MertuaJeno13

Pukul 16:00

Echan , lele ,injun, nana dan rara sedang berkumpul dan duduk melingkar di ruang tamu milik nana, anak-anak mereka yang sempat terbangun pun sudah tertidur lagi karena kelelahan bermain.

Ah anak-anak sedang tidur di kamar tamu yang memang sengaja dikhusukan nana untuk anak-anak teman nya jika datang berkunjung, di dalam sana pun sudah tersedia berbagai macam mainan hingga membuat anak-anak betah berlama lama di dalam ruangan itu.

Makanya mereka bisa bersantai sembari berbagi cerita.

“Jadi bulan depan lo bakal pindah ke Korea dan nikah di sana ra ?” Sebuah pertanyaan terlontar dari salah satu mulut manusia disana.

“Iya njun, rasa nya sedih banget bakal pisah sama kalian” rara menatap temannya satu persatu “kalian orang-orang baik hiks bahkan kalian dengan tangan terbuka menyambut gue sebagai teman kalian padahal gue udah pernah bikin....”

“Sssttt udah , kejadian lama jangan di inget lagi” ucap nana seraya membawa tubuh rara pada pelukan nya.

Di susul oleh tangan haechan yang ikut mengelus surai panjang rara, setelah berjalan nya waktu entah kenapa haechan menjadi sayang dengan rara satu-satunya perempuan di lingkaran pertemanan mereka, rara baik dia tak main-main menunjukkan jika dia sudah bertaubat hehe

Jika mengingat kejadian lama haechan rasanya ingin tergelak saja, maka dari itu sekarang ia tertawa keras. Mengundang rara untuk menatap nya heran.

“Ga nyangka banget gue mau-mau nya temenan sama makor (mantan pelakor) kaya lo ra wkwk, sini lo peluk gue juga, yang sayang sama lo bukan cuma nana aja, tapi gue juga.

Rara yang mendengar perkataan haechan semakin terisak , sudut bibir nya melengkung kebawah, ia menangis bukan karna dikatai mantan pelakor tapi karna haechan yang dulu begitu membenci nya dan tidak ingin menerima dia di lingkaran pertemanan, kini mengungkapkan bahwa dia juga menyayangi rara.

“Echannn huhu rara sayang echann”

“Kk rara ga sayang lele .?”

“Sayang jugaaa”

“Gue ?”

“Sayangg juga njunn huwee”

“Rara sayang kalian semua”

Suasana berubah haru mereka semua pun bergabung ke dalam pelukan itu, mengeratkan nya dan menggoyangkan badan mereka ke kira dan ke kanan, nyaman pertemanan mereka sangat nyaman.

“Kalian sudah ku anggap seperti keluarga, bukan lagi seorang teman ataupun sahabat” ucap nana yang mendapat anggukan setuju dari 4 kepala lain nya.

Mereka terlarut dalam pelukan tanpa menyadari sosok lelaki lain ikut bergabung di dalam ruangan itu.

“Teletubbies berpelukan”

Pelukan itu terlepas, semua mata tertuju pada lelaki yang baru saja mengeluarkan suaranya.

“Oh jeno, kau habis dari mana jen” tanya haechan penasaran.

“Bertemu rekan bisnis chan”

“Bisnis ? Dihari minggu ?”

Jeno Mengangguk, seraya menatap rara.

“Yaakk lepaskan pelukan mu raaa ck”

“Tidak mauu wleee” jawab rara malah semakin mempererat pelukannya

“Nanaaaaa” jeno merengek pada nana tapi tak diindahkan, dia hanya tersenyum maklum.

Rara dan jeno memang sering sekali berantam untuk mendapat kan perhatian dari nana , melihat mereka berdua pada situasi ini sungguh lucu di mata nana apa lagi jika dikaitkan ke situasi kejadian dulu.

Bagaimana bisa haha ?

Namun di satu sudut ruangan itu, ada yang menatap tajam pada salah satu manusia di sana, entah kenapa tapi seperti dia yang mengetahui sesuatu namun lebih memilih diam.

