—photograph
Suara tepuk tangan memenuhi ruangan itu, ditengah ruangan berdirilah seseorang lelaki yang sedang menggunting pita untuk menandakan dibukanya pameran foto miliknya. Namanya Tay Tawan Vihokratana, ia adalah seorang photograper profesional yang sangat terkenal, baik didalam maupun diluar negeri. Hasil fotonya selalu mampu membuat orang yang melihatnya terpana, setiap foto miliknya dapat menyampaikan makna tersirat yang sangat dalam. Selain itu, ia juga memiliki wajah tampan yang dapat membuat orang yang melihatnya tidak dapat mengalihkan pandangannya.
“Permisi kak Tay, kami mau wawancara sebentar boleh? ” Pertanyaan para wartawan dibalas dengan senyuman manis oleh Tay, hal ini sudah sering terjadi jadi dia sudah sangat terbiasa dengan yang namanya di wawancara.
“Boleh” Jawab Tay, para wartawan itu tersenyum senang dan mulai mengarahkan mikrofon dan kameranya kepada Tay.
“Pameran foto kakak selalu ramai dan semua fotonya selalu habis terjual, apakah ada alasan mengapa kakak memilih menjadi fotografer selain karena bakat yang kakak miliki?” Pertanyaan wartawan pertama itu mampu membuat Tay mengulum senyumnya. Ia kembali teringat suatu hal yang membuatnya memilih untuk menjadi fotografer.
“Sebenarnya, saya nggak pernah kepikiran untuk menjadi fotografer. Saya mengambil foto karena saya suka memotret, saya juga tidak pernah berpikir bahwa saya akan menjadi fotografer seperti saat ini. Dulu itu, saya cuma memotret hal yang saya suka, dan itu asal potret saja. Tetapi, ada seseorang yang bilang bahwa foto yang saya ambil sangat bagus dan saya bisa menjadi fotografer terkenal nantinya” Senyum Tay merekah, dia benar-benar menikmati flashback ke masa-masa disaat dia belum seperti sekarang.
“Setelah dengar dia bilang kayak gitu, saya jadi terpikir untuk menjadi fotografer dan mulai serius belajar semua hal tentang foto” Lanjut Tay, para wartawan kembali mengajukan sebuah pertanyaan
“Boleh kami tau orang itu siapa? “
“Seseorang yang sangat berharga” Jawab Tay seadanya, orang itu memang merupakan orang yang sangat berharga bagi Tay. Jika bukan karenanya Tay mungkin tidak menjadi apa-apa saat ini.
“Oke baik, pertanyaan selanjutnya adalah kenapa disemua pameran anda tidak pernah ada foto orang? Selalu saja pemandangan? ” Tay sedikit tertawa mendengar pertanyaan nya
“Karena saya memang tidak pernah mengambil foto manusia” Jawabnya
“Oh kecuali satu orang” Lanjutnya yang membuat para wartawan semakin penasaran
“Sungguh orang yang sangat beruntung, jadi kapan anda akan memperlihatkan foto orang itu di pameran anda? ” Tanya wartawan itu
” Saya sudah berencana untuk memperlihatkan nya di pameran saya berikutnya, karena saya tau banyak orang yang menantikan saya memotret manusia sebagai objek” Jawabnya, para wartawan kelihatan sangat antusias. Setelah itu Tay pamit undur diri dan mulai menjelaskan tentang foto-fotonya kelada pengunjung yang datang.
Saat jam sudah menunjukkan pukul 6 sore, Tay sudah duduk di sebuah cafe karena pameran fotonya memang hanya berlangsung satu hari. Bahkan semua foto Nya sudah habis saat jam belum menunjukkan pukul 3.
