jinkyujin

Permintaan maaf

Setelah dilempar kotak susu pisang oleh Gun, Krist akhirnya tersadar bahwa yang membalas pesannya tadi bukanlah halusinasi semata, tetapi nyata. Krist kembali mengecek handphonenya untuk melihat apakah pesan tersebut masih ada atau tidak, dan ternyata memang masih ada.Krist mengangkat kepalanya pelan untuk melihat oknum lain yang berada didalam ruangan itu. Krist melihat New dan Gun menatapnya seakan meminta penjelasan, tapi mereka segera mengalihkan pandangan mereka ke handphone saat sadar Krist melihat mereka.

Krist sekali lagi mengecek handphone nya, dan ya pesan itu masih ada yang artinya itu benar benar nyata. Grup mereka dulu masih ada, gun dan new masih menggunakan nomor lama untuk WhatsApp, Gun dan New bahkan tidak keluar dari grup itu. Mata Krist memanas, ia merasa sangat terharu akan hal itu. Jujur, setelah bertahun-tahun pesan terakhir mereka di grup itu Krist tidak pernah berani untuk mengirim pesan disana meskipun ia ingin. Krist takut akan kenyataan grup itu sudah mati, dan hanya ada dirinya yang masih aktif disana.

Lagi lagi Krist melihat gun dan New melihat kepadanya, Krist berdiri pelan dari duduknya, ia berjalan pelan menghampiri Gun dan New, badan Krist bergetar. Setelah sampai di hadapan Gun dan New, pertahan Krist runtuh. Ia terjongkok di hadapan Gun dan New bersamaan dengan air matanya yang turun tanpa bisa ia tahan. Krist menangis, Krist menangis di hadapan sahabat yang sangat ia sayangi dulu, sekarang, dan selamanya.

Gun dan New tetap pada posisinya yaitu duduk dikursi yang berdekatan dan dihadapan mereka ada Krist yang sedang menangis dalam keadaan jongkok.

“A-aku minta maaf” Kata Krist dengan terisak, ini adalah hal yang sangat ingin Krist lakukan selama ini dan dia tidak ingin menghancurkannya dengan tangisan, tapi Krist tidak bisa menahannya.

“A-aku benar benar minta maaf hiks” Krist kembali mengulang kata maaf sambil menangis, ia menatap Gun dan New yang tidak berkutik sama sekali.

“A-aku benar benar nggak maksud bilang kata kata kayak gitu ke kalian, aku sayang banget sama kalian karena itu kalian bukan karena status sosial atau pun fisik kalian. Aku bahagia banget bisa punya sahabat kayak kalian yang mengerti aku, yang Terima aku apa adanya” Krist melanjutkan perkataan nya masih dengan air mata yang mengalir kian deras.

“A-aku paman mau bunuh kalian” Tangis Krist semakin pecah ketika mengucapkan kalimat itu, ia tidak kuat melanjutkan penjelasannya karena semua yang ingin dia jelaskan adalah masa masa yang sangat menyakitkan baginya. Masa ketika ia kehilangan pembantunya yang sangat ia sayangi, masa ketika ia melihat pamannya sudah memantau para sahabatnya, masa ketika ia harus kehilangan sahabatnya karena itu semua, dan juga masa ketika ia harus menjadi sosok pendiam yang tidak memiliki teman sama sekali karena ia takut temannya mendapatkan hal buruk lagi.

Krist tersentak saat merasakan tubuhnya ditarik kedalam sebuah pelukan, pelukan hangat yang selama ini dia rindukan.

“Kalau masih nangis, kita gak bakal mau maafin kamu” Suara judes dari New adalah hal pertama yang Krist dengar selama ia berada diruangan ini.

Tangis Krist semakin deras, ini semua terlalu indah untuk menjadi kenyataan.

“Nangis lagi nih? Yaudahlah kita pergi aja New” Kata Gun sambil melepas pelukannya tetapi Krist membalas pelukan mereka berdua.