Hari minggu, pukul 08:00 di kediaman keluarga jung, terdapat seorang pria cantik yang sedang berusaha membangun kan anak nya.

“Jenoo heii bangun naakk” suara serta tepukan lembut pada pipi mampu membangunkan jeno dari tidur nya.

Dan saat membuka mata dapat ia lihat sang ibu yang menatap nya khawatir, dengan segera jeno menelusupkan badan nya ke dalam pelukan hangat ibu nya, mencari ketenangan.

“Bubun hiks nana”

“Kamu bermimpi buruk lagi jen?”

Jeno mengangguk di sela tangisan nya.

Hari ini genap sebulan sejak jeno di tinggalkan oleh nana, selama itu pula jeno sering bermimpi buruk dan sering menangis di dalam tidur nya.

Maka dari itu taeyong membawa jeno kembali tinggal di rumah nya bersama jaehyun. Agar lebih mudah dalam mengawasi anak ini.

“Bubun jeno rindu nana hiks” ucap jeno lirih, dia meremat dada kiri nya dan memukul nya dengan kencang berharap rasa sakit karena menahan rindu pada sosok cantik kesayangannya dapat mereda.

Taeyong hanya bisa menatap nanar pada jeno, ia pun tak tahu kini harus berbuat apa.

“Ck drama”

Tiba-tiba sebuah suara mengintrupsi kegiatan sendu antara ibu dan anak itu. Jaehyun berdiri seraya memberi tatapan dingin nya pada jeno.

“Ayah hiks”

“Jangan menangis jeno”

“Hiks ayah tidak tau rasanya”

“Ayah tidak mau tau dan tidak ingin merasakan, cukup kamu simpan sendiri”

“Turunlah, ella sudah membuat sarapan untuk kita dan dia menunggu di bawah”

Ah perempuan itu

“Bun ayoo” seru jaehyun seraya menggandeng lengan istri nya.