“Itu tadi yang lo bilang ke wartawan beneran?” Pertanyaan dari sahabat dekatnya Off Jumpol membuat tay mengangguk sembari mengaduk-ngaduk kopinya
“Kan gue udah bilang kemarin, lagian proposalnya juga udah selesai tinggal tunggu bulan depan aja buat dipamerin” Jawab Tay, Off mengangguk
“Eh tapi lo beneran mau majang foto dia?” Tanya Off, Tay mengangguk
“Beneran nih? ” Tanya off sekali lagi, dan Tay kembali mengangguk
“Lo nggak tau dia ngeliat? ” Tanya Off, tay menggeleng sebagai jawaban
“Enggak sih, lagian dia juga nggak mungkin di sini kan? ” Tanya nya sambil terkekeh
“Ya tapi semua pameran lo kan selalu terbit ke media lain” Kata Off
“Iyasih tapi yaudahlah, mungkin sekarang saat nya juga ngasih tau dia kalau gue pernah moto dia diam-diam dan pernah suka sama dia” Tay terkekeh saat menjawab
“Lagian kalau beneran dia lihat nanya nya pasti lewat media sosial juga kan? Kalau dia udah tau gimana perasaan gue tinggal gue bilang aja kalau itu dulu”
Off mendengus mendengar jawaban tay “bohong banget, lo mah masih suka sama dia sampai sekarang. Bahkan objek foto lo juga hal-hal yang berhubungan sama dia”
“Ya mau gimana lagi, dia cinta pertama gue. Dan kata orang biasanya kita selalu nyari hal-hal yang mirip sama cinta pertama kita” Jawab Tay
“Dia pasti kaget” Kata off sambil terkekeh
“Kaget banget dong, dia aja nggak tau gue kenal sama dia eh tiba-tiba foto dia malah dipajang di pameran gue” Tay tertawa mengingatnya.
Iya, Tay menyukai seseorang yang bisa dibilang adalah cinta pertamanya. Sosok itu adalah satu-satunya manusia yang pernah menjadi objek foto Tay. Tay sangat menyukai nya sampai sekarang, tetapi sosok itu bahkan tak pernah tau kalau Tay pernah jatuh cinta dengan nya. Sosok itu pasti hanya tau Tay sebagai Pangeran sekolah yang sombong, dan sahabat off yang merupakan teman sekelas nya.
***
Sudah satu bulan sejak pameran wawancara itu berlalu, beberapa wartawan juga sering menanyai nya untuk mendapatkan jawaban tentang sosok dia, dan besok mereka akan mendapatkan jawabannya. Pameran foto Tay besok bertema adios, belum adaorang yang tau alasan dibalik tema itu kecuali Off tentunya.
“Beneran yakin mau mamerin foto dia?” Tanya Off sekali lagu, Tay mengangguk yakin sembari mengatur letak foto fotonya
“Yakin, lagian cuma satu foto” Jawab tay terkekeh, iya tau cuma meletakkan satu foto dia diantara banyak nya foto dia. Tay meletakkan foto itu dinomor 19 untuk pelelangan nantinya, dan orang yang tau alasan dibalik nomor 19 itu hanyalah Tay.
“Iyasih tapi semua foto yang lo pajang kan berhubungan dengan dia, yang diujung sana foto awan yang lo ambil dari tempat duduk dia sepulang sekolah. Nah yang diujung itu foto yang lo ambil pas lagi ngeliatin dia bahkan itu kelihatan dikit loh punggung dianya” Kata Off, Tay tertawa
“Lagian cuma itu”
“Cuma itu lo bilang!? Semuanya tay, bukan cuma itu. Itu foto buku juga pas lo lagi ngeliatin dia di perpus kan? Paham gue tay, gue selalu bareng lo jadi gue tau pasti semua foto yang ada di pameran ini ada hubungannya sama dia” Kata Off, Tay mengangkat bahunya kemudian pergi meninggalkan off, sedangkan off hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan bucin yang dipendam sahabatnya inu.
