Setelah memarkirkan mobil nya pada garasi rumah, Jeno memasuki rumah nya yang terasa begitu sunyi.
Langkah kaki membawanya pada ruang yang ia yakini nana tengah berada di dalam sana, kamar mereka.
“Nana” panggil jeno
Dapat ia lihat sekarang, nana sedang memasukkan semua baju yang ada di dalam lemari ke dalam koper milik nya.
“Mau ke mana”
“Aku mau pulang”
Jeno mendekat, hendak meraih lengan nana namun segera di tepis kasar oleh istrinya.
“Jangan menyentuh ku”
“Jangan na, aku sudah berjanji ke org tua mu, ga akan bikin kamu pulang ke rumah mereka dalam keadaan kaya gini na” jeno meminta dengan tatapan memohonnya
Nana berdecih pelan, mata nya pun sudah memerah tampak siap menumpahkan air mata nya
“Dengar jeno, kamu yang mengingkari janji, maka tanggunglah akibat nya”
Nana menutup koper nya, dan segera beranjak keluar, namun langkah nya terhenti karna jeno yang tiba-tiba saja bersimpuh dihadapannya dengan tangan yang memeluk satu kakinya, erat.
“A-aku mohon jangan pergi sayang, aku- aku jujur na ya aku memang bermain di belakang mu dengan wanita lain” ucapan jeno terdengar lirih
Jeno menggantungkan kalimat nya sejenak, di susul dengan air mata nya yang mengalir tumpah ruah pada pipi tirus nya.
“Aku mohon maafkan aku hiks, aku bodoh na memang bodoh, aku mohon jangan tinggalkan aku hiks” membayangkan nya saja jeno tak mau, nana tetaplah cinta yang di utamakan oleh nya, walaupun diri nya mendua.
Nana pun menangis dalam diam nya, hati nya sakit melihat suami yang begitu ia cintai inj menangis untuk nya, tapi bukan kah ini semua akibat perbuatan laknat yang telah dia lakukan ?
Mengingkari janji pernikahan, sungguh nana tak bisa mentolerir kesalahan yang satu ini.
“Aku tau wanita memang lebih mudah dalam menghasilkan keturunan, itu kan alasan mu kenapa kamu secara sadar selingkuh dengan wanita itu jen”
Sekelebat bayangan melintas di kepala jeno, 'wanita itu' awalnya hanya sekedar rekan bisnis nya saja namun dengan bodoh nya jeno menceritakan semua keluh kesah nya yang tak kunjung mendapat keturunan dari nana walaupun sudah 5 tahun menjalin ikatan pernikahan, sedangkan dia sudah sangat ingin menimang buah hati nya sendiri.
Entahlah siapa yang salah di antara nana dan jeno namun dengan gampang nya satu kesimpulan di tarik oleh 'wanita itu' yang memang sudah tertarik pada pria yang sudah beristri ini, ia berkata “aku rasa mungkin istri mu yang mandul jen” dan segera dia menawarkan sebuah tawaran yang sangat jeno ingin kan.
Yaitu mampu memberi kan keturunan dengan dalih 'menumpang di rahim nya' dan saat anak itu lahir jeno boleh merawat anak itu bersama nana.
Namun apa ada manusia sebaik itu tanpa mempunyai maksud lain ? entah jeno yang terlalu bodoh atau mata hati nya yang telah buta hingga dia tidak menyadari maksud lain yang terselip di dalam tawaran baik itu.
Dan tanpa berfikir lagi dengan cepat dia iyakan saja tawaran itu toh dia tidak rugi kan.
Jeno tersadar dan menggeleng kan kepala nya pelan, yang di ucap kan nana memang benar, keinginan yang begitu kuat untuk mendapat kan anak membuat nya berfikir untuk mengambil jalan pintas nya, awal nya ia hanya ingin anak dari wanita itu, dia pun tidak memberi cinta pada awal nya namun lama kelamaan jeno terbuai, dan membuat niat awal melenceng menjadi sebuah kesalahan yang berujung pengkhianatan.
“Kamu fikir aku bodoh jeno, kamu fikir aku ga sadar apa yang udah kamu lakuin ke aku, KAMU FIKIR AKU GA SADAR KALO KAMU SELINGKUH HAH” teriak nana melampiaskan semua emosi yang telah ia pendam begitu lama.
Air mata turun dari sudut mata bulat milik nana, Ketika mengingat hari di mana dia pertama kali mengetahui bahwa pasangan hidup nya itu sudah tak lagi sama, jeno menduakan nya.
