Only You
🌻
” Turun dong sayang, Papah harus beresin kerjaan dulu. Masih banyak barang-barang yang harus Papah beresin.” Ucap Chanyeol. Sejak tadi, sang anak tak mau beranjak dari pangkuannya. Anak manisnya terus meringkuk seperti bayi panda didalam pelukannya.
” Gak mau..” Jihoon merengek, dia masih nyaman bergelung didalam pelukan sang Ayah. Jihoon terlalu rindu dengan pelukan sang Ayah yang beberapa bulan ini tidak dia rasakan karena untuk sementara waktu dia harus tinggal jauh bersama kedua orangtuanya.
” Mending kamu bantuin Mamah masak yuk, katanya waktu itu mau belajar masak.” Seulgi datang kemudian duduk disamping sang suami yang kini tengah menepuk-nepuk pantat anak semata wayangnya itu.
” Kamu kalau manja terus gimana mau nikah coba ?” Tanya Chanyeol
” Kalau manja terus Mamah jadi susah buat lepasin kamu.” Ujar Seulgi, dia tersenyum dengan tangan yang mengelus sayang surai lembut sang anak.
” Tapi Jiji mau nikah..”
” Kalau mau nikah jangan manja terus dong.” Ucap Seulgi
” Jiji gak manja, Jiji cuman butuh kasih sayang.”
Seulgi dan Chanyeol sama-sama tertawa kecil mendengar perkataan sang anak. Rasanya baru kemarin mereka melihat Jihoon berlari-lari mengenakan popok, sekarang anaknya itu sudah dewasa dan sebentar lagi mereka harus mau melepas Jihoon bersama calon suaminya nanti.
” Hubungan kamu sama Yoonbin gimana ?” Tanya Seulgi
Jihoon merengut, moodnya tiba-tiba memburuk mendengar nama itu terlontar dari mulut sang Ibu. “ Jiji lagi kemusuhan sama dia.”
” Kemusuhan ?” Chanyeol mengerutkan keningnya.
” Jiji lagi marah sama Yoonbin, jadi jangan bahas dia lagi.” Jihoon beranjak dari pangkuan sang Ayah.
” Mah ayo katanya mau masak.” Jihoon menarik lengan Seulgi.
” Iya ayo, hari kita masak banyak soalnya akan ada tamu spesial malam ini.”
” Siapa ?” Tanya Jihoon.
” Rahasia.” Seulgi mencapit hidung sang anak.
” Mamah!” Pekik Jihoon lalu berlari kecil menyusul sang Ibu yang lebih dulu berjalan menuju dapur rumahnya meninggalkan Chanyeol yang kini tersenyum hangat melihat dua orang yang begitu berharga baginya.
•••
” Sayang ayo turun.” Seulgi masuk ke dalam kamar sang anak, kepalanya menggeleng melihat sang anak ternyata masih asik rebahan diatas tempat tidurnya.
” Kok belum ganti baju sih ?”
” Kenapa harus ganti baju ? Kan cuman makan malam.”
” Ganti baju cepet, pakai baju yang rapih ya sayang. Mamah tunggu dibawah..”
Jihoon mengangguk, dengan malas dia beranjak dari kasurnya untuk mencari baju yang akan dia pakai..
” Siapa sih tamunya emang ?”
” Jangan bilang Mamah sama Papah mau jodohin gue kaya di drama-drama!” Jihoon memekik, dan jangan sampai apa yang dia pikirkan terjadi.. . . .
” Yoonbin..” Jihoon bergumam, dengan mata sabitnya yang membulat. Jihoon tentu saja kaget melihat sosok Yoonbin yang tengah duduk bersama Ayahnya dikursi ruang tamu rumahnya.
” Sayang kok malah berdiri disitu, sini..” Seulgi meminta Jihoon untuk ikut duduk.
” Jihoon apa kabar kamu ?” Tanu bertanya..
” Baik Om, Om sendiri gimana kabarnya ?” Jihoon menjawab dengan senyuman hangat dibibirnya.
” Baik, Om selalu menjaga kesehatan.” Jawab Tanu
” Nak Yoonbin, rasanya baru kemarin tante lihat kamu masih main sama Jihoon. Sekarang kamu udah gede aja, makin tampan juga tante sampai pangling liat kamu.” Ucap Seulgi, dia mengagumi sosok Yoonbin saat ini. Irene, sang sahabat pasti bangga melihat anaknya tumbuh begitu hebat.
” Siapa dulu Ayahnya ?” Sahut Tanu
” Mas hebat, bisa ngebesarin Yoonbin sampai sehebat ini.” Ujar Chanyeol
” Iya, mendiang Irene pasti bangga juga melihat Yoonbin sekarang.” Ucap Tanu seraya menepuk bahu anaknya.
” Ji, kamu gak mau nyapa Yoonbin ?”
Jihoon yang semula menunduk kemudian mendongkak menatap sang Ibu.
” Sapa Yoonbinnya dong sayang.” Sahut Chanyeol
” Baru juga kemarin ketemu..” cicit Jihoon membuat tiga orang dewasa disana terkekeh kecil melihat tingkahnya, tak terkecuali Yoonbin yang diam-diam tersenyum..
•
” Kita mau kemana sih ?” Jihoon bertanya dengan nada kesal. Setelah selesai makan malam, Yoonbin meminta ijin kepada orangtua Jihoon untuk membawa si manis itu pergi dan tentu saja Yoonbin langsung mendapatkan ijin dengan mudah.
” Jalan-jalan aja..”
” Aku belum bilang mau ya Yoonbin!” Pekik Jihoon, Yoonbin tertawa kecil matanya melirik kearah Jihoon sejenak sebelum kembali fokus pada jalanan didepannya.
