-Cinta yakin
Pernah merasakan yang namanya cinta yakin?
Sunghoon sampai bingung cara untuk menjelaskannya.
Intinya, ia mencintai Jake sampai ia yakin kalau dialah penempu hatinya yang terakhir.
“Kenapa natap gitu?”
Jake menatap Sunghoon aneh, agak bingung mengapa pacarnya menatapnya intens.
“Nggak... Cuma suka aja”
Mengedikkan bahunya, Sunghoon lalu kembali membaringkan badannya di kasur.
Jake yang berdiri di depan pintu tersenyum kecil, dengam cepat menaruh tasnya.
“Ikut dong”
Menoleh, Sunghoon lalu menepuk sisi kasur sebelahnya.
Jake tersenyum lebar, melompat ke kasurnya. Tak tanggung-tanggung menindih Sunghoon dari atas.
“Hehehe”
Sunghoon mengaduh, menepuk pantat berisi Jake keras.
“Kamu berat.” keluh Sunghoon.
Berdecak, Jake memeletkan lidahnya. “Siapa suruh suka aku, kamu harus nahan beban”
Geleng-geleng kepala, tangan Sunghoon terangkat untuk menyingkirkan rambut panjang Jake.
“Tadi kemana aja?”
Jake bergumam, mengembungkan pipinya. “Aku tadi ke supermarket, stok makanan. Kamu sih malas”
Mengangguk, Sunghoon tersenyum saat melihat Jake tiba-tiba tersenyum lebar kearahnya.
“Kenapa lagi?” tanyanya.
“Aku baru nyadar loh kamu punya mole di hidung” ujarnya, memakai telunjuk untuk mengusap tanda lahir Sunghoon.
Menatapnya lembut, Sunghoon berbisik pelan. “Kamu nggak perhatian berarti”
Mendengus, Jake langsung menubruk kepalanya di dada Sunghoon.
“Becanda kamu jelek”
Sunghoon tertawa. “Maaf ya, tapi aku nggak becanda”
“HEH, JAHAT”
Kini suara tawa Sunghoon lebih keras, cepat-cepat mengusap rambut Jake agar ia tak marah.
“Maaf hehe” dikecupnya kepalanya lembut.
Mendongak, Jake sedikit mendusel dada bidang Sunghoon.
“Aku sayang kamu”
“Aku juga”
Sunghoon berdecih.
“Aku lebih”
Jake langsung geleng kepala kuat. “Aku lebihh”
Ngotot, Sunghoon pun tak mau kalah.
“Aku lebihhhhh”
Tersenyum, Jake mengangguk. “Jangan bandel berarti.”
Gemas, Sunghoon menarik hidung Jake, membuat sang empunya mengaduh.
“Kamu yang anak kecil disini”
“Berarti kamu pedofil suka anak kecil” ujarnya memeletkan lidahnya.
Geleng-geleng kepala, Sunghoon yang gemas memeluk Jake erat sekali.
“Heh, nggak nafas akunya!” protes Jake.
Sunghoon tersenyum. “Mulut kamu nakal”
Kesal, kini Jake cepat-cepat berpindah tempat ke samping.
“Aku kesel bener nihhh” ucap Jake siap merajuk.
Terkekeh, Sunghoon mengecup ujung hidung Jake. “Tidur ya, pasti kamu capek”
Jake mengerucutkan bibirnya, memelas kepada Sunghoon.
“Usap kepalaku dong, sampe ngantuk”
Mengangguk, tatapan Sunghoon melembut.
“Iya”
Jake tersenyum bersemangat, mengambil posisi nyaman. Memeluk Sunghoon.
Segera menutup mata, Sunghoon lalu mengusap kepala Jake. Menatapnya tidur.
Hingga 15 menit berlalu, suara dengkuran pelan terdengar.
Mengusap pipi Jake lembut, Sunghoon menipiskan bibirnya.
“Jake, aku nggak bisa jelasin lagi seberapa besar cinta aku ke kamu. Aku dah yakin, kamu yang bakal jadi terakhir” gumamnya.
“Aku harap kamu bisa ngerasain itu”