kalriesa

Jaemren oneshot au~

Beautiful Pain

cw // toxic relationship , abusive relationship , manipulative relationship


Renjun tidak pernah menyangka, Na Jaemin yang selama ini dikenal sebagai sosok lembut, jarang menunjukkan tingkah laku red flags saat bersamanya, malah tak segan-segan melempar cangkir kopinya persis di depan matanya.

Renjun harus menahan nafasnya sejenak s

Jaemren some tweet au~

Lukaku |

cw// hurt-comfort

—+? Renjun dak yeek

Part of Tetangga Punya Rasa

Jaemren AU~

💚💛118.


Suasana hati Renjun terlihat tidak baik. Itu bisa dibuktikan dengan caranya merespon setiap pertanyaan Jaemin yang ala kadarnya dan sedikit ketus.

Saat mata pelajaran terakhir sebelum pulang, Renjun sempat dihukum oleh gurunya berdiri di depan kelas karena ketahuan sedang melamun dan tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan. Padahal hal yang dipikirkan Renjun bukanlah sesuatu yang besar. Justru ia merasa bahagia karena teman sebangkunya, Haechan, kini sudah resmi berpacaran dengan Jeno.

”—tapi diem-diem aja. Gw gak mau satu kelas heboh, Ren”

“Gw sih bakalan diem, tapi kan anak-anak kelas bakalan tau gelagat orang pacaran kayak gimana”

“Ya biarin mereka tau tanpa harus gw atau Jeno kasih tau. Kalaupun ada yang tau, palingan orang-orang terdekat kita berdua aja”

“Emang kenapa sih kalau lo berdua bikin pengumuman aja?”

“Gak ah. Males. Enakan begini. Gak backstreet kok kitanya, tapi emang males aja ngasih tau ke yang lain”

Setelahnya, pikiran Renjun langsung melanglang buana sampai tak sadar bahwa dirinya dipanggil guru beberapa kali.

“Ren? Renjun?” panggilan lembut dari Jaemin akhirnya buat Renjun tersadar kalau mereka sudah sampai di tujuan.

“Eh, loh bentar. Kok kita gak langsung pulang ke rumah?” tanya Renjun bingung.

“Iya. Gw mau traktir lo beli dimsum dulu. Di sini takoyakinya juga enak kok. Gw jamin gak nyesel” jawab Jaemin yang meyakinkan tetangganya sendiri.

“Hnmm”

“Gw pesanin dulu ya”

“Yaudah” lagi-lagi Renjun menjawab seadanya. Sebenarnya ia ingin sekali segera sampai rumah, berhubung Jaemin sudah terlanjur mengajaknya, apa mau dikata.

Jaemin memang dadakan mengajak Renjun membeli jajan sepulang sekolah sore ini. Itu karena ia sudah tau duluan dari Haechan perihal tetangganya yang dihukum di depan kelas karena melamun saat jam pelajaran. Jaemin menginginkan Renjun untuk menceritakan apa yang terjadi pada dirinya tanpa ada paksaan. Itulah kenapa Jaemin tak bertanya berulang kali, melainkan memberikan kesempatan pada Renjun untuk menenangkan dirinya dulu.

“Ren ayo makan dulu. Jangan ngelamun” Jaemin menyodorkan sepiring dimsum dan takoyaki ke arah Renjun.

“Gw gak laper, Jaem”

“Coba dulu sedikit gimana? Biar lo tau rasanya. Ini beneran enak soalnya”

Renjun masih ogah-ogahan dan menatap makanannya dalam diam, buat Jaemin harus mulai bertindak agar hidangan di depan mereka tak terbuang sia-sia. Satu tangannya menarik tangan Renjun yang berada di atas meja. Jari-jemari Renjun perlahan dielusnya dengan lembut. Sementara tangannya yang lain digunakan untuk memotong takoyaki utuh menjadi setengahnya, lalu diarahkan ke mulut Renjun yang masih tertutup.

