Laulyn

  • They Don't know about you -

” Gue ke toilet dulu..” Asahi beranjak dari duduknya dan berlari kecil menuju toilet meninggalkan Jihoon sendirian duduk cafetaria itzy studio. Jihoon melahap makan siangnya, sesekali dia mengecek ponsel miliknya untuk membalas chat dari kekasih hatinya.

” Lo tau gak Jihoon dipilih jadi BA amuse.”

Jihoon menghentikan pergerakan tangannya saat mendengar ucapan seorang wanita yang duduk tak jauh dari tempatnya.

” Hah? Gue kira Asahi yang bakal jadi BA brand itu.”

” Apasih bagusnya si Jihoon itu, Asahi lebih lama didunia modeling harusnya dia yang lebih pantas buat jadi BA amuse.”

Jihoon memasang telinganya untuk menyimak percakapan diantara dua orang karyawan itzy studio itu, meskipun sebenarnya dia tak ingin.

” Nyogok kali, kan lo tau sendiri pacarnya itu sultan CEO Albis.”

” Ha Yoonbin gak salah pilih orang apa?”

” Ha Yoonbin gak tau aja kali sebelum jadi model Si Jihoon itu pernah kerja di club malam, ya lo tau sendiri kerjaan di club malam gimana.”

Kemudian tawa ledekan terdengar dari dua orang wanita itu.

” Kalo tau mungkin Ha Yoonbin udah mutusin si Jihoon, lelaki terpandang kaya dia gak pantes dapetin cowok rusak kaya Jihoon.”

” Lo berdua kalo ngomongin orang bisa lihat situasi apa enggak?”

Jihoon mendongkak, itu Ryujin. Dua orang wanita itu menatap kearah Ryujin, lalu beralih menatap Jihoon.

” Pergi lo berdua! Atau gue aduin sama Yeji biar dipecat lo berdua!” Sentak Ryujin, dua orang wanita itu lalu pergi dengan cepat darisana.

Ryujin mendecak sebal, dia mengepalkan tangannya seolah-olah ingin memukul dua orang wanita itu.

” Gak usah dengerin mereka ji..” Ryujin mendudukan diri dikursi

” Gue udah biasa kok dapet omongan kaya gitu..” ucap Jihoon dengan senyuman kecil dibibirnya.

” Mereka gak tau tentang lo, mereka cuman bisa mandang lo sebelah mata aja.”

Jihoon hanya tersenyum untuk merespon perkataan Ryujin. Perkataan dua orang wanita itu tidak sepenuhnya salah, dia memang pernah bekerja diclub malam tetapi bukan sebagai penghibur dia hanya bekerja sebagai seorang barista.

” Asahi mana?” Tanya Ryujin

” Ke toilet, lama banget baliknya..” jawab Jihoon lalu kembali melanjutkan menyantap makan siangnya yang sempat tertunda.

” Oh iya gue denger lo jadi BA amuse, congrats ji. Amuse itu brand besar, lo beruntung banget.”

Jihoon tersenyum “ Thanks, kalo Asahi gak nolak mungkin bukan gue yang jadi BA amuse.” Ucap Jihoon

Awalnya memang Asahi lah yang ditawari kontrak oleh Brand kosmetik terkenal itu, tetapi lelaki berambut pirang itu menolaknya dan mengalihkan kontraknya pada Jihoon. Asahi menolak dengan alasan dia ingi fokus mempersiapkan pernikahannya dengan Jaehyuk dan lagipula dia masih mempunyai sisa kontrak dengan Brand lain.

” Ji..” panggil Ryujin

” Yoonbin gak ada ngode mau ngelamar lo gitu?” Tanya Ryujin

” Kita udah bahas ini kok..”

” Terus?” Ryujin nampak penasaran

” Tapi belum serius, gue belum kenal sama keluarganya Yoonbin.” Jawab Jihoon

” Udah dua tahun pacaran lo belum kenal keluarga Yoonbin?” Tanya Ryujin tidak percaya

” Yoonbin udah pernah ngajak gue pergi ke australia, tapi gue belum siap. Gue takut gak diterima sama keluarga Yoonbin, lo tau sendiri siapa dia dan siapa gue..” ucap Jihoon tersenyum lirih. Jihoon hanya ingin tahu diri saja, meskipun Yoonbin selalu meyakinkan jika dia pasti akan diterima dikeluarga kekasihnya itu.

” Jangan ngomong gitu, lo kan belum ketemu langsung sama keluarganya Yoonbin. Gue rasa keluarga Yoonbin adalah orang-orang baik, nanti lo harus mau kalo diajak ke australia.” Ucap Ryujin.

Jihoon menghela nafasnya.. “ Bakal gue pikirin lagi..”

  • Jihoon ex Boyfriend -

” Ben..” Jihoon mendongkak untuk menatap Yoonbin. Yoonbin yang semula fokus pada tayangan netflix dilayar televisi menoleh kearah Jihoon.

” Apa hmm?”

” Ada yang mau aku omongin.” Jihoon menggigit bibirnya gugup.

Jihoon akan menceritakan perihal orang yang siang tadi mengirim pesan padanya. Jihoon jelas tahu siapa orang itu, dia Nouran. Mantan kekasihnya..

” Kamu tahukan aku punya mantan pacar..”

Yoonbin membenahkan posisi duduknya agar dia lebih berleluasa untuk mendengarkan Jihoon.

” Yang mana? Kan mantan pacar kamu banyak..”

” Ih yang serius dong..”

” Iya iya maaf..” Yoonbin mencubit kecil pipi gembil Jihoon.

