Mama Thailand

PULANG

#PULANG

Langkah itu tergesa, nafasnya memburu tersengal-sengal. Tak ia pedulikan dadanya yang sakit membutuhkan pasokan udara. Bukannya melambat larinya malah semakin cepat. Matanya sudah berkaca-kaca dengan hembusan nafas mulai terdengar berat. Berlari menahan tangis amat menyesakkan namun tak bisa ia hentikan.

Tujuannya hanya satu dan itu berada di balik pintu rumahnya. Mungkin saat ini baru saja sampai beberapa jam yang lalu, datang dari kejauhan seakan tidak ada kejadian apa-apa.

Mimpi. Aram merasa ini seperti mimpi. Biarpun tak nyata, ia tak mempermasalahkannya. Tidak apa-apa jika ia tidak terbangun lagi. Bila mimpi bisa seindah ini.

Brakkk