“Buka dulu mulutnya Ren. Aaaaakkkk—”

“Ihh lo ngapain sih!” Renjun memundurkan wajahnya ke belakang dan menatap Jaemin dengan bingung.

“Dicoba dulu takoyakinya. Kalau emang lo gak suka, biar gw aja yang makan” jawab Jaemin tanpa menurunkan tangannya sama sekali. “Ini beneran enak, Ren. Nyesel deh kalau nggak nyicip walau hanya sekali aja”

Tindakan selanjutnya buat Renjun mau tak mau harus melahap takoyaki yang disodorkan Jaemin sampai habis. Bahkan ia juga terburu-buru meneguk es jeruk di hadapannya tanpa melihat ke arah Jaemin. Bagaimana tidak, tetangganya itu intens sekali menatapnya tanpa putus. Secara tiba-tiba satu matanya dikedipkan sambil berkata; makan ya Injun.

“Haus banget?” tanya Jaemin begitu melihat Renjun menghabiskan setengah minumannya.

“Ha? I—iya”

“Ntar kalau habis, gw pesenin lagi aja”

Renjun cuma bisa ngangguk sambil lirik satu tangannya yang masih dielusin sama Jaemin. Lalu pikirannya kembali mengulang kalimat Haechan di kelas,

“Tanpa dikasih tau, semua pasti paham tingkah laku orang pacaran itu gimana. Bisa diliat kok bedanya dari segi perhatian, cara mandang, cara ngomong—”

“Tingkah laku Jaemin dari dulu ke gw juga begini Can, tapi kita tetanggaan aja—Malah sekarang keliatannya...makin menjadi...”

©Kalriesa🦋

Jaemren some tweet au~

It will be always you |

Tags: Office Life


Renjun bekerja di divisi Finance and Accounting salah satu perusahaan jasa forwarding. Sedangkan Jaemin bekerja di divisi Marketing. Di antara mereka berdua, Jaemin yang lebih dulu menjadi karyawan di perusahaan tersebut. Jeda lima bulan setelahnya, barulah Renjun masuk dan merupakan rekomendasi dari Dirut mereka sendiri.

Part of Tetangga Punya Rasa

Jaemren AU~

💚💛108.


Renjun dengan tenang duduk di ruang tv bersama kak Winwin. Mereka sedang menunggu kedatangan tetangga sebelah, Jaemin dan Jaehyun. Sepulang dari kampus, kakak sulung Renjun menyempatkan diri untuk mampir ke salah satu toko kaset PS langganannya dan membeli beberapa kaset game baru untuk dimainkan bersama.

Tak berapa lama kemudian, Jaemin dan Jaehyun pun muncul. Mereka berdua membawa tentengan masing-masing.

“Pada bawa apaan?” tanya Renjun penasaran dan mengarahkan ekor matanya ke tentengan milik Jaemin.

“Gw bawa siomay sama nasgor”

“Jaehyun, lo bawa apa?” gantian Winwin yang bertanya.

“Cokelat buat Injun. Nih ada beberapa merk, gw bingung milihnya. Jadi beli aja apa yang ada di depan mata” plastik belanjaan Jaehyun segera diserahkan ke Renjun.

Berbeda dengan Jaemin yang langsung menuju dapur rumah Renjun demi mengambil piring untuk makanan yang dibawanya.

“Ini semua buat Renjun kak?”

“Iya dong. Kalau gak buat Injun, buat siapa lagi?” jawab Jaehyun dengan cengiran tertahan.

“Kita mau main PS berempat dan lo cuma bawa coklat buat adik gw aja? Wah ada tujuan terselubung apaan nih?” tanya Winwin dengan tatapan menaruh curiga ke arah Jaehyun.

“Ya tinggal minta aja ke adik lu, Win. Lagian gw ga tau mau beli apaan lagi. Jaemin juga udah beli makanan berat buat kita berempat. Ya kan, Jaem??”

“Iyaa” jawab Jaemin yang muncul dengan dua sisi tangannya yang memegang barang bawaan.

