MertuaJeno13

Sejak tadi malam hingga kini sudah menjelang sore lagi, jaemin hanya mengurung diri di dalam kamar nya, merenungi segala penyesalan nya, kenapa dulu dia tidak bertindak lebih cepat.

Panggilan ibu nya untuk makan pun hanya di abaikan, bahkan mandi pun tak lagi dia lakukan, pikiranya penuh dengan jeno serta wanita yg tak ia kenal, apa mereka menpunyai hubungan ?

Rasanya ingin menangis lagi tapi dia lelah.

“Jeno nana rinduu”

Tok tok tok

“Hahhh” jaemin menghela nafas lagi ia masih belum mau untuk keluar kamar “ibu nanti kalau nana sudah ingin keluar nana akan keluar, kalau sekarang belum, dan nana belum lapar” saut jaemin

“Nana tolong buka pintunya”

Suara itu tersengar berat jelas itu bukan suara ibu nya, Ayah kah ? Monolog batin nya tapi suara itu berbeda

Dengan tergesa dia berjalan ke arah pintu dan membuka nya, benar suara itu milik pria ini, milik jeno nya yang sedang tersenyum manis di hadapan nya

Nafas nya terpacu lebih cepat kelenjar air mata pun bekerja labih keras, tanpa sadar jaemin mengalungkan tangan nya di leher pemuda tersebut mendekap nya dengan erat tanpa niat untuk sedikit mengendurkan

“Nana harap ini bukan mimpi hiks”

Jelas ini bukan mimpi di saat dengan jelas dapat ia rasa sapuan lembut di kepala nyaa, telapak tangan itu mengusap penuh kasih sayang yg dapat dia rasakan

“Bagaimana rasanya saat jeno pergi na” tanya jeno dan dapat jeno rasa keterpurukan si manis ini saat jaemin menggeleng lemah di dalam dekapan nya

“Buruk, sangat buruk jeno”

Jaemin si pemuda manis yang tengah terdiam di antara keramaian sekitar, hanya sendiri karna kedua sahabat nya sedang tak di sampingnya

Haechan yang sedang mengambil makanan dan renjun yang memang belum datang, mungkin sedikit terlambat.

Jantungnya berdegup kencang mengingat hari ini dirinya akan bertemu dengan dia yang masih menetap di relung hati, dan semakin bertambah kencang ketika indra pendengaran nya mendengar suara salah satu manusia di sini memanggil nama seseorang

“Jeno”

Dapat jaemin lihat guanlin disebelahnya melambai pada sosok itu.

Sosok yang masih sama, senyuman hangat nya, badan tegapnya, serta mata yang selalu menatap penuh cinta padanya, namun saat terakhir kali mereka bertemu mata itu meneteskan air mata permohonan maaf yang jaemin abaikan.

Jaemin berdiri dari duduknya melihat senyuman itu iapun juga ikut tersenyum, ia juga sudah siap jika jeno akan datang dan memberikan pelukan tiba-tiba padanya.

di lihat dari senyuman jeno , jaemin yakin ia masih memiliki kesempatan untuk meminta maaf pada pemuda itu dan jika boleh berharap lebih ia juga ingin mengajak jeno untuk memulai semua nya dari awal seperti saat dulu.

Tapi apa yang diharapkan sirna ketika langkah kaki itu tak berhenti di depannya dan terus melanjutkan langkah melewati dirinya bahkan tanpa menoleh sedikitpun, lantas senyuman itu jeno tujukan pada siapa jika bukan dia yang jeno tuju ?

Pandangan matanya mengikuti kemana badan itu bergerak, jantungnya bergemuruh sakit matanya memanas ketika melihat lelaki yang di rindukannya mendekap hangat seorang wanita cantik yang tak jaemin ketahui.

Sakit ? Tentu saja

Di saat ia sangat menantikan saat-saat bisa bertemu lagi dengan si pujaan hati, namun yang di tuju malah memiliki tujuan lain

Rangkulan di bahu nya terasa dan berubah menjadi pelukan yang mencoba untuk menenangkan

“Gue yakin lo kuat na, jangan nangis”

Haechan yang mencoba menghibur namun juga ikut mencoba tegar melihat keadaan sahabatnya yang sedang terisak di dalam dekapan nya

“Dia bahkan ga mau ngeliat gue chan, dia udah lupa sama gue hiks” nana semakin menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher sahabatnya berharap isak tangis nya dapat teredam

“Kita pulang ya” ajak haechan karna semakin lama nana berada di tempat yang sama dengan pemuda itu pasti akan semakin sakit hati nya.

“Ayoo”

Kedua sahabat itu pulang dengan salah satu nya yang membawa luka dan penyesalan nya.

“tak usah di fikirkan tidurlah na sudah malam”

Jeno beranjak membawa perasaan luka nya menyisakan jaemin yang hanya bisa terdiam di tempat menatap punggung jeno di depan sana, batin nya bergejolak tak rela melihat jeno meninggalkan nya seperti ituu.

Ntah dorongan dari mana, tungkai kaki nya bergerak mengejar jeno dan memeluk jeno mendekap pria itu dari belakang sehingga menghentikan pergerakan jeno

“Jangan pergii seperti ini, aku bahkan belum memberi jawabanku” jaemin berucap dengan suara lirih nya, ada rasa takut jika jeno kecewa lebih takut lagi jika ia menyesal nanti disaat jeno sudah menyerah dan dia akan kehilangan pria ini.

