorong tubuh Sunghoon hingga Sunghoon terjatuh ke lantai marmer kamar Jay.
“apa aku harus membunuhmu disini?”
bhukk!!
Jay menendang perut Sunghoon yang dimana posisi Sunghoon masih dilantai kamar milik Jay.
“atau aku harus memanggil Heeseung untuk menyelamatkanmu?”
kembali Jay menendang Sunghoon beberapa kali, sedangkan Sunghoon belum memberi perlawanan sama sekali.
Jay mengusak rambutnya yang masih basah ketika puas menendang Sunghoon dan memukul Sunghoon, bahkan Jay memukul Sunghoon menggunakan pistol miliknya, tepat di wajah Sunghoon.
Jay menghela nafas, seharusnya ia tau siapa Sunghoon.
“Ikutlah denganku maka aku akan membebaskanmu”
Jay berbalik menatap Sunghoon yang wajahnya sudah penuh luka akibat dirinya.
“Tinggalkan keluarga Paman Seungwoo dan ikut aku”
“Harusnya anda tau bahwa saya tidak akan pernah mengikuti keinginan anda, saya lebih baik mati dari pada berhianat”
Sunghoon akhirnya bersuara membuat Jay menatap Sunghoon, berjalan menghampiri sosok Sunghoon yang masih terduduk lemas.
“apa ada cara lain supaya aku bisa mendapatkanmu? kau sangat setia pada tuanmu”
Jay terkekeh ia memengang rahang Sunghoon dengan satu tangannya dan mengcengkram kuat rahang Sunghoon.
“jangan bermimpi”
Sunghoon membalas seketika dan itu membuat Jay semakin menatapnya tajam.
“jika kau mau menurut saja, mungkin aku tidak akan memukulmu sampai saat ini. moodku sedang tidak bagus, aku tidak ingin membunuhmu sekarang”
Jay menghentakan tangannya kemudian bangkit berdiri, ia mengambil ponselnya lalu kemudian menelepon seseorang dan menyuruh membawa Sunghoon ke ruang bawah tanah.
Namun sebelum Sunghoon di bawa ke ruang bawah tanah, Jay terlebih dahulu menginjak ponsel milik Sunghoon yang ada di sana dan berdering sejak tadi.
Jay kembali mengacak rambutnya, memilih untuk pergi ke dress roomnya sebelum ia pergi menemui ayahnya.
***
“apa sunghoon belum bisa di hubungi?”
Heeseung bertanya kepada salah satu anak buahnya, ini sudah lebih dari 3 jam Sunghoon tidak bisa di hubungi.
“saya bahkan sudah berusaha melacak ponselnya, namun tidak diketahui di mana Sunghoon berada”
Heeseung menghela nafasnya, ia sangat takut jika terjadi sesuatu yang buruk kepada Sunghoon.
Ditambah jika Yeonjun tau bahwa anak buah kesayangannya telah hi-
“HEESEUNGG!!!”
Brak!!
Heeseung dan anak buahnya terkejut begitu pintu ruangan Heeseung di dobrak paksa dan menampilkan sosok Yeonjun yang datang dengan nafas memburu.
Berjalan menghampiri Heeseung dan langsung mencengkram kerah baju Heeseung, membuat anak buah Heeseung terkejut dan ingin melerai namun Heeseung menggerakan tangannya menyuruh agar anak buahnya pergi dari ruangannya.
“sudah ku katakan padamu, bagaimana Sunghoon bisa hilang! hah!?”
walaunya Heeseung tidak ingin Yeonjun tau, tapi ntah kenapa kabar hilangnya Sunghoon sudah sampai ketelinga Yeonjun.
“Jika kau tidak menemukan Sunghoon dalam waktu 1 x 24jam, aku pastikan akan membunuhmu!”
Yeonjun melepaskan cengkramannya dan kemudian berjalan meninggalkan ruangan Heeseung, sedangkan Heeseung menghela nafasnya kemudian melonggarkan dasinya.
Walaupun Yeonjun tidak terkejut dengan bisnis keluarga mereka yang akhirnya jatuh pada Heeseung, tapi Yeonjun tetap memiliki darah Seungwoo. Bahkan Yeonjun bisa lebih kejam dari pada Seungwoo.
