effemyorlin

conny keluar dari kamar, dan turun ke lantai satu. injakan tangga terakhir, conny bisa lihat anak-anak lagi pada duduk di taman.

mike yang lagi lesehan di depan kamar erwin reflek noleh dan hentikan petikan gitarnya begitu lihat atensi conny.

“hayoloo conny mau dimarahin sama levi, hayoloo.”

kan sudah dibilang, urusan meledeki conny, mike ada diurutan paling pertama. disana, erwin yang lihat itu cuma ketawa.

“berisik lu, bang.” sahut conny.

“hayoloo con.” — marco.

“awas nanti pala lo melayang.” — jean.

“kuyang dong bangsat.” — eren.

mendengar itu, anak-anak sontak ketawa ngakak. conny yang udah dongkol dengar ledekan teman-temannya langsung lempar sandal miliknya ke arah eren dan tepat sasaran mengenai kepala pemuda itu.

“mampus.” katanya. lalu melenggang pergi ke arah taman dengan satu sandal, total acuh sama umpatan eren yang mengarah padanya.

sampai di taman, conny bisa lihat levi yang tiduran di hammock. setengah takut, dirinya jalan hampiri pemuda itu yang belum sadar akan eksistensinya.

“bang,” panggil conny. yang dipanggil menoleh, tatap conny yang tengah menunduk.

“lo manggil gue, tapi yang dilihat tanah? waras?”

conny diam. sedikit dongakkan kepalanya seperkian detik dan menunduk kembali. hal itu sukses buat levi kernyitkan dahi heran namun masih menunggu pemuda itu angkat bicara.

“jangan lihatin gue terus dong, bang. gue salting tau.”

lah?

demi tuhan. kalau mau tau, levi tengah gigit bibirnya; tahan tawanya supaya gak meledak.

“apasi goblok,” tangannya merogoh saku celananya guna ambil satu lembar uang lalu diberikan pada conny. “beli sikat gigi yang baru buat gue.”

“kebanyakan ini mah,”

“buat jajan lo aja.”

”.....”

“apa?” levi naikkan satu alisnya melihat conny yang tatap dirinya curiga.

“FIX BANG, LO SUKA SAMA GUE. LO. SUKA. SAMA. GUE. EHEK.” teriak conny lalu lari tinggalkan levi yang total menganga.

“gak beres itu anak.”

rivaere.

motor diparkir begitu sampai. eren langkahkan kakinya menuju kamar sang pacar yang berada di lantai dua. begitu sampai pintu dibuka tanpa izin sang pemilik.

eren mematung diambang pintu. bukan, bukan karena sosok pemuda yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan penampilan setengah naked juga rambut yang basah.

sialan. itu luar biasa sexy.

tapi bukan itu yang buat dirinya mematung. melainkan keadaan kamar yang sumpah demi tuhan eren gak sudi untuk datang kalau tau begini. bungkus rokok, botol kaleng, dan beberapa bungkus chiki berserakan di setiap sudut.

persis kandang babi.

“sumpah kak, kamu jorok banget. gak ada lawan.”

“kenapa?” pertanyaan tolol. eren tatap levi dengan kernyitan sebal.

“kenapa? coba ini liat. kamarmu— ya tuhan,” eren hela nafasnya kasar. letakkan helm di kursi lalu tatap wajah datar levi. “coba lihat kamarmu kaya apa? sampah dimana-mana emang gak risih?” tanya eren, yang ditanya tetap pasang wajah datarnya. dan hal itu sukses buat eren emosi.

“aku nanya, jangan di—”

“apa sih, bawel. aku nyuruh kamu kesini bukan buat marah-marah.” ucap levi lalu duduk di kursi.

“ya gimana gak marah. botol bekas, bungkus chiki sama rokok dimana-mana. gak dibuang, jadi ladang kecoa yang ada kamarmu.”

hampir lima menit eren bersihkan kamar milik levi dan lima menit itu juga levi hanya diam sambil hisap rokoknya yang entah keberapa. “bantuin. aku bukan babumu, kak.”

“gak ada yang suruh kamu bersih-bersih.”