“Bukan kah kata mu kita sesama pria na” jeno menggenggam jemari jaemin yang melingkar di perut nya, mengelus punggung tangan nana nya dengan jemarinya

“Biarkan merekaa jen aku tak peduli pandangan mereka, jangan tinggalkan aku jeno” jaemin mengusak wajah nya di punggung jeno, wangi jeno sungguh membuat nya nyaman

Jeno berbalik dan menatap jaemin “apa kau yakin na”

Jaemin mengangguk “berikan aku ciuman setiap harii, jangan ingkar janji yaa”

Jeno terkekeh hingaa gigi nya terlihat “berarti mulai hari ini kau jadi pacar ku na” tidak ada nada bertanya hanya ada nada memerintah alias mutlak si pria manis ini adalah miliknya sekarang

“Iyaaa nana milik jeno hehe” jaemin mencium pipi Jeno sebentar lalu berlalu pergi menuju kamar nya meninggalkan jeno yang masih termenung di tempat nya dengan senyuman aneh haha dia sedang senang cinta nya terbalaskn

Jeno tersadar dan segera menyusul jaemin “Ah nana ayo tidur bersamaa”

“Tidak mauu, nanti jisung tidur di mana”

“Sama renjun” cengir jeno , tapi nana tetap menggeleng

“Ayolah naa ya ya ya ini hari jadi kita plisss” jaemin tak dapat menahan senyum nya melihat jeno yang memohan dengan kedua tangan yg di tangkup di depan dada serta mata nya memelas seperti anak anjing haha nana gemasss baiklah dia kalah dia tidak bisa menolak

“Baiklahhh, tapi nanti cium lagi ya” pinta nana yang segera di iyakan oleh jeno secepat kilat lagi pula siapa yang bisa menolak pesona bibir itu serta rasa manis nya yang membuat nya candu, bahkan jika nana mau menghabiskan 24 jam mereka hanya untuk berciuman pun rasanya jeno sanggup haha itu sebuah keberuntungan bagi jeno tapi tidak bagi jisung.

Jisung siap-siap lah mengangkat bantal dan selimut mu untuk pindah kamar dan biarkan dua sejoli yang baru memulai hubungan ini menikmati malam mereka hehe

Cii~

Di sebuah rumah berbalut dengan nuansa putih itu terlihat lengang hanya di iisi dengan keheningan di karenakan hampir semua penghuni nya pergi meninggalkan rumah tersebut menyisakan 2 manusia yang memang tidak memiliki jadwal hari itu berdiam diri di ruang tamu dengan atmosfer berbeda pada hari itu, canggung.

Ah dua orang itu merupakan member dari group ternama ensiti yang terkenal dengan kedekatan antar keduanya dan Keadaan canggung ini sangat jarang terjadi

ini semua bermula karena mereka telah menonton video yang tadi di rekomendasikan oleh member termuda no 2 mereka chenle, dia mengirim kan link video pada jaemin di room chat mereka dan harus di tonton berdua bersama jeno

Maka di sini lah kedua pemuda kita sebut saja jeno dan jaemin yang sedang menyelami pikiran mereka masing-masing setelah selesai menonton video tersebut yang mana video tersebut berisikan 2 orang pria yng jelas sekali itu mereka dan di selipi dengan video entah dri mana asal nya yang jelas mereka menggambarkan suatu hubungan antara dua pria dan parah nya lagi di video tersebut kedua pria itu saling berbagi ciuman bahkan sentuhan yang lebih intim.

Jeno dan jaemin tidak menutup mata, Mereka paham jika mereka sedang di jadikan bagian dari narasi cerita di video tersebut fantasi dari fans mereka yang mengatasnamakan pershipan yang sering menyebut diri mereka fujo .

Dan kini jaemin hanya bisa menatap jeno dengan pandangan canggung nya yang di balas dengan tatapan sama oleh Jeno,namun ia merasa harus mencairkan suasana ini, mari bersikap biasa pikirnya haha.

“Jen hhaha kenapa chenle bisa mendapat link video ini haha”

Tak ada jawaban dari jeno dia hanya menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal, guna mengurangi rasa canggung nya

“Ah para fans ada saja ya kelakuan nya jen haha” ucap jaemin yang ingin mencairkan suasana

Jeno menatap manik jaemin yang terlihat gusar, ketara sekali lelaki itu sedang salah tingkah dan entah kenapa tingkah jaemin terlihat lucu di mata nya, jeno menggenggam tangan jaemin dan terasa jika lelaki itu tersentak kaget dengan bola mata yang melebar lucu

Jeno terkekeh tangan nya tergerak untuk mencubit ppipi ria manis itu “Kenapa begitu gusar na, itu kan hanya editan fans biarkan saja mereka dgn fantasi nya”

Sial jeno bilang biarkan saja dengan santai nya sementara jaemin sudah merasa ingin mati karena malu dan jangan lupakan dia yang merasa tak nyaman karena video itu bagaimana kalau jeno menjaga jarak padanya dan merasa jijik tanpa sadar bibirnya pun ikut mendumel dan itu semua tak lepas dari perhatian jeno.

“Iya tapi kn kita tak pernah begitu kenapa mereka bisa membuat video begitu sii” jaemin merengek seolah kecanggungan mereka tadi tidak pernah terjadi

Jeno gemas melihatnya sehingga dia mengusak surai halus milik jaemin yang mengakibatkan pria manis itu semakin mengerucutkan bibir nya karna tak suka rambut nya berantakan

“Begitu yang bagaimana hm” jeno bertanya dengan senyum jahil nya

“Ciumann jenoo ciumaann” jaemin merotasi kan matanya karna jeno yang berlagak tidak paham maksud nya

“Biarkan saja lah asal mereka senang nana” pandangan jeno mengedar dan berhenti di jam dinding mereka “sudah hampir jam 9 tidurlah”

Saat hendak berdiri untuk masukk ke kamar , jeno merasakan kaus belakang nya di tarik, dia berbalik dan menatap pelaku panarikan kaus nya

“kenapa .?” Tanya jeno

Jaemin berfikir sejenak harus kah dia menyampaikn ini tapi dia penasaran, baiklah coba sekali saja tak apa pikirnya hehe.

