jinkyujin

Mimpi pertama

“Sayang, bangun” Tay merasakan seseorang sedang mencium pipinya untuk membangunkan nya. Tay mengerjapkan matanya, ia masih mengumpulkan kehidupan.

“Nah ayok turun, anak anak udah nungguin” Tay memandang bingung pada orang yang saat ini sedang mencubit hidungnya

“Kamu siapa?” Tanya Tay bingung, lelaki di hadapan nya terlihat bingung dengan perkataan Tay.

“Apaan sih sayang? Aku kan suami kamu. Udah ah ayok turun, anak anak rewel” Lelaki itu menarik lengan Tay dan memaksanya untuk ikut turun ke bawah. Tay masih memproses perkataan lelaki itu.

Apa tadi katanya? Suami?? Anak?? —what the hell, apa yang terjadi sekarang?

Tay ikut sarapan bersama orang-orang yang tidak dikenalnya, makanan yang dia makan pagi ini sangat sangat enak. Tay tidak pernah merasakan makanan seenak ini.

Tay memperhatikan wajah lelaki yang bilang kalau ia suami Tay, wajahnya terlihat sangat menggemaskan. Pipinya tembem, matanya yang bulat, dan rambutnya yang diikat apel. Tay tidak pernah melihat lelaki se menggemaskan itu, bahkan Gun saja lewat.

Dan dimeja makan itu juga ada 3 orang anak lelaki yang sama sekali tidak dia kenal “Kamu kenapa sih? Sakit?” Tay terlonjak ketika merasakan ada tangan yang menyentuh keningnya

“Daddy aneh, kasihan papa jadi bingung. Ku tendang nih” Seorang lelaki dengan dimpel dan wajah lucunya menendang Tay yang duduk disebelahnya

Mimpi pertama

“Sayang, bangun” Tay merasakan seseorang sedang mencium pipinya untuk membangunkan nya. Tay mengerjapkan matanya, ia masih mengumpulkan kehidupan.

“Nah ayok turun, anak anak udah nungguin” Tay memandang bingung pada orang yang saat ini sedang mencubit hidungnya

“Kamu siapa?” Tanya Tay bingung, lelaki di hadapan nya terlihat bingung dengan perkataan Tay.

“Apaan sih sayang? Aku kan suami kamu. Udah ah ayok turun, anak anak rewel” Lelaki itu menarik lengan Tay dan memaksanya untuk ikut turun ke bawah. Tay masih memproses perkataan lelaki itu.

Apa tadi katanya? Suami?? Anak?? —what the hell, apa yang terjadi sekarang?

Tay ikut sarapan bersama orang-orang yang tidak dikenalnya, makanan yang dia makan pagi ini sangat sangat enak. Tay tidak pernah merasakan makanan seenak ini.

Tay memperhatikan wajah lelaki yang bilang kalau ia suami Tay, wajahnya terlihat sangat menggemaskan. Pipinya tembem, matanya yang bulat, dan rambutnya yang diikat apel. Tay tidak pernah melihat lelaki se menggemaskan itu, bahkan Gun saja lewat.

Dan dimeja makan itu juga ada 3 orang anak lelaki yang sama sekali tidak dia kenal “Kamu kenapa sih? Sakit?” Tay terlonjak ketika merasakan ada tangan yang menyentuh keningnya

“Daddy aneh, kasihan papa jadi bingung. Ku tendang nih” Seorang lelaki dengan dimpel dan wajah lucunya menendang Tay yang duduk disebelahnya

Krist masuk kedalam KFC diikuti oleh Singto dibelakangnya, ia memandang sekeliling dan akhirnya menemukan Tay yang sedang melambaikan tangan kearah mereka. “Bandel ya, malah jajan dulu!” Kata Tay sambil mencubit pipi Krist, Krist menepis tangan Tay

“Ih kan gue udah bilang tadi” Katanya kemudian duduk disamping Tay, Singto ikut duduk disamping New yang berada tepat didepan Tay.