Di sisi depan, Winwin sibuk menyetel permainan yang akan mereka mainkan bersama, sedangkan Jaehyun duduk di belakangnya. Sementara itu Jaemin dengan hati-hati menuangkan siomay milik Renjun ke piring.

“Nih punya lo. Kuah kacangnya gw minta dibanyakin” Jaemin menyodorkan piring siomay ke arah Renjun.

Mata Renjun berbinar bahagia menerima makanan kesukaannya dengan saus kacang full. “Padahal tadi gw minta kak Winwin buat order makanan online, tapi kak Winwin ga mau. Emang dasarnya pelit ck! Untung aja lo datang bawa makanan. Rezeki anak baik kaya gw emang gak terduga. Makasih Nanaaa”

Sebuah senyum kecil tampak menghiasi ujung bibir Jaemin, “sama-sama, Ren.”

Jaehyun yang sedari tadi memperhatikan dua sosok muda di dekatnya, kini mulai membuka bungkusan makanan yang lain. Dahinya lalu mengernyit, “ini nasi goreng semua, Jaem?”

“Iya kak Jae”

“Kok cuma Injun yang dapat siomay?”

“Renjun kan emang sukanya siomay”

“Wah, padahal gw juga suka siomay. Nanti gw mau rasa punya Injun ya. Boleh kan?”

“Boleh kak” / “Nggak boleh”

Renjun-Jaemin saling bertatapan. Begitu juga dengan Winwin dan Jaehyun.

“Kenapa nggak boleh, Jaem?” kali ini Winwin yang bersuara.

“Jaemin beliin siomay emang khusus untuk Renjun aja kak”

Winwin dan Jaehyun bisa dengar intonasi Jaemin yang sedikit berubah daripada sebelumnya. Sedangkan Renjun mencoba bersikap biasa saja walau sebenarnya juga merasa aneh dengan pernyataan Jaemin barusan.

“Lu kasih tau kek kalau tadi mau beli siomay, kan gw bisa nitip. Kalau gini caranya ya gw bakalan nyoba punya Injun. Injunnya juga oke-oke aja tuh gw cobain siomaynya” Jaehyun merespon sembari menggeser duduknya ke arah Renjun.

“Kan gw udah beli nasgor buat kak Jae. Tinggal dimakan aja apa susahnya?”

“Gw juga mau nyoba siomay punya Injun. Nyicip dikit kan ga ada salahnya”

Suasana di sekitar berubah menjadi hening. Orang tua Renjun kebetulan sedang tidak ada di rumah. Itulah kenapa Winwin berniat mengajak tetangga sebelah untuk main PS bersama.

“Gw beliin aja siomay lain buat kak Jae, tapi gak usah nyoba punya Renjun” Jaemin mengambil piring siomay milik Renjun dan menyembunyikannya ke sisi sebelah kanan agar tak diambil oleh sepupunya.

“Gak perlu. Gamenya udah mau mulai. Winwin udah nyetel kasetnya tuh. Eh ya Njun, ntar jangan lupa makan coklatnya. Enaknya dimasukin ke freezer biar dingin” Jaehyun menunjuk ke tumpukan coklat yang ada di hadapannya, lalu setelahnya tangan kanannya menepuk-nepuk punggung Renjun dari belakang.

Renjun sedikit kaget dengan tepukan dari kak Jae. Ia hanya bisa merespon dengan mengangguk dan mengerjapkan matanya.

“Ini siapa dulu yang mau main?” Winwin menarik stik PS ke sisi tengah ruang tv.

“Lu sama Jaemin duluan aja. Gw mau nemenin Injun makan” Jaehyun meregangkan tangannya ke atas.

“Ha? Eeh gapapa kak. Renjun bisa makan sendiri”

“Yaudah gw sama Jaemin duluan. Yuk Jaem” ajak Winwin sambil menepuk-nepuk sisi karpet di sampingnya, sebagai pertanda pada Jaemin untuk duduk di dekatnya.

Jaemin menghela nafasnya kasar. Padahal ia sudah berniat main nanti saja, ternyata malah harus duluan. Inginnya juga bisa bermain berpasangan dengan Renjun.