“Jeno kau tak penasaran bagaimana rasanya ciuman .?” Tanya jaemin

Jeno mengangkat sebelah alis nya heran, dan kembali duduk di hadapan jaemin, ia menatap lekat mata bulat tersebut, haha sepertinya dia paham kemana arah pembicaraan si manis ini

“Kau ingin kita berciuaman nana” tanya jeno dengan nada jahil nya

Blushhh

Seketika jaemin merasakan wajah nya memanas , ini gila mana mungkin dia memerah hanya karna sebuah kalimat seperti itu dari seorang pria dan itu jeno pulaa, ingatkan diri nya kalau dia masih memyukai wanita.

“Yaaakk aku hanya bertanya apa kau tak penasaran rasanya berciuman bukan berarti aku meminta untuk berciuman , lagi pula kita sesama pria jeno” balas jaemin tidak terima

“Tidak ada bedanya nana, sini aku beri ciuman” jawab jeno acuh

Dan Jeno tiba-tiba memajukan tubuhnya sehingga wajahnya berada tepat di hadapan Jaemin sehingga Jaemin terkejut karena wajah jeno tepat berada di depan wajahnya.

Jari telunjuk nya menahan jeno agar tak terlalu dekat dengan tubuhnya, jujur dia gugup dengan posisi ini.

“J-jeno jarak kita terlalu dekat apa yang kau lakukan” ucap jaemin namun tanpa diduga Jeno mengecup bibir jaemin sedikit lama tanpa apa adanya pergerakan.

“Mencium bibir nana” jeno menjawab dengan cengiran tanpa dosa terpatri di wajah nya seolah hal yang ia lakukan hanya sekedar candaan.

Mata jaemin membola lucu , siapa yang tidak kaget saat dirimu mendapat sebuah ciuman tiba-tiba “Apa itu yang namanya ciuman jen ?” Tanya nya di saat dirinya masih merasakan shock ringan

Jeno menggeleng “Bukan, itu hanya menempelkan bibir kalau ciuman itu harus ada pergerakan dan harus berbalas seperti ini”

Jeno kembali mempersatukan bibir mereka dan memberi 3 lumatan pada bibir bawah jaemin, jaemin terkejut bukan main apalagi saat bibir itu bergerak melumat bibir nya, seolah semua persendian nya lemas, astaga apa yang di lakukan jeno pada dirinyaa

Jeno menjauhakan diri nya kembali “sepertti itu nana tapi kau juga harus melakukan hal yang sama seperti yg kulakukan baru bisa di katakan berciuman”

Jeno melihat mata jaemin yang menatap nya, telintas di pikiran nya bagaimana jika bibir mereka saling menghisap dan lidah mereka saling beradu, membayangkan nya saja membuat perut jeno serasa di gelitiki oleh seribu tangan, dan dengan mulus nya lidah nya berucap

“mau berciuman dengan ku na ?”

Saat ini tak ada lagi yang di pikir kan oleh jaemin pandangan nya hanya tertuju pada bibir Jeno yang mengundang mata bibir itu berwarna merah serta berisi dan Jaemin penasaran bagaimana jika ia merasakan bibir tersebut beradu dengan bibir miliknya maka dari itu jaemin memajukan tubuhnya sehingga wajahnya berada tepat dan sangat dekat dengan wajah Jeno.

Jeno hanya bisa terdiam menunggu apa yang selanjutnya akan jaemin lakukan ia berharap pikiran nya menjadi nyata dan benar saja sedetik kemudian dapat ia rasakan bibir mereka menyatu kembali dengan jaemin yang memulai lebih dulu.

Jaemin melumat bibir itu dengan ragu, bibir jeno terasa sangat manis dalam mulutnya, dengan mata terpejam ia terus menyecap rasa manis itu namun karena Merasa tak ada balasan dari jeno, jaemin melepas sejenak tautan bibir mereka “ balas ciuman ku jen balas bibir ku” dan kembali menyatukan bibir mereka

Tersenyum dalam ciuman mereka jeno yang mendapat perintah itu pun merasa senang dan segera membalas setiap gerakan jaemin pada bibirnya.

Bibir mereka saling melumat terasa manis di setiap hisapan, lembut dengan perlahan bibir mereka bergerak seolah sangat menikmati kegiatan mereka yang saling berbagi saliva, lidah jeno menerobos masuk dan mencari lidah jaemin di dalam sana lidah itu menginvasi semua isi mulut jaemin di dalam sana, mengajak nya bertarung hingga iya menghisap lidah jaemin dan membuat pria manis itu melenguh di dalam ciuman mereka.

“Mmhh “

jaemin yang terbawa suasana pun tanpa sadar melenguh merasakan lidah jeno berada dalam mulut nya menghisap lidah nya dan melumat bibir nya bergantian dan dapat dia rasakan hangat telapak tangan jeno yang menelusup masuk ke dalam kaos nya mengelus perut rata nya.

iya tau ini salah tapi entah kenapa tak ingin berhenti , hingga dia sadar jika tubuh nya sudah terbaring di sofa dengan jeno di atas nya, tangan jeno pun semakin merambat ke bagian atas hingga menyentuh nipple nya

“Mmhhh” desah nya tak karuan ketika jeno mencubit dan mengelus benda kecil itu, enak fikirnya jeno membuat nya gilaa.