“Oke posisinya udah pas banget kayak gini, see you tomorrow. Saya duluan” Pamit Tay pada seluruh orang yang ada diruangan saat itu juga, pamerannya kali ini mendapat sorotan lebih daripada yang sebelumnya.tentu saja hal ini tak lain dan tak bukan karena sosok dia yang akan diungkap, Satu-satunya orang yang pernah menjadi objek foto Tay Tawan Vihokratana sangat fotografer terkenal.
Keesokan harinya, pameran foto Tay sangat ramai, tiga kali lipat lebih ramai dari biasanya. Para wartawan juga lebih banyak dari biasanya, Tay menggeleng kan kepalanya. Dia harus siap menjawab seluruh pertanyaan tentang dia hari ini, dan juga pertanyaan tentang mengapa ia memilih tema adios yang berarti selamat tinggal.
Setelah memotong pita, Tay dihadang oleh wartawan yang menanyakan berbagai pertanyaan kepadanya.
“Jadi kak Tay, kenapa milih tema adios? ” Tanya wartawan itu, Tay tersenyum
“Its time to say goodbye” Jawab nya senbari terkekeh dan mengundang pertanyaan lebih dari para wartawan, tetapi Tay tidak menjawab pertanyaan lainnya dan hanya tersenyum.
“Kamu sudah melihat foto nya kak Tay, dan itu sangat bagus. Kenapa nggak jadiin manusia sebagai objek foto lagi? “
“Karena saya cuma mau dia yang jadi objek foto saya” Tay tertawa menanggapi nya, banyak pertanyaan pertanyaan lagi yang diberikan oleh wartawan tentang siapa dia tetapi Tay tidak menjawab semuanya
“Saya pergi dulu ya, saya harus menjelaskan hal-hal lain” Pamit Tay sambil tersenyum, sebenarnya para wartawan masih belum puas bertanya tetapi apa daya jika Tay masih punya kesibukan lain.
Tay berjalan kearah satu-satunya foto yang objek nya adalah manusia, sangat ramai orang yang ada disana.
“Kak Tay!” Sapa beberapa penggemar nya saat melihat dia berada ditanya
“Kenapa fotonya cuma satu yang dipajang? ” Tanya mereka, Tay tersenyum dan menjawab “karna yang lainnya milik pribadi”
“Jadi ada momen apa saat foto ini diambil? ” Tanya yang lainnya, Tay tersenyum lagi yang membuat orang yang melihatnya ambyar
“Hm nothing special sih, hanya aku yang melihat punggung itu dari jauh” Jawabnya yang membuat tanda tanya besar untuk penggemarnya. Tay tersenyum dan berlaku ke foto-foto lainnya
Tay merasakan bajunya ditarik oleh seseorang, dia kira itu off tapi alangkah terkejutnya dia saat melihat siapa yang menarik bajunya.
“New?! ” Kaget Tay, yang dipanggil New hanya terkekeh sebagai respon
“Apa kabar kak?” Tanya orang yang bernama New itu, Tay kaget. Dia menangkup pipi New dan mencubitnya. Oh iya, meski satu kelas dengan Off umur new berada 2 tahun dibawah keduanya.
“Aww sakit kak, ih kenapa dicubit sih? ” Tanya New, mata Tay terbuka lebar dan dia segera berjalan menjauhi New. Yang ditinggal kan hanya mendengus dan kembali mengintari pameran foto Tay.
Tay yang masih syok kembali menengok kan wajahnya kebelakang, dan ia masih dapat melihat New. Ini bukan mimpi, New memang ada disini. New datang ke pameran fotonya yang kebetulan saat ini menampilkan foto New. Tay segera menelpon Off agar cepat datang ke pamerannya, ia tidak tau harus menjawab apa saat new bertanya tentang foto itu.
Tanpa sadar Tay berjalan kearah wartawan lagi, ia lebih memilih dikerumuni oleh wartawan dari pada bertemu dengan New dan mendapat pertanyaan tentang mengapa fotonya ada di pameran Tay, bahkan menjadi satu-satunya orang yang pernah menjadi objek foto Tay.