Selama permainan berlangsung, mata Jaemin tetap memperhatikan apa yang dilakukan Renjun bersama dengan sepupunya. Bahkan dirinya juga mendengarkan percakapan keduanya dengan serius.

“Gw ada ketemu temen kemarin. Dia sama adiknya. Eh ujung-ujung malah bahas kuliah”

“Oh yang kak Jaehyun ada storiin di ig itu?”

“Yoi. Btw di sini coffee shopnya lumayan banyak ya, Njun”

“Iya kak”

“Eh bentar, itu di bibir Injun ada saus kacang nempel” Jaehyun dengan sigap menggunakan ibu jarinya untuk membersihkan noda yang ada. Lalu mengelap noda tersebut ke celananya.

Renjun tercekat nafasnya beberapa detik dan tersadar ketika ada bunyi bantingan dari arah depan.

Stik PS yang Jaemin pegang, spontan dilemparnya begitu melihat Jaehyun dengan santainya memegang bibir Renjun, buat seisi ruangan kaget seketika. Bersamaan dengan stik PS yang terlempar, terpampang skor gol yang lebih banyak tercetak dari sisi Winwin.

“Maaf kak Winwin. Jaemin gak fokus main. Jaemin pulang dulu kak” ujar lelaki yang lebih muda dan segera meninggalkan rumah Renjun dengan perasaan tak karuan.

“Kasian bener stik PSnya malah dilempar” komentar Jaehyun sambil geleng-geleng.

“Gara-gara kalah kali” Winwin menyeringai kecil.

“Gw lawan lu deh Win. Injun, dilanjut ya makannya sampai habis. Kalau gak habis, nanti gw suapin Injun sampai piringnya bersih gak bersisa”

“Err—Iya kak”

©Kalriesa🦋

Part of Vibes Universe

Jaemren 🔞 AU

Tags: explicit scene , petting , hand job , dirty talks ,

Note: Bacalah bacaan sesuai umur masing-masing karena ini adalah bacaan haram🥲

Oneshot Jaemren edisi 🔞 ini dikhususkan untuk salah satu teman baik gw di sini yang bernama Matahari🦋.

Kal: Adegannya gak terlalu banyak, gapapa lah ya Matahari😌


Sebenarnya tidak ada yang salah dengan maksud Renjun untuk duduk di atas Jaemin selama dalam perjalanan menuju ke apartemennya. Hanya saja, definisi duduk nyaman beralaskan paha Jaemin malah jadi bumerang ketika iblis sekelas Jaemin malah melaju cepat di area yang memiliki markah kejut lumayan banyak.

Renjun yang awalnya duduk dengan tenang dan tiada tendensi aneh apapun, ikut tersentak beberapa kali karena kebodohan Jaemin dan pada akhirnya menggeser posisi pantatnya secara tak sengaja ke tempat yang tak seharusnya diduduki; penis Jaemin.

Ujung-ujungnya, Renjun harus menahan bibirnya untuk tidak mengeluarkan suara-suara aneh ketika pantatnya bergesekan dengan penis Jaemin yang Renjun tak tau entah sejak kapan sudah mulai terasa bengkak di dalam sana.

“Jaemin pelan-pelan uhh!” Renjun menahan lenguhannya ketika penis Jaemin ikut terlonjak dan terasa mengenai bagian tengah lubangnya yang masih dibalut celana kain tipis saat melewati markah kejut terakhir.

“Aku mau cepat sampai” jawab Jaemin tanpa beban. Padahal di atasnya, Renjun berusaha menahan diri mati-matian agar otaknya tak berkelana ke mana-mana dengan posisi mereka berdua yang sangat memancing seperti saat ini.

Jaemin dengan santainya semakin menaikkan laju mobil Renjun, buat Renjun yang mau tak mau harus cari posisi aman agar tak terlempar karena ia tak menggunakan seatbelt, hanya Jaemin yang memakainya sendiri.