“ya aku risih lihatnya.”

“ya gak usah dilihat.”

“aku punya mata.”

“copot.”

sabar.

motor diparkir begitu sampai. eren langkahkan kakinya menuju kamar sang pacar yang berada di lantai dua. begitu sampai pintu dibuka tanpa izin sang pemilik.

eren mematung diambang pintu. bukan, bukan karena sosok pemuda yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan penampilan setengah naked juga rambut yang basah.

sialan. itu luar biasa sexy.

tapi bukan itu yang buat dirinya mematung. melainkan keadaan kamar yang sumpah demi tuhan eren gak sudi untuk datang kalau tau begini. bungkus rokok, botol kaleng, dan beberapa bungkus chiki berserakan di setiap sudut.

persis kandang babi.

“sumpah kak, kamu jorok banget. gak ada lawan.”

“kenapa?” pertanyaan tolol. eren tatap levi dengan kernyitan sebal.

“kenapa? coba ini liat. kamarmu— ya tuhan,” eren hela nafasnya kasar. letakkan helm di kursi lalu tatap wajah datar levi. “coba lihat kamarmu kaya apa? sampah dimana-mana emang gak risih?” tanya eren, yang ditanya tetap pasang wajah datarnya. dan hal itu sukses buat eren emosi.

“aku nanya, jangan di—”

“apa sih, bawel. aku nyuruh kamu kesini bukan buat marah-marah.” ucap levi lalu duduk di kursi.

“ya gimana gak marah. botol bekas, bungkus chiki sama rokok dimana-mana. gak dibuang, jadi ladang kecoa yang ada kamarmu.”

hampir lima menit eren bersihkan kamar milik levi dan lima menit itu juga levi hanya diam sambil hisap rokoknya yang entah keberapa. “bantuin. aku bukan babumu, kak.”

“gak ada yang suruh kamu bersih-bersih.”

“ya aku risih lihatnya.”

“ya gak usah dilihat.”

“aku punya mata.”

“copot.”

sabar.

rivaere

sorry for typo and my bad writings.

suara pintu yang dibuka gak bikin eren yang tengah asyik menonton tv menoleh. abai sama kehadiran lelaki yang sudah singgah dihati hampir dua tahun lamanya.

keresek kecil ditaruh di meja kemudian levi duduk disamping eren yang masih asyik tonton kartun kembar botak.

tiga menit dan mereka masih diam satu sama lain. levi lirik sinis eren yang bahkan gak noleh ke dia sama sekali. “aku pulang aja kalau gini.” ketus levi.

eren menoleh, tatap wajah datar levi yang juga sedang menatapnya. “ya jangan dong. katanya mau pijetin?”

“kena kacang. percuma aku kesini.”

“ngambekan,” eren terkekeh. tubuhnya ia sampingkan menghadap levi, lalu tanpa permisi kedua kakinya ia selonjorkan di kedua paha pemuda itu. “cepet pijetin.”

tanpa menjawab, jemari levi langsung memijat kaki eren pelan. “itu di keresek apa?”

“salep.”

“kirain makanan.”

“makan mulu. kaya babi.”

“jahat banget. pacar sendiri dikatain babi.”

levi terkekeh singkat. tangan kanannya beralih mengambil keresek tadi untuk ambil salep, kemudian levi serahkan ke eren. “bukain.”

levi ambil salep tadi setelah dibuka oleh eren. wajahnya ia tundukkan untuk mencium luka lebam itu pelan sebelum mengoleskan salep ke area lebam tadi. dan hal itu sukses buat wajah eren total merah padam. hatinya menghangat dikasih perhatian sebegini lembut oleh levi.

“dih merah,” ejek levi. netranya sapu seisi rumah. “rumah sepi, pada kemana?”

“ke rumah bibi.”

levi menggangguk. tubuhnya ia majukan ke arah eren yang memundurkan tubuhnya takut. “kak, ngap—”

ucapannya berhenti begitu bibir levi mencium lama ranumnya. levi melumat pelan bibir itu sebelum menjauhkan wajahnya. “aku bilang apa tadi dichat?” bisiknya pelan. “rumah juga kosong. cuma kita berdua.”

