Laulyn

Drunk

๐ŸŒป

โš ๏ธ

โ€ Lagi ngapain Ji ?โ€ Jihoon nyaris menjatuhkan gelas ditangannya saat Guanlin tiba-tiba datang dan mengejutkannya.

Jam sudah menunjukan pukul satu dini hari, dan Guanlin terbangun saat mendengat suara benturan gelas dari pantry apartementnya. Kemudian keningnya berkerut saat mendapati Jihoon berada disana dengan sebotol alkohol yang menemaninya.

โ€ Guan, astaga maaf gue lancang tapi astaga gimana ini.โ€ Jihoon nampak linglung, lelaki manis itu kemudian beranjak dari duduknya dan melangkah gontai menghampiri Guanlin.

โ€ Hei hei hati-hati..โ€ Guanlin menahan tubuh Jihoon yang hampir saja oleng.

โ€ Lo mabok Ji ?โ€ Guanlin membawa Jihoon untuk kembali duduk dikursi.

โ€ Gue gak mabok kok.โ€ Jihoon menggelengkan kepalanya.

Guanlin terkekeh, dia meraih gelas kosong mengisinya dengan alkohol dan meneguknya.

โ€ Gue mau lagi..โ€

โ€ Lo udah mabok banget Ji.โ€

โ€ Belum kok..โ€

Guanlin mengisi gelas milik Jihoon dengan alkohol lagi, lalu diteguk habis oleh si manis. โ€œ Apa yang ngebuat lo bangun tengah malam gini dan minum ?โ€ Tanya Guanlin

โ€ Mmmm gue lagi bingung.โ€

โ€ Bingung kenapa ?โ€

โ€ Sama perasaan gue..โ€

Guanlin menaikan satu alisnya, dia menunggu Jihoon untuk bercerita.

โ€ Gue benci sama Yoonbin yang selalu nolak gue, tapi di sisi lain gue tetap mau dia.โ€ Ujar Jihoon membuat Guanlin yang hendak mengisi kembali gelasnya dengan alkohol terdiam.

โ€ Sebenernya mau Yoonbin itu apa ? Dia bilang dia gak suka sama gue, tapi kemarin dia malah cium gue dan bilang kalo dia mau gue.โ€ Jihoon menidurkan kepalanya diatas meja

โ€ Menurut lo Yoonbin kenapa ?โ€

Guanlin diam tak menjawab, lelaki itu memilih kembali mengisi gelas keduanya.

โ€ Seberapa sukanya lo sama Yoonbin ?โ€ Guanlin bertanya setelah meneguki minumannya.

โ€ Segini..โ€ Jihoon merentangkan kedua tangannya dengan lebar.

โ€ Dan lo masih mau ngejar dia setelah apa yang dia lakuin sama lo ?โ€

Jihoon mengangguk โ€œ Gue bodoh ya ?โ€

โ€ Bukan lo yang bodoh tapi Yoonbin.โ€

โ€ Lo bener! Yoonbin yang bodoh! Dia jahat sama gue! Sebenernya gue kurang apa ? Apa gue kurang sexy buat dia ? Dia suka orang yang kaya gimana sebenernya ?โ€ Jihoon meracau, ekperesi wajahnya begitu lucu dan membuat Guanlin tak bisa untuk tidak tertawa kecil. Meskipun sebenarnya dia menahan rasa kesal.. Kesal karena Jihoon ternyata begitu menyukai Yoonbin dan tak sedikitpun melihat keberadaannya.

Perlakuan baik dirinya pada Jihoon selama ini ternyata tak membuat Jihoon menaruh perhatian padanya.

โ€ Gue haus isiin lagi dong..โ€

Jihoon terus menerus meminta Guanlin untuk mengisi gelas miliknya dengan alkohol tanpa peduli jika kesadarannya perlahan mulai berkurang.

โ€ Udah Ji, ayo ke kamar lagi.โ€ Guanlin membawa Jihoon untuk kembali masuk kedalam kamar.

Guanlin menidurkan Jihoon diatas tempat tidur, dan Jihoon masih meracau tidak jelas karena efek mabuknya.

โ€ Yoonbin ?โ€ Jihoon meracau, dia menangkup wajah Guanlin.

โ€ Gue bukan Yoonbin Ji.โ€

โ€ Yoonbin gue sayang sama lo! Kenapa lo gak pernah mau balas perasaan gue ?โ€

Guanlin menatap Jihoon โ€œ Yoonbin jawab!โ€

โ€ Gue bukan Yoonbin! Jangan pernah nyebut nama itu disini Jihoon!โ€ Sentak Guanlin membuat Jihoon meringsut ketakutan dan duduk disudut tembok. Guanlin menghela nafasnya, sungguh dia tak bermaksud membentak seperti itu. Dia hanya tidak suka Jihoon terus menerus menyebut nama Yoonbin.

โ€ Ji..?โ€

Jihoon menutupi wajahnya dengan boneka miliknya. Tubuh kecilnya sedikit bergetar.. Guanlin tertawa kecil, rasa kesalnya kemudian menghilang saat melihat tingkah laku Jihoon.

โ€ Maaf, lo harus tidur Ji..โ€

Jihoon menyingkirkan boneka dari wajahnya kemudian menatap Guanlin. Tatapan matanya begitu polos dan juga sayu, membuat Guanlin tak tega untuk menyakitinya.

โ€ Ayo tidur..โ€ Guanlin kembali menidurkan Jihoon, dan memastikan Jihoon tidur dengan nyaman.

โ€ Kita tidur berdua ya..โ€ Jihoon mengalungkan tangannya pada leher jenjang Guanlin.

โ€ Ji ?โ€

โ€ Kenapa ? Kamu gak mau ?โ€

โ€ Bukan-โ€ Guanlin membulatkan matanya, terkejut saat tiba-tiba Jihoon mendaratkan ciuman dibibirnya.

โ€ Aku harus cium dulu biar kamu mau tidur sama aku ?โ€ Tanya Jihoon

Gaunlin menatap kedua bola mata itu, sorot matanya begitu sayu namun entah mengapa Guanlin melihat kobaran gairah disana.

โ€ Lo mau tidur sama gue Ji ?โ€

Jihoon mengangguk, Guanlin tersenyum tipis. Tangannya terangkat untuk mengelus wajah cantik itu..wajah Jihoon begitu sempurna tak ada satupun yang kurang dari wajah itu. Semuanya begitu terpahat dengan indah..

โ€ Lo cantik Ji..โ€ bisik Guanlin ditelinga Jihoon, membuat si cantik menggeliat pelan.

โ€ Lo terlalu cantik Ji, gue gila karena lo.โ€ Guanlin mengecupi setiap titik sensitif milik Jihoon.

Jihoon melenguh, lenguhan yang semakin memancing gairah Guanlin. Gaunlin tersenyum, dia mengecupi setiap inci wajah Jihoon..kemudian dia meraup bibir plum Jihoon dan menciumnya dengan penuh penekanan.

Astaga, kepalanya begitu pusing. Sesuai apa yang diduganya, bibir Jihoon begitu manis dan nikmat..

Guanlin tersenyum disela ciuamnnya saat Jihoon melenguh tertahan dan meremat bahunya. Setelah puas, Guanlin melepaskan tautan bibirnya dan mengusap jejak saliva yang membasahi bibir milik Jihoon.

โ€ Rasanya gue mau kurung lo disini aja selamanya dan gak biarin lo ketemu siapapun. Dulu gue gak bisa berteman sama lo, padahal gue mau. Tapi kali ini gue gak bisa ngelepasin lo lagi Ji...โ€

โ€ Lo wangi banget..โ€ Guanlin mengecupi leher jenjang Jihoon, dia ingin sekali memberi tanda cintanya disana namun dia gak mau mengambil resiko yang mungkin saja bisa membuat Jihoon menjauh darinya.

โ€ Gue masih waras Ji, meskipun gue mau lo. Tapi gue gak mau bikin lo menjauh dari gue kalo gue ngelakuin itu..โ€

Guanlin mengecup kening Jihoon โ€œ Goodnight dear..โ€ ucapnya kemudian beranjak darisana dan pergi menuju kamar pribadinya..

Guanlin masih bisa mengontrol diri, dia tidak mau meniduri Jihoon jika lelaki manis itu melihatnya sebagai Yoonbin bukan sebagai Guanlin..

Guanlin vs Yoonbin II

๐ŸŒป

Sejak kecil Guanlin selalu merasa iri pada sosok sepupunya, Yoonbin. Yoonbin selalu unggul dalam hal apapun, termasuk dalan merebut perhatian sang Oma. Guanlin mengakui jika Yoonbin lebih pintar darinya, Yoonbin selalu berprestasi di sekolahnya. Dan hal itu selalu menjadi alasan sang Oma membandingkan dirinya dengan Yoonbin. Beruntung, orangtuanya tak seperti sang Oma. Orangtuanya selalu mati-matian membela dirinya didepan sang Oma.

Sejak dulu Guanlin tak begitu mempunyai banyak teman, dirinya adalah seorang pendiam yang tak mudah bergaul dengan orang baru. Tak seperti Yoonbin yang begitu mudah akrab dengan orang baru. Guanlin tak begitu tertarik bersosialisasi, dia lebih senang menyendiri.

Namun, kemudian Guanlin yang penyendiri tiba-tiba ingin mengenal seseorang. Seorang anak kecil bertumbuh gembul yang dia kenal dari teman orangtuanya. Guanlin begitu senang melihatnya, anak itu begitu manis dan Guanlin ingin sekali berteman dengannya.

โ€ Namaku Jihoon..โ€

Guanlin tak bisa menyembunyikan senyuman bahagianya saat anak manis itu memperkenalkan dirinya.

โ€ Aku Guan..โ€

Jihoon si anak manis itu mengangguk, kemudian memeluk kaki panjang ayahnya dan menyembunyikan wajahnya. .

โ€ Jihoon mau main sama Guan ?โ€ Ayah Jihoon bertanya pada sang anak.

โ€ Yoonbin mana ?โ€

Senyuman bahagia di bibir Guanlin kemudian menghilang saat Jihoon menyebutkan nama sepupunya.