“Bright masih nyasar?” Tanya Singto pada siapa pun yang ada disana tapi nggak ada satupun yang jawab pertanyaan dia, New dan Gun sibuk dengan ponsel mereka masing masing sedangkan Tay dan Off terlalu malas menanggapi pertanyaan singto

“Hei New, gue nanya loh” Kata Singto sambil menyenggol New, New mengangkat kepalanya dan kemudian menggeleng. Singto hanya bisa menghela nafas melihat new yang tampak tidak peduli dengan pertanyaan nya.

“Itu bright sama win” kata Krist sembari mengangkat tangannya untuk menandakan bahwa mereka ada disana, Singto mengalihkan pandangannya pada tempat yang dilihat Krist. Disana ada Bright dan Win tetapi tidak ada papa win.

“Loh boka mana? Gak jadi nyamper?” Tanya Off

“Enggak, papa sibuk” Kata Win, Bright disebelahnya menghela nafas karena dia tau papanya tidak sibuk tetapi win yang akhirnya ingin papanya tidak mengikuti mereka. Bahkan Bright juga mendengar pembahasan mereka tentang sang kakak, dan tidak baiknya hubungan win dengan sang kakak.

“Nah karena udah pada ngumpul kita mulai jalan yok nanti kesorean” Kata Tay

“Listnya udah gue kirim di grup ya” Kata New melanjutkan perkataan Tay, iya tadi malam para anggota inti sudah menyusun apa saja yang akan mereka beli dengan segala pertimbangan

“Tapi habis ini kita kita keliling boleh gak sih? Gue udah lama nggak ke mall” Kata Off

“Gue juga mau jalan” Kata Bright

“Bakal nggak sempat gak sih?” Kata Singto

“Atau mau bagi-bagi aja biar kita sempat beli semua dan bisa keliling juga?” Tanya Singto yang disetujui oleh yang lain karna mereka pengen jalan jalan

“Oke kalau gitu gue bareng Off” Kata Tay

“Gue bareng bg off!! ” Protes Krist tidak Terima

“Buat undian aja gak sih? Biar adil” Kata Singto

“Yaudah gue buat dulu ya, jalan nya berdua dua. Uangnya nnti pakai uang sendiri-sendiru aja dulu nnti diganti sekolah kok” Kata Tay

Jam 1

Tay dan Win adalah orang yang pertama sampai diruangan klub barunya, disusul oleh Singto, New, dan Bright. Beberapa saat kemudian semua orang sudah berkumpul.

“Tumben kalian nggak telat?” Perkataan Gun itu ditujukan untuk sunskies yang memang selalu telat dalam setiap pertemuan, entah itu kelas, pertemuan para ketua club, lomba yang akan mereka ikuti, dan banyak lagi.

“Kami punya ketua, ngapain kami telat” Jawab Off sinis, ia melemparkan susu pisang yang sedang dipegangnya pada Gun, untung refleks Gun bagus jadi ia dapat menangkap susu itu.

“Buat lo” Kata Off setelahnya, hal itu sukses membuat tanda tanya besar untuk yang lainnya

“Lo kasih racun ya?? ” Tuduh Gun, padahal mah dia senang banget dapat susu pisang yang nggak jadi dia dapetin dikantin tadi.

“Dibuka aja belum, kayak mana gue mau kasih racun! ” Balas Off tak Terima

“Kalian udah kenal kita semua belum sih?” Tanya Win saat sadar kalau mereka belum kenalan sama sekali, meskipun mereka sering bertengkar mereka nggak saling tau satu sama lain.

“Udah” Jawab Bright acuh, ia sedang memainkan ponselnya

“Lagian siapa sih yang nggak kenal kita semua? Disaat setiap ada menfess selalu ada nama kita” Kata New

“Oh wow? Lo ngepoin menfes juga ya. Jangan jangan lo ngepoin gue juga?” Kata Tay yang membuat New mendecih

“Ngapain gue ngepoin orang kayak lo?” Balasnya sambil tertawa

“Manis juga lo kalau ketawa” Kata Off yang membuat Krist dan Win memutar bola matanya malas

“Plis deh bang off, itu genitnya bisa dikurangin dulu gak? Masa sama rival sendiri genitnya” Kata Krist, Off tertawa sambil memukul mukul pundak Tay

“Apaan sih anjing?!” Balas Tay kesal, ia mendorong Kursi yang diduduki Off sampai Off terjatuh.