“Gun m-maaf aku udah bikin kamu hampir dibunuh, a-aku emang jahat dan nggak pantas dimaafin, a-aku jahat banget gun. Harusnya bukan kamu yang ngalamin itu semua, harusnya aku”

“New, k-kamu itu udah sempurna. Proporsi tubuh kamu udah bagus banget, dari dulu. Kamu nggak gendut, aku malah suka ngeliat kamu makan. K-karena aku kamu harus diet sampai sakit. A-aku harusnya ngalamin itu semua” Krist masih melanjutkan perkataan nya dengan air mata yang tidak mau berhenti

“Gun, gara-gara aku kamu benci sama orangtua kandung kamu. Benci aku aja gun, k-karena mereka nggak tau kalau kamu masih hidup. A-aku sayang kamu dan nggak mempersalahkan kamu kaya atau miskin, kamu nggak hina. A-aku yang hina” Air mata Krist terus mengalir

“A-aku nggak papa kalau kalian nggak mau maafin aku, t-api biarin aku meluk kalian untuk terakhir kalinya” Krist masih menangis sembari mengeratkan pelukan nya pada dua orang yang sangat ia rindukan.

“Krist, kami maafin kamu. Dan nggak pengen ini jadi pelukan kita terkahir kalinya” Kata Gun

Krist mengangkat kepalanya pelan, ia takut salah dengar.

“Aku mimpi lagi?” Gumam Krist pelan, dan dijawab kekehan oleh dua orang lainnya

“Kamu mimpi terus mah, kita beneran maafin kamu” Kata New sembari memegang tangan Krist, diikuti dengan Gun.

“Kami nggak pernah marah ke kamu, kami kecewa” Lanjut New

“Kami kecewa karena setelah kejadian kamu jelek-jelekin kami, kamu hilang tanpa kabar. Kamu nggak menjelaskan yang sebenarnya ke kami, padahal kami percaya kamu nggak bermaksud buruk”

“Setelah kejadian itu juga, kami masih ngabarin keadaan kami ke kamu dan berharap kamu kembali kesini dan ngejelasin yang sebenarnya ke kami, tapi kamu nggak pernah datang menjelaskan. Kami kecewa karna kami nungguin kamu”

“Jujur, waktu tau kita kuliah di tempat yang sama kami senang banget, kami berharap banyak keadaan kita bisa kayak dulu. Tapi kamu bertingkah seolah olah kamu nggak kenal kami, kami milih nyerah saat itu juga”

“Kami senang hari ini akhirnya datang”

Perkataan Gun dan New lagi lagi membuat tangis Krist semakin tidak bisa ia tahan, tangisnya benar benar pecah.

“Udah ah jangan nangis terus, mending kamu jelasin sejak kapan kamu pacaran sama singto, dan kenapa bisa” Kata New

“Iya jangan nangis lagi, mereka ikut nangis tuh” Kata Gun sambil menunjuk jendela yang penuh dengan wajah orang yang sedang menangis, mana posisi mereka benar benar nggak rapih, dan terkesan bertumpuk

“Selamat pagi daddy” Pagi ini berbeda, yang Tay dapatkan saat terbangun dari tidurnya bukan suaminya bukan Hin ataupun New tapi bocah bocah tengil yang kakinya berada diatas badan Tay.

“Kakinya Frank” Kata Tay, yang dibilang hanya terkekeh dan menjauhkan kakinya dari tubuh Tay.

“Kok kalian disini? ” Tanya Tay

“Kami tidur disini nemenin daddy biar gak kesepian” Jawab Nanon sambil terkekeh, Tay melihat ke kanan dan kirinya, tapi hanya ada nanon dan Frank

“Abang ke mana? ” Tanya tay

“Dikamar, dia masih galau tuh dad” Jawab Frank, Nanon tertawa

“Jadi mantannya abang beneran pacar kamu? ” Tanya Tay karena jujur dia masih kepo dengan hal ini

“Enggak dad, ya kali aku nikung abang. Tapi”

“Tapi apa? ” Tanya Tay

“Chimonnya suka sama aku xixixi” Jawab Nanon sambil tertawa lalu tos dengan Frank yang juga sedang tertawa