โ€ Yoonbin belum datang..โ€

โ€ Jihoon mau main sama Yoonbin.โ€

โ€ Tunggu dulu ya, sekarang kamu main sama Guan dulu..Guan ini sepupunya Yoonbin.โ€ Bujuk Ayah Jihoon pada anaknya, namun sang anak malah menggeleng dan semakin memeluk erat kaki Ayahnya.

Guanlin kecil menundukan kepalanya, dia sangat sedih karena teman pertamanya ternyata tak mau bermain dengannya..

Guanlin hanya bisa mengintip Yoonbin dan Jihoon yang tengah asik bermain ditaman belakang rumah tanpa mau bergabung bersama mereka. Guanlin tidak tahu apa yang membuat Jihoon begitu enggan bermain dengannya, Guanlin merasa dirinya sudah berkenalan dengan baik dengan Jihoon dan tubuhnya juga tidak bau..

Guanlin lagi-lagi merasa iri pada Yoonbin, karena Yoonbin bisa membuat Jihoon betah bermain dengannya dan membuat Jihoon tertawa begitu lepas karenanya.

โ€ Jiji Yoonbin mau pipis dulu ya.โ€

Kepala Jihoon mengangguk lucu โ€œ Jangan lama ya Mbin..โ€

Yoonbin berlari terbirit-birit masuk kedalam rumah seraya memegangi selangkangannya. Guanlin yang melihat Jihoon sendirian kemudian langsung melangkah menghampiri si anak manis itu, Guanlin ingin mencoba untuk mendekati Jihoon dan mengajaknya bermain bersama.

โ€ Jiji..โ€

Jihoon menoleh, si anak manis itu nampak terkejut dengan kedatangan Guanlin.

โ€ Mau permen ?โ€ Guanlin menyodorkan sebatang lolipop pada Jihoon.

โ€ Ini rasa bluberry, rasa kesukaan Guan.โ€ Ucapnya lagi, Jihoon menatap lolilop ditangan Guanlin.

โ€ Buat Jiji, Guan tidak kasih racun kok.โ€

Jihoon kemudian dengan ragu mengambil lolipop itu kemudian membuka bungkusnya dan memakannya.

โ€ Enak ?โ€

Jihoon menganggukan kepalanya, bibirnya perlahan tersenyum. โ€œ Guan masih punya banyak, Jiji mau lagi ?โ€

โ€ Mau!โ€ Jihoon memekik senang, dia berdiri dari duduknya.

โ€ Ayo kita main di dalam rumah, Guan juga punya banyak mainan.โ€ Guanlin menjulurkan tangannya, lalu disambut dengan senang hati oleh Jihoon.

โ€ Jiji!โ€

Belum sempat mereka masuk kedalam rumah, Yoonbin sudah kembali dan nampak berlari menghampiri keduanya.

โ€ Mbin Jiji mau main sama Guan.โ€ Ucap Jihoon

โ€ Gak boleh! Jiji cuman boleh main sama Yoonbin aja!โ€ Pekik Yoonbin lalu melepaskan tautan tangan Jihoon dan Guanlin.

โ€ Kenapa Jiji gak boleh main sama Guan ?โ€ Jihoon bertanya dengan penuh rasa penasaran.

โ€ Guan itu bodoh! Jiji jangan main sama orang bodoh!โ€ Teriak Yoonbin kemudian mendorong tubuh Guanlin sampai si empunya tersungkur jatuh.

โ€ Ayo pergi!โ€ Yoonbin menarik tangan Jihoon untuk pergi dan meninggalkan Guanlin yang kini menangis disana sendirian..

Sejak kecil, Yoonbin tak pernah mau melihat Guanlin bahagia..

โ€ข โ€ข

โ€ Kenapa lama Ji ?โ€ Guanlin bertanya saat Jihoon kembali dari toilet.

โ€ Ah maaf, tadi di toiletnya antri.โ€ Jawab Jihoon seraya tersenyum tipis.

Guanlin menganggukan kepalanya โ€œ Orangtua kamu udah pulang ?โ€ Tanya Jihoon

โ€ Iya, mereka udah pulang duluan.โ€

โ€ Kita juga pulang yuk, gue cape ngantuk juga.โ€ Ucap Jihoon kemudian melangkah pergi mendahului Guanlin.

Guanlin diam sejenak, matanya menatap punggung Jihoon yang perlahan mulai menjauh darinya. Guanlin tersenyum miring sebelum akhirnya ikut melangkah menyusul Jihoon.

โ€ Toiletnya antri atau lo ciuman dulu sama Yoonbin Ji ?โ€

Guanlin vs Yoonbin

๐ŸŒป

โ€ Kenapa lo ?โ€ Yoshi menepuk bahu Yoonbin, dia menyodorkan sekaleng cola dingin untuk teman karib sekaligud atasannya itu.

โ€ Gue perhatiin dari kemarin lo ngelamun terus, untung aja lo gak ngacauin meeting lagi.โ€

Yoonbin mendesah, dia menyulut sebatang rokok yang sedari tadi berada ditangannya. โ€œ Gue gak tau gue kenapa..โ€

Yoshi mengerut bingung dengan jawaban yang keluar dari mulut Yoonbin. Dia tahu, jika ada sesuatu yang mengganggu pikiran temannya itu. Yoonbin tak pernah seperti ini sebelumnya, namun beberapa terakhir ini sahabatnya itu terlihat sering sekali melamun dan tak fokus.

โ€ Lo kalo ada masalah cerita aja sob, lo tau gue penggemar yang baik. Meksipun gue mungkin gak bisa ngasih solusi yang tepat.โ€

Yoonbin diam, dia pun tak tahu apa yang harus dia ceritakan pada Yoshi.

โ€ Tentang Jihoon ? Atau tentang cewek yang mirip sama Nina itu ? Akhir-akhir ini lo sering nemuin cewek itu kan Bin ?โ€

Yoonbin semakin terdiam kala mendengar nama Jihoon dari mulut Yoshi.

Jihoon, jujur saja nama itu akhir-akhir ini selalu mengganggu konsentrasi Yoonbin. Yoonbin berulang kali menepis nama Jihoon dari pikirannya, namun nama itu malah semakin membuatnya resah. Yoonbin mencoba membuang rasa resahnya dengan menemui Kirana, berharap dengan menatap wajah damai perempuan itu bisa membuat Yoonbin tenang..namun ternyata rasa resah itu tetap saja dia rasakan.

โ€ Lo tau, gue gak maksud buat nyakitin Jihoon.โ€

Jadi benar ? Tebakan Yoshi benar, jika dibalik sifat Yoonbin yang aneh akhir-akhir ini adalah karena Jihoon ? โ€œ Gue sama sekali gak benci sama Jihoon, gue cuman takut..โ€

โ€ Apa yang lo takutin ?โ€

โ€ Gue takut jatuh cinta lagi..โ€

โ€ Lo takut jatuh cinta sama Jihoon ?โ€

Yoonbin mengangguk, Yoshi kemudian mendecak. โ€œ Kenapa lo harus takut jatuh cinta sama Jihoon ? Lo masih yakin dengan pendirian lo kalo lo ini masih normal ?โ€

Yoonbin menggelengkan kepalanya. Setelah ini, mungkin Yoonbin akan di tertawakan oleh dunia jika dia mengaku bahwa dia kini bukan seorang lelaki straight.

Yoonbin mematahkan pendiriannya setelah Jihoon berhasil menjungkir balikan dunianya. โ€œ Terus apa ?โ€

โ€ Gue takut Jihoon ninggalin gue, seperti dulu Nina ninggalin gue.โ€

Yoshi mematikan rokok miliknya, dia meneguk habis cola miliknya. Sebelumnya dia memang kesal dengan sikap Yoonbin yang terus mengelak jika sahabatnya itu sudah mulai melihat keberadaan Jihoon. Seharusnya Yoshi mentertawakan Yoonbin sampai puas, karena lelaki itu sudah termakan oleh karmanya sendiri. Namun melihat wajah Yoonbin yang begitu frustasi membuat Yoshi prihatin sendiri.

โ€ Lo suka sama Jihoon ?โ€

โ€ Gue gak tau..โ€

Yoshi menghela nafas panjang, jika dia tidak sedang prihatin mungkin saat ini dia sudah mengeluarkan semua emosinya untuk menyadarkan Yoonbin jika sahabatnya itu sedang jatuh cinta pada sosok Jihoon.

โ€ Kali ini gue gak bakal pake emosi ngomong sama lo Bin, tapi gue harap lo resapi kata-kata gue.โ€ Yoshi menjeda kalimatnya..

โ€ Lo lagi jatuh cinta Yoonbin! Lo suka sama Jihoon! Lo udah melihat keberadaan Jihoon di sekitar lo. Buang semua denial lo selama ini, dan jangan takut buat mulai jatuh cinta lagi. Buang semua rasa takut lo itu, Nina pergi itu udah takdir dari Tuhan, Nina juga pasti akan sedih kalo liat lo kaya gini terus.โ€ Ujar Yoshi, melanjutkan semua perkataannya.

Jatuh cinta ? Apa benar dirinya sedang jatuh cinta ? Tapi kenapa jatuh cinta rasanya sesesak ini ?

โ€ Jangan kasar lagi sama Jihoon. Kalo terus kasar sama dia, dia pasti lambat laun bakal pergi menjauh dari lo.โ€ Yoonbin menatap ke arah sabatnya itu. Perkataan Yoshi yang baru saja dia dengar seperti menohok hatinya. Karena kenyataannya selama ini dia sudah kasar pada Jihoon, dan membuat lelaki manis itu pergi menjauh darinya.

โ€ Apa yang harus gue lakuin sekarang ?โ€

โ€ Kenapa lo malah nanya sama gue ? Lo yang lebih tau apa yang harus lo lakuin Bin.โ€

โ€ Tapi Jihoon gak ada di rumah..โ€

โ€ Maksud lo ?โ€

โ€ Jihoon pergi dari rumah, dia marah sama gue. Kemarin gue bilang kalo gue gak mengharapkan dia suka sama gue.โ€

โ€ Sumpah Bin lo tolol banget!โ€ Yoshi mengumpati semua kebodohan yang sudah Yoonbin perbuat. Dosa apa dia di masa lalu ? Sampai dia mempunya sahabat seperti Yoonbin ?