Tangan jaemin meremat kaos bagian dada jeno saat pria itu menghisap bibir bawah nya dengan keras

Dirasa dirinya sudah hampir kehabisan nafas jaemin meremat bahu jeno tanda bahwa ia membutuhkan oksigen, jeno yang paham pun melepas tautan bibir mereka dan menatap jaemin di bawah nya, jaemin yang sedang terengah dengan mata terpejam jangan lupakan bibirnya yang memerah dan bengkak karena ciuman panas mereka adalah pemandang indah yang tak pernah ia lihat sebelum nya, maaf tuhan na jaemin lebih indah dari segala lukisan yang kau torehkan, fikir jeno.

“Kau suka rasanya berciuma na ?”

Jaemin membuka matanya saat suara jeno menyadarkan nya Dan tanpa ragu dia menganggukan kepalanya

“Jen cium aku lagi”

Jeno terkekeh dan menegakkan tubuhnya “jika terus menerus itu di lakukan bagi mereka yang mempunyai hubungan na”

Jaemin ikut bangkit dan memandang jeno dengan kernyitan di dahinya “ kita ada hubungan, kita teman kita sahabat aku sudah kenal lama dengan mu jenoo, ayo cium aku lagi” pinta jaemin sedikit memaksa.

Jeno membawa si manis ini ke dalam dekapan hangat nya dan menumpukan dagu nya di atas kepala jaemin yang sedang bersandar nyaman di dada nya

“jika kau ingin ciuman dari ku setiap hari maka jadilah pacarku na”

Jaemin menggeleng “kita sesama pria jen, mana mungkin kita pacaran”

Inilah masalah nya kenapa cinta harus di batasi dengan Status gender ? Kenapa tak ada keadilan bagi mereka yang memang tulus dalam mencintai sesamanya .?

Jeno mengecup kening jaemin dan dapat ia rasa jaemin semakin nyaman di dalam pelukan nya.

Sejak lamma Di dalam hati nya bergejolak ingin menyatakan tapi ia ragu namun kini jeno tak ingin ragu lagi dia harus menyampaikan nya walaupun nanti hasil nya tak sesuai dengan apa yg jeno harapkan

“Nana Aku mencintaimu sejak lama, bukan saat kita pertama kali bertemu namun seiring sering nya kita bertemu dan menghabiskan waktu berdua aku sadar bahwa rasa ini bukan hanya cinta sebagai seorang sahabat, tapi aku menginginkanmu lebih na”

Jaemin memilin ujung baju jeno ungkapan cinta jeno benar benar membuat jantung nya bergemuruh kencang, jaemin tau maksud dari jantung nya tidak bohong jika ia mengatakan nyaman saat berada di sisi jeno tapi sebagai seorang sahabat, ia tak pernah ingin berfikir lebih walau kadang fikiran itu ada, karena ia yakin jika dia masih menykai lawan jenis nya, tapi sekarang Jeno dengan mudah nya membuat diri nya ragu..

“Kenapa tak pernah bilang” ucap jaemin

Mata mereka saling bertemu menyelami kecemasan masing-masing dari pancaran mata satu sama lain.

“Hanya takut membuat mu tak nyaman na, tapi apa perhatian dari ku selama ini tak bisa kau rasakan jika aku menicntai mu na” tanya jeno

Jaemin tak menjawab ia tau perlakuan jeno padanya memang lah sangat lembut bahkan dia lebih mendahulukan jaemin dari pada diri nya sendiri

Jeno merenggangkan pelukan mereka dan berganti dengan tatapan yang tersirat yakin dari manik hitam pekat milik jeno yang tertuju pada mata pria manis itu “Kau mau menjadi pacar ku na”

Jaemin diam tak tau harus menjawab apa seorang pria menyatakan cinta dan meminta nya menjalin sebuah hubungan “ini salah jeno, kita sesama pria”

Jeno tersenyum dan mengelus rahang milik nana “tak ada yang salah dalam cinta nana, yang salah hanya pandangan mereka yang tidak menerima, aku tak akan memaksamu untuk menerimaku nana itu hak mu dan aku menyatakan ini padamu agar perasaan ku lega”

namun tetap saja ia masih menunggu jawaban dari jaemin hingga hampir 5 menit jeno menunggu dengan senyum yang tak luntur dari wajah nya dan dapat jeno simpulkan cinta nya ini tak akan berbalas, maka dengan cepat ia berdiri mengusak rambut jaemin.

“tak usah di fikirkan tidurlah na sudah malam”

Jeno beranjak membawa perasaan luka nya menyisakan jaemin yang hanya bisa terdiam di tempat menatap punggung jeno di depan sana.

Cii~

YAK!! LUCAS

Suara teriakan menggema di ujung koridor sepi berasal dari pria mungil yang kini tengah menatap murka seseorang yang membuatnya terus naik darah.

Sementara pria yang menjadi biang tersebut merotasika matanya merasa jengah “kau tau suara mu memekakan telinga”

Pria mungil itu membolakan matanya dan mempertahan kan tatatap tajammya

“Kalau bukan karna di suruh oleh pak taeil gue juga ga akan mau berurusan sama berandalan kaya lo”

Ia kesal bukan main hanya karna pria ini dia terua saja mendapat ancaman dari guru bk nya tersebut, jika tidak bisa menaklukan lucas maka beasiswa nya akan di cabut

Mata nya kembali memicing menatap lucas yang sedang menyelipkan satu batang rokok di celah bibir nya

“ini area sekolah, lo ga boleh merokok”

“Urusan sama lo apa” balas lucas sembari mematik korek nya hingga rokok nya nyala, ia menghisap rokok itu lalu menghembuskan asap nya tepat ke arah muka lawan bicara nya hingga si pria mungil terbatuk

Uhuk uhuk

Si pria mungil ini terbatuk hingga nafas nya sesak, ia memiliki alergi terhadap asap rokok, jika terkena ia bisa sesak nafas parah seeprti sekarang rasany seluruh alat pernafasan nya berhenti berfungsi.