Kepala jeno penuh dengan semua ingatan tentang rasa sakit, namun dengan langkah gontai ia tetap melangkah menuju ruang makan keluarga.

~~~~~~~~~

Suara dentingan sendok yang beradu dengan piring terdengar di ruangan yang hanya di isi oleh jaehyun, taeyong, jeno, ella serta satu anak lelaki yang sedang memakan sarapan nya dengan lahap.

Jeno memperhatikan anak lelaki itu dengan tatapan sendu nya, raut nya tak terbaca. Dan itu semua tak luput dari pandangan jaehyun.

” Jeno, kamu ga malu apa sama randa” ucap jaehyun seraya menunjuk anak laki-laki berusia 5 tahun yang duduk di sampingnya.

“Dia bahkan ga pernah nangis kaya kamu” jaehyun merotasikan mata nya melihat tingkah jeno, sungguh berlebihan.

Anak lelaki yang di maksud pun terlihat bingung dengan maksud dari didi nya. (Didi= kakek)

Kemudian dia bertanya pada perempuan cantik di sebelah nya

“Mama, ayah kenapa menangis, apa ayah di ganggu oleh monster” tunjuk anak kecil bernama randa pada ayah nya, jeno.

Wanita yang di sebut mama hanya tersenyum tanpa menjawab.

Jaehyun yang mendengar pertanyaan dari cucunya pun terkekeh lalu menjawab “biasalah ayah mu memang lebai, randa”

Namun wajah randa seketika berubah murung

“bunda kapan pulang, kenapa betah sekali memakai jas putih dan berbicara dengan orang lain” bibir nya mencebik lucu hingga jaehyun gemas melihat nya.

“Ibumu sedang melakukan tugas mulia nya di negri orang randa, ibumu orang baik” ucap jaehyun seraya memberikan cubitan gemas pada hidung bangir milik cucu nya.

Taeyong pun segera menghampiri cucu nya itu dan mengelus surai halus nya.

“hari ini bunda mu akan pulang sayang, kita harus bersiap menjemput bunda di bandara, bukan kah randa merindukan bunda” tanya taeyong dengan suara riang nya.

“Eumm randa sangat merindukan bundaaa, ayoo nini bantu randa mengganti baju, randa harus tampil tampan di depan bunda”

anak kecil itu sungguh lucu, mulut nya cerewet persis seperti bundanya. Membuat semua yang medengar perkataan randa tergelak, namun tak berlaku bagi jeno yang masih setia dengan raut datar nya.

Dia masih memikirkan mimpi nya tadi kenapa bisa terasa begitu nyata, sangat berbeda dari mimpi-mimpi sebelum nya.

“Jeno cepat habiskan makanan mu, dan segera bersiap, jangan sampai membuat nana menunggu kita di bandara” ucapan bubun nya menyadarkan jeno dari lamunan nya.

Ia segera bangkit menuju kamar mandi, badan nya pun masih lemas jika mengingat setiap kejadian di mimpi itu, ck nanti akan ia ceritakan mimpi ini pada nana.

Sekarang mari bersiap menjemput nana, akhirnya rindu selama satu bulan ini bisa ia lepaskaan hehehehe.

Setelah memarkirkan mobil nya pada garasi rumah, Jeno memasuki rumah nya yang terasa begitu sunyi.

Langkah kaki membawanya pada ruang yang ia yakini nana tengah berada di dalam sana, kamar mereka.

“Nana” panggil jeno

Dapat ia lihat sekarang, nana sedang memasukkan semua baju yang ada di dalam lemari ke dalam koper milik nya.

“Mau ke mana”

“Aku mau pulang”

Jeno mendekat, hendak meraih lengan nana namun segera di tepis kasar oleh istrinya.

“Jangan menyentuh ku”

“Jangan na, aku sudah berjanji ke org tua mu, ga akan bikin kamu pulang ke rumah mereka dalam keadaan kaya gini na” jeno meminta dengan tatapan memohonnya

Nana berdecih pelan, mata nya pun sudah memerah tampak siap menumpahkan air mata nya

“Dengar jeno, kamu yang mengingkari janji, maka tanggunglah akibat nya”