“Gak ada akhlak” Kata New pelan

“HELLOW” Suara teriakan yang nyaring itu mengganggu delapan orang yang ada didalam itu

“Hah kaget ya, saya Godji pembimbing kalian” Kata orang itu sambil tersenyum

“MAE?!!!” Teriak Bright saat sadar orang yang berdiri di depan sama bukan orang yang asing baginya

“Loh bright? Ternyata kamu salah satu anggota Sunskies?” Tanya Godji yang membuang Bright mendecih

“Idih mana mungkin, bright itu sekelas Charlotte bukan sunskies yang kasta rendah” Perkataan bright memancing amarah Tay, buktinya dia langsung ngelempar bright pakai spidol yang ada didepan nya

“Apaan sih anjing?!” Balas bright kasar, iya sebenarnya Charlotte nggak sebaik itu

“Congor lo dijaga bisa gak?!” Kesal krist

“Udah udah berhenti, bright kamu kasar ya. Nanti mae laporin ke mama mu kalau kamu gini”

“Laporin aja!” Kata Krist, bright menatapnya dengan kesal

“Jangan mae, ayok lanjut kenalan” Katanya, Godji ini adalah adik dari mamanya bright.

“Ohoo saya udah kenal kalian semua kok, tugas pertama kalian harus saling mengenal satu sama lain. Saya tinggal dulu, byee!”

“Oh jangan lupa, besok saya tanya”

Kepergian Godji mengundang tanda tanya besar lagi

“Apaan sih? Baru juga masuk malah udah ditinggal” Celetuk Gun

“Apaan coba saling mengenal, males banget kenalan sama kalian” Kata New

“Lo kira cuma lo yang malas? Kami juga malas kali kenalan sama orang sombong kayak kalian”

“Kami sombong karena kami emang punya sesuatu yang bisa disombongin, nggak kayak kalian yang isi otaknya aja nggak ada” Kata bright sinis

“Kalian emang nggak sopan ya anjing? Omongannya kasar terus! ” Kata Off kesal

“Kami memang nggak sepintar kalian, tapi bukan berarti kalian bisa ngerendahin kami gitu kan?? ” Kata Win, dia sebenarnya capek selalu direndahin gini. Bahkan mama nya juga selalu ngerendahin dia karna dia bodoh, nggak kayak kakaknya yang pintar banget. Padahal dia juga selalu menangin banyak perlombaan, dan jumlah piala dia sang kakak juga hampir sama, tapi tetap aja.

“Udahlah bright” Kata Singto mengingat kan bright saat dia mulai membuka suaranya.

“Malas banget ngomong sama orang yang nggak punya akhlak” Kata Krist sambil memasukkan handphone ke dalam sakunya.

“Akhlak ya? Haha” Gun tiba-tiba tertawa

“Kalian juga nggak punya akhlak ya anjing! Jangan mentang mentang kalian kaya kalian bisa seenaknya sama orang!” Ucap Gun kemudian keluar dari ruangan itu sambil menutup pintu dengan kasar.

Diruang rektor

Mereka berdiri berjejer didepan meja rektor yang kerap dipanggil si botak oleh anak sunskies.

“Saya izinkan Charlotte untuk bicara duluan” Kata rektor itu yang membuat anak sunskies mendecih kesal, selalu saja begitu

“Selamat siang Pak, maaf mengganggu sebelumnya. Saya dan teman teman saya keberatan dengan saran yang bapak berikan kemarin. Sepeninjauan kami, kami masih bisa berdiri sendiri tanpa ada bantuan dari pihak lain” Ucap New, rektor itu hanya mengangguk kan kepalanya. Kemudian ia beralih menatap sunskies

“Kalian kenapa? “

“Kami nggak setuju pak! Kami udah banyak nyumbang piala tapi sampai saat ini kami nggak pernah bisa dapatin ruangan, apa salahnya sih kasih kami satu ruangan diantara banyaknya ruang kosong disini tanpa ada tetek bengek lain yang bikin kami seakan akan bayar” Kata Tay, Rektor itu mengangguk paham.