Tay diam diam ikut tertawa, miris banget anaknya yang satu itu. Padahal Pluem termasuk idaman loh

“Hari ini jadi kan dad? ” Tanya nanon, oke sekarang Tay sudah ingat

“Tunggu papa mu aja deh” Jawab Tay

“IH GAK ASIK!!” Kata nanon protes, Tay hanya mengacuhkan Nya dan pergi ke kamar mandi untuk mandi

“Btw dad, mumpung ingat aku mau bilang makasih ya” Perkataan Nanon menghentikan langkah Tay, Tay melihat ke arah nanon dengan tatapan bingung

“Aku juga dad, makasih ya. Kalau nggak ada daddy mungkin aku sama nanon udah nggak ada” Kata Frank yang menimbulkan tanda tanya besar dibenak Tay

Ini dia lagi tidur aja diajak mikir, nanti pas bangun juga mikir. Gimana nggak stress otak Tay?

“Makasih udah datang didalam kehidupan aku sama Frank, makasih karena daddy sama papa milih buat nyamperin suara samar meski kalian udah buru buru banget. Makasih karena udah jadi malaikat penolong dihidup kami”

“Meskipun kami sering ngerjain daddy, kami sebenarnya sayang banget sama daddy. Sayang kami ke daddy sama banyaknya dengan sayang kami ke papa, cuma kalau untuk papa caranya lebih lembut karena papa itu kayak bayii”

Tanpa sadar air mata Tay jatuh, dia menarik kedua anaknya kedalam pelukannya.

Tay suka dengan semua mimpi yang selama ini dia lalui

Sekali lagi Tay terbangun didalam mimpinya, sosok di sampingnya sudah tidak ada. Tay panik dan segera turun ke bawah, ia takut Hin nya hilang.

“Selamat pagi daddy” Baru saja ia membuka pintu, ia sudah dihadapkan dengan wajah Nanon.

“Pagi nanon, papa kemana? ” Tanya Tay kepada anak bungsunya

“Pergi, Daddy buruan siap siap” Kata Nanon yang membuat Tay bingung

“Siap-siap ngapain?” Tanya Tay

“Loh kan papa udah bilang ke daddy kemarin” Balas nanon kemudian menarik tangan Tay untuk turun ke bawah

“Nah ini daddy makan dulu, baru mandi” Kata nanon lalu duduk di depan Tay , Tay hanya terbengong mengingat ngingat apa perkataan New kepadanya kemarin di mimpi

“Pagi daddy” Sapa Frank sambil mencium pipi Tay, dan membuat Tay tersentak

“Respon daddy lucu banget” Kata Nanon dan Frank sambil tertawa terbahak bahak

“Pluem mana?” Tanya Tay bingung karena biasanya Pluem adalah yang paling pertama ada dimeja makan

“Lagi galau” Kata Frank sambil tertawa keras

“Lah kenapa?” Bingung Tay, ternyata pluem bisa galau juga

“Diputusin chimon” Jawab nanon sambil tertawa keras juga

“Chimon siapa?” Tanya Tay

“Pacar aku” Kata Nanon yang membuat Tay membelalakkan matanya

“Hah jadi... ” Omongan Tay terputus karna Frank

“Udah ah daddy cepetan makan, nanti papa marah karena daddy sakit. Btw papa ditempat oma 3 hari, daddy gak usah lebay”

“HAH APA?!!!”

“daddy jangan alay!!! Kayak anak muda baru kasmaran aja, cepetan makan trus mandi. Ingat daddy masih punya janji sama aku!! “

Lagi-lagi Tay terbangun didalam ruangan asing yang kini sudah tidak asing lagi karena sudah 17 Hari dia selalu terbangun ditempat ini. Di sampingnya juga sudah ada sosok yang sudah menjadi semangat nya.