“Kau jangan gila! Nanti kalau tabrakan bagaimana ha!” Renjun semakin frustasi dibuatnya. Tangannya berusaha memegang bagian bawah jok Jaemin sebagai titik tumpu duduknya.

Jaemin memang Iblis dan ia tau isi hati Renjun yang susah payah menahan libidonya sedari tadi. Maka tanpa aba-aba, Jaemin gunakan tangan kanannya untuk menyentuh milik Renjun yang juga sudah mengeras dan menggenggamnya tanpa dosa.

“Nnnha Jaeminhh!!!”

“Jadi ini alasan kenapa kau ngotot mau duduk di atasku?” tangan Jaemin menguruti penis Renjun dengan gerakan lambat. Sedangkan Renjun yang berada di atasnya berusaha maksimal menggunakan kedua tangannya untuk melepaskan tangan Jaemin dari miliknya, namun gagal karena tenaga si Iblis lebih besar dibandingkan dengan dirinya.

“Sshhtopp! Ah!” kepala Renjun hampir mengenai stir mobil karena gerakan dadakan Jaemin memainkan ujung penis Renjun yang masih terbalut celana kerja. Setelahnya, Jaemin lingkarkan tangannya di pinggang Renjun guna menahan posisi manusianya itu agar tak bergerak sedikit pun karena Jaemin sedang menggesekkan penisnya dengan sengaja secara berulang kali di belahan pantat Renjun.

“Nggh—stophh!! Ini masih di tengah jalan!!!” Renjun mulai menggigit bibirnya sendiri.

“Jadi, apa pantatmu masih sakit Renjun?”

Renjun menggeleng lemah.

“Lalu sekarang apa yang sakit hm?” tanya Jaemin dengan suara rendahnya yang berada persis di daun telinga Renjun dan menjilatinya dengan lembut sembari menggeram.

Renjun tak menjawab. Ia perlu mengatur nafasnya karena tindakan Jaemin barusan. Renjun sangat yakin, celana dalamnya sudah basah karena stimulus dari Jaemin.

“Mari kuberikan pertanyaan lain. Adakah bagian tubuhmu yang ingin kusentuh lebih jauh, Renjunku sayang?”

“Diam Na Jaemin! Lebih baik kita cepat sampai ke apartemen!”

“Kenapa? Tadi bukannya kau memintaku pelan-pelan saja mengemudinya?”

Nafas Renjun masih naik turun. Iblis di belakangnya ini memang membuatnya nafsu sekaligus emosi secara bersamaan.

“IYA! AKU MAU KAU SENTUH BAGIAN BAWAHKU INI SEGERA SETELAH KITA SAMPAI. PUAS HA!!!”

“Hm-hm begitu ternyata. Baiklah. Demi kau, apapun akan kulakukan asalkan kau senang”

Selanjutnya, mari kita biarkan Jaemin mengabulkan permintaan khusus dari Renjun, si manusia menggemaskan yang jadi miliknya seorang.

©Kalriesa🦋

Part of Tetangga Punya Rasa

Jaemren AU~


“Malam ini akan ada special perform dari salah satu pengunjung kita bernama Na Jaemin. Kepada Na Jaemin dipersilahkan maju ke depan yaaaaa” ujar MC dengan tone semangat.

Winwin, Renjun, Jaehyun yang duduk satu meja dengan Jaemin bersorak-sorai bangga.

“Ayo Jaemin”

“Maju Jaeminn”

“Go Jaeminnn”

Jaemin yang tak biasa dengan hal seperti ini, menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia berpandangan dengan Renjun yang duduk di sebelahnya, seolah-olah meminta support khusus dari tetangganya itu.

“Ayooo gw udah lama nggak dengerin lo main piano. Cepetan sanaaa majuuu” Renjun mendorong Jaemin yang sudah setengah berdiri untuk keluar dari area meja mereka.

“Doain gw biar lancar ya, Ren”

“Iyaaa. Pastinya. Lo kalau main ga pernah gagal kok. Keren terus tau Na. Makannya cepet sana ke depan. Gw udah ga sabar nih!”