” Dia Nouran, mantan pacar aku yang paling aku benci..”

Dahi Yoonbin mengerut, dia semakin penasaran tentang lelaki bernama Nouran itu. Dulu Jihoon pernah menyebut nama itu sekali, tetapi sepertinya lelaki bernama Nouran itu punya pengaruh besar dihidup Jihoon.

” Nouran yang nolongin aku saat perempuan itu mau jual aku buat bayar hutang-hutangnya. Saat ini aku ngeliat Nouran bener-bener kaya pahlawan. Aku diajak tinggal sama dia, dia baik banget sama aku. Sampe akhirnya kita mutusin buat pacaran..”

Oke Yoonbin sedikit cemburu sekarang..

” Tapi menginjak tahun pertama kita pacaran dia jadi berubah, dia jadi kasar dan gak segan-segam buat mukul aku. Dia selalu maksa aku buat ngelayanin dia, kalo aku nolak aku selalu berakhir dicambuk sama dia..”

Yoonbin mengepalkan tangannya, wajahnya tampannya nampak mengeras karena emosi mendengarkan cerita Jihoon. Bagaimana bisa Jihoonnya diperlakukan seperti itu, sementara Yoonbin tak pernah mau melihat Jihoon terluka sedikitpun.

” Aku berbulan-bulan ngerasain penyiksaan itu. Aku gak berani ngomong sama siapapun, sampe akhirnya Jaehyuk sama Asahi tahu kelakuan Nouran setelah aku pingsan dan dibawa ke RS. Mereka liat luka-luka ditubuh aku..”

” Jaehyuk gak tinggal diam, dia ngelaporin Nouran ke polisi. Dan akhirnya cowok gila itu ditangkap dan dipenjara..tapi..”

Jihoon tiba-tiba menghentikan perkataannya, lelaki itu nampak sangat ketakutan.

” Hei baby its okay, gak usah dilanjutin..” Yoonbin menggenggam erat tangan Jihoon.

Jihoon menggelengkan kepalanya “ Cowok gila itu udah keluar dari penjara, dia tiba-tiba neror aku..hiks aku takut..”

Yoonbin menarik Jihoon kedalam pelukannya. Dia mengelus punggung sempit itu, berusaha menenangkan Jihoon yang ketakutan.

” Tenang sayang, aku gak akan biarin orang gila itu nyentuh kamu lagi. Aku bakal selalu ngejagain kamu, gak ada yang perlu kamu takutin hmm..”

Jihoon mengangguk didalam pelukan Yoonbin. “ Sekarang gak ada alasan buat kamu nolak ajakan aku buat pindah ke apartement aku. Aku gak bisa biarin kamu sendirian disini..”

Jihoon lagi-lagi mengangguk, tinggal bersama Yoonbin akan membuatnya aman. Jihoon tahu betul siapa itu Nouran, lelaki bajingan itu selalu berbuat nekat dan lelaki itu pasti tak lama kan mendatanginya.

” Kamu bakalan aman tinggal sama aku ji, besok aku bakal nyuruh orang buat beresin barang kamu. Setelah dari studio kamu jangan pulang sendirian oke ?”

” Hmmm..”

Yoonbin mengecup kening Jihoon dengan lama sebelum akhirnya dia melepaskannya.

” Kita istirahat sekarang yah, aku juga harus pergi ke surabaya besok.”

” Kenapa harus besok, besok hari anniv kita yang..”

” Aku tahu, tapi aku gak bisa ngecancel pertemuan sama client disana. Maaf, setelah pulang dari sana kita habisim waktu sehatian okey? “

Jihoon mengangguk, meskipun bibirnya cemberut..

” Jangan cemberut gitu, jelek..” Yoonbin tertawa kecil..

” Sebel, matiin tvnya aku mau cuci muka dulu.” Jihoon melenggang kearah kamar mandi untuk mencuci wajahnya, dia tidak ingin matanya membengkak keesokan paginya..

  • Jihoon ex Boyfriend -

” Ben..” Jihoon mendongkak untuk menatap Yoonbin. Yoonbin yang semula fokus pada tayangan netflix dilayar televisi menoleh kearah Jihoon.

” Apa hmm?”

” Ada yang mau aku omongin.” Jihoon menggigit bibirnya gugup.

Jihoon akan menceritakan perihal orang yang siang tadi mengirim pesan padanya. Jihoon jelas tahu siapa orang itu, dia Nouran. Mantan kekasihnya..

” Kamu tahukan aku punya mantan pacar..”

Yoonbin membenahkan posisi duduknya agar dia lebih berleluasa untuk mendengarkan Jihoon.

” Yang mana? Kan mantan pacar kamu banyak..”

” Ih yang serius dong..”

” Iya iya maaf..” Yoonbin mencubit kecil pipi gembil Jihoon.

” Dia Nouran, mantan pacar aku yang paling aku benci..”

Dahi Yoonbin mengerut, dia semakin penasaran tentang lelaki bernama Nouran itu. Dulu Jihoon pernah menyebut nama itu sekali, tetapi sepertinya lelaki bernama Nouran itu punya pengaruh besar dihidup Jihoon.

” Nouran yang nolongin aku saat perempuan itu mau jual aku buat bayar hutang-hutangnya. Saat ini aku ngeliat Nouran bener-bener kaya pahlawan. Aku diajak tinggal sama dia, dia baik banget sama aku. Sampe akhirnya kita mutusin buat pacaran..”

Oke Yoonbin sedikit cemburu sekarang..

” Tapi menginjak tahun pertama kita pacaran dia jadi berubah, dia jadi kasar dan gak segan-segam buat mukul aku. Dia selalu maksa aku buat ngelayanin dia, kalo aku nolak aku selalu berakhir dicambuk sama dia..”