“Itu aja? ” Tanyanya lagi, para anggota Charlotte mengangguk

“Nggak itu aja pak, bapak selama ini selalu diskriminasi kami. Cuma ruangan loh pak? ” Kata Krist protes, rektor itu tertawa

“Nah kalau cuma itu, kalian harus tetap gabung. Selain untuk keuntungan masing-masing pihak, bergabungnya kalian juga akan menguntungkan Univ karena kalian akan mewakili Univ diperlombaan” Off mendecih

“Gak peduli sih, kami cuma minta ruangan”

“Saya kasih aula untuk ruangan kalian, tapi harus gabung” Perkataan rektor membuat anak sunskies tergoda.

“Saya mengajukan protes pak” Kata Bright sambil mengangkat tangannya

“Kenapa bright? “

“Saya akan membimbing yang lainnya dalam perlombaan itu, dan kami tidak butuh sunskies” Kata bright yang disetujui oleh anggota Charlotte lain.

“Idih lo pikir kami mau bantuin kalian? Ngimpi kali” Sahut off

“Udah nggak usah ribut, itu keputusan final saya. Jika tidak mau jangan harap mendapat fasilitas lain”

“Jika kalian bergabung menjadi satu kesatuan kalian akan mendapatkan seluruh fasilitas, kalian akan dapat banyak keuntungan. Tetapi kalian harus bekerja sama untuk memenangkan perlombaan ini demi kepentingan kalian”

“Nah saya udah tanda tangan, dan itu udah keputusan final”

“Maaf Pak, tapi masa kami harus ngajarin mereka semuanya pak? ” Win bersuara

“Iya, mereka juga bakal bantuin nilai kalian naik. Akan banyak dosen dosen hebat yang didatangkan, juga akan ada pelatih khusus kalian. Dan itu adalah salah satu keuntungan yang kalian Terima”

“Ada yang keberatan lagi? “

“Maaf Pak, saya rasa akan sulit membuat nilai mereka naik” Kata Gun

“Ngebuat kalian dance sambil nyanyi juga sulit, badan kalian aja kaku gini. Bukan cuma badan, omongan kalian bahkan kaku, cuih” Balas off sembari memberi Gun death glare

“Mulutnya bisa dijaga atau tidak?”

“Lo duluan yang mulai”

“Saya hanya bicara fakta”

“GUE JUGA BAHAS FAKTA”

“DIAM ATAU SAYA BUNUH”

—photograph

Suara tepuk tangan memenuhi ruangan itu, ditengah ruangan berdirilah seseorang lelaki yang sedang menggunting pita untuk menandakan dibukanya pameran foto miliknya. Namanya Tay Tawan Vihokratana, ia adalah seorang photograper profesional yang sangat terkenal, baik didalam maupun diluar negeri. Hasil fotonya selalu mampu membuat orang yang melihatnya terpana, setiap foto miliknya dapat menyampaikan makna tersirat yang sangat dalam. Selain itu, ia juga memiliki wajah tampan yang dapat membuat orang yang melihatnya tidak dapat mengalihkan pandangannya.

“Permisi kak Tay, kami mau wawancara sebentar boleh? ” Pertanyaan para wartawan dibalas dengan senyuman manis oleh Tay, hal ini sudah sering terjadi jadi dia sudah sangat terbiasa dengan yang namanya di wawancara.

“Boleh” Jawab Tay, para wartawan itu tersenyum senang dan mulai mengarahkan mikrofon dan kameranya kepada Tay.

“Pameran foto kakak selalu ramai dan semua fotonya selalu habis terjual, apakah ada alasan mengapa kakak memilih menjadi fotografer selain karena bakat yang kakak miliki?” Pertanyaan wartawan pertama itu mampu membuat Tay mengulum senyumnya. Ia kembali teringat suatu hal yang membuatnya memilih untuk menjadi fotografer.

“Sebenarnya, saya nggak pernah kepikiran untuk menjadi fotografer. Saya mengambil foto karena saya suka memotret, saya juga tidak pernah berpikir bahwa saya akan menjadi fotografer seperti saat ini. Dulu itu, saya cuma memotret hal yang saya suka, dan itu asal potret saja. Tetapi, ada seseorang yang bilang bahwa foto yang saya ambil sangat bagus dan saya bisa menjadi fotografer terkenal nantinya” Senyum Tay merekah, dia benar-benar menikmati flashback ke masa-masa disaat dia belum seperti sekarang.