“kamar. jangan disini.”

levi menggeleng. “gak. disini aja.”

“pintunya belum dikun—”

“lalu? biarin. biar orang bisa liat kalau kita lagi main kaya apa.” levi menyunggingkan senyumnya sebelum kembali mencium bibir eren beringas.

eren tahu, dirinya bakal mampus untuk hari ini.

mantan?

4565 word. t/w : m/m pair sonaosa. fluff.

gedoran pintu total buat miya osamu decakkan bibirnya sebal. kegiatannya diganggu, dan osamu gak suka akan hal itu. “masuk, gak dikunci.”

atsumu kurang ngajar, dan harusnya osamu tahu akan sifat bajingan kembarannya. setengah dongkol dan gak ikhlas hilangkan posisi pewenya, osamu bangkit dan buka pintu kamar gak santai. dan cengiran atsumu makin buat dirinya sebal setengah mampus.

“ke rumah bokuto ayo, njing. bakar-bakaran, semuanya pada ngumpul disana.” ajak atsumu. “lo bilang males gue acak-acak kamar lo.”

osamu hela napas pasrah, atsumu gak pernah main-main dengan ucapannya. maka gak ada pilihan selain dirinya turuti ajakan sang kembaran.

_________

rumah bokuto gak jauh, butuh sekitar sepuluh menit untuk keduanya sampai dirumah temannya itu. motor diparkir di halaman depan. dari sana, bahkan kembar miya dapat dengar suara gelak tawa dari anak-anak.

keduanya melangkah ke arah taman kediaman bokuto, dan benar seratus persen rumah bokuto persis pasar burung. berisik sekali. ocehan dan sahutan satu sama lain terdengar.

“lama lo anjing.” oikawa menyeletuk, namun atsumu abai dan jalan menuju sakusa, pacarnya yang sedang anteng main handphone.

“lo udah berapa kali main ke rumah bo, sih, sam. jangan kaya orang tolol.” kata oikawa sebelum tinggalkan osamu seorang diri.

obsidan osamu sapu seluruh area taman. osamu seratus persen yakin matanya gak minus. matanya ia sipitkan guna memastikan pemuda disana. jongkok didepan alat bakar sambil tangannya mengipas sate dengan tubuh yang dibalut dengan sarung hitam dan osamu masih ingat sekali postur tubuh itu.

maka anomalinya berhenti begitu pemuda itu menoleh ke arahnya persis. dugannya benar.

suna rintarou. alumni hati pada masa sekolah menengah.

_________

ada rasa gak nyaman sebetulnya begitu tahu dirinya satu tempat dengan mantan tambatan hati. bahkan lawakan khas bokuto total gak bikin pikirannya teralihkan, berbeda dengan yang lain yang sekarang sudah tertawa lantang.

“eh sam,” dongak kan kepala dan perawakan semi eita didapat. “bantuin suna, noh. kasian sendiri.”

osamu usak rambutnya frustrasi. sialan. kali ini apa lagi?

:

berdua dengan mantan hati yang kurang ngajarnya enggan untuk pergi dari hati siapa yang senang? bersikap biasa saja dengan orang yang pernah ada status bukan osamu sama sekali. dan diam agaknya jadi pilihan yang tepat walau gak menampik dirinya ingin sekali pergi dari sana.

“sam,” suara itu. dibilang rindu, tapi osamu benci buat mengaku. “jangan ngalamun, dagingnya ditusukin, nanti gak selesai.”

intonasinya masih sama seperti dua tahun lalu. lembut. osamu boleh bilang rindu?

tangannya beralih ambil daging untuk ia tusukkan ke sunduk dalam diam.

“sam?” samu sedikit dongakkan kepala, matanya jadi lebih besar. dan suna dibuat gigit bibir bawah tahan gemas. “kabar gimana?”

“sehat. kaya yang lo lihat. sendirinya gimana?”

“gak baik,” suna menggeleng. “tau kenapa?”

“kenapa?”

