kkumasmom

EINTPs2

#EINTPs2

Kalo yang ngadain party Hongjoong, pasti orang yang dateng ke rumahnya lumayan banyak.

Termasuk geng yang iconic yang isinya San, Yunho, Bink, Kyra, Sakura, Mingi, Wooyoung, Kyla, dan Jongho.

Saat yang lain pada mencar, ada Kyla, Yunho, Sakura, Mingi, dan beberapa temen dari luar geng mereka yang emang gampang asik. Bisa dibilang mutual friends juga.

Truth or dare adalah game yang mereka pilih, of course. Pake botol yang bisa di-spin sama mereka.

A few times ada yang jujur-jujuran soal mantan crush, mantan gebetan, bahkan sampe cerita sex life.

Karena kebanyakan truth, Jihoon, yang dari luar geng, dapet dare dari salah satu temennya buat nyium pipi Kyla, awalnya dia nolak takut Kyla gak nyaman.

Tapi Sakura malah manas-manasin, dia sendiri udah mabok. “Cemen lo!”

“Dare doang anjing, ayolah hahah!” Timpal temannya.

Kyla hanya cengengesan sedangkan Mingi mengeraskan rahangnya sembari menatap Jihoon dengan tajam, dia sendiri duduk dengan sok santai.

Yunho yang ngeliat dari sebrangnya, terkekeh. “Anying cari gara-gara banget lo pada.” Gumamnya pelan.

“Dare doang, Ky. Gapapa kan?” Jihoon sekilas mendekat ke Kyla.

Cewek itu akhirnya mengangguk (supaya gak jadi party-pooper juga), lalu pipinya dicium cepat sama Jihoon. “Nah gitu dong, tepuk tangan semua!” Ujar Sakura, ia mabuk berat, menyender ke Yunho.

Semua pada ketawa pelan sambil tepuk tangan, termasuk Mingi yang ekspresi mukanya gak bisa ketebak.

Ronde selanjutnya, gilirannya Yunho yang milih dare. Tanpa pikir panjang, Sakura menyuruh sahabatnya untuk minum 3 gelas soju sambil joget.

Aksi tersebut membuat yang lain jadi hype dan ngedukung Yunho.

Karena udah chaos, Mingi menarik Kyla untuk naik ke kamarnya. Untung gak ada yang sadar kalo mereka kabur.

Pintu ditutup, lengan Kyla melingkari leher Mingi yang menyender di pintu. “Baby, are you mad at me?”

“No, babe. Aku cuman kepikiran aja sih kalo aku di posisi dia, i would’ve drink a lot daripada harus nyium cewek orang.” Cowok itu mendengus, salah satu tangannya memegang pinggang Kyla, satunya mengunci pintu.

“And you know, kamu pake rok pendek gini, bikin dia ngeliatin kamu terus daritadi.” Lanjut Mingi, menatap ceweknya dari atas sampe bawah.

“Kamu merhatiin dia banget, babe?” Kyla menahan senyumnya, sesekali salfok ke bibir Mingi.

Mingi terus menatap mata Kyla, dengan dalam. Cewek itu pun bingung harus gimana. “Babe?” Panggil Kyla.

Gak dibales, Mingi menarik cewek itu untuk berpagut. Dengan sangat mudah, si cowok mengangkat tubuh Kyla dan disenderin balik ke pintu sampe ceweknya sesek nafas.

Beberapa detik mereka saling bertatapan sebelum akhirnya Mingi lanjut lagi.

Mereka makeout selama belasan menit, sampe Mingi gak kuat menahan rasa sakit di area bawahnya, ia membanting tubuh Kyla ke kasur.

Daleman Kyla diturunin dengan cepat dan gampang. “Baby so wet, hm?”

“Ngh..” Kyla melenguh, gak sengaja menggerakan pinggulnya saat jemari Mingi mengelus spot sensitif si cewek.

“Want me to play with your pussy first atau mau langsung masuk?” Tanya Mingi, jemarinya terus bekerja.

Terlalu nikmat, Kyla memejamkan kedua matanya sambil meremas bed sheets. Plak! Paha cewek itu kena tampar dari tangan Mingi.

“I’m asking, bisa jawab gak?” Tegas Mingi, otomatis Kyla mengangguk antusias. “Bisa, sir. Anything you want, aku ngikut kamu.”