Dia tak membawa Inhaeler nya tangan nya bergerak mencengram dada nya badan nya lemas bersandar pada dinding koridor dengan nafas yang memburu

Lucas yang melihat pemandnagan itu mengeryitkan dahinya, apa yg terjadi pada anak kecil itu fikirnya

“Hei kau kenapa” tanya nya, pria mungil itu tak menjawab namun hanya menatao nya dengan mata yang berlinang dan terlihat susah bernafas

Lucas mematikan rokoknya dan membuanganya asal Dengan segera lucas menghampiri pria itu “renjun kau kenapa”

Tak dapat di pungkiri rasa panik itu ada, luxas menepuk pelan pipi srenjun dan ia sadar aap yg sedang terjadi pria ini punya penyakit asma “kau bawa obat mu”

Dapat ia lihat renjun menggeleng lemah tanpa berfikir panjang lucas meraih tubuh kecil itu dan menggendong nya bak pengantin

Kaki nya melangkah cepat menuju ruang kesehatan

Brakk

Suara pintu di buka dengan kasar.

di lanjutkan dengan suara tubuh yang jatuh tersungkur menyentuh lantai pun terdengar.

Brukk

Akkkkkk sshhh

menyebabkan sebuah ringisan keluar dari mulut pria yang tadi tersungkur di lantai akibat tersandung kakinya sendiri.

Hingga dua orang berbeda usia di dalam ruangan itu mengalihkan atensi mereka ke asal suara.

“Hahahahaa ayah”

Gelak tawa si kecil terdengar kala netra bulatnya menyaksikan ayah nya yang sedang berjalan pincang menuju ke arah nya sembari meringis menahan sakit pada kedua lutut nya.

“Ayah mu sedang kesakitan malah di ketawainn”

Jeno yang geram dengan anak nya segera memberi gelitikan di perut putra kecil nya.

Kembali melihat pemandangan sepertii ini di depannya membuat hati nana menghangat.

Randa yang menggeliat dengan tawa lepas nya serta jeno yang tampak bahagia bermain bersama putra nya.

“Ayahh ampunn hhahahaa bundaaa tolong randaaa”

Teriak si kecil yang tak kuat lagi menahan geli sehingga meminta pertolongan pada bunda tercinta nya.

Puk

“Sudah ayah, kasihan randa”

Suara lembut menyapa indra pendengaran jeno, hingga ia menoleh pada sosok manis itu.

Jeno tersenyum, dan langsung memeluk tubuh istri nya yang memang tampak berisi itu.

“Sudah berapa bulan” jeno bertanya seraya mengecupi puncak kepala nana

“Sudah jalan hampir 4 bulan”

Nana semakin menyamankan diri di pelukan jeno saat kepala nya mendapat sapuan lembut dari tangan besar si dominan.

“Kenapa tidak langsung memberitahuku hm”

Tangan jeno mulai turun mengusap perut nana yang sudah mulai terlihat buncit

“Sengaja, aku ingin memberi kabar bahagia saat kita bertatap muka”

Pelukan mereka terurai, dan saling berbagi senyuman.

“Aku juga sempat pingsan karena kelelahan, untung saja kandungan ku baik-baik saja hehe”

Senyum sendu terukir di bibi jeno

“Maaf tidak ada di samping kamu di waktu kamu kesusahan”

Jaemin menggeleng, tangan nya terangkan untuk mengelus surai kecoklatan milik jeno.

“Tak apa”

Tangan nana menurun, serentak dengan jeno yang juga merendahkan badan nya, hingga wajah nya berada tepat di depan perut buncit istri nya.

“Hello baby, maaf ayah telat menyapamu, terimakasih telah menemani bunda mu selama ayah tak ada di samping nya, ayah sangat bahagia dan tak sabar ingin segera bertemu dengan mu”

Jeno berbicara seolah janin yang baru berusia hampir 4 bulan itu bisa mendengar nya, lalu dia mengecup lembut perut nana, berharap dari sebuah kecupan itu, rasa sayang serta kebahagian nya dapat tersampaikan pada calon anak kedua nya.

Tak terasa air mata jeno berlinang, ia amat sangat bahagia saat ini, semua angan nya terwujud.

Memiliki nana di dalam hidup nya serta randa dan dia yang belum mempunyai nama.

“Hiks terimakasih nana aku sangat bahagia”

Jeno menangis, dengan kepala yang bertumpu pada paha nana, nana hanya terkekeh melihat sifat cengeng suami nya ini, tangan nya menepuk-nepuk pelan kepala suami nya berharap jeno dapat segera berhenti menangis, sebelum....

“Ayah menangis lagii ya bunda”

Mendapat pertanyaan dari sang anak.

Namun telat, Randa yang sedari tadi memperhatikan interaksi kedua orang tua nya terlihat bingung.

Apa lagi ketika kedua orang dewasa itu membahas tentang “hamil” randa tidak mengerti.

Yang ia tau hanya ayah nya yang sangat cengeng, padahal tadi pagi sudah menangis sekarang menangis lagi.

Ia mengacungkan kedua jempol nya ke arah bawah sembari memberi tatapan mengejek pada ayah nya yang sudah mulai memperhatikan diri nya.