Yoonbin mengepalkan tangannya, wajahnya tampannya nampak mengeras karena emosi mendengarkan cerita Jihoon. Bagaimana bisa Jihoonnya diperlakukan seperti itu, sementara Yoonbin tak pernah mau melihat Jihoon terluka sedikitpun.

” Aku berbulan-bulan ngerasain penyiksaan itu. Aku gak berani ngomong sama siapapun, sampe akhirnya Jaehyuk sama Asahi tahu kelakuan Nouran setelah aku pingsan dan dibawa ke RS. Mereka liat luka-luka ditubuh aku..”

” Jaehyuk gak tinggal diam, dia ngelaporin Nouran ke polisi. Dan akhirnya cowok gila itu ditangkap dan dipenjara..tapi..”

Jihoon tiba-tiba menghentikan perkataannya, lelaki itu nampak sangat ketakutan.

” Hei baby its okay, gak usah dilanjutin..” Yoonbin menggenggam erat tangan Jihoon.

Jihoon menggelengkan kepalanya “ Cowok gila itu udah keluar dari penjara, dia tiba-tiba neror aku..hiks aku takut..”

Yoonbin menarik Jihoon kedalam pelukannya. Dia mengelus punggung sempit itu, berusaha menenangkan Jihoon yang ketakutan.

” Tenang sayang, aku gak akan biarin orang gila itu nyentuh kamu lagi. Aku bakal selalu ngejagain kamu, gak ada yang perlu kamu takutin hmm..”

Jihoon mengangguk didalam pelukan Yoonbin. “ Sekarang gak ada alasan buat kamu nolak ajakan aku buat pindah ke apartement aku. Aku gak bisa biarin kamu sendirian disini..”

Jihoon lagi-lagi mengangguk, tinggal bersama Yoonbin akan membuatnya aman. Jihoon tahu betul siapa itu Nouran, lelaki bajingan itu selalu berbuat nekat dan lelaki itu pasti tak lama kan mendatanginya.

” Kamu bakalan aman tinggal sama aku ji, besok aku bakal nyuruh orang buat beresin barang kamu. Setelah dari studio kamu jangan pulang sendirian oke ?”

” Hmmm..”

Yoonbin mengecup kening Jihoon dengan lama sebelum akhirnya dia melepaskannya.

” Kita istirahat sekarang yah, aku juga harus pergi ke surabaya besok.”

” Kenapa harus besok, besok hari anniv kita yang..”

” Aku tahu, tapi aku gak bisa ngecancel pertemuan sama client disana. Maaf, setelah pulang dari sana kita habisim waktu sehatian okey? “

Jihoon mengangguk, meskipun bibirnya cemberut..

” Jangan cemberut gitu, jelek..” Yoonbin tertawa kecil..

” Sebel, matiin tvnya aku mau cuci muka dulu.” Jihoon melenggang kearah kamar mandi untuk mencuci wajahnya, dia tidak ingin matanya membengkak keesokan paginya..

  • Jaesahi -

Asahi menoleh kearah pintu apartement yang baru saja terbuka. Itu Jaehyuk, Asahi tersenyum. Dia pikir Jaehyuk tidak akan pulang, maka dengan cepat Asahi beranjak dari sofa dan melangkah untuk menghampiri kekasihnya itu.

” Jae..” panggilnya

Jaehyuk hanya menoleh sekilas kemudian dia melenggang begitu saja kearah dapur untuk meneguk segelas air.

” Jae, kamu masih marah? “ tanya Asahi, Jaehyuk meletakan gelas yang sudah kosong diatas meja kemudian membalikan badannya untuk menatap Asahi.

” Jae, maafin aku..aku bener-bener udah egois. Please, aku gak mau kita break aku..”

” Kamu sayang gak sama aku?” Jaehyuk memotong perkataan Asahi.

” Aku cinta sama kamu..aku sayang banget sama kamu. Jadi please jangan tinggalin aku..” lirih Asahi, dengan airmata yang secara tak sadar sudah menetes dari kedua matanya.

Jaehyuk menghela nafasnya, dia merengkuh tubuh bergetar Asahi kedalam pelukannya.

” Sorry baby..”

” Enggak, seharusnya aku yang minta maaf sama kamu. Aku udah bikin kamu marah, aku udah bohong sama kamu..aku..”

” Sst, its okay..aku udah maafin kamu. Aku gak pernah ngelarang apapun, aku gak ngelarang kamu pergi sama siapapun, aku gak mau ngekang kamu. Aku hanya pengen kamu jujur aja sayang, cuman itu.” Jelas Jaehyuk

” Iya, pokoknya aku gak akan bohong lagi. Kalo aku mau pergi aku bakal bilang dulu sama kamu.” Ucap Asahi, dia mendongkakan kepalanya untuk menatap Jaehyuk.

Jaehyuk tertawa kecil, dia mendaratkan satu kecupan kecil dibibir Asahi.

” Aku juga mau nikah sama kamu..” ucap Asahi, Jaehyuk sedikit terkejut mendengarnya.

” Aku bisa ninggalin karir aku, kalo kamu mau.”

” Hei sayang, aku ngajak kamu buat berkomitmen itu bukan bearti aku mau kamu ninggalin karir kamu. Kamu masih bisa jadi model meskipun kita udah nikah, aku gak mau nuntut kamu..” jelas Jaehyuk

Asahi tersenyum senang, dia berjinjit untuk memeluk leher Jaehyuk.

” Thank you, i really love you Jae..”