Plak! Paha Kyla kena tampar lagi. “Gak ada pilihan itu.”

“C-can you play with my pussy? It feels so good.. Fuckk.. Jari kamu, sir…” Kyla mendongak sambil menggigit bibir bawahnya.

Mingi terkekeh, “As you wish.” Cowok itu menggerakan jemarinya jauh lebih cepat dan agresif di bawah sana, Kyla mendesah kencang, sesekali meremas lengan Mingi yang berada di pahanya.

Secara tiba-tiba, Mingi menurunkan badannya ke bawah, ia menghisap milik Kyla. “Mmhh wet as fuck.” Ujar cowok itu

“AHH FUCK MINGI! Ahhh! Anjing…” Rambut cowoknya ia jambak.

Kedua tangan Mingi di paha Kyla, ia berkontak mata terus dengan sang cewek. “Cum, sayang. I’ll clean it with my own mouth.”

“Fuck fuck! Mingi ahhh..” Miliknya yang udah dibuat lebih sensitif akhirnya mencapai klimaks.

Gak sampe 5 menit Mingi ngebersihin, dia berdiri untuk melepas pakaiannya sampe full naked. Ia tersenyum bangga saat Kyla melepas her whole outfit juga. “My good girl.”

Saat posisi lebih nyaman, Mingi mulai melumat bibir Kyla kembali. “Aku udah nunggu banget sayang, mau cium kamu daritadi.” Ujarnya di sela-sela ciuman.

Kyla menggigit bibir bawah Mingi selagi menjauh, “Me too, sir.”

Tanpa sadar, Kyla mengocok milik Mingi dengan pelan. “Mine, right?” Secara effortless, Kyla memberi doe eyesnya ke Mingi.

“Fuuuckk, iya sayang, yours. All yours.” Ia meremas buah dada Kyla secara bergantian.

Another makeout session, tapi kali ini Kyla mendesah lebih kencang di dalam pagutan mereka. “MMMH! Fucking hell!”

Bener aja, milik Mingi yang segede itu, masuk ke dalam Kyla tanpa aba-aba. Cewek itu meremas pundak Mingi, “Sir.. Sirr.. Aaahh..”

Paha samping Kyla diremas sama jemari Mingi, “Hm? Enak sayang? Ah anjing, kamu sempit banget ini sayang. Padahal udah aku siapin..”

“No sir, your dick is too big. Too fucking big- AAAH!” Dikagetin lagi, karena Mingi sempet memperlambat tempo tapi abis itu dia ngencengin lagi pas masuk.

Kyla menarik kepala cowoknya ke ceruk lehernya, otomatis sang cowok mengecup dan menjilat spot kesukaannya di leher Kyla. Geraman Mingi terdengar pelan.

Suara decitan kasur juga sangat terdengar. “Mingi, sir.. Kamu gede banget ini.. Ahhh.. Yes…”

“Sayang, kamu enak banget fuck.. Can’t get over you..” Bibir Mingi mulai turun ke dada Kyla, sampe ke nipples si cewek. Ia menghisapnya sampai bertanda.

Punggung Mingi diremas kencang sama Kyla. “Ahhh daddy..”

Nah.

Mingi setengah bangun untuk menatap Kyla, ia kini mencekik leher Kyla. “Nasty little slut, dasar. Want me to go faster? Mau cum lagi kamu?”

“‘Mingi cepetin- Fuck!” Kyla memejamkan matanya kembali.

Mingi berhenti bergerak, ia meremas pipi Kyla. “Siapa yang ngajarin kayak gitu, hm? That’s not so nice of you.”

“I’m sorry, sir.. Can you please go faster? Please..” Kyla ngepout, tentunya Mingi lemah namun semakin turned on juga.

Ia pun mengangkat Kyla lagi ke kamar mandi si cewek. Padahal udah gak berdaya buat berdiri, tapi kalo sama Mingi harus bisa.

Mereka saling menatap lewat kaca, Kyla menumpu badannya di tembok wastafel sementara Mingi bantu megangin tubuh ceweknya juga.

“My pretty and hot girlfriend, fuck.. Hickeys di badan kamu babe ah..” Sangking gak kuatnya, Mingi sempet mendongak karena penampilan Kyla sekarang.

Messy but glowing, rambut sedikit berantakan, keringet tipis, hickeys all over her body, gimana Mingi gak mendesah?