Saat itu, jeno sedang sedang mandi, lalu ada sebaris pesan yang masuk pada notifikasi ponsel jeno, dan mampu membuat jantung nya serasa berhenti berdetak.
♥️
Sayang, kamu jadi berkunjung ke apartemen ku .? Pesan dari wanita simpanan jeno.
Sebuah Pertanyaan dalam benak nana yang sudah tersimpan lama sejak mengetahui suaminya mendua, hari ini pun ia ajukan.
“Sudah seberapa jauh hubungan mu dengan wanita itu jeno, apa sudah sampai pada tahap intim” suara nana terdengar begitu dingin seolah ia tau jawaban apa yang akan terdengar.
“Maaf nana hiks maaf” hanya itu yang dapat jeno ucapkan, di saat memang kenyataannya dia sudah sampai pada tahap intim dengan wanita itu, doakan saja semoga benih yang ia tanam segera tumbuh, agar keinginan nya segera tercapai meski dengan cara yang salah 🙂
hati nya sakit melihat respon jeno, jeno tak menyangkal pertanyaan yang dia ajukan, tanda mereka memang sudah bermain sangat jauh, tanpa perduli pada hati nya.
“Sakit sekali jeno, 4 bulan aku menunggu kejujuran mu, tapi tak pernah ku dapat kan hiks”
Nana tak mengusap air mata nya yang mengalir deras, namun ia biarkan jatuh begitu saja, hingga jatuh pada setiap helai rambut suami nya.
“Jika kamu bosan menunggu, harus nya kamu bilang saja padaku jeno” suara itu lirih sekali terdengar, diselingi tangis di setiap kalimat nya, jika ada mata yang melihat keadaan nya kini pasti lah tau jika nana memang benar-benar sedang terluka, sorot mata itu kosong namun penuh akan rasa kepedihan.
“aku siap jeno hiks aku rela jika kamu memang mau untuk bermadu hiks karena aku sadar hiks” terjeda kalimat nya karna tak sanggup menerima fakta
“Aku sadar hiks aku tak bisa mewujudkan salah satu impian besar mu hiks memberikan mu keturunan aku tak mampu” ucapan lirih terhenti tangis nya pun pecah, maka ruangan itu pun hanya di dominasi oleh suara tangis kesakitan hati yang di keluarkan oleh pria manis itu.
Jeno tau dunia nya kini sedang berada di ambang batas kehancuran dan semua itu karena perbuatan nya, air mata dunia nya jatuh, gagal ia gagal mempertahan kan janji yang telah terucap dengan lantang dari bibir nya kala itu.
kau membuat dunia mu menangis jeno, kau menyia-nyiakan semua nya, kau mengecewakan nya, menodai setiap kejujuran yang ia ucapkan. karna sifat mu yang terkesan tidak sabar.
andai saja kau mau bersabar sedikit lagi, aku yakin sang pembuat skenario akan bermurah hati padamu hingga mau mewujudkkan keinginan yang kau idam-idamkan.
Tapi apa daya semua telah terlambat jeno, pendamping hidup mu telah menelan pil kekecewaan, kamu terlambat untuk menyadari semua kesalahan.
“Tenang saja aku tak akan pulang ke rumah orang tua ku jen, aku akan menempati kembali apartemen ku yang dulu, sehingga nama mu akan tetap bersih di mata mereka”
Jeno semakin mengeratkan pelukan nya pada kaki itu, saat merasakan kaki nana yang hendak melangkah kembali, tangis nya semakin menjadi tak sanggup hati nya jika di tinggalkan oleh pria ini, jika dunia nya pergi ke mana lagi dia harus menetap ?
“Lepaskan jen, kamu yang menahan aku pergi semakin membuat hati ku sakit, jangan menjadi egois aku mohon” ucap nana dengan suara yang mengecil di ujung kalimatnya
Merasakan pelukan pada kakinya mengendur membuat nana dengan cepat melangkah kan kaki nya keluar dari kamar mereka, menuruni tangga hingga sampai pada pintu keluar.
Meninggal kan jeno yang masih saja tersedu di sela tangisannya, jeno menggelengkan kepalanya cepat terkesan panik “tidak nana tidak boleh pergi semua masih bisa di bicarakan dengan baik”
Mengangguk yakin, jeno bangkit dan mulai melangkah kan kaki nya berlari mengejar istrinya, namun seperti yang aku bilang jeno, kamu terlambat. Mobil milik nana telah beranjak meninggalkan halaman rumahnya.
Nana mu sudah pergi jen dan aku rasa ia pergi dengan membawa niat 'tak akan pernah kembali pada mu lagi'
Namun tak habis akal ia segera masuk kembali ke dalam rumah dan mengambil kunci mobil nya, lalu segera keluar kembali, menutup pintu sebentar dan memastikanya aman, jeno dengan tergesa memasuki mobil, dan segera menjalan kan mobil nya untuk mengejar mobil nana.