โ€ข โ€ข

โ€ Kita mau kemana ?โ€ Tanya Jihoon, hari ini Guanlin tiba-tiba pulang lebih cepat dari biasanya. Lalu lelaki itu meminta Jihoon untuk segera bersiap-siap dan memilih pakaian terbaiknya.

โ€ Kita dinner..โ€ jawab Guanlin

โ€ Dinner ?โ€

โ€ Iya, gue mau ngenalin lo sama seseorang.โ€

โ€ Siapa ?โ€

Guanlin menoleh ke arah Jihoon sejenak, kemudian kembali menatap jalanan didepannya. Bibirnya tersenyum..

โ€ Lo juga bakal tau nanti Ji..โ€ . . Mata Jihoon membulat kala melihat sosok Yoonbin yang tengah duduk dikursi meja makan bersama Tanu disampingnya. Begitupula dengan Yoonbin yang sama terkejutnya melihat keberadaan Jihoon disana.

โ€ Jihoon ?โ€ Tanu membuka suaranya, dia juga terkejut melihat Jihoon datang bersama Guanlin.

โ€ Om..โ€

โ€ Duduk Ji..โ€ Guanlin menggeser kursi dan mempersilahkan Jihoon untuk duduk. Setelah Jihoon duduk, kemudian dia ikut duduk disamping lelaki manis itu.

โ€ Jihoon, aduh sayang padahal baru dua minggu yang lalu tante ketemu sama kamu..tante kangen banget sama kamu sayang.โ€ Chyntia begitu senang bisa kembali bertemu dengan Jihoon.

โ€ Jihoon juga kangen sama tante.โ€ Jihoon berusaha untuk tersenyum lepas.

โ€ Sekarang kamu tinggal sama Guanlin sayang ?โ€ Tanya Chyntia.

โ€ Iya aku tinggal sama Guanlin sekarang.โ€ Jawab Jihoon.

โ€ Itu bagus, kalian bisa semakin dekat kalo tinggal bareng.โ€ Sahut Keanu.

โ€ Makasih Guan, kamu udah jagain Jihoon. Om kaget pas Jihoon bilang sekarang dia tinggal sama kamu.โ€ Ujar Tanu

โ€ Udah tugas aku Om jagain Jihoon, itung-itung belajar setelah kita nikah nanti.โ€ Ucap Guanlin membuat Tanu tersedak air yang diteguknya. Sementara Jihoon nampak terkejut dengan apa yang dikatakan Guanlin, dan dia hanya bisa menatap Guanlin tanpa berkata apapun.

โ€ Nikah ?โ€

โ€ Guanlin sama Jihoon pacaran Mas..โ€ Chyntia menjawab Tanu.

โ€ Sejak kapan ? Kenapa kamu gak bilang sama Om Jihoon ?โ€ Tanu bertanya pada Jihoon, dia tentu saja sangat terkejut dengan fakta yang baru saja dia dengar. Selama ini yang dia tahu, Jihoon menyukai anaknya Yoonbin.

โ€ Baru-baru ini Om..โ€ Guanlin yang menjawab pertanyaan Tanu, dia tersenyum lalu meraih tangan Jihoon.

โ€ Om ngerestuin aku buat pacaran sama Jihoon kan ? Selama di Jakarta, Jihoon berada dibawah tanggung jawab Om.โ€ Guanlin berucap pada Tanu.

โ€ Om gak punya hak buat ngelarang Jihoon berhubungan sama siapapun, tapi Om harap kamu bisa jagain Jihoon.โ€

โ€ Tentu saja, Jihoon berharga banget buat aku.โ€ Guanlin mengangkat tangan Jihoon lalu mengecupnya. Guanlin melemparkan senyuman kemenangan kearah Yoonbin..

โ€ข โ€ข

โ€ Sejak kapan lo pacaran sama Guanlin ?โ€

Jihoon tersentak saat mendengar suara Yoonbin, dia mematikan keran lalu membalikan badannya untuk menatap lelaki tinggi itu.

โ€ Sejak kapan lo pacaran sama Guanlin Jihoon ?โ€

Jihoon meremat tangannya โ€œ Buk-an urusan lo..โ€ jawabnya dengan nada yang sedikit gugup.

โ€ Lo berdua beneran pacaran ?โ€

โ€ Lo udah denger sendiri dari Guanlin, dan semuanya udah jelaskan ?โ€

โ€ Enggak. Gue rasa ada yang salah disini.โ€

โ€ Apanya yang salah ? Udah deh Bin, gue pacaran sama Guanlin itu bukan urusan lo. Gue pacaran sama Guanlin gak bakal bikin lo rugi juga kan ?โ€ Ujar Jihoon.

Jihoon hendak melangkah untuk pergi darisana, namun cekalan tangan Yoonbin mau tak mau membuatnya tetap berada disana. โ€œ Apa lagi ? Dan lepasin tangan gue!โ€ Sentak Jihoon

Yoonbin menatap kedua bola mata bulat milik Jihoon dengan lekat dan membuat si empu yang ditatap terdiam kaku.

โ€ Yoonbin!โ€ Jihoon memekik saat Yoonbin mendorong tubuhnya, dia meringis kala punggungnya membentur dinding dibelakangnya.

โ€ Lo gila ?โ€ Jihoon mendongkak, menatap penuh rasa kesal pada Yoonbin.

โ€ Lo bohongkan sama gue Ji ?โ€

โ€ Bohong apa ?โ€

โ€ Lo berdua bohong, lo gak pacaran sama Guanlin. Lo ngelakuin ini cuman buat bikin gue cemburukan ?โ€

Jihoon tertawa sakartis, membuat Yoonbin cemburu ? Mungkin iya, secara tidak langsung drama yang dibuat Guanlin bertujuan untuk membuat Yoonbin cemburu.

โ€ Gue gak bohong, dan gue mau nikah sama Guanlin.โ€

โ€ Nikah ?โ€

โ€ Iya, gue mau nik-โ€ Yoonbin tidak akan membiarkan Jihoon melanjutkan perkataanya lagi, dia membungkam bibir itu dengan ciumannya.

Jihoon meremat kemeja yang dikenakan Yoonbin, kemudian dia berusaha mendorong tubuh besar Yoonbik untuk menjauh darinya..namun tenaganya tak berarti apa-apa karena Yoonbin malah semakin mengukung tubuhnya.

Yoonbin melepaskan ciumannya sejenak, dia menatap Jihoon yang tengah terengah-engah. Bibirnya nampak berkilau karena jejak salivanya, hal itu menjadi pemandangan yang sangat cantik bagi Yoonbin.

โ€ Sinting!โ€ Umpat Jihoon

โ€ Cantik..โ€

โ€ Hah ?โ€

โ€ Cantik, lo cantik..โ€

Jihoon mendecak, dia berusaha mendorong tubuh Yoonbin namun Yoonbin tak mau menyinkir dari hadapannya.

โ€ Awas gue mau pergi!โ€

โ€ Lo gak boleh pergi lagi.โ€

Jihoon mendecak โ€œ Lo maunya apa sih Yoonbin ?โ€

โ€ Gue mau lo Jihoon..โ€

๐ŸŒป

Yoonbin menghentikan mobilnya tak jauh dari toko bunga tempat dimana dia bertemu dengan seorang perempuan yang begitu mirip dengan Nina. Hari ini, Yoonbin melihatnya lagi. Perempuan berparas cantik seperti itu Nina itu tengah sibuk dengan bunga-bunganya. Yoonbin menghela nafas sejenak sebelum dia keluar dari dalam mobilnya dan melangkah menghampiri toko bunga itu.

โ€ Ada yang bis-โ€ Perempuan itu mendadak terdiam kala tahu siapa yang baru saja datang mengunjungi toko bunganya.

โ€ Sebentar..โ€ Yoonbin mencegah pergerakan perempuan itu saat hendak masuk kedalam toko.

โ€ Saya sudah bilang kalau saya bukan Nina. Lebih baik Tuan pergi saja.โ€ Ujar perempuan itu, seolah-olah dia tahu maksud tujuan mengapa Yoonbin datang kembali.

โ€ Hanya sebentar, saya mohon..โ€ ucap Yoonbin memohon agar dia bisa bicara dengan perempuan itu.

โ€ Saya tidak punya banyak waktu.โ€

โ€ Maaf, waktu itu saya sudah lancang memeluk kamu..โ€ ujar Yoonbin, dia merasa bersalah karena tindakannya kemarin.

Perempuan itu hanya diam sebelum akhirnya mengangguk setelah melihat raut wajah Yoonbin yang begitu merasa bersalah.

โ€ Saya ingin ngobrol dengan kamu, hanya sebentar..โ€ Pinta Yoonbin, dia hanya ingin memastikan siapa perempuan dihadapannya itu.

โ€ Hanya sebentar..โ€ Yoonbin kembali meyakinkan, perempuan itu nampak berpikir lalu kemudian menganggukan kepalanya dan meminta Yoonbin mengikutinya. Mereka menaiki anak tangga disamping toko, anak tangga yang membawa mereka ke sebuah rooftop.

โ€ Apa yang mau Tuan tanyakan ?โ€

โ€ Waktu itu saya benar-benar tidak bermaksud lancang seperti itu, saya mengira kamu adalah Nina sampai saya langsung berlari memeluk kamu.โ€ Ucap Yoonbin

โ€ Nina ? Dia siapa ?โ€ Perempuan itu nampak penasaran, Yoonbin begitu nampak frustasi saat menyebut nama Nina.

โ€ Mendiang kekasih saya, dia meninggal satu tahun yang lalu. Kamu benar-benar mirip Nina..โ€ Yoonbin mengeluarkan selembar foto yang sengaja dia bawa dari rumah dan memberikannya pada perempuan itu.

โ€ Dia Nina, gadis yang cantik dan pintar. Dia sudah pergi meninggalkan saya, tetapi kenangan dia masih saya simpan rapat dihati saya.โ€

Mata perempuan itu nampak membulat, begitu terkejut dengan apa yanh dia lihat saat ini. Nina, gadis dalam foto ditangannya benar-benar begitu mirip dengan dirinya. Kebetulan macam apa ini ?