Dari belakang, cowok itu meremas dua buah dada Kyla. “Want me to go this fast? Iya?” Ia menggertakkan giginya sembari bergerak.

Kyla mengeluarkan air matanya. “Daddy, it feels so good, sumpah.. Aku mau nangis terus ngeliat kamu ahhh.. Your big fucking dick.. It hurts tapi enak banget..”

“Sayangg fuckk.. You’re mine. Gak ada yang bisa dan boleh nyentuh kamu seenaknya, or this will happen.” Bokong Kyla ditampar kemudian diremas sama Mingi.

“Aku mau cum ahh..” Kyla mendongak, kepalanya menyender ke belakang, di dada Mingi.

“Not yet baby, tungguin aku.”

“No i can’t, ini aku deket banget.” Kyla meremas lengan Mingi yang kini mencekiknya dari belakang.

Sangking gak bisa nahan, Kyla gak sengaja mencapai puncaknya sendiri. “Ahhh fuck! Sir i’m sorry..”

Mingi mendengus sembari memutar posisi tubuh Kyla jadi berhadapan. “Aku bilang belom kan?”

“S-sir aku gak bisa nahan, i’m sorry..” Kyla mengecup bibir Mingi sekilas.

Mingi menampar pipi Kyla pelan lalu ia remas. “I’m going in, again.” Tubuh Kyla digendong untuk kesekian kalinya, mereka lanjut sambil berpagut.

Selagi digendong dan jalan keluar, Mingi memasukkan miliknya perlahan ke dalam Kyla lagi. “Ahh, fuck.. Aku masih sensitif banget sir..” Kyla mengeratkan pelukannya.

Mingi meremas bokong ceweknya berkali-kali sambil menggerakan.

Posisi kembali seperti di awal tadi, Kyla menyender di pintu, kali ini Mingi sambil bergerak dengan agresif. “Sayang kamu sempit banget..” Kening mereka bersentuhan, sembari mengatur nafas juga.

“Mingi ahhh aku mau cum lagi fuckk..” Kyla beneran lemes.

Beberapa detik Mingi bergerak tanpa ada yang bicara kecuali Kyla yang mendesah, ada suara ketukan pintu. Tok tok tok

Mingi menutup mulut Kyla dengan telapak tangannya.

“Misi, ada Kyla gak ya? Ini Jihoon.”

Mingi mengeraskan rahangnya, “For fuck’s sake.” Bisiknya pelan, pinggulnya masih bergerak dengan stabil.

Pasangan itu pun bertatapan semakin dalam, “Sayang aku deket..”

“Cum, sir. Cum inside. Aku juga mau keluar lagi..” Bisik Kyla dengan susah payah.

Tok tok tok! “Kylaa?? Sorry kalo lo marah.. Sekali lagi ini Jihoon, gue mau masuk sekalian minta maaf-“

“I’m fucking my girlfriend, asshole. Lo pergi sekarang ya anjing.” Mingi pun menonjok pintu dengan pelan selagi mencapai klimaksnya.

Kyla mencapai klimaksnya juga untuk kesekian kalinya di ceruk leher Mingi. Belakang kepala si cewek diusap sama cowoknya.

Night Mingi..” Safeword keluar.

Mingi bodoamat mau ada Jihoon di luar atau engga, tapi dia segera memeluk Kyla dan menaruhnya di kasur dengan gentle.

Selagi memakaikan Kyla daleman sampai kaos ganti, Mingi menatap cewek itu sampe dia bisa nafas dengan normal. “Sayang, liat aku. Kamu marah?”

Paha Kyla yang memerah dielus sama Mingi. “Enggak, Mingi. Aku gak mau marah sama kamu.”

Mingi yang jongkok sembari mengusap tubuh Kyla sesekali memijitnya, tersenyum ke ceweknya. “Thank you for not being mad at me, i’m sorry kalo aku kasar atau kebanyakan nampar kam-“

Kyla menarik wajah Mingi untuk ia kecup. “Masalahnya cuman di kaki aku, besok langsung kena interview pasti kenapa gak turun.”

Mereka terkekeh. “I love you sayang, you’re mine and mine only.” Mingi memegang rahang Kyla sembari ia pagut bibirnya.

Kyla meremas gemes pipi Mingi. “Iyaaa bawel, i love you too. Sini naik, nanti maleman kita turun deh, paling itu satu geng nunggu hahaha.”