Dan Heeseung mengakui bahwa kakak laki-lakinya itu adalah yang terhebat dari semua keturunan Jungjin kakek mereka.
Kedua pengawal yang berdiri di depan ruangan Heeseung terlihat kaget melihat bagaimana marahnya Yeonjun, karna selama ini mereka hanya melihat Yeonjun seperti anak pada umumnya yang sama sekali tidak tertarik akan hal seperti ini.
“tapi kenapa tuan Yeonjun sangat menghawatirkan hilangnya Sunghoon? aku dengar dari yang lain, tuan Yeonjun bahkan sampai mengerahkan semua anak buahnya secara diam-diam. aku kira dia biasa saja karna selama ini beliau hanya sibuk dengan para gadisnya”
salah satu dari mereka berbicara mengenai hal yang saat ini tengah di bicarakan di seluruh kediaman Seungwoo.
“Sunghoon adalah pengawal kesayangan tuan Yeonjun, dan katanya ada rumor bahwa tuan Yeonjun sangat berhutang nyawa pada kedua orang tuan Sunghoon. Bahkan tuan Yeonjun pernah bilang bahwa ia akan melindungi nyawa Sunghoon sebagaimana orang tua Sunghoon yang telah melindunginya dan mengorbakan nyawanya sendiri”
***
Sunghoon membuka matanya, kepalanya terasa pusing.
namun satu hal yang membuat Sunghoon agak sedikit bingung, ia pikir dirinya akan di sekap di sebuah gudang ketika Jay berkata ruang bawah tanah. tapi nyatanya sekarang ia terbangun di sebuah ruangan seperti kamar tidur yang tidak kalah mewah dengan kamar Jay tadi.
“Sudah bangun?”
Sunghoon menoleh, menatap Jay yang berdiri di ujung pintu ruangan dengan tangan yang di lipat di dadanya. menatap Sunghoon dengan tatapan yang bahkan sangat sulit untuk Sunghoon jelaskan.
Jay berjalan dan menghampiri Sunghoon, berdiri di dekat Sunghoon yang membuat Sunghoon menjadi lebih siaga.
“pilihanmu hanya ada dua, berhianat pada mereka atau mati”
ucap Jay sambil menatap Sunghoon, Sunghoon menyingung senyumnya kemudian menatap manik mata Jay tanpa rasa takut.
“apa yang kau tawarkan padaku ketika aku berhianat pada mereka?”
Jay menaikan sebelah halisnya, tidak menyangka bahwa ini akan keluar dari mulut Sunghoon.
“kehidupan yang lebih baik tentunya, dan kau bisa melakukan apapun yang kau mau atau-”
Jay mendekatkan dirinya pada Sunghoon, kembali mengcengkram rahang Sunghoon dan menatapnya tajam.
”-kau bisa bebas dari hal seperti ini”
Jay tersenyum masih dengan tangan yang mengcengkram rahang Sunghoon.
cuih!
Jay terkejut ketika Sunghoon meludahinya tepat di wajahnya sambil terkekeh.
“jangan pernah bermimpi, lebih baik aku mati dari pada harus berhianat!”
Jay menggeram dan menatap Sunghoon tajam.
“aku masih bersikap baik padamu, jadi jangan bersikap tidak sopan!”
“baik? tidak sopan? bahkan kau lebih dulu yang tidak sopan”
Sunghoon mendorong tubuh Jay yang membuat Jay oleng dan hampir terjatuh, kemudian Sunghoon bangkit dari ranjangnya menatap Jay yang sudah di pastikan bahwa amarahnya sudah berada di ujung tanduk.
“jangan pernah macam-macam denganku Park Sunghoon”
Jay menarik tubuh Sunghoon membuat jarak keduanya menjadi lebih dekat, menatap satu sama lain dengan tajam.
“aku tidak pernah berurusan denganmu tuan Jay terhormat, aku hanya ingin menangkap seorang penghianat seperti Taehyun”
“Harusnya aku menembak kepalamu kemarin”
Sunghoon terkekeh, masih dengan mata yang menatap Jay tanpa rasa takut.
“kalo begitu mengapa tidak menembakku saja sekarang?”
Jay memincingkan matanya, kembali menarik tubuh Sunghoon.
“dari pada aku menembakmu, bagaimana jika aku menidurimu?”
