Untuk duniaku, Song Mingi.

Semesta bertanya padaku, kemana rasa ini akan aku bawa? Kepada siapa, rasa ini akan berlabuh? Aku selalu menjawab nama yang sama, Song Mingi. Sebab, tak ada lagi hati yang sejalan dengan rasaku.

Mingi, mungkin kamu tidak akan ingat, tetapi hati akan selalu merasa. Ketika hati telah memilih, ia akan menjadikan pemiliknya rumah. Begitupun aku, dan kamu. Karenanya, aku bukanlah orang asing. Aku, adalah yang kamu sebut rumah. Dulu, setidaknya.

Mingi, hari ini hari spesial. Lagi, mungkin kamu tidak akan ingat. Selamat hari jadi yang kedua, sayang. Terimakasih, atas segala rasa yang kamu beri. Atas rengkuhan hangat yang masih membekas, dan kecupan manis di kala rindu.

Disini, aku masih mencintaimu. Dengan rasa yang sama, dengan hati yang sama. Jujur, aku sempat terluka. Melihat kamu, dengan segala kehilangan mu, aku terluka. Ketika kamu bertanya siapa aku, aku hancur, Mingi. Tetapi, aku tidak menyerah. Sebab, aku tak ingin kehilangan duniaku.

Untuk itu, ijinkan aku.. Ijinkan aku, membantu kamu mengembalikan semuanya. Satu persatu, ayo berjuang untuk itu. Aku rela berkorban hidup, agar kamu dapat mengingat semuanya. Agar kita dapat merengkuh hati satu sama lain, lagi. Ijinkan aku, membantu kamu, untuk menggapaiku lagi.

Aku akan membagi memori, jiwa, dan cerita, untuk membawamu pulang. Sebab, aku rindu.

Ya, aku rindu.

Aku merindukan Mingi yang selalu mengirim pesan setiap malam. Aku rindu, kala kamu bersenandung mengantarku kepada mimpi. Aku rindu, pada rengkuhan hangat kala aku terjatuh. Aku rindu, kepada Song Mingi.

Aku tak pandai berkata manis, itu keahlianmu. Karenanya, aku juga merindukan rayuan manismu itu. Aku tahu, untuk kembali, itu akan melelahkan. Namun, bisakah kita sejenak bertahan? Sebab, bahagiaku adalah kamu.

Mingi, jika kamu bersedia, aku akan membantumu. Tak peduli waktu, aku akan terus bersamamu. Bercerita tentang kita, dan rasa satu sama lain. Aku disini, akan terus memberi rasa yang sama. Dan hatiku, akan selalu menemukan rumahnya. Karenanya, aku bertahan. Meski terluka, dan perih, aku bertahan.

Mingi, aku mencintaimu. Sangat. Segeralah pulang, duniaku. Sebab, sang mentari enggan bersinar, bila tidak pada dunianya.

Yang sangat mencintaimu, Jeong Yunho.