โ€ Kamu mirip seperti Nina, itu sebabnya saya begitu penasaran siapa kamu ini.โ€

Perempuan itu mengembalikan foto Nina pada Yoonbin, dia sekarang mengerti mengapa saat itu Yoonbin memeluknya begitu erat dan terus memanggilnya dengan nama Nina.

โ€ Saya Kirana..โ€ gumam perempuan bernama Kirana itu.

โ€ Sekarang saya tahu, kenapa Tuan begitu frustasi waktu itu.โ€ Kirana melanjutkan perkataannya.

Yoonbin menunduk, dia menatap potret Nina didalam genggamannya. โ€œ Saya tidak mempunyai hubungan darah apa-apa dengan Nina, kita hanya kebetulan mirip saja Tuan.โ€

Yoonbin mengangguk, Nina dan Kirana hanya persis satu sama lain. Namun melihat Kirana, dia merasakan sosok Nina kembali hidup didalam tubuh Kirana. Sehingga Yoonbin rasanya ingin sekali terus berada di dekat Kirana.

โ€ Apa sayang boleh datang kapanpun kesini ?โ€ Tanya Yoonbin

Kirana awalnya nampak ragu untuk menjawab, namun kemudian dia mengangguk dengan senyuman hangat dibibirnya. โ€œ Boleh saja, tapi tolong jangan lihat saya seperti Tuan melihat Nina.โ€ Ucap Kirana, seolah-olah tahu apa yang sebelumnya Yoonbin pikirkan..

โ€ข โ€ข

โ€ Ngapain lo di rumah gue ?โ€ Yoonbin nampak terkejut dengan kehadiran Guanlin di rumahnya. Guanlin yang semula duduk santai diatas sofa kemudian beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri Yoonbin.

โ€ Cuman mau berkunjung aja, masa gue gak boleh berkunjung ke rumah sepupu sendiri.โ€ Jawab Guanlin. Yoonbin menggidikan bahunya, tak mau peduli dengan alasan mengapa Guanlin berada di rumahnya. Yoonbin lalu beranjak hendak pergi menuju kamar pribadinya, tetapi kemudian Yoonbin berhenti melangkah kala melihat Jihoon berjalan kearahnya seraya menyeret koper ditangannya.

โ€ Mau kemana lo ?โ€ Tanya Yoonbin

โ€ Mau pindah, gue udah punya apartemen sendiri. Jadi mulai hari ini gue gak akan tinggal disini lagi.โ€ Jawab Jihoon.

โ€ Siapa yang ngijinin lo pergi ?โ€

Jihoon menggidikan bahunya โ€œ Gak ada..โ€

โ€ Yaudah kalo gitu jangan pergi.โ€

โ€ Gue tetap mau pindah, gue terlalu banyak ngerepotin lo. By the way thanks udah ngijinin gue tinggal disini selama ini, salam buat Om Tanu dan jaga kesehatan lo Bin..โ€ Jihoon tersenyum tipis, kemudian melangkah melewati Yoonbin begitu saja.

โ€ Biar gue yang bawa Ji.โ€ Guanlin mengambil alih koper dari tangan Jihoon.

โ€ Kita pergi dulu Bin..โ€ Guanlin tersenyum, dia merangkul pinggang Jihoon dan membawanya pergi dari sana.

โ€ Dia beneran pergi ?โ€ Yoonbin bergumam, kemudian mendecak sebal.

โ€ Biarin aja dia pergi, dia juga pasti bakal balik lagi.โ€ Ujarnya..

Ya biarkan saja Jihoon pergi dari rumahnya, karena lelaki manis itu pasti akan kembali datang ke rumahnya..

I miss You

๐ŸŒป

โ€ Kondisi kamu mulai membaik, baik mental atau secara fisik.โ€

Jihoon mendengarkan dengan serius tentang kondisi kesehatannya dari sang Psikiater yang selama ini menanganinya.

โ€ Kamu bisa coba buat makan sedikit demi sedikit, tapi makannya harus secara teratur. Buah dan sayurnya jangan lupa.โ€

โ€ Makasih Dok..โ€

โ€ Sudah tugas saya menyembuhkan pasien, ngomong-ngomong kamu sudah bilang sama orangtua kamu ?โ€

Jihoon menggelengkan kepalanya lemah, dia masih takut untuk mengatakan perihal eating disordernya kepada kedua orangtuanya.

โ€ Kenapa hmm ?โ€

โ€ Aku takut mereka marah dan khawatir.โ€

โ€ Lebih baik kamu bilang, mereka berhak tau tentang kondisi kamu ini. Mungkin mereka marah, tapi marah itu artinnya mereka sayang sama kamu..โ€ sang Dokter, meraih tangan Jihoon..berusaha untuk meyakinkan jika semuanya akan baik-baik saja.

โ€ Aku akan coba buat bilang..โ€

โ€ Bagus, hari ini cukup sampai disini ya..obatnya jangan lupa diminum.โ€

โ€ Kalau begitu aku pulang dulu dok, terima kasih untuk hari ini.โ€
Jihoon tersenyum hangat lalu berpamitan pulang kepada sang Dokter.

โ€ Bin..โ€

Jihoon tentu saja terkejut ketika melihat Yoonbin yang tengah duduk menunggunya didepan ruang psikiater, lalu matanya menatap kearah sekitar beberapa perawat dan pengunjung rumah sakit terlihat saling berbisik dengan pandangan mata yang tak lepas dari sosok gagah seorang Yoonbin.

Yoonbin berdiri, dia sedikit tersenyum tipis. Senyuman kecil namun mampu membuat jantung Jihoon berdetak, itu senyuman pertama yang Jihoon liat dari seorang Yoonbin.

Apa yang membuat Yoonbin bisa tersenyum seperti itu padanya ? Sungguh aneh..

โ€ Udah beres ?โ€

Jihoon hanya mengangguk sebagai jawaban. โ€œ Yaudah ayo..โ€

Yoonbin melangkah lebih dulu, dan Jihoon membuntutinya dari belakang.

โ€ Kenapa gak nunggu di lobi aja ?โ€

โ€ Emang kenapa ?โ€

Jihoon menggeleng.. jika Jihoon mengatakan jika dia tak suka pada para perawat centil yang terus memperhatikan Yoonbin, Yoonbin pasti akan tertawa meledeknya..

. . โ€œ Lo mau kemana ?โ€ Tanya Yoonbin, seraya menjalankan mobilnya menjauhi pelataran gedung rumah sakit.

โ€ Aku mau ke makam Tante Irene..โ€ jawab Jihoon.

Yoonbin menoleh sekilas kearah Jihoon kala telinganya mendengar nama mendiang sang Ibu dari mulut Jihoon, kemudian dia kembali fokus pada jalanan didepannya.

โ€ Mau ngapain ?โ€

โ€ Mau ketemu aja, emangnya kamu gak kangen Mamah Irene ?โ€

Rindu, tentu saja Yoonbin merindukannya. Terakhir dia mengunjungi makam sang Ibu itu satu bulan yang lalu.

โ€ Aku belum pernah ketemu tante Irene lagi setelah aku pindah ke L.A..โ€ cicit Jihoon.

Tentu saja dia bohong. Jihoon pernah bertemu dengan mendiang Ibu dari Yoonbin itu. Saat Irene meninggal, Jihoon langsung terbang ke Jakarta bersama kedua orangtuanya. Namun dia tidak menemui Yoonbin kala itu, karena Jihoon belum siap bertemu dengannya.. terlebih saat itu Yoonbin tengah menjalin hubungan dengan Nina.

โ€ Kamu anterin aku aja kesana, abis itu kamu bisa pulang dan balik ke kantor.โ€

โ€ Gak papa, gue juga kangen sama Mamah.โ€ Ucap Yoonbin, seraya membelokan setir kemudinya menuju jalan yang akan membawa mereka ke tempat dimana Sang Ibu beristirahat.

. . . โ€œ Apa kabar tante..โ€ Jihoon tersenyum seraya meletakan sebuket bunga lili putih diatas pusara milik Irene.

โ€ Maaf Jihoon baru nemuin tante sekarang, jangan marah sama Jihoon ya..โ€ Jihoon mengusap nama Irene yang terukir diatas keramik, dia menunduk memanjatkan doa untuk Irene.

โ€ Tante, Jihoon udah pulang. Jihoon udah ketemu sama Yoonbin lagi. Jihoon senang, tapi Jihoon sedih juga karena Yoonbin lupa sama Jihoon..โ€ ujar Jihoon dalam hatinya.

โ€ Jihoon sayang sama Yoonbin, Jihoon cinta sama Yoonbin..tapi rasanya sulit banget buat buka hati Yoonbin yang keras. Jihoon berulang kali mau nyerah tapi rasanya sulit, cinta Jihoon buat Yoonbin terlalu besar. Jihoon mau berjuang, sekali lagi..ini yang terakhir. Kalau Yoonbin masih keras, Jihoon mau sepenuhnya nyerah. Makasih tante, karena udah ngebesarin Yoonbin menjadi seorang yang hebar. Tenang disana bersama Tuhan..Jihoon sayang sama tante.โ€ Jihoon melanjutkan perkataannya tentu saja masih dalam hatinya.

โ€ Bin, ayo pulang bentar lagi ujan.โ€ Jihoon mendirikan badannya.

โ€ Lo gak akan kemana-mana lagikan ? Gue harus pergi ke kantor lagi.โ€

Jihoon menggeleng โ€œ Pulang aja..โ€

Yoonbin mengangguk, dia menunduk untuk mengusap pusara sang Ibu sebelum melangkah pergi.

โ€ Bin kenapa berhenti ?โ€ Tanya Jihoon sedikit heran saat Yoonbin mendadak berhenti melangkah.

โ€ Nina..โ€

Jihoon mendongkak menatap Yoonbin, lalu dia mengikuti arah pandangan Yoonbin.

Disana, tepat didepan toko bunga nampak seorang gadis tengah menyiram bunga-bunga dalam pot. Jihoon ikut terdiam, dia menegak ludahnya..

โ€ Nina..โ€ Jihoon bergumam pelan seiring dengan Yoonbin yang berlari menghampiri toko bunga itu lalu memeluk sosok wanita yang begitu mirip dengan seseorang.

Seseorang yang berhasil mengisi ruang dihati Yoonbin..

