Pesan Singkat Untukmu
Hai! Gimana hari-hari setelah kita asing? Apakah kamu baik baik saja? Atau tidak baik baik saja?
4 bulan ini kita lalui dengan kegiatan masing-masing yaa? Aku yang PKL dan kamu yang sibuk Ujian kelulusan.
Oh ya, gimana ujian kemarin? Semua baik baik aja kan? Aku harap akan begitu.
Eummm sebenarnya awkward banget nulis kaya gini disaat kita udah asing, hehehe. Tapi aku mau mengutarakan apa yang selama ini kamu gak tau, yang selama ini kamu fikir kalau aku baik-baik aja tanpa kamu.
Setelah kamu kasih buket beng – beng adalah hari dimana aku terakhir bertemu dan menatap mata sayu kamu.
Disaat kamu pulang dari rumah ku, tetesan air mata tak bisa aku tahan. Aku terharu. Aku bahagia. Aku ngerasa disayang. Aku ngerasa kamu tau semua kesukaan aku.
Semua tumpah dimalam itu, tapi kamu tidak tahu, kan?
Hari pertama aku PKL aku nangis, mata ku bengkak besar, sampai di tanya sama Bu Fia, mata kamu kenapa? Tapi aku bisa alasan.
Aku keren lagi kan?
Aku nangisin kita.
Aku nangisin kamu.
Aku nangisin kita, kenapa yaa kita bisa selesai? Kenapa ya aku gak bisa berjuang lebih lagi buat kita? Kenapa ya aku cape nya sekarang? Kenapa ya aku gak bisa mempertahankan kita? Dan banyak kenapa, kenapa di kepala ku saat malam itu.
Semua bercampur sampai kepala ku berisik. Aku benci situasi itu.
Hidup aku terus berjalan, hari demi hari aku jalanin walaupun aku ngerasa ada yang hilang dari diri aku, aku kehilangan notif WhatsApp favorit ku.
Semua terasa hampa.
Yang biasanya setiap minggu kita keluar main, yang biasanya kita vidcall, sekarang sudah tidak ada kegiatan tersebut.
Ibu ku pun menanyakan kamu. Yang biasa kesini kok udah jarang? Aku pun bingung menjawabnya seperti apa.
Mau jujur tapi aku sudah terlanjur membawa kamu ke rumah, berbohong pun lama kelamaan ibu akan tahu.
Perjalanan PKL selesai, tanpa kamu aku fikir, disaat aku PKL kamu bisa jemput aku dan jalan-jalan sekitaran sana sambil mencari jalan tikus untuk menghindari macetnya Bintaro. Semua kegiatan sudah tersusun rapih di otak ku, semua rekayasa kita sudah berputar di otak ku, tetapi takdir berkehendak lain.
Di puasa pertama sampai akhir aku jalani kesendirian, pasti kamu bingung ya? Kok sendiri? Bukannya aku sudah balikan sama mantan aku kemarin? Hahaha status ku sama dia sama kaya kita, HTS.
Tapi tak lama. Dia yang masih terbayang masa lalunya dan aku masih terbayang rasa bersalah ku sama kamu.
Bener apa yang kamu bilang, kita sangat kurang berkomunikasi dan ego kita masih tinggi. Maklum, anak bontot sama anak tengah, kalo omongan ga sesuai kemauan pasti berontak, betul kan?
Tapi itu yang membuat aku senang menjalani hubungan tanpa status sama kamu. Punya adrenalin yang tinggi jika berdebat dengan kamu.
Sampailah di hari lebaran, aku kira ibu sudah lupa dengan kamu, tetapi aku salah. Ibu menanyakan kamu lagi. Dan berakhir aku berbohong dengan ibu, maaf ya..
Aku belum bisa jujur dengan Ibu. Tapi kayaknya ibu notice kita kalau udah gak bareng deh? Tidak tahu juga, aku hanya asal nebak saja.
Perjalanan dari Februari sampai April sangat amat membuat fikiran ku terbuka. Andai, aku dan kamu kemarin mau lebih sabar lagi, andai aku dan kamu kemarin mau kurangi ego masing-masing, andai aku dan kamu kemarin mau selesain masalah dengan kepala dingin.
Maaf ya kalau kamu mau ngajak aku selesain masalah secara langsung aku selalu nolak. Aku belum bisa seperti itu, bibir ku kelu saat ingin berargumen.
Disaat emosi ku dan emosi my masih tinggi, aku berdiri kita percuma berbicara, yang ada semakin kusut permasalahan kita dan melebar kemana-mana, dan ya? Benar kan? Masalah kita melebar kemana-mana.
Semua ruwet karena salah satu masalah.
Tapi ya sudahlah, nasi sudah menjadi bubur, sudah tidak bisa di ubah dan di perbaiki bukan?
Tugas kita hanya pasrah dengan takdir. Jika takdir ingin mempertemukan kita lagi, pasti akan di pertemukan.
Ayo sama sama kita perbaiki diri kita, perbaiki apa yang kemarin membuat kita asing, perbaiki ego dan hal lainnya yang bisa memicu hubungan akan hancur.
Aku tidak berharap lebih kita bakal kembali lagi, tidak sama sekali. Tapi kalau takdirnya seperti itu, akan aku jalani.
Kembali dengan fikiran yang dewasa sepertinya lebih baik daripada kita memaksakan sekarang. Tetapi jika takdirnya kita masing-masing menjalani hubungan dengan orang lain, akupun tak apa. Sungguh, aku akan terima semua ini dan kamu juga harus terima ini semua.
Ngomong-ngomong aku kangen kamu beliin aku beng-beng sambil ngasih di motor, hahaha. Lucu.
Walaupun kamu selalu gak enak kalau belikan cuma satu ataupun dua, tapi percaya deh aku senang banget loh.
Dari sini kamu paham kan? Kalau bahagia bisa sesederhana ini buat aku?
Sekarang aku beli beng-beng sendiri di sekolah.
Sekarang koperasi jelek, makanan kosong semua, gak ada es yang sering kamu beli pagi-pagi itu, gak ada ice cream, gak ada beng-beng, cuma dagangan bu muisah.
Eumm apalagi ya yang mau aku sampaikan ke kamu? Sebenarnya banyak, tetapi aku tidak bisa mengutarakan semuanya, bingung mau mulai darimana.
Oh iyaa, gimana interviewnya? Kata Ayu kamu di panggil buat interview ya? Semangat yaa .... Yakinin diri kamu kalau kamu mampu dan bisa lolos di interview ini.
Ayo buktikan omongan omongan yang kemarin buat kamu sakit, sekarang waktunya kamu membuktikan itu semua.
Kalau cape jangan lupa istirahat ya? Jangan terlalu memforsir diri sendiri untuk bekerja, karena Diri kamu lebih berharga daripada pekerjaan ini.
Mungkin sampai disini saja pesan singkat yang ingin aku sampaikan ke kamu. Maaf kalo bahasa ku disini terlalu baku dan maaf kembali jika aku lancang mengetik aku-kamu disini padahal status kita hanya Teman yang asing.
Masih ada surat kedua, selamat membaca ya.
Aku tutup pesan singkat untukmu.
aulianissa Gadis Egois.