“Ayah cengeng huuuu”

Biasa nya jeno akan membalas setiap ejekan dari randa namun sekarang dia hanya kembali menangis sembari membawa randa pada dekapan nya.

“Iyaa ayah memang cengeng, dulu ayah juga begini saat tau jika randa akan segera hadir di dalam hidup ayah, untuk meramaikan hari-hari ayah dan ayah menangis karna bahagia sayang”

Randa yang masih bingung segera menangkup kedua sisi wajah ayah nya dan tangan mungil nya bergerak menyapu cairan bening yang tumpah pada pipi tirus ayah nya

“Kalau ayah bahagia, kenapa ayah menangis bukan nya tertawa”

Jeno meraih satu tangan kecil milik randa, lalu ia kecup punggung tangan mungil itu.

“Karena sangat bahagia makanya ayah menangis”

Randa menganggukkan kepala nya dan tangan nya kembali bekerja menarik kedua sudut bibir ayah nya.

“Smileee”

Randa terkekeh melihat ayah nya

“Ayah tampan sekali ya”

“Eum kk randa juga sangat tampan”

Randa memiringkan kepala nya

“Kk randa ? Randa tidak punya kk ayah, ah kk arin ya atau kk anan atau kk lala yang ayah maksud”

Si cerewet sudah mulai beraksi dengan suara nyaring nya

“Netnoot, yang benar itu ya 'kk randa' karenaaa sebentar lagi randa akan menjadi seorang kk”

jeno tersenyum melihat si kecil ini “di dalam perut bunda mu sekarang sedang di isi oleh calon adik randa, dia sedang berkembang dan menunggu waktu yang tepat untuk keluar sehingga bisa menyapa kk nya”

Mendengar ucapan ayah nya, membuat randa segera menatap ke arah sang bunda yang sedang tersenyum ke arah nya.

“Bunda kata ayah randa akan punya adiik ya ?”

Randa bertanya, mata nya sudah memerah, serta sudut bibir nya yang melengkung ke bawah.

Nana mengangguk

“Ingin menyapa adik mu randa ?” Tanya nana

“Boleh kah bunda ?” Randa berucao penuh harap

“Kemarii” pinta nana

Nana menepuk sisi ranjang di sebelah kanan nya, dan dengan cepat randa melepas pelukan ayah nya dan menghampiri nana.

Nana membawa satu tangan randa pada perut nya yang menyembul di balik baju kebesaran nya.

“Sapa lah adik mu, dia pasti akan senang jika kk nya datang menyapa”

Randa mengangguk cepat

“Hallo adikk, ini kk randa ayo adik cepat keluar kk tidak sabar ingin bertemu kamu hehe”

Mata randa berbinar takjub, kini randa paham kenapa ayah nya bisa menangis bahagia setelah berbicara di depan perut bunda nya.

Ternyata memang sangat membahagiakan hati.

“Bundaa terimakasih sudah memberi randa adik, randa sangat bahagia”

Cup

Randa mengecup pipi putih milik nana.

“Sama-sama sayang”

“Kenapa hanya terimakasih ke bunda, kenapa ga ke ayah juga hm” jeno mencubit gemas hidung kecil itu

“Yang hamil kan bunda bukan ayah”

“Padahal kalau ga ada ayah bunda mu ga akan hamil, karna ga ada yang membuahi”

“Awww yakkk nana sakitt”

Jeno mengaduh sakit sembari mengusap dada kanan nya yang di cubit keras oleh nana

“Jangan bicara yang aneh-aneh di depan randa” ucap nana sembari memelototi jeno.

Seperti biasa jeno mana bisa melawan, dia hanya diam sembari terus meringis di iringi dengan tawa yang terkesan mengejek dari mulut randa

“Iyaaaa”

Menangis pun percuma ya jenn, susah mau melawan nana, ah walaupun bisa aku yakin jeno tak akan mau.

karena memang pada dasarnya jeno tak akan pernah mau menyakiti nana walaupun hanya seujung kuku nya, karna menurut dia nana itu terlalu berharga untuk di sakiti.

Pantas nya nana itu di sayangi kata jeno hehehe

-Ciii

Suasana di dalam mobil itu sepi karna jeno yang fokus menyetir dan kedua cinta nya yang tengah tertidur sambil berpelukan, selama perjalanan pulang ke rumah mereka.

Kedua orang tua serta bibi jeno juga telah pulang namun dengan kendaraan yang berbeda. Karena mulai hari ini rumah yang di tuju pun sudah berbeda tak lagi sama seperti beberapa hari yang lalu.

Jeno tak berhenti memandang wajah istri nya, semalam wajah itu penuh darah namun kini tampak baik-baik saja, tanpa sadar ia menjatuhkan kembali setitik air matanya.

Syukur lah semua memang hanya sekedar mimpi belaka.

“Kalo nyetir sambil nangis bahaya jen”

Jeno tersentak kaget mendengar suara istri nya. Ia memandang ke arah nana.

“Kenapa bangun hm ?” Tanya jeno sembari mengusap surai nana yang sudah berganti warna menjadi warna gelap.

“Sedari tadi aku ga tidur kok, kamu kenapa menangis ?”

Jeno menghembuskan nafas nya pelan.

“Nanti setelah sampai di rumah aku ceritakan”

Nana mengangguk mengerti

“Selama satu bulan ini aku tinggal di rumah bubun na hehehe” jeno memulai cerita nya

“Bubun sudah menceritakan pada ku tadi, kamu telat”

“Ssss maaf aku masih dalam mode terkejut tadi hehe”

Jeno tak berhenti melirik pada nana, membuat pria cantik itu heran.

“Kenapa terus memandang ku sih jen”

Jeno menggelengkan kepala nya.