” Kalau kamu gak mau aku tetap akan maksa kamu Ji.”
” Dasar pemaksa!” Yoonbin lagi-lagi hanya bisa terkekeh mendengar Jihoon memekik kesal padanya.
. .
” Kamu maksa aku pergi cuman buat diem disini ? Kamu waras ?” Jihoon yang sedari tadi kesal tambah dibuat kesal oleh Yoonbin. Karena lelaki itu membawanya ke sebuah rooftop gedung terbelengkalai.
” Gak papa, daripada aku ajak kamu ke club malam.”
” Tapi disini serem Yoonbin! Aku takut hantu..” Jihoon merengek, hei dia adalah orang yang mudah panik dan takut. Dan Yoonbin malah membawanya ke tempat menyeramkan ? Sungguh keterlaluan
” Kan ada aku sayang..”
Jihoon mendecak sebal, dia menghentakan kakinya lalu berjalan mendekati pembatas tembok. Rasa kesalnya kemudian memudar kala mata cantiknya menatap pemandangan menakjubkan dibawah sana. Bagaimana bisa pemandangan kota Jakarta dimalam hari bisa terlihat sangat indah.
” Cantik..” Jihoon bergumam
” Cantikan kamu..”
Jihoon merasakan sepasangan tangan hangat memeluk tubuhnya.
” Bin..”
” Biarin sebentar aja..” bisik Yoonbin tepat ditelinga Jihoon.
Jihoon membiarkan Yoonbin memeluknya, karena jujur saja Jihoon pun nyaman dengan pelukannya.
” Maaf...” gumam Yoonbin
” Maaf kalau aku buat kamu kecewa lagi, tapi kamu harus percaya aku gak sebusuk itu buat manfaatin kamu Ji..” Ucap Yoonbin mengatakan apa yang dia ingin katakan pada Jihoon.
” Bahkan aku gak tau apapun tentang warisan itu, aku sayang sama kamu. Kita udah kenal dari kecil Ji, kamu harusnya tahu gimana aku.”
” Tapi kita udah lama pisah Bin.” Ucap Jihoon.
” Dan mungkin kamu udah berubah banyak.” Jihoon melanjutkan perkataannya.
” Aku gak pernah berubah, aku cuman takut..”
Jihoon menunggu Yoonbin melanjutkan perkataannya..
” Aku takut jatuh cinta lagi Ji, aku takut ditinggalin lagi.”
Jihoon membalikan tubuhnya setelah Yoonbin berkata dengan nada yang begitu terdengar lirih ditelinganya. Kedua mata sabitnya mematap dua obsidan hitam milik Yoonbin.
” Aku takut kehilangan lagi, aku takut kamu ninggalin aku.”
” Bin, bagaimana bisa aku ninggalin kamu disaat aku ingin kamu ?”
Yoonbin mendesah, rasa bersalahnya semakin menjadi ketika mendengar perkataan Jihoon. Dia sudah menyakiti lelaki manis itu, namun Jihoon tetap ingin dirinya. Sungguh, Yoonbin rela Jihoon menghukumnya sekarang demi menebus semua kesalahannya pada lelaki manis itu.
Jihoon tersenyum, dia menangkup wajah Yoonbin. Seharusnya, Jihoon menghindar dari Yoonbin..namun hatinya enggan bekerja sama dengan mulutnya. Hatinya tetap meraung menginginkan Yoonbin..
” Kamu mau maafin kamu kan Ji ?”
” Bukannya aku udah maafin kamu ?”
” Termasuk masalah kemarin ?”
Jihoon mengangguk, dia yakin Yoonbin tidak mungkin memiliki rencana busuk padanya. Jihoon tahu bagaimana sifat Yoonbin, meskipun mereka sempat berpisah Jihoon masih tetap bisa mengenali sifat Yoonbin.
Yoonbin tersenyum, dia merengkuh Jihoon ke dalam pelukannya. Dia mencium berulang kalu puncuk kepala Jihoon dengan sayang..
” Jangan pergi sama Guanlin ya ?”
” Kenapa kamu jadi bahas Guanlin ?”
” Guanlin mau ambil kamu dari aku..”
Jihoon tertawa..
” Selama kamu tinggal sama dia, dia gak macam-macam kan ?”
Jihoon menggeleng dalam pelukan Yoonbin. “ Kamu gak baperkan sama perlakuan Guanlin ?”
Jihoon lagi-lagi menggeleng “ Aku cuman anggap Guanlin kaya sodara aku Bin.” Ucap Jihoon
” Sekarang kamh milik aku kan ?”
Jihoon melepaskan pelukannya, dia mendongkak menatap Yoonbin.
” Kamu gak minta aku buat jadi pacar kamu Bin, jadi aku bukan punya kamu.”
Yoonbin mendesah pelan, kemudian mengecup bibir Jihoon. “ Mau jadi pacar aku ?”
” Gak romantis banget Bin..”
” Kita gak perlu pacaran, nikah aja langsung.”
” Emangnya aku mau nikah sama kamu ?”
” Harus mau, kalau enggak aku maksa.”
Jihoon tertawa, dia meloncat untuk memeluk leher Yoonbin dan melingkarkan kaki jenjangnya dipinggang lelaki itu..
” Kita nikah besok mau ?”
” Mau!!” Pekik Jihoon
Yoonbin tertawa, dia membawa tubuh Jihoon untuk berputar-putar disana kemudian keduanya bertukar ciuman manis satu sama lain..
Yoonbin ingin berteriak pada dunia, jika dia hanya menginginkan Jihoon saat ini. Dia hanya ingin menghabiskan sisa waktunya bersama Jihoon..
” I want you Ji, only you..”