“Kak Tay, saya jadi penasaran deh. Orang yang jadi objek foto kak Tay ini udah maaf— dilangit ya? ” Tanya wartawan itu,
“Enggak lah” Tanpa sadar Tay menjawab dengan sedikit ngegas
“Kalau gitu dia kemungkinan dia datang kesini dong? ” Tanya wartawan yang lainnya
Tay mengalihkan perhatian dari para wartawan dan bergumam “dia udah disini” Tetapi hal itu pasti dia akan terdengar oleh para wartawan.
“Saya pergi lagi ya” Ternyata Tay juga tidak sanggup di hadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan dari wartawan.
Tay melihat New sedang ada didepan fotonya yang Tay pamerkan, Tay menarik nafasnya dalam dan mengumpulkan keberanian untuk mendekati New
“Hai new, kaget ya? ” Tanya Tay, saat melirik kesamping ternyata New masih terpaku dengan foto yang terpajang didinding itu.
“Orang itu... Aku? ” Tanya nya pelan, Tay tersenyum dan menjawab “iya” Dengan sangat pelan
“Kak Tay tau gak?” Kata New sambil menatap kearah Tay, Tay kebingungan atas perkataan New
“Kenapa? ” Tanya Tay, New tersenyum
“Aku selalu penasaran tentang dia yang selalu kakak bahas diwawancara, nggak taunya itu aku ya? ” Tanya New, Tay tersenyum canggung, dia bingung harus jawab apa saat ditanya kayak gitu sama orang yang selalu dia bahas diwawancara
“Kak Tay pasti juga nggak tau kan kalau aku selalu datang ke pameran foto kak Tay, baik diluar maupun didalam negri” Kata New yang membuat Tay membelalakkan matanya kaget
“Hah? ” New tertawa melihat respon Tay
“Kamu seriuss? ” Tanya Tay, New mengangguk.
“Aku selalu update berita tentang kak Tay, karena aku pengen tau gimana kabar orang yang aku suka” Katanya sambil tertawa, dan ini berhasil membuat Tay berteriak dan menarik perhatian orang lain
“Iya kak, aku suka sama kak Tay, udah lama sejak kita masih sekolah malah. Tapi, kak Tay itu nggak bakal bisa aku gapai jadi aku memilih mundur. Tapi wow siapa yang sangka kalau aku jadi satu-satunya orang yang pernah jadi objek foto kak Tay, aku bahagia banget loh” Kata New, Tay masih terdiam meresapi kenyataan yang baru ia Terima.
“Aku milih mundur dan berusaha lupain kak Tay, tapi ternyata aku nggak bisa dan bahkan selalu kepo tentang bagaimana kak Tay selama ini. Waktu tau kakak jadi fotografer aku senang banget loh, karena aku jatuh cinta banget sama semua foto kakak”
“Sekarang gimana? ” Tanya Tay canggung
“Ya nggak berubah, aku masih suka banget sama kak Tay. Aku nggak berharap dibalas kok, cukup jadi satu-satunya orang yang pernah jadi objek foto kak Tay aja aku udah senang banget” Jawab New sambil terkekeh, Tay terdiam lagi.
“New, nikah yok!” Kata Tay sambil berjongkok dan mengulurkan sebuah cincin didalam kotak berwarna merah keemasan itu kepada New, dan membuat new kaget setengah mati.
“Sebenarnya aku beli cincinnya buat dibuang sebagai tanda aku udah lupain kamu, tapi siapa sangka kamu malah datang kesini dan bilang kamu suka sama aku”
“So will you marry me? “
Tay bahkan nggak sadar kalau ia masih berada di pameran fotonya sendiri yang mana masih sangat banyak orang yang ada disana.
Ternyata tema adios yang Tay angkat bukan untuk mengucapkan selamat tinggal dan melupakan new, tetapi untuk mengucapkan selamat tinggal pada sikap secret admirer dan kehidupan single nya.