“Setelah dengar dia bilang kayak gitu, saya jadi terpikir untuk menjadi fotografer dan mulai serius belajar semua hal tentang foto” Lanjut Tay, para wartawan kembali mengajukan sebuah pertanyaan

“Boleh kami tau orang itu siapa? “

“Seseorang yang sangat berharga” Jawab Tay seadanya, orang itu memang merupakan orang yang sangat berharga bagi Tay. Jika bukan karenanya Tay mungkin tidak menjadi apa-apa saat ini.

“Oke baik, pertanyaan selanjutnya adalah kenapa disemua pameran anda tidak pernah ada foto orang? Selalu saja pemandangan? ” Tay sedikit tertawa mendengar pertanyaan nya

“Karena saya memang tidak pernah mengambil foto manusia” Jawabnya

“Oh kecuali satu orang” Lanjutnya yang membuat para wartawan semakin penasaran

“Sungguh orang yang sangat beruntung, jadi kapan anda akan memperlihatkan foto orang itu di pameran anda? ” Tanya wartawan itu

” Saya sudah berencana untuk memperlihatkan nya di pameran saya berikutnya, karena saya tau banyak orang yang menantikan saya memotret manusia sebagai objek” Jawabnya, para wartawan kelihatan sangat antusias. Setelah itu Tay pamit undur diri dan mulai menjelaskan tentang foto-fotonya kelada pengunjung yang datang.

Saat jam sudah menunjukkan pukul 6 sore, Tay sudah duduk di sebuah cafe karena pameran fotonya memang hanya berlangsung satu hari. Bahkan semua foto Nya sudah habis saat jam belum menunjukkan pukul 3.

“Itu tadi yang lo bilang ke wartawan beneran?” Pertanyaan dari sahabat dekatnya Off Jumpol membuat tay mengangguk sembari mengaduk-ngaduk kopinya

“Kan gue udah bilang kemarin, lagian proposalnya juga udah selesai tinggal tunggu bulan depan aja buat dipamerin” Jawab Tay, Off mengangguk

“Eh tapi lo beneran mau majang foto dia?” Tanya Off, Tay mengangguk

“Beneran nih? ” Tanya off sekali lagi, dan Tay kembali mengangguk

“Lo nggak tau dia ngeliat? ” Tanya Off, tay menggeleng sebagai jawaban

“Enggak sih, lagian dia juga nggak mungkin di sini kan? ” Tanya nya sambil terkekeh

“Ya tapi semua pameran lo kan selalu terbit ke media lain” Kata Off

“Iyasih tapi yaudahlah, mungkin sekarang saat nya juga ngasih tau dia kalau gue pernah moto dia diam-diam dan pernah suka sama dia” Tay terkekeh saat menjawab

“Lagian kalau beneran dia lihat nanya nya pasti lewat media sosial juga kan? Kalau dia udah tau gimana perasaan gue tinggal gue bilang aja kalau itu dulu”

Off mendengus mendengar jawaban tay “bohong banget, lo mah masih suka sama dia sampai sekarang. Bahkan objek foto lo juga hal-hal yang berhubungan sama dia”

“Ya mau gimana lagi, dia cinta pertama gue. Dan kata orang biasanya kita selalu nyari hal-hal yang mirip sama cinta pertama kita” Jawab Tay

“Dia pasti kaget” Kata off sambil terkekeh

“Kaget banget dong, dia aja nggak tau gue kenal sama dia eh tiba-tiba foto dia malah dipajang di pameran gue” Tay tertawa mengingatnya.

Iya, Tay menyukai seseorang yang bisa dibilang adalah cinta pertamanya. Sosok itu adalah satu-satunya manusia yang pernah menjadi objek foto Tay. Tay sangat menyukai nya sampai sekarang, tetapi sosok itu bahkan tak pernah tau kalau Tay pernah jatuh cinta dengan nya. Sosok itu pasti hanya tau Tay sebagai Pangeran sekolah yang sombong, dan sahabat off yang merupakan teman sekelas nya.