Nana menutup koper nya, dan segera beranjak keluar, namun langkah nya terhenti karna jeno yang tiba-tiba saja bersimpuh dihadapannya dengan tangan yang memeluk satu kakinya, erat.

“A-aku mohon jangan pergi sayang, aku- aku jujur na ya aku memang bermain di belakang mu dengan wanita lain” ucapan jeno terdengar lirih

Jeno menggantungkan kalimat nya sejenak, di susul dengan air mata nya yang mengalir tumpah ruah pada pipi tirus nya.

“Aku mohon maafkan aku hiks, aku bodoh na memang bodoh, aku mohon jangan tinggalkan aku hiks” membayangkan nya saja jeno tak mau, nana tetaplah cinta yang di utamakan oleh nya, walaupun diri nya mendua.

Nana pun menangis dalam diam nya, hati nya sakit melihat suami yang begitu ia cintai inj menangis untuk nya, tapi bukan kah ini semua akibat perbuatan laknat yang telah dia lakukan ?

Mengingkari janji pernikahan, sungguh nana tak bisa mentolerir kesalahan yang satu ini.

“Aku tau wanita memang lebih mudah dalam menghasilkan keturunan, itu kan alasan mu kenapa kamu secara sadar selingkuh dengan wanita itu jen”

Sekelebat bayangan melintas di kepala jeno, 'wanita itu' awalnya hanya sekedar rekan bisnis nya saja namun dengan bodoh nya jeno menceritakan semua keluh kesah nya yang tak kunjung mendapat keturunan dari nana walaupun sudah 5 tahun menjalin ikatan pernikahan, sedangkan dia sudah sangat ingin menimang buah hati nya sendiri.

Entahlah siapa yang salah di antara nana dan jeno namun dengan gampang nya satu kesimpulan di tarik oleh 'wanita itu' yang memang sudah tertarik pada pria yang sudah beristri ini, ia berkata “aku rasa mungkin istri mu yang mandul jen” dan segera dia menawarkan sebuah tawaran yang sangat jeno ingin kan.

Yaitu mampu memberi kan keturunan dengan dalih 'menumpang di rahim nya' dan saat anak itu lahir jeno boleh merawat anak itu bersama nana.

Namun apa ada manusia sebaik itu tanpa mempunyai maksud lain ? entah jeno yang terlalu bodoh atau mata hati nya yang telah buta hingga dia tidak menyadari maksud lain yang terselip di dalam tawaran baik itu.

Dan tanpa berfikir lagi dengan cepat dia iyakan saja tawaran itu toh dia tidak rugi kan.

Jeno tersadar dan menggeleng kan kepala nya pelan, yang di ucap kan nana memang benar, keinginan yang begitu kuat untuk mendapat kan anak membuat nya berfikir untuk mengambil jalan pintas nya, awal nya ia hanya ingin anak dari wanita itu, dia pun tidak memberi cinta pada awal nya namun lama kelamaan jeno terbuai, dan membuat niat awal melenceng menjadi sebuah kesalahan yang berujung pengkhianatan.

“Kamu fikir aku bodoh jeno, kamu fikir aku ga sadar apa yang udah kamu lakuin ke aku, KAMU FIKIR AKU GA SADAR KALO KAMU SELINGKUH HAH” teriak nana melampiaskan semua emosi yang telah ia pendam begitu lama.

Air mata turun dari sudut mata bulat milik nana, Ketika mengingat hari di mana dia pertama kali mengetahui bahwa pasangan hidup nya itu sudah tak lagi sama, jeno menduakan nya.

Saat itu, jeno sedang sedang mandi, lalu ada sebaris pesan yang masuk pada notifikasi ponsel jeno, dan mampu membuat jantung nya serasa berhenti berdetak.

♥️ Sayang, kamu jadi berkunjung ke apartemen ku .? Pesan dari wanita simpanan jeno.

Sebuah Pertanyaan dalam benak nana yang sudah tersimpan lama sejak mengetahui suaminya mendua, hari ini pun ia ajukan.

“Sudah seberapa jauh hubungan mu dengan wanita itu jeno, apa sudah sampai pada tahap intim” suara nana terdengar begitu dingin seolah ia tau jawaban apa yang akan terdengar.