~~~~~~~
Mobil jeno membelah jalanan yang siang ini tak begitu ramai oleh pengendara, di depan sana dapat jeno lihat mobil yang di kendarai nana melaju dengan kecepatan tinggi hingga beberapa kali mendapat teguran dari pengendara lain.
“Ku mohon nana tenanglah, kamu sedang kacau, aku mohon, kendalikan dirimu sayang” ucap jeno seperti merapalkan mantra berharap istri nya tetap pada garis kesadaran walaupun emosi sedang meliputi jiwa nya yang sedang rapuh.
Jeno panik kala Lampu lalu lintas sudah berubah merah namun mobil milik istrinya terus melaju tanpa mentaati perintah yang telah di buat, satu peraturan yang dilanggar menyebabkan semua nya terjadi.
Ckiiitttt
Brakkk
Brakkk
Siang itu kecelakaan telah terjadi di persimpangan lampu merah.
Jantung jeno serasa berhenti, di depan nya kini kedua matanya menyaksikan, bagaimana mobil itu di hantam kuat oleh mobik truk yang juga sedang melaju kencang dari arah berlawanan hingga mobil nana terpental jauh dan berguling beberapa kali sebelum berhenti karna menabrak pembatas jalan.
“N-nana”
Badan jeno melemah melihat kejadian itu, namun dengan segera dia turun dari mobil nya tanpa menghiraukan kemacetan yang bisa saja terjadi akibat mobil nya yang di tinggalkan begitu saja.
Jeno berjalan cepat menghampiri mobil yang sudah tak lagi berbentuk elok di sebrang jalan, semua badan mobil itu penyok, kaca mobil nya pun terlihat retak dan ada pula yang pecah.
Pintu mobil nana terkunci hingga membutuhkan beberapa waktu untuk membuka paksa pintu itu, jeno pun mendapat bantuan dari beberapa pengendara, segala usaha mereka lakukan berharap pintu itu cepat terbuka.
~~~~~
Dan Di dalam sana, nana masih membuka mata nya dengan keadaan setengah sadarnya, bahkan sekedar untuk meringis saja nana tak mampu, ia hanya mampu mengedipkan mata nya pelan.
Nana merasakan kepala nya berdenyut sakit, nana yakin tempurung kepala nya mengalami retak, pandangan nya tak jelas karna tertutupi oleh cairan merah, nana tau itu darah nya, terlebih lagi seluruh tubuh nya seperti di remukkan secara paksa, serasa tulang-tulang nya telah patah semua hingga menembus organ-organ di dalam tubuhnya, sakit sekali dia rasa kan.
Pintu mobilnya terbuka, sayup-sayup suara panik manusia masih terdengar oleh nana, dapat juga ia dengar suara panik suami nya yang memanggil nama nya.
“Nana!!”
Bagai sihir, saat nana mendengar suara jeno, kini tubuh nya seperti mendapatkan kekuatan lebih.
“N-nana”
Jeno rasanya ingin pingsan detik itu juga ketika melihat keadaan istrinya yang jauh dari kata baik-baik saja kemudian dia membawa keluar tubuh nana dengan segenap tenaga yang tersisa di badannya. Dan duduk di sisi jalan sembari menunggu ambulans datang.
Di sekitar mereka pun sudah ramai ada yang berniat membantu, ada yang datang hanya karna rasa penasaran ataupun datang hanya untuk konten belaka, namun jeno tak perduli, yang paling penting sekarang adalah keselamatan nana nya.
“Ku mohon bertahan lah nana, aku mohon”
Jeno membawa tubuh itu ke dalam dekapannya dengan kepala nana yang dia sandarkan pada dadanya, baju jeno pun sudah di penuhi oleh darah yang terus mengalir deras dari kepala pria manis itu. Bahkan seluruh tubuh nana juga di penuhi luka yang mungkin saja karena tergores oleh pecahan kaca mobil nya.
“Hiks hiks ku mohon sayangku bertahanlah, aku mohoonn”
Jeno memandang nana dengan air mata yang tak berhenti mengalir, dihadapannya kini sang istri sedang tersenyum dan juga menatap ke arah mata nya, tangan nana yang penuh darah itu mulai menangkup kedua sisi pipi miliknya.
“J-jangan menangis” nana berucap setengah mati di antara rasa sakit nya, sudut bibir yang luka karena goresan kaca itu membentuk sebuah senyum yang masih terlihat manis, dengan nafas tersengal-sengal nana berucap.