“lihat kamu lagi nyatanya buat aku tambah gagal move on. pake pelet apa, si?”

aku-kamu zone. miya osamu beneran dibuat sinting.

________

gak seburuk yang osamu bayangkan ketika bercengkrama panjang dengan suna sang alumni hati. tanya kabar nyatanya bisa jadi topik selama dua jam lamanya. bahkan mereka berdua pilih tempat yang lumayan jauh dari keramaian yang mana sukses bikin anak-anak terutama bokuto, atsumu, dan kuroo menjahilinya.

“dulu kenapa kita putus, ya, sam? “

“kamu yang mutusin duluan, suna rintarou. jangan mendadak amnesia.”

suna ketawa sumbang, tangannya ia rentangkan ke punggung kursi sambil tatap langit malam. “goblok, ya. sok-sokan putus dengan embel-embel bosen yang nyatanya cuma buat ngetes diri sendiri. bisa lebih sayang gak sama yang lain. tapi gak ada yang bisa nyaingin kamu. haha.” suna lirik samu yang tengah tatap dirinya balik. “dulu kenapa gak nonjok? atau apa gitu?”

“ngapain?” samu balik tanya. “tau males? apalagi ngebogem orang tolol modelan kamu. buang-buang waktu.”

gak tau apa yang lucu, tapi suna ketawa lebar. gak munafik, osamu gak bakal mau lewati pemandangan di depannya. “sam, ini kedengeran aneh? — ya gitu, tapi mau gak, balikan?”

balikan sama mantan gak ada di kamus seorang miya osamu, omong – omong. namun gak tau kenapa bahkan hatinya juga masih simpan rasa sayang yang masih sama seperti dulu.

“gak usah dijawab. kalau gak—”

“mau.”

omongannya dipotong. suna rintarou jelas dibuat kaget. dan osamu lontaran kata 'mau' tepat pukul dua belas malam dimana suara kembang api juga teriakan anak-anak terdengar menyambut tahun baru.

ya, buka lembaran baru dengan mantan yang sudah jadi pacar bukan suatu dosa besar, kan?

3815 Word.

warning harsh word. slight ship riren. sorry for typo and bad writing skills.

semuanya sudah berkumpul tepat pukul setengah delapan malam. masing masing dari mereka sudah dapat andil untuk berkutat. eren, jean, conny, armin, berthold, reiner, dan marco dapat jatah untuk bakar daging. emang dasarnya eren dan jean gak bisa diem, maka gak heran kalau mereka sekarang berebut daging yang padahal masih banyak.

“gue duluan anjing yang ngambil.”

“tapi gue dulu yang nyentuh, ya. berarti ini daging punya gue.”

jean decak sebal. todongkan sunduk sate tepat di depan mata eren yang langsung dapat geplakan dari reiner. “yang bener goblok. bercandanya yang ngotak, kenapa, sih.”

“iya, tau tuh. dasar goblok.” conny menimpal.

“botak diem lu.”

“yee, gak usah botak shamming, sialan.” ucap gak terima conny, lalu tangannya beralih mengelus kepalanya sendiri. “botak gini juga kalo kecoa seluncuran bakal bahagia, cuk.”

candaan receh. namun ajaibnya sukses bikin mereka ketawa ngakak.

di lain sisi, gerombolan cewek; mikasa, sasha, annie, pieck, hange, dan petra dapat jatah untuk bakar jagung sama marshmellow. tau sendiri sasha gimana anaknya, lihat cemilan di depan mata ya jadi kesempatan.

“ih asa, kok dipindah, sih, marshmellow nya?” protes sasha. “gue gak makanin, kok. beneran.” gak pandai bohong. padahal mulutnya sedang kunyah sisa marshmellow. dan hal itu buat mikasa putar mata malas.

“lo main kembang api aja sana sama gabi dan yang lain.” celetuk annie. “daripada dihabisin, nanti ada yang gak dapat jatah.”