Entah kenapa, ucapan sederhana dari Renjun seperti boosting vitamin bagi Jaemin. Tingkat percaya dirinya yang awalnya hanya 66% langsung meningkat drastis menjadi 100%.

Sebelum benar-benar beranjak, Jaemin sempatkan diri untuk meremat sisi kanan bahu Renjun, “gw ke depan dulu ya.”

Jaemin pun akhirnya maju ke arah piano yang telah disediakan di samping MC. Meninggalkan Renjun dengan perasaan aneh yang lagi-lagi muncul hanya karena tingkah kecil tetangganya itu.

“Lain kali lo ga bakalan gw izinin pegang-pegang badan gw lagi, Na. Bahu gw yang dipegang, hati gw yang melayang...”

Renjun tak menyadari bahwa pipinya sudah bersemu merah dan jadi perhatian besar dua sosok lebih tua di dekatnya yang saling pandang dengan senyuman aneh di bibir masing-masing.

©Kalriesa🦋

Spoiler Tetangga Punya Rasa

Jaemren AU~

Delapan huruf yang digadang-gadang Jaemin bisa keluar dengan gampangnya justru tak terucap sama sekali dari bilah bibirnya. Terlalu sulit bagi Jaemin untuk sekedar mengatakan 'I love you' pada sosok tetangga yang selama ini sangat dikenalnya dan selalu jadi orang pertama yang ada di pikirannya setiap jam, menit dan detik.

Lo kayanya lebih bahagia sama kak Jae dibanding sama gw, Ren...

Part of Tetangga Punya Rasa

Jaemren AU~

💛💚90.


Renjun dengan raut wajah kebingungan sedang memegang beberapa series komik kesukaan di tangan kanan dan kirinya.

“Pengen gw beli semuanya, tapi ntar kena marah sama Ayah-Bunda. Jatah beli komik cuma 3 biji sebulan. Aihh”

Gerutunya dapat didengar oleh Jaehyun yang berada di belakangnya, “emang Injun mau beli yang volume berapa?”

“Ini kak. Pengen beli yang edisi spesial juga sih, tapi—ntar aja deh”

“Pilih aja komik yang mau dibeli”

“Eh?”

“Iya. Ntar gw bayarin” Jaehyun tersenyum tipis.

Mata Renjun terbelalak saking kagetnya, “yang bener aja kak??”

Jaehyun mengangguk pasti. “Anggap aja ini hadiah dari gw karena Injun mau nemenin gw ke toko buku”

“Whoaaaaaaaaa. Makasih banyak kak Jaeeeeee” Renjun tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Volume komik Conan yang dipegangnya memang sudah lama ingin ia koleksi, juga dengan edisi spesial yang ia penasaran untuk dibaca.

“Ia Injun. Sama-sama” Jaehyun mengusak-usak surai Renjun dengan lembut. Setelahnya, bahu Renjun ditepuk pelan sambil dielus. “Gw ke section Ekonomi dulu ya. Mau liat beberapa buku untuk urusan kuliah.”

“I—iya kak. Lanjut aja”

“Kalau udah beres milih komiknya, samperin gw ya. Biar langsung dibayar. Udah lumayan malam soalnya. Ntar kalau kita kebablasan sampai di atas jam 10 malam, Injun bisa kena marah sama orang rumah”

“O—ke kak”

Renjun membalikkan badannya tanpa melihat Jaehyun yang sudah pergi ke rak buku yang dituju. Jantungnya kini sedang bertalu-talu akibat dari tindakan sepupu Jaemin yang mengusap-usap surainya beberapa detik lalu.

“Tenang Renjun, tenang. Jangan senyum-senyum kaya orang gila. Ntar lo ditangkap polisi” ujarnya pada diri sendiri. Padahal ujung bibirnya yang tertarik ke atas sedaritadi masih belum kembali ke tempatnya semula, alias senyum Renjun masih mengembang seperti adonan roti yang sudah diberikan ragi.