Geonina..

Guanlin

๐ŸŒป

โ€ Mau kemana lo ?โ€

Langkah kaki Jihoon terhenti, dia menoleh menatap Yoonbin yang tengah berdiri angkuh tak jauh darinya.

โ€ Pergi.โ€ Jihoon menjawab singkat tanpa nada. Ingat dia sedang berusaha untuk cuek pada Yoonbin Meskipun sebenarnya dia sangat susah melakukannya, apalagi setiap hari dia hidup berdampingan dengan Yoonbin. Belum lagi, Yoonbin yang entah kenapa semakin hari semakin terlihat tampan dimatanya.

โ€ Pergi kemana ?โ€

โ€ Kemana aja bukan urusan lo.โ€

Yoonbin menaikan satu alisnya, merasa sedikit bingung melihat sikap Jihoon yang beberapa hari terakhir ini sedikit aneh.

โ€ Udah nanyanya ? Kalo udah gue mau pergi.โ€

โ€ Jam sembilan malam harus udah balik.โ€

Jihoon yang hendak kembali melangkah kembali diam ditempatnya, lalu kembali menatap Yoonbin.

โ€ Pardon ?โ€

โ€ Lo harus pulang jam sembilan malam.โ€

Jihoon tertawa kecil โ€œ Gue bukan anak kecil, berhenti ngatur gue.โ€ Ujarnya lalu dengan cepat pergi, dia tidak ingin berlama-lama disana.

โ€ขโ€ข

โ€ Guan maaf gue lama..โ€ ucap Jihoon setelah dia masuk kedalam mobil milik Guanlin.

โ€ Its okay, lo ngobrol dulu sama Yoonbin ?โ€ Tanya Guanlin

Jihoon mengangguk โ€œ Iya..โ€

โ€ Yoonbin tau lo pergi sama gue ?โ€ Guanlin bertanya seraya melajukan mobilnya meninggalkan perkarangan rumah Yoonbin, dia tersenyum dan berterima kasih pada petugas keamanan yang bekerja dirumah Yoonbin yang sudah membukakan gerbang untuknya.

โ€ Gak tau, dia emang nanya gue mau kemana tapi gak gue jawab.โ€

Guanlin terkekeh.. โ€œ Lo lagi marahan sama Yoonbin ?โ€

โ€ Gak juga, udah ah kenapa kita jadi bahas Yoonbin.โ€ Jihoon mendengus sebal.

โ€ Okay sorry..โ€

โ€ By the way, makasih ya lo mau dinner dirumah gue.โ€ Ucap Guanlin, kembali membuka suara setelah merasakan keheningan diantara mereka.

โ€ Gue juga gabut dirumah, mending pergi main ke rumah lo.โ€

โ€ Ji, gue boleh minta sesuatu gak sama lo ?โ€

Dahi Jihoon berkerut โ€œ Sesuatu apa ?โ€

โ€ Nanti kita bakalan dinner sama bokap nyokap gue.โ€

โ€ Hah ? Ko lo gak bilang sih ?โ€ Jihoon jelas kaget, Guanlin tidak mengatakannya dari awal.

โ€ Ini juga dadakan Ji, gue gak tau kalo mereka bakalan datang hari ini. Sorry..โ€

Jihoon mendesah, dia memakluminya.. โ€œ Nanti, kalo bokap atau nyokap gue nanya sesuatu sama lo tolong lo bilang iya..โ€

Dahi Jihoon sedikit berkerut.. โ€œ Maksud lo ?โ€

โ€ Gue sebelumnya bilang sama Bokap kalo gue bakal bawa pacar ke rumah, tapi lo tau sendiri kalo gue gak punya pacar.โ€

โ€ Jadi maksud lo gue harus pura-pura jadi pacar lo ?โ€

โ€ Iya, please tolongin gue Ji..gue gak mau di damprat bokap kalo gue bohong.โ€ Guanlin berusaha memohon agar Jihoon mau berpura-pura didepan sang Ayah.

โ€ Kenapa lo harua bohong ? Kenapa lo gak jujur aja kalo lo belum punya pacar.โ€

โ€ Gue mau di jodohin Ji, sama oranf yang gue gak suka. Ini satu-satunya cara biar gue bisa lepas dari perjodohan itu.โ€

โ€ Sampai kapan ? Sampai kapan gue harus pura-pura jadi pacar lo ?โ€

โ€ Gue gak tau, tapi gue pastiin gak akan lama. Lo mau kan Ji ?โ€

Jihoon mendesah pelan, sejujurnya dia tak mau melakukan kebohongan apalagi pada orang yang sama sekali belum dia kenal. Namun melihat Guanlin yang nampak begitu frustasi dengan perjodohannya membuat hati Jihoon tergerak untuk membantu lelaki itu.

โ€ Yaudah..gue mau..โ€

Guanlin tersenyum senang, saat lampu lalu linta berubah merah dia menatap Jihoon..meraih tangan lelaki manis itu dan mengecupnya.

โ€ Thanks Ji..โ€ ucapnya

โ€ No prob..โ€ Jihoon tersenyum canggung seraya melepaskan tangannya dari Guanlin. Dia terkejut dengan perlakuan Guanlin..

โ€ By the way, lo cantik Ji..โ€

โ€ Ah thank you..โ€

Guanlin tersenyum puas, dia senang karena Jihoon mau masuk kedalam rencana yang akan dia buat dan senang karena Jihoon tampil sempurna malam ini sesuai dengan apa yang dia inginkan.

Jihoon...dia berhasil membuatnya menjadi gila..

โ€ข โ€ข

โ€ Hebat juga kamu bisa dapetin pacar kaya Jihoon, dia manis..cantik..Mamah suka.โ€ Ucap Chyntia, dia sangat menyukai Jihoon padahal mereka baru bertemu hari ini.

โ€ Iyalah, lebih cantik dari Bianca kan Mah?โ€

โ€ Jauh lebih cantik.โ€ Jawab Chyntia, dia merasa bangga pada sang anak karena bisa mendapatkan orang yang sempurna seperti Jihoon.

Sementara Jihoon hanya tersenyum canggung..

โ€ Jadi sudah berapa lama kalian pacaran ?โ€ Tanya Keanu

โ€ Baru tiga bulanan Pah.โ€ Guanlin menjawab.

โ€ Baru sebentar, tapi gak ada masalah kalo kalian nikah.โ€

Jihoon yang semula menunduk langsung mendongkak, menatap kaget kearah Keanu.

โ€ Nikah ?โ€

โ€ Pah, nikah bisa dibicarain nanti aja. Kita juga baru pacaran, gak usah buru-buru.โ€ Ucap Guanlin, dia tidak menyangka jika sang Ayah akan mengatakan hal itu. Dia merasa tidak enak pada Jihoon..

โ€ Anak kita masih muda, belum suskes sepenuhnya. Udah biarin aja mereka pacaran dulu.โ€ Ujar Chyntia.

โ€ Gak baik pacaran lama-lama.โ€

Guanlin mendecak sebal โ€œ Udahlah Pah, Papah ini pikirannya terlalu kolot. Kasian Jihoon dia kaget, entar kalo Jihoon kabur terus gak mau pacaran sama Guan lagi gimana ?โ€

Chyntia tertawa kecil, dia menatap Jihoon. Sebenarnya dari awal dia begitu tak asing dengan wajah Jihoon, selama mereka berbincang dia terus memikirkan sesuatu.

โ€ Jihoon..โ€

โ€ Iya tan ?โ€ Jihoon menyahut saat Chyntia memanggilnya.

โ€ Kamu ini anaknya Chanyeol sama Seulgi kan ?โ€ Tanya Chyntia, itu yang dia pikirkan sedari tadi.

โ€ Iya tante, tante kenal sama Mamah Papah ?โ€

โ€ Astaga, pantesan tante gak asing sama wajah kamu..ternyata kamu emang Jihoon anaknya Chanyeol sama Seulgi. Tante kenal mereka, mereka teman dekat tante..kebetulan macam apa ini ?โ€ Chyntia semakin senang, karena sang anak ternyata berpacaran dengan anak teman dekatnya.

โ€ Ah pantes, daritadi saya juga gak asing sama wajah kamu. Bukannya kamu tinggal di L.A ? Kamu sama orangtua kamu udah kembali kesini ?โ€ Sama halnya dengan Keanu, dia juga merasa tak asing dengan wajah Jihoon. Terima kasih kepada sang Istri yang sudah menjawab rasa penasarannya.

โ€ Kita emang mau tinggak disini lagi Om, aku datang lebih dulu sementara Mamah dan Papah masih ada hal yang harus diberesin di L.A.โ€ jawab Jihoon

โ€ Kamu tinggal sendiri disini ?โ€ Tanya Chyntia

โ€ Jihoon tinggal-โ€

โ€ Dirumah Om Tanu..โ€ Jihoon menjawab pertanyaan Chyntia dan memotong kalimat yang hendak diucapkan oleh Guanlin.

โ€ Mas Tanu ?โ€

โ€ Iya aku tinggal sama Yoonbin sekarang.โ€

โ€ข โ€ข

โ€ Thanks..โ€ Jihoon tersenyum pada Guanlin yang sudah mengantarkannya pulang.

โ€ Makasih juga buat hari ini, maaf situasinya ngebuat lo jadi gak nyaman.โ€

โ€ Gak papa, gue masuk dulu..โ€

โ€ Sebentar Ji..โ€ Guanlin menahan pergelangan tangan Jihoon.

โ€ Iya ?โ€

โ€ Keluar dari rumah Yoonbin.โ€

โ€ Maksudnya ?โ€ Jihoon nampak bingung, Guanlin mendesah kecil.

โ€ Gue minta lo keluar dari rumah Yoonbin. Gue bakal beliin apartement buat lo asal lo mau keluar dari rumah Yoonbin.โ€

โ€ Gue gak bisa..โ€ Jihoon melepaskan cekalan tangan Guanlin

โ€ Kenapa ?โ€

โ€ Gue udah nyaman tinggal disini, gue gak berani tinggal sendiri.โ€

โ€ Kalo gitu kita tinggal berdua aja gimana ?โ€

Mata Jihoon membulat โ€œ Ngaco lo, udah ya gue masuk dulu..sekali lagi makasih Guan.โ€ Jihoon dengan cepat keluar dari dalam mobil Guanlin.