“Selamat pagi sayang” Sapa New saat sadar Tay sudah terbangun dari tidurnya

“Pagi, kok kamu nggak bangunin aku sih?” Tanya Tay sambil tersenyum, New menggelengkan kepalanya dan berkata “masih pengen lihatin kamu tidur”

“Kan kamu bisa lihatin aku pas bangun sayang” Kata Tay sambil mencubit hidung suaminya

“Ih beda tau, kalau ngeliatin kamu pas tidur itu rasanya kayak nggak nyangka aja” Jawab New

“Nggak nyangka kenapa? ” Tanya Tay

New mengulum senyummu dan berkata “nggak nyangka bisa nikah sama kamu lah”

“Kamu suka banget ya sama aku??” Goda Tay

“Iya, suka banget hehe. Dari jaman masih maba malah” Jawaban New membuat Tay kaget, dia kira new bakalan ngelak

“Lah serius?” Tanya Tay, New hanya mengangguk dan berdiri untuk keluar kamar

“Kamu mau kemana? ” Tanya Tay

“Bangunin anak anak, kamu buruan turun ya. Pluem pasti udah masak” Kata New kemudian ke kamar mandi untuk mencuci muka lalu membangunkan yang lain.

Tinggallah Tay yang masih sibuk dengan pikirannya, gimana kau sebenarnya New yang dikehidupan nyata dia juga suka sama dia. Eh tapi nggak mungkin banget, karena udah ada kejadian yang nggak sama, dan Tay nggak mau berharap banyak.

Kalau kalian tanya Tay tertarik atau enggak sama New yang ada dikehidupan nyatanya tentu saja jawaban Tay adalah tertarik, bagaimanapun New Thitipoom itu adalah sosok idaman. Dia sangat pintar, energik, ganteng tetapi lebih ke imut kalau kata Tay, anaknya ramah banget, dan pembahasan New itu nyambung banget sama Tay. Selain itu juga karena aspek Tay yang telah terbiasa dengan kehadiran sosok yang mirip New sebagai suaminya, didalam mimpi.

“Ngapain lagi sih? Ayok turun!” Panggilan suaminya membuat Tay tersadar dari lamunannya

“Eh iya”

“Cuci muka sama sikat gigi dulu Tay” Kata new meningkatkan, Tay hanya terkekeh kemudian masuk kedalam kamar mandi

“Oh iya Tay, nanon ngajakin kamu ke tempat pertama kali kita ketemu dia”

Lagi lagi Tay terbangun dengan hadirnya seseorang yang sedang tidur memeluknya. Ini sudah terhitung 16 hari sejak mimpi pertama Tay, saat ini ia sudah mulai menikmati terbangun dengan keadaan sudah memiliki keluarga.

Tay mencium pipi suaminya yang sedang memeluknya, Tay memang keterlaluan tapi dia menikmati ini meskipun ia belum pernah mencium siapapun sepanjang hidupnya. Merasa tak ada pergerakan orang didepannya Tay mengeratkan pelukannya pada orang itu.

“Selamat pagi tay” Kata New dengan suara serak khas orang baru bangun tidur

“Pagi sayang” Jawab Tay terkekeh, ia kembali menarik suaminya kedalam pelukan nya.

“Kamu kenapa sih?”

“Aku kangen banget sama kamu, aku takut besok gak bisa ketemu kamu lagi” Jawab Tay, terkadang dia takut ia tidak mendapatkan mimpi lagi disaat dia sudah sangat menikmati mimpinya ini. Terlebih lagi sekarang urusan nya dengan sosok New didunia nyata sudah tidak adalagi sehingga kemungkinan bertemu sangat sedikit.

“Ih aku kan selalu ada disini, kamu random banget beberapa hari ini” Balas New sambil mendorong Tay agar menjauh darinya

“Ih kok dilepas sih aku kangen banget sama kamu tau” Kata Tay dan menarik New kedalam pelukan nya lagi.