“iya tuh, sekalian nemenin ymir sana sa. liat, tuh,” hange tarik wajah sasha agar menghadap ke arah ymir yang sedang duduk sambil pandangi historia yang juga tengah mainkan kembang api. “udah kaya ibu-ibu nungguin anaknya main.”

sedangkan sisanya cuma duduk santai di atas rumput yang sudah diberi karpet sebagai alas sambil bercerita. sesekali erwin akan peringati anak-anak agar berhati-hati main kembang apinya.

“kak,” suara eren buat levi yang sedang hisap rokoknya menoleh. “tolong ambilin blueband di dapur. ini udah habis.” tanpa menjawab levi langsung bangkitkan diri setelah menepuk celana jeansnya yang kotor. lalu berjalan ke arah dapur untuk ambilkan blueband.

“nih,”

eren senyum tipis lantas ambil blueband itu dari tangan levi. “makasih.”

“masih banyak gak?”

“nggak, ini tinggal lima tusuk lagi.”

“KAK! KAK! SEPULUH DETIK LAGI JAM DUA BELAS!” teriakan gabi sontak bikin kegiatan mereka terhenti, dan buru-buru berkumpul untuk petaskan kembang api. tiga kembang api berukuran besar sudah ditangan erwin, jean juga reiner dan siap untuk dipetaskan.

eren yang juga ingin maju terhenti begitu lengannya ditahan oleh jemari panjang levi. “sini aja.” katanya lalu menarik tubuh eren untuk duduk lesehan dikarpet.

tiga!

dua!

satu!

“HAPPY NEW YEAR!!” lantang mereka semua dan suara kembang api yang memekakkan telinga berbunyi. mata mereka pandang takjub oleh pemandangan langit malam yang kini dihiasi oleh firework.

terkecuali untuk levi yang justru lebih pilih pandangi eren dari samping. hisapan rokok terakhir, asapnya ditahan agar gak keluar. dan tanpa aba-aba jemarinya menarik halus dagu eren lalu mencium ranum pemuda itu yang kini bolakan matanya kaget. jempol levi tarik dagu eren ke bawah, begitu mulut pemuda itu terbuka, dirinya langsung hembuskan asap rokok tadi ke gua hangat milik eren.

mata saling pandang, bibir saling melumat, mengecap bibir satu sama lajn yang kini sudah berasa rokok favorit levi. kecupan singkat levi berikan sebelum tarik wajahnya. dan sumpah demi tuhan, tiga tahun lamanya menjalin hubungan dengan status pacar bersama levi, eren baru kali ini lihat senyum tampan milik levi yang mengembang lebar. “happy new year, sayang.”

“IHH! MATA GABI!!”

dan ya. ciuman sayang, senyum lebar levi, panggilan sayang untuk pertama kalinya juga teriakan gabi yang sialnya memergoki aksi mereka jadi saksi awal tahun baru eren juga yang lain untuk mulai lembaran baru.

3815 Word.

warning harsh word. slight ship riren. sorry for typo and bad writing skills.

semuanya sudah berkumpul tepat pukul setengah delapan malam. masing masing dari mereka sudah dapat andil untuk berkutat. eren, jean, conny, armin, berthold, reiner, dan marco dapat jatah untuk bakar daging. emang dasarnya eren dan jean gak bisa diem, maka gak heran kalau mereka sekarang berebut daging yang padahal masih banyak.

“gue duluan anjing yang ngambil.”

“tapi gue dulu yang nyentuh, ya. berarti ini daging punya gue.”

jean decak sebal. todongkan sunduk sate tepat di depan mata eren yang langsung dapat geplakan dari reiner. “yang bener goblok. bercandanya yang ngotak, kenapa, sih.”

“iya, tau tuh. dasar goblok.” conny menimpal.

“botak diem lu.”

“yee, gak usah botak shamming, sialan.” ucap gak terima conny, lalu tangannya beralih mengelus kepalanya sendiri. “botak gini juga kalo kecoa seluncuran bakal bahagia, cuk.”

candaan receh. namun ajaibnya sukses bikin mereka ketawa ngakak.

di lain sisi, gerombolan cewek; mikasa, sasha, annie, pieck, hange, dan petra dapat jatah untuk bakar jagung sama marshmellow. tau sendiri sasha gimana anaknya, lihat cemilan di depan mata ya jadi kesempatan.