Dia merasa tak nyaman dengan Guanlin saat ini, dia merasa Guanlin bersikap aneh padanya.

โ€ Lo pergi sama Guanlin ?โ€ Jihoon tersentak, dia begitu kaget dengan kehadiran Yoonbin yang tiba-tiba.

โ€ Bin..โ€

Jihoon memundurkan badannya saat Yoonbin mendekati dirinya.

โ€ Lo deket sama Guanlin ?โ€

Jihoon refleks menggelengkan kepalanya, aura dominan yang begitu menguar dari tatapan tajam Yoonbin membuatnya takut.

โ€ Bin kamu mabuk ?โ€ Jihoon bertanya dengan pelan, dia bisa mencium aroma alkohol yang begitu kuat dari mulut Yoonbin.

Yoonbin tersenyum miring, dia merasa gemas melihat Jihoon yang menatap penuh rasa takut padanya.

โ€ Aku mau ke kamar..โ€

โ€ Gak boleh.โ€ Yoonbin mencekal lengan Jihoon.

โ€ Kenapa..โ€

โ€ Disini aja..โ€ Yoonbin menyandarkan kepalanya dipundak Jihoon.

โ€ Bin..โ€ Jantung Jihoon berdegup kala tangan Yoonbin melingkar kuat memeluk tubuhnya.

โ€ Wangi..โ€ Yoonbin menghirup aroma vanila yang manis dibalik ceruk leher Jihoon.

โ€ Bin lepasin..โ€

Yoonbin tak mendengarkan permintaan Jihoon, lelaki itu semakin memeluk tubuh Jihoon. Menciumi leher jenjang Jihoon yang wanginya begitu memabukan. Dia yang sudah mabuk semakin dibuat mabuk..sehingga tak sadar dia menggigit dan menghisap kuat leher jenjang Jihoon.

Sementara Jihoon menggigit bibirnya, dia meremas lengan baju yang dikenakan oleh Yoonbin..

โ€ Lo cuman punya gue Jihoon..โ€

โ€ Bin..โ€

Ryan vs Yoonbin

๐ŸŒป

Yoonbin mengerutkan dahinya, nampak kebingungan kala suasana didalam rumahnya begitu hening. Dia berjalan menuju ruang tengah lantai atas rumahnya, dahinya semakin berkerut. Biasanya, tiap kali dia kembali dari kantor dia akan disambut oleh kebisingan yang Jihoon perbuat dirumahnya. Jihoon selalu mengajak Bi Aida dan beberapa pekerja lain berkumpul diruang tengah dan menonton drama Korea bersama. Tetapi malam ini, Yoonbin tak mendapati pemandangan itu di rumahnya.

โ€ Den..โ€

Yoonbin menoleh, menatap Bi Aida. โ€œ Jihoon kemana Bi ?โ€ Yoonbin bertanya

โ€ Anu Den Jihoon pergi.โ€

โ€ Pergi kemana ?โ€

โ€ Tadi ada temennya datang, terus Den Jihoon pergi sama temennya.โ€

โ€ Nana ?โ€

Bi Aida menggeleng, dia sangat mengenali Nana yang sering kali datang ke rumah untuk menemui Jihoon. โ€œ Bukan, orangnya tinggi Den..โ€

โ€ Cowok ?โ€ Bi Aida menganggukan kepalanya. Yoonbin mendesah kecil, kemudian dia pergi tanpa pamit untuk masuk kedalam kamarnya.

Yoonbin melepaskan dasi yang mencekik lehernya, kemudian dia meraih ponselnya untuk menghubungi Jihoon namun lelaki manis itu tak kunjung menjawab panggilannya.

โ€ Ngapain lo nelpon Jihoon Bin ? Biarin aja dia mau pergi kemana sama siapa juga.โ€ Yoonbin melemparkan ponsel miliknya keatas tempat tidur, kemudian melenggang pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

โ€ขโ€ข

โ€ Bi Jihoon udah pulang ?โ€

Bi Aida yang tengah membereskan peralatan makan menetap Tuan mudanya itu.

โ€ Belum Den..โ€

Yoonbin mengangguk, dia mendudukan diri dikursi meja makan. โ€œ Mau makan malam Den ?โ€

โ€ Gak usah Bi, buatin aku kopi aja.โ€

โ€ Iya Den..โ€ Bi Aida dengan segera membuatkan kopi untuk Yoonbin.

โ€ Bi..โ€

โ€ Iya Den ?โ€

Yoonbin mengetuk-ngetukan jarinya keatas meja. โ€œ Jihoon pergi dari kapan ?โ€

โ€ Jam lima sore ada kali Den, bibi gak inget.โ€

โ€ Bibi beneran gak kenal sama temennya ?โ€

Bi Aida menggeleng โ€œ Mereka kayanya deket banget Den, Bibi sempet denger temennya Den Jihoon itu dari L.A namanya Ryan.โ€

Ryan ? โ€œ Jihoon bilang gak mau pulang jam berapa ?โ€

Bi Aida lagi-lagi menggeleng โ€œ Enggak Den..โ€

Yoonbin beranjak dari kursi, meninggalkan Bi Aida yang nampak bingung dengan sikap Tuan mudanya. โ€œ Gak biasanya Den Yoonbin nanyain Den Jihoon..โ€ gumanya.

โ€ข โ€ข

โ€ Apa yang ngebuat kamu senyum-senyum sendiri kaya gitu ?โ€

Jihoon yang semula fokus pada kayar ponselnya menoleh kearah Ryan yang baru saja kembali setelah membersihkan diri.

โ€ Rahasia..โ€ Jihoon menggerakan tangannya meminta Ryan untuk duduk disampingnya.

โ€ Kayaknya kamu seneng banget.โ€

โ€ Enggak tuh..โ€ Jihoon mengambil alih handuk kecil dari tangan Ryan, kemudian dia mengusak rambut basah Ryan.

โ€ Apa ini ada hubungannya sama Yoonbin ?โ€

โ€ Maybe yes..โ€

Ryan tersenyum tipis, dia menarik Jihoon kedalam pelukannya. โ€œ I miss you..โ€

โ€ Tadi kamu udah bilang i miss you juga by the way..โ€

โ€ Gak cukup kalo aku ngomong sekali aja.โ€

Jihoon terkekeh kecil, dia melepaskan pelukannya. Tangannya cantiknya menangkup wajah tampan lelaki yang sudah dia anggap sebagai kakaknya itu. โ€œ Kamu belum jawab kenapa kamu tiba-tiba datang kesini.โ€

โ€ I miss you, aku cuman kangen sama kamu.โ€

โ€ Cuman karena kangen ?โ€

โ€ Aku pengen mastiin aja kalo kamu baik-baik aja.โ€

Jihoon tersenyum manis โ€œ Ryan..i'm okay kamu jangan terlalu khawatir aku bisa jaga diri aku sendiri.โ€

Ryan mendesah, dia meraih tangan Jihoon lalu mengecupnya dengan lama. โ€œ Yoonbin masih belum bisa jagain kamu darl..โ€

โ€ Aku gak perlu penjagaan dari Yoonbin..โ€ lirih Jihoon.

โ€ Are you tired ?โ€

Jihoon mendeham โ€œ Kamu gak cape sama perasaan aku sendiri ?โ€

โ€ Cape, tapi kamu tau sendiri aku sayang banget sama Yoonbin.โ€ Gumam Jihoon, sejujurnya Jihoon memang lelah dengan perasaannya sendiri. Namun rasa cintanya untuk Yoonbin terlalu besar, sehingga dia mengenyampingkan rasa lelahnya dan tak menyerah untuk meluluhkan hati keras Yoonbin.

โ€ Yoonbin bodoh karena dia gak bisa ngeliat mahluk cantik kaya kamu.โ€ Ujar Ryan, dia mengusap sayang surai lembut milik Jihoon.

โ€ Yoonbin gak bodoh, dia cuman belum sadar aja.โ€

Ryan tertawa, dia mendekat untuk membawa Jihoon kedalam ciumannya. Mereka mungkin tak mempunyai hubungan spesial sebagai sepasang kekasih, tetapi mereka sudah terbiasa melakukan hal seperti itu. Ciuman bukan hanya untuk sepasang kekasih jika mereka tinggal di L.A

โ€ Nanti kamu gak bisa cium aku kaya gini lagi..โ€ ucap Jihoon setelah tautan bibir mereka terlepas. Ryan tertawa, dia sedikit tidak ikhlas jika tidak bisa mencium bibir manis Jihoon lagi.

โ€ Ada tamu ?โ€ Ujar Jihoon setelah mendengar bel pintu kamar hotel berbunyi.

โ€ Mungkin petugas hotel.โ€ Ryan beranjak dari duduknya untuk segera membukakan pintu kamar hotelnya.

โ€ Iya..โ€ Ryan terdiam setelah melihat siapa orang yang berdiri angkuh dihadapannya saat ini.

โ€ Yoonbin ?โ€

Yoonbin sedikit terkejut saat lelaki asing yang dia ketahui bernama Ryan itu mengenal dirinya.

โ€ Siapa ?โ€

Yoonbin menatap Jihoon yang berdiri dibelakang Ryan saat ini, sementara Jihoon nampak terkejut dengan kehadiran Yoonbin disana.

โ€ Yoonbin ?โ€

โ€ข โ€ข

โ€ Jihoon mau tidur disini malam ini.โ€ Ucap Ryan pada Yoonbin, keduanya kini tengah berbicara berdua dibalkon kamar hotel sementara si manis nampak duduk rapih dengan mata yang tak lepas memperhatikan mereka berdua dengan tatapan cemas.

โ€ Dia harus pulang..โ€

โ€ Agak aneh rasanya ngeliat lo tiba-tiba kaya gini, Jihoon bilang lo acuh banget sama dia lalu tiba-tiba lo belain datang kesini buat jemput Jihoon ?โ€ Ryan tertawa kecil, perkataannya mampu membuat Yoonbin diam tak berkutik. Ryan benar, untuk apa dia datang menjemput Jihoon..