“Kamu suka banget sih peluk peluk aku, dulu aja kamu nggak suka aku peluk” Kata New bingung

“Ha masa sih?” Tanya Tay bingung

“Iya pas masih kuliah kamu itu nggak suka banget kalau aku peluk padahal aku kan cuma bilang makasih”

“Kamu kalau ngucapin makasih harus meluk ya?” Tanya Tay, sebenarnya ia sedikit merasa janggal terhadap kata kata 'kuliah” Yang artinya mereka sudah kenal sejak kuliah

“Kan kan kamu cemburu lagi, aku cuma begitu ke kamu sama temen dekat aku aja kok”

“Aku cemburu?” Tanya Tay bingung, New melihatnya malas

“Ya iyalah setelah aku jujur kalau aku cuma gitu ke kamu sama temen dekat aku aja kamu langsung suka meluk meluk aku, gemes banget” New terkekeh mengingatnya

“Kita kapan pacarannya sih? ” Tanya Tay yang kembali membuat New memutar bola matanya malas

“Gak usah sok amnesia deh, kamu mau bikin aku galau lagi ya?!!”

Tay terkekeh melihat wajah marah suaminya “kok kamu jadi galau sih?”

“Iih udah jangan godain aku, aku malu ngingat nya” Kata New menutup wajahnya dengan tangan

Tay mendekatkan wajahnya pada new dan mengambil tangan new yang menutup wajahnya “wajah kamu manis, jangan ditutup dong. Lagian kenapa malu sih?”

“Karena kita nggak pernah pacaran Tay!! Aku ingat banget aku nembak kamu tapi kamu malah nolak aku” Tay kaget mendengar jawaban New, mereka ternyata gak pernah pacaran

“Setelah itu aku nggak bawain kamu bekal lagi, dan kamu bahkan nggak nanyain keberadaan aku sama sekali Tay!” Kata New kesal

“Loh kamu bekalin aku?” Tanya Tay

“Iya, awaknya sebagai ucapan terimakasih tapi malah keterusan lagian kamu juga suka”

“Masakan kamu enak banget habis nya”

“Hemeh sekarang aja muji muji, dulu kamu sering marahin aku karna bawain kamu bekal bukan makanan berat tapi makanan manis loh”

“Oh ya?”

“Udah ah aku mau mandi, males banget sama orang yang sok amnesia”

—Sama

“New?” Panggil Tay dengan suara serak khas orang baru bangun tidur, ia bingung saat ini ia berada di mimpi atau kenyataan.

“Pagi sayang, tumben banget kamu nggak panggil aku Hin?” Tanya orang yang membangunkan tidurnya

“Ha gimana?” Tanya Tay bingung

“Kamu nggak sadar manggil aku bukan Hin ya tadi?” Tanya nya

“Emang aku manggil apa tadi?” Tanya Tay bingung, sekarang dia sudah sadar bahwa dia ada didalam mimpi karena tidak mungkin New bisa masuk kedalam rumah dan membangunkannya.

“Kamu manggil aku New” Kata suaminya, Tay bingung harus jawab apa

“Eh enggak tuh, emang new siapa?” Tanya Tay pura-pura bodoh karena takut suami nya merasa cemburu. Tapi yang ia dapatkan malah pukulan dari suaminya, dan itu cukup sakit.

“Jahat banget, nama suami nya sendiri dilupain! Kesel ah”

“Loh emang nama kamu siapa?” Tanya Tay lagi, oke ini emang bodoh tapi Tay kan memang tidak tau nama lengkap suami nya dimimpi ini, selain Hin tentunya.

“NEW, IH KAMU KENAPA SIH?!” Tay kembali dipukul oleh suaminya, dan yang kali ini sangat sakit.

“Loh nama asli kamu new?” Tanya Tay bingung, dan membuat suaminya membuat wajah bingung sekaligus marah.

“Ih kamu kok sok-sok lupa gini sih, kamu ngucapin ijab kabul dengan nama lengkap aku loh” Jawab suaminya kesal, Tay terkekeh kemudian bangun dan memeluk Hin nya

“Hehe maaf ya sayang, aku cuma bingung aja”

“Bingung kenapa sih?” Tanyanya, Tay terkekeh dan mencium pipi suaminya

“Nggak ada kok, kenapa aku manggil kamu Hin kalau nama kamu New?” Tanya Tay yang membuat suaminya langsung bangun dari tempat tidur dan berjalan keluar

“Malas banget sama kamu ah, sok-sok amnesia. Udah ah kalau udah selesai mandi langsung turun ya, kita sarapan” Setelah itu suaminya meninggalkan Tay sendirian.