“Maaf nana hiks maaf” hanya itu yang dapat jeno ucapkan, di saat memang kenyataannya dia sudah sampai pada tahap intim dengan wanita itu, doakan saja semoga benih yang ia tanam segera tumbuh, agar keinginan nya segera tercapai meski dengan cara yang salah 🙂

hati nya sakit melihat respon jeno, jeno tak menyangkal pertanyaan yang dia ajukan, tanda mereka memang sudah bermain sangat jauh, tanpa perduli pada hati nya.

“Sakit sekali jeno, 4 bulan aku menunggu kejujuran mu, tapi tak pernah ku dapat kan hiks”

Nana tak mengusap air mata nya yang mengalir deras, namun ia biarkan jatuh begitu saja, hingga jatuh pada setiap helai rambut suami nya.

“Jika kamu bosan menunggu, harus nya kamu bilang saja padaku jeno” suara itu lirih sekali terdengar, diselingi tangis di setiap kalimat nya, jika ada mata yang melihat keadaan nya kini pasti lah tau jika nana memang benar-benar sedang terluka, sorot mata itu kosong namun penuh akan rasa kepedihan.

“aku siap jeno hiks aku rela jika kamu memang mau untuk bermadu hiks karena aku sadar hiks” terjeda kalimat nya karna tak sanggup menerima fakta

“Aku sadar hiks aku tak bisa mewujudkan salah satu impian besar mu hiks memberikan mu keturunan aku tak mampu” ucapan lirih terhenti tangis nya pun pecah, maka ruangan itu pun hanya di dominasi oleh suara tangis kesakitan hati yang di keluarkan oleh pria manis itu.

Jeno tau dunia nya kini sedang berada di ambang batas kehancuran dan semua itu karena perbuatan nya, air mata dunia nya jatuh, gagal ia gagal mempertahan kan janji yang telah terucap dengan lantang dari bibir nya kala itu.

kau membuat dunia mu menangis jeno, kau menyia-nyiakan semua nya, kau mengecewakan nya, menodai setiap kejujuran yang ia ucapkan. karna sifat mu yang terkesan tidak sabar.

andai saja kau mau bersabar sedikit lagi, aku yakin sang pembuat skenario akan bermurah hati padamu hingga mau mewujudkkan keinginan yang kau idam-idamkan.

Tapi apa daya semua telah terlambat jeno, pendamping hidup mu telah menelan pil kekecewaan, kamu terlambat untuk menyadari semua kesalahan.

“Tenang saja aku tak akan pulang ke rumah orang tua ku jen, aku akan menempati kembali apartemen ku yang dulu, sehingga nama mu akan tetap bersih di mata mereka”

Jeno semakin mengeratkan pelukan nya pada kaki itu, saat merasakan kaki nana yang hendak melangkah kembali, tangis nya semakin menjadi tak sanggup hati nya jika di tinggalkan oleh pria ini, jika dunia nya pergi ke mana lagi dia harus menetap ?

“Lepaskan jen, kamu yang menahan aku pergi semakin membuat hati ku sakit, jangan menjadi egois aku mohon” ucap nana dengan suara yang mengecil di ujung kalimatnya

Merasakan pelukan pada kakinya mengendur membuat nana dengan cepat melangkah kan kaki nya keluar dari kamar mereka, menuruni tangga hingga sampai pada pintu keluar.

Meninggal kan jeno yang masih saja tersedu di sela tangisannya, jeno menggelengkan kepalanya cepat terkesan panik “tidak nana tidak boleh pergi semua masih bisa di bicarakan dengan baik”

Mengangguk yakin, jeno bangkit dan mulai melangkah kan kaki nya berlari mengejar istrinya, namun seperti yang aku bilang jeno, kamu terlambat. Mobil milik nana telah beranjak meninggalkan halaman rumahnya.

Nana mu sudah pergi jen dan aku rasa ia pergi dengan membawa niat 'tak akan pernah kembali pada mu lagi'

Namun tak habis akal ia segera masuk kembali ke dalam rumah dan mengambil kunci mobil nya, lalu segera keluar kembali, menutup pintu sebentar dan memastikanya aman, jeno dengan tergesa memasuki mobil, dan segera menjalan kan mobil nya untuk mengejar mobil nana.

