Part of Tetangga Punya Rasa
Jaemren AU~
💚💛108.
Renjun dengan tenang duduk di ruang tv bersama kak Winwin. Mereka sedang menunggu kedatangan tetangga sebelah, Jaemin dan Jaehyun. Sepulang dari kampus, kakak sulung Renjun menyempatkan diri untuk mampir ke salah satu toko kaset PS langganannya dan membeli beberapa kaset game baru untuk dimainkan bersama.
Tak berapa lama kemudian, Jaemin dan Jaehyun pun muncul. Mereka berdua membawa tentengan masing-masing.
“Pada bawa apaan?” tanya Renjun penasaran dan mengarahkan ekor matanya ke tentengan milik Jaemin.
“Gw bawa siomay sama nasgor”
“Jaehyun, lo bawa apa?” gantian Winwin yang bertanya.
“Cokelat buat Injun. Nih ada beberapa merk, gw bingung milihnya. Jadi beli aja apa yang ada di depan mata” plastik belanjaan Jaehyun segera diserahkan ke Renjun.
Berbeda dengan Jaemin yang langsung menuju dapur rumah Renjun demi mengambil piring untuk makanan yang dibawanya.
“Ini semua buat Renjun kak?”
“Iya dong. Kalau gak buat Injun, buat siapa lagi?” jawab Jaehyun dengan cengiran tertahan.
“Kita mau main PS berempat dan lo cuma bawa coklat buat adik gw aja? Wah ada tujuan terselubung apaan nih?” tanya Winwin dengan tatapan menaruh curiga ke arah Jaehyun.
“Ya tinggal minta aja ke adik lu, Win. Lagian gw ga tau mau beli apaan lagi. Jaemin juga udah beli makanan berat buat kita berempat. Ya kan, Jaem??”
“Iyaa” jawab Jaemin yang muncul dengan dua sisi tangannya yang memegang barang bawaan.
Di sisi depan, Winwin sibuk menyetel permainan yang akan mereka mainkan bersama, sedangkan Jaehyun duduk di belakangnya. Sementara itu Jaemin dengan hati-hati menuangkan siomay milik Renjun ke piring.
“Nih punya lo. Kuah kacangnya gw minta dibanyakin” Jaemin menyodorkan piring siomay ke arah Renjun.
Mata Renjun berbinar bahagia menerima makanan kesukaannya dengan saus kacang full. “Padahal tadi gw minta kak Winwin buat order makanan online, tapi kak Winwin ga mau. Emang dasarnya pelit ck! Untung aja lo datang bawa makanan. Rezeki anak baik kaya gw emang gak terduga. Makasih Nanaaa”
Sebuah senyum kecil tampak menghiasi ujung bibir Jaemin, “sama-sama, Ren.”
Jaehyun yang sedari tadi memperhatikan dua sosok muda di dekatnya, kini mulai membuka bungkusan makanan yang lain. Dahinya lalu mengernyit, “ini nasi goreng semua, Jaem?”
“Iya kak Jae”
“Kok cuma Injun yang dapat siomay?”
“Renjun kan emang sukanya siomay”
“Wah, padahal gw juga suka siomay. Nanti gw mau rasa punya Injun ya. Boleh kan?”
“Boleh kak” / “Nggak boleh”
Renjun-Jaemin saling bertatapan. Begitu juga dengan Winwin dan Jaehyun.
“Kenapa nggak boleh, Jaem?” kali ini Winwin yang bersuara.
“Jaemin beliin siomay emang khusus untuk Renjun aja kak”
Winwin dan Jaehyun bisa dengar intonasi Jaemin yang sedikit berubah daripada sebelumnya. Sedangkan Renjun mencoba bersikap biasa saja walau sebenarnya juga merasa aneh dengan pernyataan Jaemin barusan.