Pikiran Tay kembali melayang-layang saat ia tau nama suaminya yang ada didalam mimpi adalah New, yang artinya suaminya itu memang New? Atau bagaimana sih? Tay bingung sendiri.

Awalnya Tay pikir kemiripan New dengan Hin adalah suatu kebetulan, tapi ternyata suaminya bernama New juga. Apa mungkin New memang jodoh Tay? Apa mungkin New yang meminta tolong kepadanya adalah orang yang akan ia jadikan suami suatu saat nanti.

Selain itu, kenapa New bisa muncul didalam mimpinya disaat dia bahkan belum pernah mengenal New di kehidupan nyata? Apa memang mereka sebelumnya pernah bertemu dan wajah New nempel diingatan Tay sampai dia memimpikan New? Tapi kalau begitu kenapa mimpi dia ini seperti memiliki kehidupan lain, bahkan ada anak-anak yang Tay yakin dia tidak pernah bertemu mereka sebelumnya.

“Daddy ngapain lagi sih? Aku mau makan, tapi disuruh nunggu daddy dulu!” Pintu kamar Tay dibuka kasar dan itu membuat Tay tersadar dari lamunannya

“Eh iya iya, ini daddy mandi”

Sama

“New?” Panggil Tay dengan suara serak khas orang baru bangun tidur, ia bingung saat ini ia berada di mimpi atau kenyataan.

“Pagi sayang, tumben banget kamu nggak panggil aku Hin?” Tanya orang yang membangunkan tidurnya

“Ha gimana?” Tanya Tay bingung

“Kamu nggak sadar manggil aku bukan Hin ya tadi?” Tanya nya

“Emang aku manggil apa tadi?” Tanya Tay bingung, sekarang dia sudah sadar bahwa dia ada didalam mimpi karena tidak mungkin New bisa masuk kedalam rumah dan membangunkannya.

“Kamu manggil aku New” Kata suaminya, Tay bingung harus jawab apa

“Eh enggak tuh, emang new siapa?” Tanya Tay pura-pura bodoh karena takut suami nya merasa cemburu. Tapi yang ia dapatkan malah pukulan dari suaminya, dan itu cukup sakit.

“Jahat banget, nama suami nya sendiri dilupain! Kesel ah”

“Loh emang nama kamu siapa?” Tanya Tay lagi, oke ini emang bodoh tapi Tay kan memang tidak tau nama lengkap suami nya dimimpi ini, selain Hin tentunya.

“NEW, IH KAMU KENAPA SIH?!” Tay kembali dipukul oleh suaminya, dan yang kali ini sangat sakit.

“Loh nama asli kamu new?” Tanya Tay bingung, dan membuat suaminya membuat wajah bingung sekaligus marah.

“Ih kamu kok sok-sok lupa gini sih, kamu ngucapin ijab kabul dengan nama lengkap aku loh” Jawab suaminya kesal, Tay terkekeh kemudian bangun dan memeluk Hin nya

“Hehe maaf ya sayang, aku cuma bingung aja”

“Bingung kenapa sih?” Tanyanya, Tay terkekeh dan mencium pipi suaminya

“Nggak ada kok, kenapa aku manggil kamu Hin kalau nama kamu New?” Tanya Tay yang membuat suaminya langsung bangun dari tempat tidur dan berjalan keluar

“Malas banget sama kamu ah, sok-sok amnesia. Udah ah kalau udah selesai mandi langsung turun ya, kita sarapan” Setelah itu suaminya meninggalkan Tay sendirian.

Pikiran Tay kembali melayang-layang saat ia tau nama suaminya yang ada didalam mimpi adalah New, yang artinya suaminya itu memang New? Atau bagaimana sih? Tay bingung sendiri.

Awalnya Tay pikir kemiripan New dengan Hin adalah suatu kebetulan, tapi ternyata suaminya bernama New juga. Apa mungkin New memang jodoh Tay? Apa mungkin New yang meminta tolong kepadanya adalah orang yang akan ia jadikan suami suatu saat nanti.