” I love you too baby.” Jaehyuk merengkuh tubuh kecil itu agar semakin merapat kedalam pelukannya...

▪︎▪︎▪︎

” Besok aku mau ke Surabaya, selama aku disana kamu jangan pergi sendirian usahain buat ngajak temen.” Ucap Jaehyuk, dia juga mengkhawatirkan Asahi setelah mendengar Nouran berkeliaran lagi. Karena kemungkinan orang gila itu memaruh dendam padanya juga pada kekasihnya.

” Hmm, kamu tenang aja. Aku mau siapin baju kamu dulu..” Asahi hendak beranjak dari pangkuan Jaehyuk, namun kekasih tampannya itu malah menahannya.

” Nanti aja, aku masih kangen lagian aku perginya cuman dua hari.” Ucap Jaehyuk, lalu dia mengecupi berulang kali kedua pipi Asahi.

” Jae geli..”

” Kamu gak kangen aku apa?” Bisik Jaehyuk, Asahi dibuat merinding karena mendengar suara dalam yang menggelitiki telinganya.

” Emang kamu gak cape ?” Asahi jelas tahu dengan kode yang diberikan Jaehyuk, kekasihnya itu sedang butuh.

” Enggak..” ucap Jaehyuk sebelum membawa Asahi kedalam ciuman lembutnya..

  • Scared -

Jihoon dengan cepat mematikan ponselnya tangannya bergetar hebat saat ini, keringat dingin mulai membasahi wajahnya. Jantungnya berdegup kencang, dia terus menggelengkan kepalanya berusaha menghilangkan pikiran negatif tentang orang asing yang tiba-tiba mengirimkan pesan padanya.

Untung saja Jihoon sudah menyelesaikan sesi pemotretannya, jika belum sudah dipastikan dia tidak akan fokus dan membuat sang photografer jengkel padanya.

” Ji are you okay?” Ryujin menghampiri Jihoon.

” Jin gue..gue takut..” lirih Jihoon

Merasa ada yang tidak beres pada temannya itu, Ryujin langsung membawa Jihoon pergi keruangannya. Asahi yang memang berada disanapun ikut melangkah mengikuti kedua temannya.

” Kenapa ?” Asahi bertanya saat melihat Jihoon begitu ketakutan. Asahi mendudukan diri disamping Jihoon, lalu mengusap punggung teman karibnya itu.

” Ji, ceritain ada apa..” tanya Ryujin, dia menggenggam tangan Jihoon berusaha menenangkan lelaki manis itu.

Jihoon membuka ponselnya, dia memperlihatkan pesan yang dia dapat dari orang asing itu pada Asahi dan Ryujin.

Ryujin mengerutkan keningnya, kemudian dia membelangkakan matanya. Begitupula dengan Asahi, lelaki itu ikut tak tenang saat membaca pesan-pesan itu.

” Jin, gak mungkin kan..?” Tanya Asahi pada Ryujin

” Ini udah berapa tahun sih?”

” Udah 3 tahun, dia emang udah waktunya keluar dari penjara.” Jawab Asahi

Jihoon bahkan kini sudah menangis, dia semakin ketakutan. “ Its okay ji, lo gak perlu takut..dia gak akan bisa nyakitin lo lagi.” Asahi menarik Jihoon kedalam pelukannya.

” Tapi gue takut..gimana kalo dia beneran ngedatengin gue.”

” Gak gak akan, gue bakal ngelindungin lo. Sekarang lo udah punya Yoonbin, lo bakal lebih aman sekarang ji..” ucap Ryujin, Asahi mengangguk menyetujui.

” Yoonbin ngajak lo tinggal barengkan? Kenapa lo gak terima aja, lo bisa lebih aman kalo deket sama Yoonbin.” Ucap Asahi

Jihoon menghapus airmatanya, dia sudah lebih tenang sekarang. Asahi benar, dia harus menerima permintaan Yoonbin untuk tinggal bersama kekasihnya itu. Yoonbin akan melindunginya, dan lelaki bangsat itu tidak akan berani mendekatinya lagi.

Lelaki yang bahkan Jihoon tak sudi untuk sekedar menyebut namanya saja, lelaki yang sudah beraninya menyakiti fisik dan batinnya..

” Tenang okey, lo jangan dulu pergi. Tunggu Yoonbin dateng atau nanti pulang bareng gue dan Asahi.” Ucap Ryujin, Jihoon menganggukan kepalanya...

  • Beautiful Morning -

Jihoon menggeliat pelan saat tidur nyenyaknya terganggu, kemudian dia mencebik dan merengek karena Yoonbin adalah pelaku yang sudah mengganggu tidurnya.

” Ben..stop it! “ Yoonbin tertawa kecil namun dia urung untuk berhenti mengecupi wajah Jihoon.

” Mirip panda banget kamu kalo abis bangun tidur.” Ucap Yoonbin, Jihoon mendelik sebal.

” Jam berapa sekarang ?” tanya Jihoon seraya meringsut kedalam pelukan Yoonbin.

” Masih jam 6 pagi.”

” Kamu ke kantor jam berapa?”

” Jam 8, aku nunggu Jaehyuk dulu buat jemput aku. Mobil aku dibawa sama dia..”

” Entar kamu kesiangan lagi kalo nunggu Jaehyuk.”

” Gak papa, kalo aku telat gak ada yang bisa pecat aku.”

” Ck iya deh iya bapak CEO.”

Yoonbin tersenyum. Sampai detik ini, Yoonbin masih tidak menyangka jika mahluk menggemaskan yang berada didalam pelukannya itu adalah miliknya. Sungguh, Yoonbin merasa menjadi manusia paling beruntung saat ini. Park Jihoon dengan segala yang ada pada dirinya membuat Yoonbin gila.