“Lu kasih tau kek kalau tadi mau beli siomay, kan gw bisa nitip. Kalau gini caranya ya gw bakalan nyoba punya Injun. Injunnya juga oke-oke aja tuh gw cobain siomaynya” Jaehyun merespon sembari menggeser duduknya ke arah Renjun.
“Kan gw udah beli nasgor buat kak Jae. Tinggal dimakan aja apa susahnya?”
“Gw juga mau nyoba siomay punya Injun. Nyicip dikit kan ga ada salahnya”
Suasana di sekitar berubah menjadi hening. Orang tua Renjun kebetulan sedang tidak ada di rumah. Itulah kenapa Winwin berniat mengajak tetangga sebelah untuk main PS bersama.
“Gw beliin aja siomay lain buat kak Jae, tapi gak usah nyoba punya Renjun” Jaemin mengambil piring siomay milik Renjun dan menyembunyikannya ke sisi sebelah kanan agar tak diambil oleh sepupunya.
“Gak perlu. Gamenya udah mau mulai. Winwin udah nyetel kasetnya tuh. Eh ya Njun, ntar jangan lupa makan coklatnya. Enaknya dimasukin ke freezer biar dingin” Jaehyun menunjuk ke tumpukan coklat yang ada di hadapannya, lalu setelahnya tangan kanannya menepuk-nepuk punggung Renjun dari belakang.
Renjun sedikit kaget dengan tepukan dari kak Jae. Ia hanya bisa merespon dengan mengangguk dan mengerjapkan matanya.
“Ini siapa dulu yang mau main?” Winwin menarik stik PS ke sisi tengah ruang tv.
“Lu sama Jaemin duluan aja. Gw mau nemenin Injun makan” Jaehyun meregangkan tangannya ke atas.
“Ha? Eeh gapapa kak. Renjun bisa makan sendiri”
“Yaudah gw sama Jaemin duluan. Yuk Jaem” ajak Winwin sambil menepuk-nepuk sisi karpet di sampingnya, sebagai pertanda pada Jaemin untuk duduk di dekatnya.
Jaemin menghela nafasnya kasar. Padahal ia sudah berniat main nanti saja, ternyata malah harus duluan. Inginnya juga bisa bermain berpasangan dengan Renjun.
Selama permainan berlangsung, mata Jaemin tetap memperhatikan apa yang dilakukan Renjun bersama dengan sepupunya. Bahkan dirinya juga mendengarkan percakapan keduanya dengan serius.
“Gw ada ketemu temen kemarin. Dia sama adiknya. Eh ujung-ujung malah bahas kuliah”
“Oh yang kak Jaehyun ada storiin di ig itu?”
“Yoi. Btw di sini coffee shopnya lumayan banyak ya, Njun”
“Iya kak”
“Eh bentar, itu di bibir Injun ada saus kacang nempel” Jaehyun dengan sigap menggunakan ibu jarinya untuk membersihkan noda yang ada. Lalu mengelap noda tersebut ke celananya.
Renjun tercekat nafasnya beberapa detik dan tersadar ketika ada bunyi bantingan dari arah depan.
Stik PS yang Jaemin pegang, spontan dilemparnya begitu melihat Jaehyun dengan santainya memegang bibir Renjun, buat seisi ruangan kaget seketika. Bersamaan dengan stik PS yang terlempar, terpampang skor gol yang lebih banyak tercetak dari sisi Winwin.
“Maaf kak Winwin. Jaemin gak fokus main. Jaemin pulang dulu kak” ujar lelaki yang lebih muda dan segera meninggalkan rumah Renjun dengan perasaan tak karuan.
“Kasian bener stik PSnya malah dilempar” komentar Jaehyun sambil geleng-geleng.
“Gara-gara kalah kali” Winwin menyeringai kecil.
“Gw lawan lu deh Win. Injun, dilanjut ya makannya sampai habis. Kalau gak habis, nanti gw suapin Injun sampai piringnya bersih gak bersisa”
“Err—Iya kak”
©Kalriesa🦋