“Kamu semakin cantik dengan rambut hitam” jeno berucap dengan senyum tampan yang ia berikan pada nana, membuat pipi dokter muda tersebut bersemu merah seketika.

“L-lebai” berusaha berucap ketus namun malah semakin terlihat salah tingkah nya, nana nana.

~Cii

“Bundaaaa”

Sebuah suara pekikan familiar menggema di tengah keramaian, hingga menarik atensi dari seorang pemuda yang sedang mengedarkan pandangannya.

Ia mencari asal suara itu, Seketika mata bertemu mata, ketika melihat wujud kesayangan nya , serasa air mata akan jatuh saat itu juga.

Ia memandang pada seorang anak laki-laki yang tersenyum riang sambil melambaikan tangan padanya dan tak henti-hentinya memanggil nya dengan sebutan

“Bundaaaa”

Sementara di sisi anak yang sedang melihat bundanya, bergerak gelisah di dalam gendongan sang ayah.

“Ayahhh itu bundaaa, ayooo turunkan randaaa, randa ingin memeluk bunda”

Anak laki-laki itu ialah randa, yang sedang berada di dalam gendongan ayah nya, jeno.

Merasa tak mendapat persetujuan dari ayah nya randa kembali menggeliat di dalam gendongan itu.

Bughhh

Satu pukulan kecil di berikan ada bahu jeno.

“Ayahh dengar randaa tidakk, randa ingin turun dan segera berlari memeluk bundaa”

Dia memandang ayah nya dengan sorot mata tajam namun cenderung terlihat menggemaskan, dan ayah nya hanya menanggapi dengan sebuah juluran lidah yang keluar dari mulut nya.

Kembali ia melihat bunda nya yang sedang berjalan menghampiri mereka dan hampir sampai dihadapan nya, randa segera mengulurkan kedua tangan nya berharap mendapat sambutan oleh sang bunda agar mau menggendongnya.

Namun tangan itu di tepis pelan oleh seorang perempuan.

“Anak nakall, bunda mu baru saja sampai dia pasti lelah, diam saja di dalam gendongan ayah mu”

Ucap seorang wanita yang hanya sibuk mengamati sedari tadi.

“Mama akuu ingin memeluk bunda, aku rindu bunda” bibir randa melengkung ke bawah, namun ella wanita yang di sebut mama hanya dapat merotasikan mata nya.

Pria manis yang di panggil bunda pun tersenyum, badannya memang lelah, belum lagi jetlag yang sedang menimpanya, namun raut sedih yang di tampilkan oleh randa membuat hati nya tak tega.

“Kemari lah randa, bunda juga merindukan mu ugugugu” ucap nya seraya mengecupi pipi randa.

“Nana”

Sebuah seruan terdengar memanggil namanya, membuat nya menoleh ke asal suara, sedetik kemudian ia langsung tersenyum.

“bubun”

Bubun, pria itu langsung menangkup pipi menantu cantik nya yang ia rindukan.

“Astagaaa bubun sangat merindukan muu, maaf bubun telat menjemput karna ayah mu sibuk sekali minta di belikan es krim ck sungguh heran bubun padanya” tunjuk taeyong pada jaehyun yang sedang menjilati es krim nya “hehehe” jaehyun hanya menampilkan cengirannya pada nana.

“Seperti anak kecil saja” ucap ella dengan nada ketus nya sembari menatap sinis pada jaehyun.

“Yaak wanita julid, segera lah menikah agar sikap keibuanmu muncul dan tidak judes lagi” seru jaehyun tidak terima karna di katai oleh ella (sepupu nya dari kanada)

Ah benar ella adalah sepupu jaehyun dari kanada sudah tinggal beberapa bulan di indonesia dan menumpang tinggal di rumah jaehyun, wanita itu kesepian katanya ya bagaimana tidak kesepian jika menikah saja tidak mau. Merepotkan katanya

Masalah panggilan mama, yaa ella sendiri yang meminta di panggil mama karna ya walaupun usianya sudah mencapai kepala empat, visual nya tak main-main, bahkan gadis remaja saja kalah, kn tidak lucu jika dia di panggil “nenek” oleh randa, bahkan ipar nya pun tak mau juga di panggil nenek alhasil taeyong mendapatkan panggilan nini dari randaa

Siapa Randa ? Tentu saja randa adalah anak dari jeno dan istri nya nana, lahir 5 tahun lalu di tanah jakarta

Nana hanya dapat tertawa melihat pertengkaran itu, kemudian matanya memperhatikan jeno yang sedari tadi hanya diam menatap lekat ke arah nya, sama sekali tak memberi ucapan sapa untuk menyambutnya.

Bubun yang paham pun segera memperjelas semua nya ia bercerita mulai dari kejadian saat ia pergi hingga kejadian tadi pagi.

Mari kita mundur kan waktu sedikit ~

“JADI DI MIMPI MU AKU MATIII” nana berteriak kesal, sementar jeno hanya mampu menunduk takut setelah selesai menceritakan mimpi nya.

“LALU AKU PERGI GITU AJA PAS LIAT KALIAN SELINGKUH, HAH” kembali nana membentak jeno, namun lagi-lagi jeno tunduk pada amarah istri cantik nya.

“Wah Wah Wah”

Nana melayangkan tatapan tidak percayanya pada jeno kemudian menunjuk pada diri nya sendiri

“Jeno aku ini Jaemin Arsyana, mana mungkin aku selemah ituu, pergi sebelum membantai ck itu bukan akuu” tutur kata nya terdengar sombong tapi memang itu kenyataan dan tak bisa lagi di ubah, Cukup sekali ia lengah.