Part of Tetangga Punya Rasa

Jaemren AU~

💛💚90.


Mata Jaemin harus memicing demi menemukan Renjun di antara kumpulan bapak-bapak yang sedang duduk di pos ronda malam ini. Kedua tangannya penuh dengan barang bawaan. Ada jaket tebal, kupluk, sarung, syal, satu renteng autan, satu botol minyak kayu putih ukuran sedang, juga beberapa makanan ringan dan Aqua.

“Eh itu bukannya nak Jaemin anaknya Pak Chanyeol ya?”

“Hah? Masa iya ada Jaemin pak?” Renjun yang sedang fokus main kartu remi, segera menoleh guna memastikan kalimat pak RT barusan. Benar saja, Jaemin tetangga sebelah rumahnya benar-benar datang ke pos ronda.

“Malam bapak-bapak. Saya izin mampir. Bawain barang-barangnya Renjun yang ketinggalan.

“Silahkan nak Jaemin”

Ketinggalan apaan? Perasaan gw ga ada nitip apa-apa.

“Ren, nih pakai dulu” Jaemin meletakkan tentengannya di samping Renjun. Tangannya dengan sigap mengambil jaket tebal yang dibawanya untuk segera dikenakan oleh Renjun. Selanjutnya, kupluk hitam yang tadi dalam genggamannya, kini telah berada di kepala Renjun. “Gw bawain autan. Mau dipakein atau lo pakai sendiri?” tanya Jaemin cepat.

Renjun hanya bisa melongo. Tetangganya satu ini terlalu cepat dalam bertindak. Jelas-jelas Renjun butuh memproses segala sesuatunya dan menelaah dengan baik dan benar dalam beberapa menit, tapi semuanya sirna karena apa yang dilakukan Jaemin sungguh di luar kendalinya. “Gw pake sendiri aja. Sini autannya”

Autan itu pun berpindah tangan. Selagi Renjun menyibukkan dirinya mengolesi autan ke bagian tangannya, Jaemin fokus memakaikan sarung dari bagian bawah kaki Renjun. “Ren berdiri. Biar sarungnya gw ketatin di pinggang lo”

Renjun lagi-lagi manut. Mau protes juga terlambat. Pergerakan Jaemin sangat gesit dibanding kinerja otak Renjun yang belakangan ini sering ngeblank bersumber dari sosok di hadapannya.

“Nak Jaemin dari dulu perhatiannya nggak pernah berubah ya ke nak Renjun. Anak beranak saya aja di rumah gak ada kayak kamu lho. Boro-boro perhatian sama saudaranya, malah keseringan berantem” celoteh pak RT tiba-tiba.

“Sama pak. Anak saya juga—”

“Anak saya apalagi—”

Bapak-bapak yang berkumpul di pos ronda malah fokus membicarakan tingkah anaknya masing-masing yang dibandingkan dengan Jaemin.

“Nak Renjun bersyukur banget punya nak Jaemin”

Punya? Punya apanya? Emangnya Jaemin hak milik gw apa?

“Iya. Mereka berdua cocok. Saya kira malah dari kecil udah dijodohin sama orang tuanya masing-masing lho”

Jaemin hanya tersenyum kecil mendengarnya. Tangannya sekarang sedang fokus melilitkan syal ke leher Renjun. “Nggak terlalu ketat kan syalnya, Ren?”

“Enggak”

“Gw bawain snack kesukaan lo. Ada minyak juga, takutnya lo masuk angin nanti. Pak, saya numpang duduk ya di sini” pinta Jaemin pada yang lebih tua di dekatnya.

“Monggo nak”

Renjun kebingungan ngeliatin Jaemin duduk dengan santai di pos ronda. Bahkan ia telah melepas sandalnya dan mengambil posisi di sudut.

“Lo ngapain duduk di situ? Itu tempat gw”

“Di depan gw aja. Kan masih ada space.

“Kok lo nggak pulang?”

“Gw mau nemenin lo ngeronda.”

©Kalriesa🦋