Selain itu, kenapa New bisa muncul didalam mimpinya disaat dia bahkan belum pernah mengenal New di kehidupan nyata? Apa memang mereka sebelumnya pernah bertemu dan wajah New nempel diingatan Tay sampai dia memimpikan New? Tapi kalau begitu kenapa mimpi dia ini seperti memiliki kehidupan lain, bahkan ada anak-anak yang Tay yakin dia tidak pernah bertemu mereka sebelumnya.

“Daddy ngapain lagi sih? Aku mau makan, tapi disuruh nunggu daddy dulu!” Pintu kamar Tay dibuka kasar dan itu membuat Tay tersadar dari lamunannya

“Eh iya iya, ini daddy mandi”

“New?” Panggil Tay dengan suara serak khas orang baru bangun tidur, ia bingung saat ini ia berada di mimpi atau kenyataan.

“Pagi sayang, tumben banget kamu nggak panggil aku Hin?” Tanya orang yang membangunkan tidurnya

“Ha gimana?” Tanya Tay bingung

“Kamu nggak sadar manggil aku bukan Hin ya tadi?” Tanya nya

“Emang aku manggil apa tadi?” Tanya Tay bingung, sekarang dia sudah sadar bahwa dia ada didalam mimpi karena tidak mungkin New bisa masuk kedalam rumah dan membangunkannya.

“Kamu manggil aku New” Kata suaminya, Tay bingung harus jawab apa

“Eh enggak tuh, emang new siapa?” Tanya Tay pura-pura bodoh karena takut suami nya merasa cemburu. Tapi yang ia dapatkan malah pukulan dari suaminya, dan itu cukup sakit.

“Jahat banget, nama suami nya sendiri dilupain! Kesel ah”

“Loh emang nama kamu siapa?” Tanya Tay lagi, oke ini emang bodoh tapi Tay kan memang tidak tau nama lengkap suami nya dimimpi ini, selain Hin tentunya.

“NEW, IH KAMU KENAPA SIH?!” Tay kembali dipukul oleh suaminya, dan yang kali ini sangat sakit.

“Loh nama asli kamu new?” Tanya Tay bingung, dan membuat suaminya membuat wajah bingung sekaligus marah.

“Ih kamu kok sok-sok lupa gini sih, kamu ngucapin ijab kabul dengan nama lengkap aku loh” Jawab suaminya kesal, Tay terkekeh kemudian bangun dan memeluk Hin nya

“Hehe maaf ya sayang, aku cuma bingung aja”

“Bingung kenapa sih?” Tanyanya, Tay terkekeh dan mencium pipi suaminya

“Nggak ada kok, kenapa aku manggil kamu Hin kalau nama kamu New?” Tanya Tay yang membuat suaminya langsung bangun dari tempat tidur dan berjalan keluar

“Malas banget sama kamu ah, sok-sok amnesia. Udah ah kalau udah selesai mandi langsung turun ya, kita sarapan” Setelah itu suaminya meninggalkan Tay sendirian.

Pikiran Tay kembali melayang-layang saat ia tau nama suaminya yang ada didalam mimpi adalah New, yang artinya suaminya itu memang New? Atau bagaimana sih? Tay bingung sendiri.

Awalnya Tay pikir kemiripan New dengan Hin adalah suatu kebetulan, tapi ternyata suaminya bernama New juga. Apa mungkin New memang jodoh Tay? Apa mungkin New yang meminta tolong kepadanya adalah orang yang akan ia jadikan suami suatu saat nanti.

Selain itu, kenapa New bisa muncul didalam mimpinya disaat dia bahkan belum pernah mengenal New di kehidupan nyata? Apa memang mereka sebelumnya pernah bertemu dan wajah New nempel diingatan Tay sampai dia memimpikan New? Tapi kalau begitu kenapa mimpi dia ini seperti memiliki kehidupan lain, bahkan ada anak-anak yang Tay yakin dia tidak pernah bertemu mereka sebelumnya.