” Kenapa kamu liatin aku kaya gitu?” Tanya Jihoon

” Mata kamu ada beleknya.”

” Ih Yoonbin!” Pekik Jihoon, sementara Yoonbin dibuat tertawa karenanya.

” Becanda sayang, aku cuman lagi mikir aja. Aku beruntung banget bisa dapetin kamu.. Meeting you was fate, becoming your friend was choice, but falling in love with you was completely out of my control.”

” Masih pagi bin, jangan ngegombal.”

” Aku gak gombal, emang kenyataannya gitu.”

” Harusnya aku yang beruntung tau, kamu udah mau nerima aku apa adanya. Sebenernya aku gak pantes buat kamu..” lirih Jihoon

” Hei, kalo aku ngerasa kamu gak pantes buat kamu kenapa aku masih bertahan sama kamu sampai sejauh ini? “

” Aku gak peduli siapa kamu ji, aku cuman mau kamu. Jadi jangan pernah berpikiran kaya gitu lagi..” ucap Yoonbin melanjutkan perkataannya.

Yoonbin benar. Jika lelaki itu merasa Jihoon tak pantas untuknya, Yoonbin pasti sudah meninggalkannnya dan tidak akan bertahan sampai sekarang.

Hubungan mereka sudah menginjak tahun kedua, tetapi Yoonbin tak pernah berubah sedikitpun.

Itu sebabnya Jihoonlah yang merasa paling beruntung disini, Yoonbin selalu memperlakukannya dengam baik meskipun dia tahu siapa Jihoon sebenarnya. Tak seperti orang lain yang selalu menganggapnya lebih dari seonggok sampah tak berharga.

Yoonbin tak pernah marah padanya, Yoonbin tak pernah berlaku kasar padanya hal itu benar-benar membuat Jihoon merasa dihargai. Asahi benar, Yoonbin adalah lelaki yang baik. Yoonbin tak pernah mempersalahkan jika Jihoon lahir dari seorang wanita penghibur, tak mempermasalahkan Jihoon yang hanya hidup sendirian didunia ini..

” Kenapa kamu nangis?” Yoonbin mengusap airmata yang mengalir dari kedua mata sabit Jihoon.

” Makasih ya, kamu udah sayang sama aku. Kamu selalu baik sama aku meskipun kamu tahu aku ini siapa, aku beruntung bin bisa dapetin kamu..i love you, i really love you.”

” Me too dear, aku gak tau kata apa yang lebih tinggi dari cinta untuk aku bilang sama kamu. Jadi stay with me, jangan pernah sekalipun kamu berpikir buat pergi dari sisi aku.. hmm?”

” Iya aku janji..”

Jihoon tersenyum manis, dia mendongkak untuk memberikan ciuman hangat untuk Yoonbin..

Pagi itu meskipun sedikit haru, tetapi berakhir dengan indah bagi keduanya

▪︎▪︎▪︎ “ Yang..”

” Hmmm?” Jihoon menyahut, si manis tengah sibuk melaundry pakaian miliknya dan beberapa pakaian milik Yoonbin.

” Gimana kalo kamu pindah ke apartemen aku, aku mau tinggal bareng sama kamu.”

” Kenapa emang? Apartemen ini sempit yah ?” Tanya Jihoon tanpa menoleh kearah Yoonbin.

” Bukan gitu yang, aku cuman kasian aja tiap kamu berangkat ke management kamu harus naik MRT kalo aku gal bisa nganter kamu. Apartementku deket sama kantor, deket juga sama management kamu..kamu bisa hemat waktu juga.” Jelas Yoonbin

Jihoon menghela nafasnya, dia melangkah menghampiri Yoonbin.

” Aku gak rela ninggalin apartement ini, meskipun kecil tapi ini aku sewa pake uang hasil jerih payah aku sendiri.” Ucap Jihoon, Yoonbin mengerti itu. Hanya saja kesibukannya sebagai seorang pimpinan kadang menyita semua waktu Yoonbin. Terkadang jika Yoonbin ingin menemui Jihoon, lelaki itu selalu terhalang dengan rasa lelah. Dan juga Yoonbin mengkhawatirkan Jihoon yang harus pulang pergi menggunakan kereta MRT. Yoonbin sempat menawarkan seoang supir pada kekasihnya itu, tetapi dengan cepat Jihoon menolaknya.

” Aku gak maksa kamu..” Yoonbin memeluk Jihoon, lalu menyimpan dagunya diatas puncuk kepala kekasihnya itu.

” Aku pikirin lagi nanti, sekarang kamu mandi dulu gih. Jaehyuk udah nunggu dari tadi..”

Jaehyuk yang memang sedari tadi berada disana, duduk dikursi meja makan mendelik sebal. Paginya sudah dirusak oleh pemandangan dua orang yang tengah menabur kemesraan.

” Biarin aja dia nunggu, aku mau mandi bareng sama kamu.”

” Yoonbin!” Jihoon memekik saat Yoonbin mengangkat tubuhnya.

” Aduh manusia bertobatlah kalian..” ucap Jaehyuk dia semakin dongkol melihat Yoonbin dan Jihoon yang malah bertukar kecupan.

Melihat pemandangan itu membuat Jaehyuk merindukan Asahi...

  • Party -

” Party ?”

Yoonbin mengangguk “ Anak-anak minta party katanya buat ngerayain karena kita udah jadian.”

” Kaya anak SMA aja pake harus party segala, kita baru pacaran bukannya nikah.” Ucap Jihoon

” Jadi kamu mau aku nikahin aja?”