~~~~~~~

Mobil jeno membelah jalanan yang siang ini tak begitu ramai oleh pengendara, di depan sana dapat jeno lihat mobil yang di kendarai nana melaju dengan kecepatan tinggi hingga beberapa kali mendapat teguran dari pengendara lain.

“Ku mohon nana tenanglah, kamu sedang kacau, aku mohon, kendalikan dirimu sayang” ucap jeno seperti merapalkan mantra berharap istri nya tetap pada garis kesadaran walaupun emosi sedang meliputi jiwa nya yang sedang rapuh.

Jeno panik kala Lampu lalu lintas sudah berubah merah namun mobil milik istrinya terus melaju tanpa mentaati perintah yang telah di buat, satu peraturan yang dilanggar menyebabkan semua nya terjadi.

Ckiiitttt

Brakkk

Brakkk

Siang itu kecelakaan telah terjadi di persimpangan lampu merah.

Jantung jeno serasa berhenti, di depan nya kini kedua matanya menyaksikan, bagaimana mobil itu di hantam kuat oleh mobik truk yang juga sedang melaju kencang dari arah berlawanan hingga mobil nana terpental jauh dan berguling beberapa kali sebelum berhenti karna menabrak pembatas jalan.

“N-nana”

Badan jeno melemah melihat kejadian itu, namun dengan segera dia turun dari mobil nya tanpa menghiraukan kemacetan yang bisa saja terjadi akibat mobil nya yang di tinggalkan begitu saja.