Sorot mata itu begitu tajam, serasa semua emosi berkumpul pada iris mata berwarna coklat milik nana.

Dengan tangan berkacak di pinggang nana berjalan mondar-mandir di dalam kamar mereka dengan kuku yang iya gigit tanda ia resah.

Sedetik kemudian dia menatap jeno dengan tajam.

“Aku ga terima mimpi mu ya jenoo, ulangg mimpi nyaa, pokoknya di mimpi kamu tangan itu cewe harus patah” nana berucap lantang

“Oh kamu juga di sana sampai menanam benih kan, wah wah sebentar aku mau ambil cutter”

Nana memukul kepala yang terasa pusing, seraya berjalan menuju meja rias nya, membuka laci tersebut dan mengambil benda yang menjadi tujuan nya.

Jeno memelototkan matanya, nana tidak main-main.

“I-ituu Untuk apaa sayang” jeno bertanya panik sambil memundurkan badannya sedikit demi sedikit hingga mentok pada kepala ranjang.

“Menyayat penis mu lah, berani-beraninya kamu menanam benih ke rahim wanita lainn” nana terus berucap dengan nada kesal nya.

Jeno menggeleng panik, nana jika sedang murka tau sendirilah bagaimana ya kan.

“Sayang itu cuma mimpi, mana mungkin aku selingkuh astagaa nana cutter nyaa jauhkann” jeno berteriak panik saat nana mulai membuka kancing celanya dengan cutter yang mengacung tegak dan tajam di depan kejantanan nya.

Melihat mata jeno yang seakan ingin menangis membuat sedikit rasa iba pada batin nana, kemudian ia masukkan lagi cutter tajam yang tadinya sudah mengacung tegak untuk kembali bersembunyi malu di dalam rumahnya.

“Ck kamu membuat ku kesall, dan juga bisa-bisa nya kamu memimpikan aku mandul sementara aku sudah memberi kan kamu randaaa sebagai buah hati”

Tunjuk nana pada sebuah foto pada frame besar yang terpajang di dinding kamar mereka. Foto jeno serta nana dan di tengah-tengah mereka ada randa sang buah hati kesayangan dan mereka yang tersenyum cerah menatap ke arah kamera.

“Ampun sayang ampunn” lagi pula ini bukan salah jeno sepenuhnya, mana jeno tau jika dia akan bermimpi seperti itu kan ?

Tapi hati nana masih tetap kesal, dengan cepat dia menjambak rambut suaminya.

“Aaakk yak sakitt naa”

Jambakan itu tak bertahan lama namun efeknya sangat lah terasa, kulit kepala nya serasa ingin lepas hiks kenapa nana tega membuat nya merasakan penderitaan dari perempuan-perempuan gatal yang dulu menggodanya, termasuk pula rara hehehe.

Tapi sial sekali, perempuan di dalam mimpi nya ini kenapa tidak mendapat balasan juga dari nana, kenapa hanya diaa ck benci sekali jeno pada wanita itu hisss.

“Kenapa wajah mu hah, kesal padaku” tanya nana saat melihat wajah jeno yang terlihat seperti sedang mendumel di dalam hati.

Jeno segara menggeleng dengan sebuah senyuman yang ia paksakan, dengan segera jeno menyatukan kedua telapak tangan nya, dan membuat pose seperti hamba yang sedang meminta maaf kepada sang raja.

“Tidak ratuu” ucap jeno

“Pergi jeno aku mlaas melihat wajah mu, jangan kembali sebelum mimpi mu berubah, aku harus menang jalang itu harus mati, penis mu ku kebiriiii, ubahhh sekarang”

Nana sudah gila fikir jeno.

“Bagaimana cara mengubah nya na”

“YA MIMPIIIIII!!!!” Menjawab dengan teriakan keras, lagi-lagi membuat jeno tunduk pada perintahnya.

“I-iyaaa aku tidur duluu sebentar” biarlah jeno pura-pura tidur demi memuaskan segala permintaan aneh milik istri nya itu.

10 menit berlalu

“Sudah belum” tanya nana sembari mencolek perut suami nya, bibir nya menahan kedutan tawa sedari tadi, sangat asik mengerjai suaminya, kenapa jeno sangat penurut.

Jeno membuka matanya, seketika raut wajah nana kembali berubah menjadi datar sedatar-datarnya, jangan lupa nana begitu mudah berkamuflase, di lihat nya pria berhidung mancung itu Menganggukan kepalanya.

“Sudah berubah sayang”

“Apa yang berubah” tanya nana

“di mimpi ku perempuan itu mati karna kamu mendorong nya dari atap gedung tinggi, semua tulang nya patah, kepala nya pecah, darah berceceran, daaannnn penisku yang kamu potong hingga tinggal setengah huweeee nana”

Jeno meraung sambil menutup kejantanannya seolah sedang melindungi aset nya, dia membayangkan jika harta kebanggaannya itu benar-benar di kebiri oleh nana, sungguh sangat menyeramkan, kasian randa nanti tidak bisa mendapatkan adik.

Sementara nana tersenyum puas, dan mengusap lembut kening suami nya yang sedikit berkeringat.

“Good boy, ingat jeno jika kamu berani macam-macam di belakangku semua imajinasi yang kamu sebutkan tadi akan menjadi kenyataan, kamu paham ?”

Jeno mengangguk cepat, sungguh jika selingkuh adalah pilihan terakhir jeno lebih memilih mati saja dari pada harus mendapat siksaan dari nana.

“I-iya sayangg aku paham”

Itulah arsyana dengan sisi tak mau kalah nya, bahkan hanya sekedar mimpi pun ia tak terimaa haha egoiss tapi aku suka.

~ Cii