” Enggak.” Jihoon dengan cepat memalingkan wajahnya, kenapa dia menjadi malu begini.

” Hei sayang..”

Wajah Jihoon memerah sampai ketelinga saat mendengar Yoonbin memanggilnya sayang. Padahal dia sudah terbiasa dengan panggilan itu, tapi aneh rasanya berbeda jika Yoonbin yang mengatakannya.

” Lihat aku dong yang..” Yoonbin menarik wajah Jihoon agar lelaki manis itu menatapnya. Bibirnya tertawa kecil melihat bagaimana merahnya wajah Jihoon saat ini.

” Kenapa lihat-lihat?” Jihoon mencebikan bibirnya

” Lucu banget sih, sini pengen peluk panda lucuku.” Yoonbin menarik Jihoon untuk duduk dipangkuannya.

” Ben..”

” Kenapa hmm?”

” Aku malu..” Jihoon menyembunyikan wajah malunya dibahu Yoonbin.

” Kenapa malu? “

” Ya malu aja..”

” Kitakan udah pacaran, kenapa harus malu coba hmm?”

” Ya abis kamu bikin baper terus..” cicit Jihoon, tentu saja itu jujur dari dalam hatinya. Mereka baru berpacaran tetapi Yoonbin selalu berhasil membuat hati Jihoon meleleh. Jihoon tidak pernah diperlakukan selembut ini sebelumnya, itu sebabnya mengapa dia merasa nyaman bersama Yoonbin sehingga tanpa berpikir lama dia menerima Yoonbin sebagai kekasihnya.

” Lucu banget sih, jangan bikin gemes terus aku jadi pengen cium jadinya.”

” Ya cium aja..”

” Apa gak denger ?” Tentu saja Yoonbim berpura-pura, dia hanya ingin mengerjai Jihoon saja.

” YA CIUM AJA KENAPA SIH!” Pekik Jihoon. Yoonbin tertawa, dia menangkup wajah Jihoon yang masih merengut malu sebelum dia mendaratkan kecupan demi kecupan dikedua belah plum milik Jihoon.

” Manis, boleh cium lagi gak ?”

Jihoon hanya mengangguk malu, kemudian dia menyambut ciuman lembut dari Yoonbin. Jihoon mengalungkan tangannya dileher Yoonbin, saat kekasihnya itu semakin memperdalam ciumannya.

Ini adalah ciuman pertama mereka..

▪︎▪︎▪︎

” Cerah amat bosku, kaya abis malam pertama aja.” Ucapan tidak berakhlak dari Hyunjin menyambut Yoonbin dan Jihoon yang baru saja datang ke cafe dimana mereka akan mengadakan party.

Hanya party kecil-kecilan, Yoonbin hanya ingin berbagi kebahagiaan kepada teman dekatnya saja.

” Hai Jihoon, gue Junkyu..” ucap seorang lelaki berpipi chubby yang tiba-tiba datang menghampiri Jihoon.

” Jihoon..” Jihoon tersenyum hangat.

” Gue temennya Yoonbin, kita udah kenal dari kecil. Akhirnya Yoonbin punya pacar juga, karena dari dulu dia gak pernah tertarik sama siapapun apalagi semenjak jadi CEO sibuk mulu sama kerjaan.” Ujar Junkyu yang mendapatkan delikan tajam dari Yoonbin.

” Selamat lo jadi pacar pertamanya Yoonbin, maklumin yah kalo Yoonbin rada kaku soalnya dia belum pernah pacaran.” Junkyu melanjutkan perkataannya.

Yoonbin belum pernah berpacaran katanya? Jihoon sedikit tidak percaya, bagaimana seseorang yang belum pernah pacaran tetapi bisa handal dalam berciuman.

Astaga, wajah Jihoon tiba-tiba memerah saat mengingat ciumannya dengan Yoonbin.

” Kyu plis deh, gue baru dateng malah lo gibahin depan Jihoon lagi.” Ucap Yoonbin

Junkyu hanya tertawa kecil, kemudian dia mendudukan diri kembali disamping Haruto.

” Kapan makan-makannya ini, laper banget anjir!” Protes Jaehyuk yang sedari tadi harus menahan rasa lapar karena menunggu Yoonbin dan Jihoon belum lagi ditahan dengan ocehan Junkyu.

” Jae ih, jangan teriak-teriak.” Asahi mendelik kesal kepada kekasihnya itu.

” Yaudah kenapa gak pesen duluan aja.” Ucap Yoonbin

” Kan kita mau nunggu yang punya pesta dulu.” Sahut Sunwoo seraya membuka menu.

Party itu hanya diisi dengan makan-makan, karaoke dan bermain billyard. Sederhana tapi berkesan.. Apalagi bagi Jihoon, karena dia bisa mengenal teman-teman barunya.

” Lagi ngapain disini? Dingin..” Yoonbin menghampiri Jihoon yang tengah melamun di balkon cafe, dia merengkuh tubuh Jihoon dari belakang.

” Kenapa nyamperin? Kamu bukannya lagi main billyard?”

” Anak-anak lagi ngerokok..”

” Kamu gak ngerokok ?”

” Enggak, sesekali sih kalo lagi stress..” Yoonbin mengecupi puncuk kepala Jihoon.

” Bin..”

” Hmmm?”

” Thanks yah..”

” For?”

” Loving me, makasih karena kamu udah nerima aku.” Ucap Jihoon

” Hei kebalik, harusnya aku yang bilang kaya gitu. Makasih Park Jihoon udah nerima Ha Yoonbin, aku bener-bener cinta sama kamu sayang sama kamu. Ha Yoonbin bakal bahagiain Park Jihoon terus.”