โ€ Lo suka sama Jihoon ?โ€ Ryan bertanya

โ€ Enggak, gue jemput dia bukan berarti gue peduli apalagi suka sama dia. Gue cuman mau nurut apa kata bokap gue yang minta gue buat selalu jagain Jihoon.โ€ Jawab Yoonbin

โ€ Jihoon bakalan aman sama gue, lo tenang aja. Gue bahkan jauh lebih pengalaman dari lo dalam hal ngejagain Jihoon.โ€ Ucap Ryan

Yoonbin diam lagi, dia seperti orang bodoh sekarang. โ€œ Gue harap lo gak denial sekarang, dan lo harus tau Jihoon gak pernah main-main sama perasaannya. Dia bahkan nolak gue karena lo..โ€ Ryan terdiam sejenak

โ€ Gue harap, meskipun lo sama sekali gak punya perasaan lebih sama Jihoon tolong jangan sakitin dia. Dia gak sekuat yang lo lihat, dan kalo lo gak bisa nerima Jihoon tolong balikin dia sama gue.โ€ Ryan melanjutkan perkataannya, dia menepuk bahu Yoonbin kemudian melangkah untuk mendekati si manis.

โ€ Darl..โ€

โ€ Ya ?โ€ Jihoon mendongkak

โ€ Kamu pulang aja, kita masih bisa ketemu lagi besok.โ€

โ€ Aku gak boleh nginep ?โ€

Ryan menggeleng โ€œ Kamu pulang aja ya..โ€

Jihoon menunduk sedih, kemudian dia mengangguk. โ€œ See you tomorrow.โ€

โ€ See you Darl..โ€ Ryan menunduk untuk mrmberikan kecupan hangat didahi Jihoon.

โ€ Bin ayo pulang..โ€ gumam Jihoon, dia melangkah pergi mendahului Yoonbin.

โ€ Ingat pesan gue..โ€ ujar Ryan saat Yoonbin melangkah melewatinya.

โ€ข โ€ข โ€ข

โ€ Padahal aku mau nginep.โ€

โ€ Dia siapa ?โ€ Tanya Yoonbin, dia masih fokus dengan jalanan dihadapannya.

โ€ Kakakku..โ€

โ€ Kakak ?โ€

โ€ Bukan Kakak beneran sih, tapi dia baik banget.โ€ Jawab Jihoon, lelaki manis itu membenahi letak duduknya untuk mengalihkan atensinya pada Yoonbin. Jihoon tersenyum, hatinya senang karena ternyata Yoonbim benar-benar datang padanya. Apa ini sebuah pertanda jika Yoonbin mulai luluh ?

โ€ Ngapain lo ngeliatin gue kaya gitu ?โ€

โ€ Mau aja, emang gak boleh ?โ€

Yoonbin mendecak, dia menggidikan bahunya dan membiarkan Jihoon terus menatapnya.

โ€ Nanti juga bosan sendiri..โ€ gumamnya dalam hati.

โ€ Turun udah nyampe..โ€

โ€ Kok udah nyampe lagi ?โ€ Tanya Jihoon sedikit kesal, dia masih ingin menghabiskan waktu yang lama dijalan bersama Yoonbin. Kapan lagi dia bersama dengan Yoonbin tanpa bentakan dari lelaki itu.

โ€ Jarak dari hotel ke rumah itu cuman dua puluh menit.โ€

Jihoon mendengus, namun detik berikutnya dia tersenyum aneh. โ€œ Bin..โ€

โ€ Apa ?โ€

โ€ Bukain seatbeltnya.โ€

โ€ Lo punya tangan sendiri Jihoon.โ€

โ€ Mager, kalo gak mau bukain aku tidur disini aja.โ€

Yoonbin mendecak sebal, namun dia tetap menuruti apa yang Jihoon katakan. Dia membantu Jihoon melepas seatbelt yang melilit tubuhnya.

Jihoon tersenyum senang, dia menatap penuh memuja wajah Yoonbin yang kini berjarak dekat dengannya. Yoonbin sungguh sangat tampan..

Cup

Gerakan tangan Yoonbin mendadak terhenti kala dia mendapatkan kecupan hangat dibibirnya, dia menatap Jihoon.

โ€ Little kiss for Yoonbin..โ€ cicit Jihoon

Yoonbin meneguk ludahnya, mata elangnya menatap dalam dua manik sebulat bobba milik Jihoon. Yoonbin heran, kenapa mata Jihoon bisa secantik itu.

โ€ Bin ? Are you okay..โ€ Jihoon menyentuh hidung Yoonbin dengan ujung jari telunjuknya, lalu dia terkekeh saat Yoonbin mengerjap kaget.

โ€ Lo mau diem lebih lama disini gak ?โ€

โ€ Hah ? Maksudnya ?โ€ Jihoon mengerut bingung, namun kemudian dia mengerti apa yang dimaksud oleh Yoonbin saat benda lunak tak bertulang milik lelaki itu mendarat diatas bibirnya.

Yoonbin kembali meyakinkan dirinya jika dirinya masih seorang straight, namun jantungnya malah berkata lain saat ini. Jantungnya berdegub kencang, dan darahnya mendidih sampai kepala. Rasanya dua kali lipat lebih membuatnya gila dari pertama kali dia mencium Jihoon, sehingga dia mau lagi dan mau lagi...

Jihoon meraup udara banyak saat Yoonbin melepaskan ciumannya, dia menatap Yoonbin penuh arti..

โ€ Bin..โ€ gumamnya..

Yoonbin menjauhkan dirinya dari Jihoon.. โ€œ Lupain aja yang barusan..โ€ setelah berkata seperti itu, Yoonbin keluar begitu saja dan melenggang masuk kedalam rumah.

Meninggalkan Jihoon yang kini diam seperti orang bodoh didalam mobil. โ€œ Jihoon bego..โ€ Jihoon tertawa, tawa yang kemudian berubah menjadi isakan kecil dibibirnya..

Dream

๐ŸŒป

Little bit ๐Ÿ”ž

โ€ข โ€ข Yoonbin berulang kali mengumpat kala gairahnya tak kunjung mereda, padahal dirinya sudah menggunakan tangannya untuk menuntaskan semuanya..bahkan dia menghabiskan setengah botol sabun dikamar mandi. Namun sialnya, pusat gairahnya tetap aja bangun dan dia tak tahu harus melakukan apa. Dan Yoonbin bukan type orang yang mau menyewa seorang jalang untuk melampiaskan gairah sexnya.

Yoonbin tak tau apa yang salah dengan otaknya, dia cukup sadar diri dan masih yakin jika dirinya adalah seorang straight. Dia masih menyukai seorang perempuan. Tetapi kenapa ? Kenapa dia bisa bergairah hanya dengan melihat foto seorang lelaki cantik nan manis yang tengah berpose sensual yang begitu menggoda iman. Dan sialnya orang itu adalah orang yang sangat dia tak sukai kehadirannya dirumah miliknya. JIHOON.

Yoonbin kini mengerti kenapa orang-orang termasuk temannya rela menghabiskan uang banyak demi bisa melihat Jihoon berpose didalam majalah atau website pribadi milik lelaki cantik itu. Lelaki cantik, ya Yoonbin akui Jika Jihoon memiliki paras yang cantik.

โ€ Sialan!โ€ Yoonbin mengguyur tubuhnya dengan air dingin, dia harus mendinginkan kepalanya agar otaknya pun bisa berfungsi dengan baik kembali.

โ€ Bin..โ€

Yoonbin meneguk ludahnya, kala telinganya mendengar suara samar-samar. Suara yang entah kenapa terdengat sangat merdu ditelinganya. Yoonbin mematikan shower, dia menoleh lalu matanya membulat melihat Jihoon yang tengah melangkah menghampiri dirinya.

โ€ Ngapain lo masuk tanpa permisi ? Gak sopan.โ€

Jihoon hanya tersenyum, matanya tak lepas memperhatikan Yoonbin dari ujung kepala sampai kakinya.

โ€ Aku mau ikut mandi.โ€

โ€ Maksud lo ?โ€

โ€ Ikut mandi Bin..โ€ Jihoon melepas bathrobe miliknya, kemudian melangkah mendekati Yoonbin.

โ€ Lo gila ?โ€

Jihoon menggidikan bahunya. โ€œ Wow, kamu sexy banget bin..โ€ Jihoon mengelus perut berotot itu, menatap kagum pahatan Tuhan yang sempurna itu.

Yoonbin mendesis, dia ingin mengumpati lelaki manis dihadapannya itu namun kenapa lidahnya mendadak kelu.

โ€ Bin kamu bangun ?โ€

โ€ What ?โ€

โ€ Your Jerry so hard..โ€ bisik Jihoon, tangan cantiknya merambat menyentuh si Jerry yang berdiri menantang didepannya.

โ€ Kamu perlu bantuan Bin ?โ€

Yoonbin menaikan satu alisnya โ€œ Aku bisa bantu kamu..โ€

Yoonbin tidak bisa berpikir lagi, dia membiarkan Jihoon berbuat semaunya sekarang. Dia membiarkan Jihoon membantunya, karena dia memang membutuhkannya.

โ€ Oh God Jihoon..โ€ Yoonbin meremas rambut Jihoon kala benda lunak tak bertulang milik lelaki manis itu bermain dengan lihai pada pusat gairahnnya.

โ€ Bin..โ€

Yoonbin mendesis..

โ€ Bin ?โ€

Yoonbin pusing, dia tak menyangka jika rasanya seenak ini

โ€ Bin bangun..โ€

โ€ Yoonbin!โ€

Yoonbin membuka matanya dengan cepat, dan hal yang dia lihat adalah langit-langit kamarnya.

โ€ Bin ?โ€

Yoonbin menoleh, lalu dia terkejut mendapati Jihoon yang tengah berdiri didekatnya.

โ€ Bangun Bin, ini udah jam delapan kamu gak ke kantor ?โ€

Astaga! Yoonbin mengusap wajahnya, dia dengan cepat bangun.

Tunggu, Apa apa yang dia alami tadi semuanya adalah mimpi ?

โ€ Cepet mandi, nanti kamu telat lagi ke kantor.โ€ Yoonbin masih diam, dia menatap Jihoon.