***

Sudah satu bulan sejak pameran wawancara itu berlalu, beberapa wartawan juga sering menanyai nya untuk mendapatkan jawaban tentang sosok dia, dan besok mereka akan mendapatkan jawabannya. Pameran foto Tay besok bertema adios, belum adaorang yang tau alasan dibalik tema itu kecuali Off tentunya.

“Beneran yakin mau mamerin foto dia?” Tanya Off sekali lagu, Tay mengangguk yakin sembari mengatur letak foto fotonya

“Yakin, lagian cuma satu foto” Jawab tay terkekeh, iya tau cuma meletakkan satu foto dia diantara banyak nya foto dia. Tay meletakkan foto itu dinomor 19 untuk pelelangan nantinya, dan orang yang tau alasan dibalik nomor 19 itu hanyalah Tay.

“Iyasih tapi semua foto yang lo pajang kan berhubungan dengan dia, yang diujung sana foto awan yang lo ambil dari tempat duduk dia sepulang sekolah. Nah yang diujung itu foto yang lo ambil pas lagi ngeliatin dia bahkan itu kelihatan dikit loh punggung dianya” Kata Off, Tay tertawa

“Lagian cuma itu”

“Cuma itu lo bilang!? Semuanya tay, bukan cuma itu. Itu foto buku juga pas lo lagi ngeliatin dia di perpus kan? Paham gue tay, gue selalu bareng lo jadi gue tau pasti semua foto yang ada di pameran ini ada hubungannya sama dia” Kata Off, Tay mengangkat bahunya kemudian pergi meninggalkan off, sedangkan off hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan bucin yang dipendam sahabatnya inu.

“Oke posisinya udah pas banget kayak gini, see you tomorrow. Saya duluan” Pamit Tay pada seluruh orang yang ada diruangan saat itu juga, pamerannya kali ini mendapat sorotan lebih daripada yang sebelumnya.tentu saja hal ini tak lain dan tak bukan karena sosok dia yang akan diungkap, Satu-satunya orang yang pernah menjadi objek foto Tay Tawan Vihokratana sangat fotografer terkenal.

Keesokan harinya, pameran foto Tay sangat ramai, tiga kali lipat lebih ramai dari biasanya. Para wartawan juga lebih banyak dari biasanya, Tay menggeleng kan kepalanya. Dia harus siap menjawab seluruh pertanyaan tentang dia hari ini, dan juga pertanyaan tentang mengapa ia memilih tema adios yang berarti selamat tinggal.

Setelah memotong pita, Tay dihadang oleh wartawan yang menanyakan berbagai pertanyaan kepadanya. “Jadi kak Tay, kenapa milih tema adios? ” Tanya wartawan itu, Tay tersenyum

“Its time to say goodbye” Jawab nya senbari terkekeh dan mengundang pertanyaan lebih dari para wartawan, tetapi Tay tidak menjawab pertanyaan lainnya dan hanya tersenyum.

“Kamu sudah melihat foto nya kak Tay, dan itu sangat bagus. Kenapa nggak jadiin manusia sebagai objek foto lagi? “

“Karena saya cuma mau dia yang jadi objek foto saya” Tay tertawa menanggapi nya, banyak pertanyaan pertanyaan lagi yang diberikan oleh wartawan tentang siapa dia tetapi Tay tidak menjawab semuanya

“Saya pergi dulu ya, saya harus menjelaskan hal-hal lain” Pamit Tay sambil tersenyum, sebenarnya para wartawan masih belum puas bertanya tetapi apa daya jika Tay masih punya kesibukan lain.

Tay berjalan kearah satu-satunya foto yang objek nya adalah manusia, sangat ramai orang yang ada disana.