Jihoon tersenyum, dia membalikan badannya. Mata sabitnya menatap Yoonbin begitu dalam

” Bin, kamu mau janji sama aku?”

” Jika suatu saat nanti..kamu tahu sebagian rahasia aku, kamu gak bakal ninggalin aku ?”

” Rahasia apa?”

” Aku bakal bilang sama kamu, tapi enggak sekarang..kamu janjikan?” Tanya Jihoon, matanya memancarkan rasa kekhawatiran. Dia takut.. Jika suatu saat nanti Yoonbin tahu siapa dirinya, lelaki itu akan menjauh dan meninggalkan dirinya.

” Aku janji, kamu bisa pegang janji aku ji..i'll never leave you. Aku udah terlanjur jatuh hati sama kamu..”

Jihoon menghela nafasnya lega, dia menghambur memeluk Yoonbin.

” Thank you and i love you..”

” Anything for you baby, i love you too..”

  • Love at first sight -

Jihoon menatap sebuah mobil ramge rover yang berhenti didepannya, tak berapa lama si pemilil mobil keluar dan tersenyum hangat kearahnya. Itu Yoonbin. seperti apa yang dikatakan Yoonbin semalam, hari ini lelaki itu ingin mengajak Jihoon pergi. Yoonbin ingin mengenal lebih sosok manis yang dikenalkan Asahi pada acara event disebuah hotel. Sosok manis yang wajahnya selalu terngiang-ngiang dibenak Yoonbin sehingga membuat tidurnya tak tenang. Yoonbin benar-benar tertarik pada Jihoon, lelaki itu sudah menarik atensinya. Terutama pada senyuman manisnya, dan matanya yang indah seperti bulan sabit. Katakan jika Yoonbin tidak berlebihan dalam memuji lelaki yang bahkan baru dikenalnya itu.

Yoonbin menyukai Jihoon, pada pandangan pertama.

” Kenapa nunggu disini? “

” Ah, biar lo gak perlu repot-repot jemput gue ke apartement.” Jihoon tersenyum kecil, jantungnya berdegub kencang saat melihat Yoonbin. Apalagi mencium aroma maskulin yang menguar dari tubuh lelaki itu.

” Ayo, kita pergi sekarang. “ Yoonbin membukakan pintu mobil untuk Jihoon.

” Lo nunggu lama? Sorry tadi kejebak macet.” Ucap Yoonbin setelah dia masuk kedalam mobil dan melajukan mobilnya meninggalkan kawasan apartement tempat Jihoon tinggal.

” Ah enggak kok..” cicit Jihoon pelan, lelaki manis itu memainkan jari-jarinya untuk mengusir rasa gugup. Ini bukan pertama kalinya dia mendapatkan tawaran kencan. Dia sering berkencan dengan banyak orang, entah itu dengan rekan sesama model, selebriti, tetapi kenapa dia segugup ini saat pergi bersama Yoonbin. Jujur saja, Jihoon memang tertarik pada Yoonbin. Ayolah siapa yang tidak tertarik, Yoonbin tampan, wajahnya begitu tegas, lelaki itu nampak sangat berwibawa, dingin, tetapi jika tersenyum Yoonbin menjadi pribadi yang begitu hangat. Hanya saja Jihoon ingin lebih berhati-hati saat ini, dia tidak mau salah mengenal orang lagi. Dia masih memiliki trauma..

” Sorry, gue terlalu terburu-buru kayaknya buat deketin lo. Tapi jujur gue emang tertarik sama lo, jadi apa boleh gue mau ngenal lo lebih dekat lagi ?” Tanya Yoonbin

Jihoon mengangguk “ Boleh kok, cuman kalo lo udah kenal gue jangan kaget yah liat sifat asli gue.”

Yoonbin tertawa kecil

” Lo semakin buat gue penasaran Jihoon..”

▪︎▪︎▪︎

Jihoon tidak kaget saat Yoonbin membawanya ke sebuah restoran berkelas, karena dia tahu siapa itu Yoonbin. Nampaknya Yoonbin sudah menjadi langganan di restoran itu, karena pelayannya nampak terbiasa melayaninya.

” Restoran ini baru buka lima bulan yang lalu.”

Jihoon mendongkak menatap Yoonbin. “ Cabang restoran punya Kakak perempuan gue.”

Jihoon melotot kaget.. Gila, sekaya apa keluarga Ha Yoonbin?

” Ji...?”

” Hng ?”

” Kok ngelamun?”

” Ah enggak kok.” Jihoon menggeleng-gelengkan kepalanya dan itu sangat terlihat lucu dimata Yoonbin.

” Lucu..” gumam Yoonbin

” Apa ?”

” Lo udah berapa lama jadi model ?” Tanya Yoonbin mengalihkan pertanyaan Jihoon.

” Udah mau jalan dua tahun, gak selama Asahi.” Jawab Jihoon.

” Gue harus berterima kasih sama Asahi-”

” Karena dia udah ngenalin gue sama mahluk lucu kaya lo..” Yoonbin melanjutkan perkataannya. Jihoon tertawa kecil, seharusnya dia merasa bosan mendengarkan gombalan seperti itu tetapi kenapa jika Yoonbin yang mengatakannya terasa beda.

Jihoon menyukainya..

Asahi benar, ini saatnya dia membuka hatinya lagi..

Dan mungkin Yoonbin adalah orang yang tepat.