โ€ Kenapa malah bengong sih ?โ€

โ€ Oh God!โ€ Yoonbin mengacak rambutnya, kemudian dia beranjak dari tempat tidur dan berlari menuju kamar mandi untuk segera membersihkan diri dan sedikit menuntaskan urusan.

Jihoon menggelengkan kepalanya melihat tingkah Yoonbin, lalu dia menyingkapkan selimut milik Yoonbin. Jihoon akan membereskan tempat tidur Yoonbin..

โ€ Eh ?โ€ Dahi Jihoon mengkerut, kemudian dia tertawa geli

โ€ Yoonbin mimpi basah ?โ€ Gumamnya kala mendapati seprai kasur milik Yoonbin basah.. Jihoon menoleh kearah kamar mandi, kemudian menggelengkan kepalanya..

โ€ Ada-ada aja..โ€ gumamnya..

Date With Yoonbin II

๐ŸŒป

โ€ Bin ini bagus gak ?โ€

Yoonbin yang semula sibuk dengan ponselnya menoleh kearah Jihoon.

โ€ Kenapa lo nanya sama gue ?โ€

โ€ Terus aku harus nanya sama siapa lagi ? Jadi gimana bagus gak ?โ€

โ€ Terserah, cepetan! Lo lama banget cuman milih kemeja doang.โ€

Jihoon manyun, dia akhirnya membawa dua kemeja yang tadi dia ambil daripada dia pusing harus memilih salah satunya. โ€œ Ayo bayar.โ€

Yoonbin mengerutkan dahinya โ€œ Kenapa diem cepet bayar Yoonbin, kamu gak liat antrian dibelakang ?โ€

โ€ Kenapa harus gue ?โ€

โ€ Om Tanu bilang semua belanjaan aku hari ini kamu yang bayar.โ€

Mata Yoonbin membulat, dalam hatinya dia mengumpat kesal. Bisa-bisanya sang Ayah berkata seperti itu. โ€œ Yoonbin cepet!โ€ Sentak Jihoon, Yoonbin mendecak seraya mengeluarkan kartu atm miliknya dan membayar semua pakaian yang Jihoon beli.

โ€ Yeay Thank You Bin.โ€ Jihoon memekik senang, dia menggandeng lengan Yoonbin untuk pergi ke tempat tujuan dia selanjutnya.

โ€ Jihoon..โ€

Jihoon menoleh kearah seseorang yang baru saja memanggilnya, dia tersenyum ramah meskipun dia sama sekali tidak mengenali orang itu. โ€œ Gue penggemar lo.โ€ Dia ternyata penggemarnya

โ€ Ah, hallo...โ€ Jihoon menjabat uluran tangan si penggemar.

โ€ Boleh foto gak ?โ€ Tanya penggemar itu

โ€ Gak, Jihoon sibuk dia gak punya waktu buat foto bareng sama lo.โ€

โ€ Bin..โ€ Jihoon mendongkak menatap Yoonbin.

โ€ Ayo pulang.โ€ Yoonbin menarik Jihoon untuk segera pergi darisana.

โ€ Bin, dia cuman mau minta foto aja.โ€ Ucap Jihoon, kakinya mencoba mengimbangi langkah kaki Yoonbin yang berjalan sangat cepat.

โ€ Gue gak punya waktu banyak cuman buat liat lo bikin acara jumpa fans dadakan disini.โ€ Yoonbin tentu saja kesal. Sepanjang dia menemani Jihoon, Jihoon beberapa kali bertemu dengan penggemarnya. Tak sedikit pula dari mereka yang meminta waktu untuk bisa berbicara berdua dengan Jihoon ataupun ingin berfoto berdua dengan Jihoon.

Yoonbin kesal karena dia seolah-olah menjadi manager dadakan untuk Jihoon.

โ€ Tapi Bin masih ada yang harus aku beli.โ€

Yoonbin menghentikan langkah kakinya, dia menatap Jihoon. โ€œ Lo belanja sendiri aja dan gue pulang.โ€

โ€ Enggak, gak mau. Tapi seenggaknya kita makan dulu Bin.โ€

โ€ Gue gak laper.โ€

โ€ Temenin aku makan aja.โ€

Yoonbin menghela nafas โ€œ Setelah makan kita pulang.โ€

Jihoon mengangguk semangat, dia menarik tangan Yoonbin untuk memasuki sebuah resto.

..

โ€ Aku gak mesen ini.โ€ Jihoon merasa heran melihat seporsi risotto dihadapannya.

โ€ Lo makan disini cuman beli salad ?โ€

โ€ Salad bikin kenyang kok.โ€

โ€ Jangan banyak omong, makan aja.โ€
Jihoon mendengus pelan, dia melahap makanannya meskipun dia tak ingin. Perutnya perlahan mulai terasa tak enak sekarang, namun Jihoon tetap melahapnya dia ingin menghargai Yoonbin.

โ€ Kenapa lo keringetan gitu ? Makanannya pedes ?โ€

Jihoon menggeleng โ€œ Bin aku ke toilet dulu ya..โ€

Yoonbin hanya berdeham, Jihoon beranjak cepat dari tempat duduknya dan melenggang memasuki toilet.

Jihoon memuntahkan semua makanan yang masuk kedalam perutnya hari ini dengan paksa. Hari ini dia sudah berjanji tidak akan melahap makanan apapun selain salad, Jihoon harus menjaga bentuk tubuhnya.

Jihoon tidak mau berat badannya bertambah meskipun hanya satu onspun.

Jihoon menunduk, dia mengusap mulutnya. Jihoon terisak pelan, tangannya bergetar hebat dan wajahnya nampak berpeluh saat ini.

Sejujurnya dia lelah, namun dia tidak bisa berhenti melakukannya..

Eating disorder yang dia alami begitu sangat menyiksanya..

Date with Yoonbin

๐ŸŒป

โ€ Pagi Om..โ€ Jihoon menyapa Tanu dengan senyuman hangatnya, dia mendudukan diri dikursi meja makan.

โ€ Semangat banget kayaknya kamu pagi ini.โ€ Tanu ikut tersenyum hangat.

โ€ Ah iya gitu ? Padahal aku semalam kurang tidur.โ€

โ€ Kurang tidur ?โ€

Jihoon mengangguk โ€œ Keasikan nonton drama korea, jadi aku tidur malam eh kebablasan sampe jam satu pagi ujung-ujungnya aku jadi gak bisa tidur..aki baru tidur jam 3 pagi.โ€ Jelas Jihoon, dan dia histeris saat bangun tidur melihat kantung matanya yang menghitam.

โ€ Yoonbin mana ?โ€ Jihoon bertanya

โ€ Itu dia anaknya baru turun.โ€

Jihoon menoleh kearah Yoonbin yang baru saja datang, dia tersenyum cerah ke arah Yoonbin. โ€œ Yoonbin duduk disini.โ€ Jihoon menepuk kursi kosong disampingnya dengan semangat, namun Yoonbin malah mendudukan dirinya dikursi lain.

Jihoon mencebikan bibirnya karena kesal, pemandangan itu tak luput dari perhatian Tanu. Tanu jelas sangat tahu jika Jihoon sangat menyukai anaknya, namun sang anak yang berhati keras tidak mudah luluh begitu saja. Tanu sangat menyesalinya, dia merasa bersalah pada Jihoon.

โ€ Den, ini saladnya.โ€ Bi Aida datang dengan membawa semangkuk salad sayur yang diminta Jihoon sebelumnya.

โ€ Makasih Bi..โ€

โ€ Kamu sarapan pake salad ?โ€ Tanya Tanu

โ€ Ah iya om, aku lagi diet..โ€ jawab Jihoon lalu melahap salad miliknya.

โ€ Kamu itu udah kurus Jihoon, kenapa harus diet ?โ€

โ€ Semenjak aku ke Jakarta berat badanku naik Om, aku banyak makan disini.โ€

โ€ Loh bagus dong, itu tandanya kamu sehat.โ€

Jihoon tersenyum kecil, dia meremas sendok ditangannya. โ€œ Jihoon gak mau gendut om.โ€

โ€ Lo sengaja ngurusin badan biar narik perhatian orangkan ? Karena kalo lo gendut lo gak bisa dapet perhatian orang lagi ?โ€ Yoonbin yang sedari tadi bungkam membuka mulutnya.

โ€ Aku gak gitu..โ€

โ€ Kerjaan lo kan gitu, heran gue kenapa lo bisa bangga sama kerjaan lo itu.โ€

โ€ Yoonbin.โ€ Tanu menegur sang anak, Yoonbin mendecak.

โ€ Jangan didengerin apa Yoonbin bilang, dia cuman sirik aja sama kamu.โ€

Yoonbin melotot, apa-apaan Ayahnya itu..untuk apa pula dia sirik dengan pekerjaan yang menurutnya sangat rendahan itu.

โ€ Om, hari ini aku mau pergi shopping. Boleh gak Om ?โ€ Tanya Jihoon mengalihakan pembicaraan, dia tidak mau memikirkan perkataan Yoonbin tadi.

โ€ Shopping ?โ€

Jihoon mengangguk โ€œ Aku cuman bawa baju dikit om, bajuku masih di L.A. Nanti aku minta Pak Agus buat anterin aku ke mall.โ€

โ€ Pergi sama Yoonbin aja, mumpung dia ada dirumah.โ€ Ujar Tanu membuat Yoonbin yang tengah meneguk airnya tersedak.

โ€ Pah ?โ€

โ€ Anterin Jihoon, masa dia pergi sama Pak Agus.โ€

โ€ Yoonbin sibuk, masih banyak kerjaan.โ€

โ€ Ini weekend, ngapain kamu masih kerja. Kamu gak kerja sehari juga gak bakal bikin perusahaan bangkrut.โ€

โ€ Jihoon pergi sendiri aja Om.โ€

โ€ Kamu gak boleh pergi sendiri, Yoonbin kamu antar Jihoon.โ€ Ucap Tanu. Yoonbin mendecak sebal, dia seorang anak yang penurut jadi dia tidak bisa membantah sang Ayah.

Sementara Jihoon diam-diam memekik senang, terima kasih kepada Om Tanu karenanya dia bisa pergi kencan dengan Yoonbin hari ini..Jihoon akan menghabiskan waktu seharian penuh dengan Yoonbin hari ini.