“Daddy ngapain lagi sih? Aku mau makan, tapi disuruh nunggu daddy dulu!” Pintu kamar Tay dibuka kasar dan itu membuat Tay tersadar dari lamunannya

“Eh iya iya, ini daddy mandi”

#maafkan aku#

Tidak tau

Tay terbangun, disamping nya ada wajah suaminya yang sangat menggemaskan. Tay memajukan wajahnya dan mencium pipi suaminya. Orang yang baru saja dia cium membuka matanya, dan itu sangat menggemaskan.

“Hng selamat pagi sayang” Sapanya lalu mencium bibir suaminya pelan.

“Pagi tay” Jawab suami nya dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

“Kamu cuci muka dulu sana, aku mau bangunin anak-anak” Tay keluar dari kamarnya dan berjalan menuju kamar anak-anak nya.

Tay sudah sangat terbiasa, setelah 12 hari selalu memimpikan hal yang sama Tay jadi tau tentang orang-orang dirumah ini. Dia mempunyai suami yang selalu ia panggil dengan Hin atau sayang. Anaknya ada 3, yang pertama namanya pluem, yang kedua bernama Frank dan ketiga bernama Nanon.

Ia sekarang adalah seorang CEO sebuah perusahaan besar yang bergerak dibidang industri, hal ini diketahui Tay dari Hin. Rumah mereka tidak terlalu besar, tetapi sangat nyaman. Disepanjang tangga terpajang foto keluarga mereka, mulai dari pertama kali mereka menikah sampai akhirnya rumah mereka berisi 5 orang.

Tay membuka pintu kamar anak sulungnya, ia mendapati pluem sedang menyisir rambutnya yang artinya dia sudah mandi.

“Pagi daddy” Sapa pluem

“Kok udah mandi? Tapi mau jogging?” Tanya Tay, anaknya terlihat bingung

“Loh emang udah kebiasaan ku kok mandi sebelum jogging, nantikan mandi lagi. Kok daddy lupa sih?” Tay nyengir mendengar perkataan anaknya.

Meskipun sudah terbiasa, tapi hal ini tetap merupakan hal yang sangat aneh bagi Tay. Ini gambaran masa depannya atau cuma bayangan dari hal-hal yang ingin Tay lakukan saat sudah menikah, dan bagaimana wajah pasangan yang dia inginkan. Tay tidak tau pastinya, tapi yang ia tau adalah tentang ia yang sangat senang menjalani mimpi seperti ini setiap harinya.

“Daddy kok bengong? Nggak mau bangunin Frank? ” Tanya pluem, Tay mengangguk dan keluar dari kamar pluem.

Tay menuju kamar yang berada disamping kamar Pluem, pintu kamar itu terbuka lebar tetapi sang empu yang punya kamar masih bergulung dalam selimutnya

“Lah kok pintunya kebuka sih?” Bingung Tay, ia hendak menutup pintu tapi sangat pemilik kamar langsung terduduk dan menatap Tay bingung.

“Kok daddy tutup pintu kamar aku?” Tanya Frank, Tay bingung

“Kan memang harusnya ditutup” Jawab Tay

“Ya ampun daddy, daddy kan tau kalau aku nggak bisa tidur kalau pintunya ditutup?” Tay mengangguk kaku meskipun sebenarnya dia bingung, karna ini pertama kalinya dia membangunkan anak-anak nya dimimpi

“Biar kamu bangun, daddy ke kamar nanon dulu. Kamu siap siap ya” Setelah itu Tay pergi menuju kamar si bungsu yang ia yakin belum bangun.

Tapi ternyata tebakannya salah karena nanon sekarang sudah tidak ada lagi dikamar

“Kamu ngapain disini?” Suara kesayangan nya mengintrusi kegiatan Tay

“Cari nanon” Jawab Tay

“Nanon kan emang udah bangun, dia lgi nyiapin sarapan tuh”

Ternyata masih banyak yang tidak Tay ketahui tentang keluarga nya yang ada di mimpi, berat rasanya bilang ini cuma mimpi karena sangat terasa nyata. Andai ini beneran nyata..