Jeno berjalan cepat menghampiri mobil yang sudah tak lagi berbentuk elok di sebrang jalan, semua badan mobil itu penyok, kaca mobil nya pun terlihat retak dan ada pula yang pecah.

Pintu mobil nana terkunci hingga membutuhkan beberapa waktu untuk membuka paksa pintu itu, jeno pun mendapat bantuan dari beberapa pengendara, segala usaha mereka lakukan berharap pintu itu cepat terbuka.

~~~~~

Dan Di dalam sana, nana masih membuka mata nya dengan keadaan setengah sadarnya, bahkan sekedar untuk meringis saja nana tak mampu, ia hanya mampu mengedipkan mata nya pelan.

Nana merasakan kepala nya berdenyut sakit, nana yakin tempurung kepala nya mengalami retak, pandangan nya tak jelas karna tertutupi oleh cairan merah, nana tau itu darah nya, terlebih lagi seluruh tubuh nya seperti di remukkan secara paksa, serasa tulang-tulang nya telah patah semua hingga menembus organ-organ di dalam tubuhnya, sakit sekali dia rasa kan.

Pintu mobilnya terbuka, sayup-sayup suara panik manusia masih terdengar oleh nana, dapat juga ia dengar suara panik suami nya yang memanggil nama nya.

“Nana!!”

Bagai sihir, saat nana mendengar suara jeno, kini tubuh nya seperti mendapatkan kekuatan lebih.

“N-nana”

Jeno rasanya ingin pingsan detik itu juga ketika melihat keadaan istrinya yang jauh dari kata baik-baik saja kemudian dia membawa keluar tubuh nana dengan segenap tenaga yang tersisa di badannya. Dan duduk di sisi jalan sembari menunggu ambulans datang.

Di sekitar mereka pun sudah ramai ada yang berniat membantu, ada yang datang hanya karna rasa penasaran ataupun datang hanya untuk konten belaka, namun jeno tak perduli, yang paling penting sekarang adalah keselamatan nana nya.

“Ku mohon bertahan lah nana, aku mohon”

Jeno membawa tubuh itu ke dalam dekapannya dengan kepala nana yang dia sandarkan pada dadanya, baju jeno pun sudah di penuhi oleh darah yang terus mengalir deras dari kepala pria manis itu. Bahkan seluruh tubuh nana juga di penuhi luka yang mungkin saja karena tergores oleh pecahan kaca mobil nya.

“Hiks hiks ku mohon sayangku bertahanlah, aku mohoonn”

Jeno memandang nana dengan air mata yang tak berhenti mengalir, dihadapannya kini sang istri sedang tersenyum dan juga menatap ke arah mata nya, tangan nana yang penuh darah itu mulai menangkup kedua sisi pipi miliknya.

“J-jangan menangis” nana berucap setengah mati di antara rasa sakit nya, sudut bibir yang luka karena goresan kaca itu membentuk sebuah senyum yang masih terlihat manis, dengan nafas tersengal-sengal nana berucap.

“Berbahagialah dengan dia jeno (sesak nafasnya nana rasakan, menghirup udara sudah tak sanggup lagi rasanya)

Jeno menggelengkan kepalanya

“to-long ingat ini se-lalu , A-aku (nafas nana memberat) hikss a-aku men-cintaimu” air mata berwarna merah turun mengiringi setiap senggal nafas nya ketika berucap.

“k-kamu adalah jeh-no hhh suami yang sangat a-ku cintai, selamanya hiks s-sampai umur ku berhenti dan aku akan pergi”

Jeno semakin mengeratkan pelukan nya.

“Tidak , kamu tidak akan pergi ke manapun hiks tidak nana aku mohon jangan tinggal kan aku, bertahanlahh” parau suara jeno terdengar, suara nya pun sudah terdengar serak karena terus menangis.

Nana tau umur nya tak lagi panjang, 10 menit ke depan pun belum tentu dia masih bisa bernafas.

“Jeno mau tidak, mem-berikan hhh nana ciuman terakhir sebelum kita ber-pisah hhhh” pinta nana dengan senyum lembut menghiasi wajah nya yang penuh darah.

Jeno memejamkan mata nya sejenak guna menghalau rasa sesak di dada nya, ia mengangguk sebentar.

kemudian dengan lembut bibir nya mulai meraup bibir istri nya, mengecap rasa terakhir dari bibir kesayangan nya, amiss darah dapat jeno rasa ketikan lidah nya menyapa rongga mulut istri nya.

Air mata keduanya turun mengiri setiap lumatan jeno pada bibir nana yang tak mendapat balasan, karna nana yang tak mampu membalas nya.

nana senang di saat terakhir nya ia tau, bahwa jeno tetap mencintai nya walaupun lelaki itu telah mendua.

Jeno tak sanggup, ciuman terakhir mereka kenapa begitu mengenaskan, Dapat jeno rasa tubuh yang memang sudah lemah itu terasa semakin melemah di dalam dekapan nya, jeno melepas tautan bibir mereka ketika nafas sesak nana mulai terdengar, dan dapat ia lihat mata indah itu mulai terlihat sayu.

“Aku mencintaimu nana, aku mencintaimu, hanya kamu hiks”

Nana menganggukkan kepala nya

“Terimakasih atas ciuman nya jeno hhhh sekarang... na-na sudah lelah, nana mau tidur”

Air mata nana kembali turun, nafas nya sudah berada di ujung kerongkongan, dengan sisa tenaga yang ia punya ia berusaha menyampaikan rasa cintanya untuk yang terakhir kali.

“jeno, nana juga mencintai kamu”

Setelah kalimat nya terucap, mata itu perlahan menutup sempurna membawa semua rasa sakitnya pergi ketika hembusan nafas itu berhenti.

“Hiks hiks hiks” tangisan jeno terus terdengar, pilu.

Mau sekuat apapun jeno meminta agar nana jangan pergi, namun jika takdir berkata lain dia bisa apa ?