“ih asa, kok dipindah, sih, marshmellow nya?” protes sasha. “gue gak makanin, kok. beneran.” gak pandai bohong. padahal mulutnya sedang kunyah sisa marshmellow. dan hal itu buat mikasa putar mata malas.

“lo main kembang api aja sana sama gabi dan yang lain.” celetuk annie. “daripada dihabisin, nanti ada yang gak dapat jatah.”

“iya tuh, sekalian nemenin ymir sana sa. liat, tuh,” hange tarik wajah sasha agar menghadap ke arah ymir yang sedang duduk sambil pandangi historia yang juga tengah mainkan kembang api. “udah kaya ibu-ibu nungguin anaknya main.”

sedangkan sisanya cuma duduk santai di atas rumput yang sudah diberi karpet sebagai alas sambil bercerita. sesekali erwin akan peringati anak-anak agar berhati-hati main kembang apinya.

“kak,” suara eren buat levi yang sedang hisap rokoknya menoleh. “tolong ambilin blueband di dapur. ini udah habis.” tanpa menjawab levi langsung bangkitkan diri setelah menepuk celana jeansnya yang kotor. lalu berjalan ke arah dapur untuk ambilkan blueband.

“nih,”

eren senyum tipis lantas ambil blueband itu dari tangan levi. “makasih.”

“masih banyak gak?”

“nggak, ini tinggal lima tusuk lagi.”

“KAK! KAK! SEPULUH DETIK LAGI JAM DUA BELAS!” teriakan gabi sontak bikin kegiatan mereka terhenti, dan buru-buru berkumpul untuk petaskan kembang api. tiga kembang api berukuran besar sudah ditangan erwin, jean juga reiner dan siap untuk dipetaskan.

eren yang juga ingin maju terhenti begitu lengannya ditahan oleh jemari panjang levi. “sini aja.” katanya lalu menarik tubuh eren untuk duduk lesehan dikarpet.

tiga!

dua!

satu!

“HAPPY NEW YEAR!!” lantang mereka semua dan suara kembang api yang memekakkan telinga berbunyi. mata mereka pandang takjub oleh pemandangan langit malam yang kini dihiasi oleh firework.

terkecuali untuk levi yang justru lebih pilih pandangi eren dari samping. hisapan rokok terakhir, asapnya ditahan agar gak keluar. dan tanpa aba-aba jemarinya menarik halus dagu eren lalu mencium ranum pemuda itu yang kini bolakan matanya kaget. jempol levi tarik dagu eren ke bawah, begitu mulut pemuda itu terbuka, dirinya langsung hembuskan asap rokok tadi ke gua hangat milik eren.

mata saling pandang, bibir saling melumat, mengecap bibir satu sama lajn yang kini sudah berasa rokok favorit levi. kecupan singkat levi berikan sebelum tarik wajahnya. dan sumpah demi tuhan, tiga tahun lamanya menjalin hubungan dengan status pacar bersama levi, eren baru kali ini lihat senyum tampan milik levi yang mengembang lebar. “happy new year, sayang.”

“IHH! MATA GABI!!”

dan ya. ciuman sayang, senyum lebar levi, panggilan sayang untuk pertama kalinya juga teriakan gabi yang sialnya memergoki aksi mereka jadi saksi awal tahun baru eren juga yang lain untuk mulai lembaran baru.

3815 Word.

warning harsh word. slight ship riren. sorry for typo and bad writing skills.

semuanya sudah berkumpul tepat pukul setengah delapan malam. masing masing dari mereka sudah dapat andil untuk berkutat. eren, jean, conny, armin, berthold, reiner, dan marco dapat jatah untuk bakar daging. emang dasarnya eren dan jean gak bisa diem, maka gak heran kalau mereka sekarang berebut daging yang padahal masih banyak.

“gue duluan anjing yang ngambil.”

“tapi gue dulu yang nyentuh, ya. berarti ini daging punya gue.”

jean decak sebal. todongkan sunduk sate tepat di depan mata eren yang langsung dapat geplakan dari reiner. “yang bener goblok. bercandanya yang ngotak, kenapa, sih.”