Yoonbin masuk kedalam apartement milik Jihoon. Dia menyimpan jas kerjanya begitu sqja diatas sofa lalu melenggang melangkah menuju kamar untuk menemui lelaki manis yang sudah dua tahun menempati ruang kosong dihatinya itu.

Gelap...dan hanya ada sedikit cahaya bulan yang mengintip dibalik gorden. Yoonbin mendesah kasar, dia membaringkan diri disamping tubuh kecil Jihoon yang meringkuk seperti janin didalam rahim. Tangannya mendekap tubuh yang terlihat rapuh itu, memeluknya dengan erat lalu memberikan kecupan-kecupan kecil dipuncuk kepala Jihoon.

” Ben..” lirih Jihoon, Yoonbin berdeham pelan..

” Kamu bukannya lembur..”

” Kamu bilang pengen dipeluk yang, lagipula aku udah cape. Kerjaan bisa dilanjut besok.”

” Ben..”

” Hmm?”

” Maaf, aku gak maksud ngomong gitu aku cum-an..”

” Stop it ji, aku tahu kamu lagi banyak pikiran. Kamu udah berulang kali kaya gini, jadi tolong berhenti. Jangan pikirin apapun lagi, jangan dengerin omongan orang-orang tentang kamu okey? Kamu tahu sendiri aku paling benci liat kamu kaya gini..”

Jihoon mengeratkan pelukannya, isakan-isakan kecil mulai terdengar dari bibirnya. Masih terngiang dengan jelas ditelingan tentang bagaimana orang-orang mengatakan jika dia tidak pantas bersanding dengan seorang Ha Yoonbin. Park Jihoon si anak ruksak, Park Jihoon yang lahir dari rahim seorang pelacur, Park Jihoon yang hanya memanfaatkan materi dari Ha Yoonbin, semuanya masih membekas dibenaknya.

” Everything is gonna be okay sayang, aku selalu ada untuk kamu. Aku percaya sama kamu, melebihi apapun. I love you ji, i love you so much...”

” Hmm, aku percaya sama kamu. Jangan tinggalin aku, kamu janji kan?”

” Never, aku gak akan pernah ninggalin kamu Park Jihoon. Sekarang kamu tidur, jangan mikirin apapun lagi oke?”

Jihoon mengangguk dia, mulai memejamkan matanya. Dia akan tenang sekarang, karena Yoonbin akan memeluknya sepanjang malam.

  • Everythings gonna be okay Baby -

Yoonbin memasuki apartement miliknya, dia menyimpan jas kerjanya begitu saja diatas sofa lalu melenggang melangkah menuju kamar untuk menemui lelaki manis yang sudah dua tahun lebih menempati hatinya itu.

Gelap...dan hanya ada sedikit cahaya bulan yang mengintip dibalik gorden. Yoonbin mendesah kasar, dia membaringkan diri disamping tubuh kecil Jihoon yang meringkuk seperti janin didalam rahim. Tangannya mendekap tubuh yang terlihat rapuh itu, memeluknya dengan erat lalu memberikan kecupan-kecupan kecil dipuncuk kepala Jihoon.

” Ben..” lirih Jihoon, Yoonbin berdeham pelan..

” Kamu bukannya lembur..”

” Kamu bilang pengen dipeluk yang, lagipula aku udah cape. Kerjaan bisa dilanjut besok.”

” Ben..”

” Hmm?”

” Maaf, aku gak maksud ngomong gitu aku cum-an..”

” Stop it ji, aku tahu kamu lagi banyak pikiran. Kamu udah berulang kali kaya gini, jadi tolong berhenti. Jangan pikirin apapun lagi, jangan dengerin omongan orang-orang tentang kamu okey? Kamu tahu sendiri aku paling benci liat kamu kaya gini..”

Jihoon mengeratkan pelukannya, isakan-isakan kecil mulai terdengar dari bibirnya. Masih terngiang dengan jelas ditelingan tentang bagaimana orang-orang mengatakan jika dia tidak pantas bersanding dengan seorang Ha Yoonbin. Park Jihoon si anak ruksak, Park Jihoon yang lahir dari rahim seorang pelacur, Park Jihoon yang hanya memanfaatkan materi dari Ha Yoonbin, semuanya masih membekas dibenaknya.

Jujur saja Jihoon sangat lelah, batinnya tidak sekuat fisiknya. Dia ingin menyerah, namun senyuman hangat dari semua orang yang menyayanginya selalu berhasil membuat Jihoon bertahan.

Dan dia tidak ingin meninggalkan Yoonbin yang sudah jelas-jelas begitu mencintainya..

” Everything's gonna be okay sayang, aku selalu ada untuk kamu. Aku percaya sama kamu, melebihi apapun itu. I love you ji, i love you so much...”

” Aku gak peduli dengan omongan orang-orang tentang kamu, yang aku tahu kamu selalu sejukan hati aku ji, kamu selalu ada disaat aku butuh kamu sayang.. they don't know about you baby..”

” Bin..jangan tinggalin aku, kamu janji kan?”

” Never, aku gak akan pernah ninggalin kamu Park Jihoon. Gak ada yang berhak menghakimi hubungan kita sayang. Mereka gak tau apapun tentang kita..”

Yoonbin menghela nafasnya, dia sangat membenci melihat Jihoon seperti ini. Tidak ada Jihoon yang selalu ceria, tidak ada Jihoon yang selalu cerewet padanya. Yoonbin benci melihat Jihoon menjadi seorang yang pendiam.. “ Sekarang kamu tidur, jangan mikirin apapun lagi oke?”

Jihoon mengangguk dia, mulai memejamkan matanya. Dia akan tenang sekarang, karena Yoonbin akan memeluknya sepanjang malam..