“Kak Tay!” Sapa beberapa penggemar nya saat melihat dia berada ditanya

“Kenapa fotonya cuma satu yang dipajang? ” Tanya mereka, Tay tersenyum dan menjawab “karna yang lainnya milik pribadi”

“Jadi ada momen apa saat foto ini diambil? ” Tanya yang lainnya, Tay tersenyum lagi yang membuat orang yang melihatnya ambyar

“Hm nothing special sih, hanya aku yang melihat punggung itu dari jauh” Jawabnya yang membuat tanda tanya besar untuk penggemarnya. Tay tersenyum dan berlaku ke foto-foto lainnya

Tay merasakan bajunya ditarik oleh seseorang, dia kira itu off tapi alangkah terkejutnya dia saat melihat siapa yang menarik bajunya. “New?! ” Kaget Tay, yang dipanggil New hanya terkekeh sebagai respon

“Apa kabar kak?” Tanya orang yang bernama New itu, Tay kaget. Dia menangkup pipi New dan mencubitnya. Oh iya, meski satu kelas dengan Off umur new berada 2 tahun dibawah keduanya.

“Aww sakit kak, ih kenapa dicubit sih? ” Tanya New, mata Tay terbuka lebar dan dia segera berjalan menjauhi New. Yang ditinggal kan hanya mendengus dan kembali mengintari pameran foto Tay.

Tay yang masih syok kembali menengok kan wajahnya kebelakang, dan ia masih dapat melihat New. Ini bukan mimpi, New memang ada disini. New datang ke pameran fotonya yang kebetulan saat ini menampilkan foto New. Tay segera menelpon Off agar cepat datang ke pamerannya, ia tidak tau harus menjawab apa saat new bertanya tentang foto itu.

Tanpa sadar Tay berjalan kearah wartawan lagi, ia lebih memilih dikerumuni oleh wartawan dari pada bertemu dengan New dan mendapat pertanyaan tentang mengapa fotonya ada di pameran Tay, bahkan menjadi satu-satunya orang yang pernah menjadi objek foto Tay.

“Kak Tay, saya jadi penasaran deh. Orang yang jadi objek foto kak Tay ini udah maaf— dilangit ya? ” Tanya wartawan itu,

“Enggak lah” Tanpa sadar Tay menjawab dengan sedikit ngegas

“Kalau gitu dia kemungkinan dia datang kesini dong? ” Tanya wartawan yang lainnya

Tay mengalihkan perhatian dari para wartawan dan bergumam “dia udah disini” Tetapi hal itu pasti dia akan terdengar oleh para wartawan.

“Saya pergi lagi ya” Ternyata Tay juga tidak sanggup di hadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan dari wartawan.

Tay melihat New sedang ada didepan fotonya yang Tay pamerkan, Tay menarik nafasnya dalam dan mengumpulkan keberanian untuk mendekati New

“Hai new, kaget ya? ” Tanya Tay, saat melirik kesamping ternyata New masih terpaku dengan foto yang terpajang didinding itu.

“Orang itu... Aku? ” Tanya nya pelan, Tay tersenyum dan menjawab “iya” Dengan sangat pelan

“Kak Tay tau gak?” Kata New sambil menatap kearah Tay, Tay kebingungan atas perkataan New

“Kenapa? ” Tanya Tay, New tersenyum

“Aku selalu penasaran tentang dia yang selalu kakak bahas diwawancara, nggak taunya itu aku ya? ” Tanya New, Tay tersenyum canggung, dia bingung harus jawab apa saat ditanya kayak gitu sama orang yang selalu dia bahas diwawancara

“Kak Tay pasti juga nggak tau kan kalau aku selalu datang ke pameran foto kak Tay, baik diluar maupun didalam negri” Kata New yang membuat Tay membelalakkan matanya kaget

“Hah? ” New tertawa melihat respon Tay

“Kamu seriuss? ” Tanya Tay, New mengangguk.

“Aku selalu update berita tentang kak Tay, karena aku pengen tau gimana kabar orang yang aku suka” Katanya sambil tertawa, dan ini berhasil membuat Tay berteriak dan menarik perhatian orang lain

“Iya kak, aku suka sama kak Tay, udah lama sejak kita masih sekolah malah. Tapi, kak Tay itu nggak bakal bisa aku gapai jadi aku memilih mundur. Tapi wow siapa yang sangka kalau aku jadi satu-satunya orang yang pernah jadi objek foto kak Tay, aku bahagia banget loh” Kata New, Tay masih terdiam meresapi kenyataan yang baru ia Terima.