“iya, tau tuh. dasar goblok.” conny menimpal.

“botak diem lu.”

“yee, gak usah botak shamming, sialan.” ucap gak terima conny, lalu tangannya beralih mengelus kepalanya sendiri. “botak gini juga kalo kecoa seluncuran bakal bahagia, cuk.”

candaan receh. namun ajaibnya sukses bikin mereka ketawa ngakak.

di lain sisi, gerombolan cewek; mikasa, sasha, annie, pieck, hange, dan petra dapat jatah untuk bakar jagung sama marshmellow. tau sendiri sasha gimana anaknya, lihat cemilan di depan mata ya jadi kesempatan.

“ih asa, kok dipindah, sih, marshmellow nya?” protes sasha. “gue gak makanin, kok. beneran.” gak pandai bohong. padahal mulutnya sedang kunyah sisa marshmellow. dan hal itu buat mikasa putar mata malas.

“lo main kembang api aja sana sama gabi dan yang lain.” celetuk annie. “daripada dihabisin, nanti ada yang gak dapat jatah.”

“iya tuh, sekalian nemenin ymir sana sa. liat, tuh,” hange tarik wajah sasha agar menghadap ke arah ymir yang sedang duduk sambil pandangi historia yang juga tengah mainkan kembang api. “udah kaya ibu-ibu nungguin anaknya main.”

sedangkan sisanya cuma duduk santai di atas rumput yang sudah diberi karpet sebagai alas sambil bercerita. sesekali erwin akan peringati anak-anak agar berhati-hati main kembang apinya.

“kak,” suara eren buat levi yang sedang hisap rokoknya menoleh. “tolong ambilin blueband di dapur. ini udah habis.” tanpa menjawab levi langsung bangkitkan diri setelah menepuk celana jeansnya yang kotor. lalu berjalan ke arah dapur untuk ambilkan blueband.

“nih,”

eren senyum tipis lantas ambil blueband itu dari tangan levi. “makasih.”

“masih banyak gak?”

“nggak, ini tinggal lima tusuk lagi.”

“KAK! KAK! SEPULUH DETIK LAGI JAM DUA BELAS!” teriakan gabi sontak bikin kegiatan mereka terhenti, dan buru-buru berkumpul untuk petaskan kembang api. tiga kembang api berukuran besar sudah ditangan erwin, jean juga reiner dan siap untuk dipetaskan.

eren yang juga ingin maju terhenti begitu lengannya ditahan oleh jemari panjang levi. “sini aja.” katanya lalu menarik tubuh eren untuk duduk lesehan dikarpet.

tiga!

dua!

satu!

“HAPPY NEW YEAR!!” lantang mereka semua dan suara kembang api yang memekakkan telinga berbunyi. mata mereka pandang takjub oleh pemandangan langit malam yang kini dihiasi oleh firework.

terkecuali untuk levi yang justru lebih pilih pandangi eren dari samping. hisapan rokok terakhir, asapnya ditahan agar gak keluar. dan tanpa aba-aba jemarinya menarik halus dagu eren lalu mencium ranum pemuda itu yang kini bolakan matanya kaget. jempol levi tarik dagu eren ke bawah, begitu mulut pemuda itu terbuka, dirinya langsung hembuskan asap rokok tadi ke gua hangat milik eren.

mata saling pandang, bibir saling melumat, mengecap bibir satu sama lajn yang kini sudah berasa rokok favorit levi. kecupan singkat levi berikan sebelum tarik wajahnya. dan sumpah demi tuhan, tiga tahun lamanya menjalin hubungan dengan status pacar bersama levi, eren baru kali ini lihat senyum tampan milik levi yang mengembang lebar. “happy new year, sayang.”

“IHH! MATA GABI!!”

dan ya. ciuman sayang, senyum lebar levi, panggilan sayang untuk pertama kalinya juga teriakan gabi yang sialnya memergoki aksi mereka jadi saksi awal tahun baru eren juga yang lain untuk mulai lembaran baru.