“Berbahagialah dengan dia jeno (sesak nafasnya nana rasakan, menghirup udara sudah tak sanggup lagi rasanya)
Jeno menggelengkan kepalanya
“to-long ingat ini se-lalu , A-aku (nafas nana memberat) hikss a-aku men-cintaimu” air mata berwarna merah turun mengiringi setiap senggal nafas nya ketika berucap.
“k-kamu adalah jeh-no hhh suami yang sangat a-ku cintai, selamanya hiks s-sampai umur ku berhenti dan aku akan pergi”
Jeno semakin mengeratkan pelukan nya.
“Tidak , kamu tidak akan pergi ke manapun hiks tidak nana aku mohon jangan tinggal kan aku, bertahanlahh” parau suara jeno terdengar, suara nya pun sudah terdengar serak karena terus menangis.
Nana tau umur nya tak lagi panjang, 10 menit ke depan pun belum tentu dia masih bisa bernafas.
“Jeno mau tidak, mem-berikan hhh nana ciuman terakhir sebelum kita ber-pisah hhhh” pinta nana dengan senyum lembut menghiasi wajah nya yang penuh darah.
Jeno memejamkan mata nya sejenak guna menghalau rasa sesak di dada nya, ia mengangguk sebentar.
kemudian dengan lembut bibir nya mulai meraup bibir istri nya, mengecap rasa terakhir dari bibir kesayangan nya, amiss darah dapat jeno rasa ketikan lidah nya menyapa rongga mulut istri nya.
Air mata keduanya turun mengiri setiap lumatan jeno pada bibir nana yang tak mendapat balasan, karna nana yang tak mampu membalas nya.
nana senang di saat terakhir nya ia tau, bahwa jeno tetap mencintai nya walaupun lelaki itu telah mendua.
Jeno tak sanggup, ciuman terakhir mereka kenapa begitu mengenaskan, Dapat jeno rasa tubuh yang memang sudah lemah itu terasa semakin melemah di dalam dekapan nya, jeno melepas tautan bibir mereka ketika nafas sesak nana mulai terdengar, dan dapat ia lihat mata indah itu mulai terlihat sayu.
“Aku mencintaimu nana, aku mencintaimu, hanya kamu hiks”
Nana menganggukkan kepala nya
“Terimakasih atas ciuman nya jeno hhhh sekarang... na-na sudah lelah, nana mau tidur”
Air mata nana kembali turun, nafas nya sudah berada di ujung kerongkongan, dengan sisa tenaga yang ia punya ia berusaha menyampaikan rasa cintanya untuk yang terakhir kali.
“jeno, nana juga mencintai kamu”
Setelah kalimat nya terucap, mata itu perlahan menutup sempurna membawa semua rasa sakitnya pergi ketika hembusan nafas itu berhenti.
“Hiks hiks hiks” tangisan jeno terus terdengar, pilu.
Mau sekuat apapun jeno meminta agar nana jangan pergi, namun jika takdir berkata lain dia bisa apa ?
di dalam dekapan nya lah istri cantik nya itu menghembuskan nafas terakhirnya, kini kekasih hati nya telah berpulang ke sisi sang pencipta.
Jeno menangis meraung sejadi-jadinya, ia seperti meminta pertolongan pada semua orang di sana berharap ada yang bisa membantu untuk mengembalikan nyawa istrinya yang telah pergi.
namun nihil semua orang hanya memandang kasihan ke arah nya, kisah cinta yang begitu tragis, pikir mereka.
Apa lagi yang lebih sakit dari ini ? berpisah alam dengan cinta nya, namun mereka terpisah saat hubungan mereka sedang tak baik-baik saja.
Saat belum terucap kata “aku memaafkan mu” tapi dia telah pergi membawa kekecewaan atas pengkhianatan yang di lakukan suami nya.
namun dengan baik hati nya si cantik tetap menyuarakan bahwa dia “masih mencintai jeno” di detik terakhirnya ketika merenggang nyawa.
Jeno si lelaki brengsek, pengingkar janji, lelaki pengkhianat, tentu saja pantas mendapatkan ini semua.
Dia yang menanamkan luka sejak 4 bulan lalu pada hati istrinya, kini telah di tinggal pergi.
Nana pergi meninggalkannya seraya memberi sayatan tajam bernama karma pada batin Suaminya, hingga menimbulkan luka yang menganga lebar, yang aku yakin seumur hidupnya pun jeno tak akan pernah mampu menutup luka itu karena dia yang telah kehilangan kebahagiaan nya untuk selama-lamanya.
~Cii