Sunghoon menatap Jay tidak percaya kemudian mencoba untuk menjauhkan jaraknya namun Jay menarik pinggang Sunghoon sambil tersenyum.
“aku ada penawaran baru? pilihanmu mati atau tidur denganku?”
Sunghoon menginjak kaki Jay dan membuat Jay merasa kesakitan dan hal itu membuat Sunghoon memelintir tangan Jay dan menatap Jay tajam.
“jangan pernah berbicara hal seperti itu, tidak keduanya karna aku akan keluar dengan caraku sendiri”
Jay membalikan posisinya dan sekarang ia memelintir tangan Sunghoon, dengan posisi tangan Sunghoon berada di belakang punggung Sunghoon sendiri, mendorong tubuh Sunghoon hingga terpojok ke tembok.
“bermimpilah untuk keluar dari sini, karna ketika sesuatu sudah berada di genggamanku aku tidak akan pernah melepaskannya!”
Jay mendorong pelan kemudian ia segera pergi dan mengunci pintu kamar yang di tempati Sunghoon.
“perketat semua penjagaan, dan jangan sampai ayah tau bahwa aku menyekap Sunghoon disini!”
ucap Jay sebelum ia pergi ke rumah utama kepada salah satu orang yang berjaga disana.
“arghhkkhhh”
Sunghoon yang masih ada diruangan meninju dinding di hadapannya, tidak peduli jika buku-buku tangannya luka dan tergores.
“menjijikan!”
Sunghoon melirik ke kanan dan kekiri, ia mengitari ruangan kamar ini untuk mencari cela, namun nihil. ia tidak mendapati apapun dan pada akhirnya ia memilih untuk membaringkan tubuhnya kembali di ranjang berukuran king tersebut.
***
Jay menatap laptopnya kemudian menutupnya secara kasar, Heeseung sama sekali terlihat tidak peduli dengan hilangnya Sunghoon selama dua hari ini. Dan yang Jay tau, Yeonjun lah yang terlihat berang, bahkan kemarin Yeonjun mendatangi Jay dan memukul Jay, menuduh bahwa Jay adalah dalang di balik hilangnya Sunghoon.
“Bagaimana caranya aku bisa mengalahkan Heeseung si keparat ini?”
Jay bergumam kecil namun kemudian pintu ruangannya terbuka, menampilkan sosok adik laki-laki yang tersenyum padanya.
“minggu depan adalah perayaan ulang tahun kakek, jadi hadiah apa yang ingin kak Jay beri pada kakek? aku dengar kak Heeseung berhasil membuat kesepakatan bersama dengan kelompok yakuza?”
bukannya membantu, adik laki-lakinya tersebut malah membuat Jay naik pitam. bahkan tidak ada satupun di keluarganya yang mendukungnya secara utuh.
semua orang selalu membeda-bedakan dirinya dan Heeseung.
“diamlah dan tetap lanjutkan studimu”
Jay berkata kemudian bangkit berdiri.
“aku tau apa yang menjadi kelemahan seorang Lee Heeseung, dan mungkin ini bisa jadi cara agar kak Jay bisa mengalahkan kak Heeseung”
Jay yang awalnya sudah berada di ujung pintu menatap kembali adik laki-lakinya yang tersenyum, senyum manis yang terkesan menyembunyikan sesuatu.
adik laki-laki Jay tersebut berjalan mendekat ke arah Jay dan berbisik di telinga kakaknya, membuat Jay menatap adiknya dengan tatapan tidak percaya.
“aku hanya memberimu saran, terserah diterima atau tidak”
setelah itu, adiknya pergi lebih dulu sambil terkekeh.
***
Sunghoon yang sudah terkurung hampir tiga hari hanya diam ketika mendengar suara pintu terbuka, dan sosok Jay berdiri disana.
“aku akan membebaskanmu, tapi dengan satu syarat”
Sunghoon menoleh menatap Jay seakan ia tidak peduli dengan apa yang di ucapkan oleh Jay.
“jika kau tidak menerima tawaranku, maka keluarga Taehyun akan mati”
Sunghoon semakin menyipitkan matanya, sejujurnya ia berjanji pada Heeseung untuk membawa Taehyun pergi dari sisi Jay agar keluarga Taehyun bisa selamat.
“bertunanganlah denganku”