“Aku milih mundur dan berusaha lupain kak Tay, tapi ternyata aku nggak bisa dan bahkan selalu kepo tentang bagaimana kak Tay selama ini. Waktu tau kakak jadi fotografer aku senang banget loh, karena aku jatuh cinta banget sama semua foto kakak”

“Sekarang gimana? ” Tanya Tay canggung

“Ya nggak berubah, aku masih suka banget sama kak Tay. Aku nggak berharap dibalas kok, cukup jadi satu-satunya orang yang pernah jadi objek foto kak Tay aja aku udah senang banget” Jawab New sambil terkekeh, Tay terdiam lagi.

“New, nikah yok!” Kata Tay sambil berjongkok dan mengulurkan sebuah cincin didalam kotak berwarna merah keemasan itu kepada New, dan membuat new kaget setengah mati.

“Sebenarnya aku beli cincinnya buat dibuang sebagai tanda aku udah lupain kamu, tapi siapa sangka kamu malah datang kesini dan bilang kamu suka sama aku”

“So will you marry me? “

Tay bahkan nggak sadar kalau ia masih berada di pameran fotonya sendiri yang mana masih sangat banyak orang yang ada disana.

Ternyata tema adios yang Tay angkat bukan untuk mengucapkan selamat tinggal dan melupakan new, tetapi untuk mengucapkan selamat tinggal pada sikap secret admirer dan kehidupan single nya.

#pertemuan

Waktu baru menunjukkan pukul 11 tetapi Off sudah berada di kantin FIB. Jujur, Off sangat excited tentang pertemuannya dengan Gun kali ini. Sebenarnya, dia selalu excited kalau sudah berhubungan dengan Gun tapi kali ini ada yang spesial. Hari ini akan jadi hari pertama Off berinteraksi dengan Gun dengan fakta Gun suka sama Off.

Sebenarnya Off sudah beberapa kali ngomong langsung sama Gun tapi cuma untuk nanyain Tay dimana, nitipin tugas Tay ke Gun, dan hal hal lain yang ada hubungan nya dengan Tay. Kenapa Tay? karena Tay dan Gun itu satu fakultas dan beberapa kali mereka satu kelas dan itulah yang dijadikan Off alasan untuk modus.

“wow bang Off ngapain disini?” Tanya Singto sambil duduk didepan Off yang lagi nyemilin es batu.

“Ada urusan, lah lo ngapain disini? FK ke FIB jauh sob”

“Ada urusan sama bem bang” Singto ini adalah salah satu sohib Off juga dan dia anggota BEM.

“New join sini!” Panggil singto kepada teman satu fakultasnya yang pergi bareng dia ke FIB.

“Wow bang Off, ngapain lo pagi-pagi disini?” Tanya New

“Cari jodoh” Jawab Off asal

“Mau gue kenalin sama teman gue nggak? hehehehehe” Off natap New malas, dalam hati dia teriak GUE UDAH SUKA SAMA TEMAN LO, NGGAK PERLU DI KENALIN, MAU LANGSUNG GUE AJAK PACARAN AJA. Cuma dalam hati ya, karna pada dasarnya Off Jumpol itu cupu.

“Nah itu teman gue” Kata New sambil nyengir

“GUNNN SINI DONG!” New teriak manggil Gun sambil lambai lambai

“NEWWWW KANGENN” Bunuh aja Off Jumpol sekarang, dihadapannya ada orang yang palinggg dia suka selama 2 tahun belakangan ini.

“Ih kok ngak ngabarin mau ke sini?” Tanya Gun lucu, pliss bunuh Off sekarang juga karena Off benar-benar gemes sama kelakuan bayi didepannya

“Ada urusan tadi” Setelah ngomong gitu New majuin wajahnya dan bisikin sesuatu yang sukses bikin wajah Gun merah.

Off mengamati bagaimana Gun melirik patah-patah kearah nya dan itu benar benar menggemaskan ditambah dengan wajahnya yang sudah merah.

“Hai Gun” sapa Off dan membuat wajah menjadi sangat merah.

“H-hai Off” Jawab Gun gugup. Off tersenyum dan hal itu sukses membuat Gun ambyar

“WOII JUMPOL GAWAT!!!! MAMA LO DI KOSAN!!”