di dalam dekapan nya lah istri cantik nya itu menghembuskan nafas terakhirnya, kini kekasih hati nya telah berpulang ke sisi sang pencipta.

Jeno menangis meraung sejadi-jadinya, ia seperti meminta pertolongan pada semua orang di sana berharap ada yang bisa membantu untuk mengembalikan nyawa istrinya yang telah pergi.

namun nihil semua orang hanya memandang kasihan ke arah nya, kisah cinta yang begitu tragis, pikir mereka.

Apa lagi yang lebih sakit dari ini ? berpisah alam dengan cinta nya, namun mereka terpisah saat hubungan mereka sedang tak baik-baik saja.

Saat belum terucap kata “aku memaafkan mu” tapi dia telah pergi membawa kekecewaan atas pengkhianatan yang di lakukan suami nya.

namun dengan baik hati nya si cantik tetap menyuarakan bahwa dia “masih mencintai jeno” di detik terakhirnya ketika merenggang nyawa.

Jeno si lelaki brengsek, pengingkar janji, lelaki pengkhianat, tentu saja pantas mendapatkan ini semua.

Dia yang menanamkan luka sejak 4 bulan lalu pada hati istrinya, kini telah di tinggal pergi.

Nana pergi meninggalkannya seraya memberi sayatan tajam bernama karma pada batin Suaminya, hingga menimbulkan luka yang menganga lebar, yang aku yakin seumur hidupnya pun jeno tak akan pernah mampu menutup luka itu karena dia yang telah kehilangan kebahagiaan nya untuk selama-lamanya.

~Cii

“Cukup bermain di sofa, aku takut pinggang mu sakit, kita pindah ke kamar ya”

Yap mereka sudah melewati beberapa kali pelepasan, upss maksudnya hanya nana , dia sudah 2 kali namun jeno belum sama sekali.

Nana mengangguk tanda setuju kemudian kembali menarik tengkuk jeno untuk memulai ciuman mereka kembali.

dengan bibir yang masih saling melumat, Jeno membawa tubuh nana ke dalam gendongannya.

Jeno pun berjalan meniti tangga dengan hati-hati, dan tak sekali dua kali kaki nya tersandung namun ia masih bisa mengimbangi badan nya, Nana pun tak terganggu sama sekali ia malah semakin menikmati setiap sentuhan yang jeno berikan.

bibir jeno yang fokus sedang saling menghisap serta memberi lumatan pada bibir nya, dengan tangan satu nya yang tak henti menggerayangi tubuh nya.

“Mhhhh jenn”

Desahan nana kembali terdengar saat jeno memasukkan satu jari pada lubang surga miliknya, rasa nikmat dari jari yang keluar masuk itu berpadu dengan rasa nikmat ketika penisnya terus bergesekan dengan perut ber abs milik jeno.

Gerakan jari itu berhenti, kala jeno gunakan untuk membuka pintu kamar mereka, membuat nana mendesah kecewa.

“Jenoooo masukkan lagiii”

Jeno tak menjawab namun tangan nya segera menuruti permintaan istri nya, ia membaringkan tubuh itu pada ranjang lalu menindih tubuh itu sembari menjilati leher sensitif nana. Dengan jari yang tak berhenti keluar masuk di lubang nana. Nana sangat suka ketika jari panjang dan keras milik jeno sedang bersarang di lubangnya.

“Ssshhh ahhh”

Dada nana membusung karna rasa nikmat yang mendera tubuhnya, satu tangan nya meremat rambut jeno yang sedang memberi lumatan dan gigitan pada leher hingga tulang selangka nya.

“Eummhh yaa terus jenoo hisap ahh”

Lidah jeno menari-nari di atas puting nana, mengulum benda kecil itu, dan memberi hisapan kuat yang menimbulkan warna merah keunguan pada kulit mulus itu.

Penis nana yang sudah mengeluarkan cairan bening nya di raih oleh jeno dan di pompa nya dengan cepat hingga nana menggelinjang nikmat

“Aahhh jenoo aku mohonnhh ahh”

Jeno semakin mempercepat kocokan nya hingga nana kembali mengalami pelepasan untuk yang ketiga kalinya.

Dengan mata yang berair nana memandang jeno sarat akan permohonan. “Jenoo masuki aku hiks aku mohoonhh”

Nana menangis sungguh lubang nya sudah meraung ingin di isi oleh penis jeno.

“jenoo please”

Pandangan jeno telah di penuhi oleh kabut nafsu ingin sekali ia menggempur lubang ini tanpa ampun.

“Panggil aku dengan namamu” pinta jeno, dan nana yang memandang jeno dengan nafas terengah pasca pelepasannya pun menjawab.

“Nana hhhhh”

Jeno menampilkan smirk nya pada nana, dengan tangan nya yang sedang mempersiap kan penisnya di bawah sana. Ia mulai memposisikan penis nya di depan lubang nana. Ia kecup sebentar kening istrinya “You're mine” lalu menghentakkan penisnya menerobos lubang sempit milik nana. Hingga nna memekik keras

“AAHHHH JENOO”

kuku panjang nan terawat milik nana tertancap kuat menembus kulit bahu jeno, saat penis besar itu masuk dan menumbuk keras pada prostatnya . Nikmat sekali nana rasakan.

Nana mengeratkan pelukan kaki nya yang melingkar di pinggang jeno. Menikmati setiap tusukan yang terasa di dalam lubangnya.

Penis jeno keluar masuk di dalam lubang nana dan Kulit penis jeno yang bergesekan dengan dinding lubang itu saat keluar masuk semakin menambah kesan intim penyatuan mereka, sungguh terasa nikmat.

“Eunghh ooouhhh jenoo fuckkhh”

mendengar desahan itu , Jeno semakin menusukkan batang nya cepat pada lubang nana ia memejamkan mata nya menikmati setiap pijatan yang ia terima pada penisnyaa.

“Hhh kenapa lubang mu begitu nikmat nana ahh”

“Euhhh bukan kah itu memuaskan untuk penis mu yang besar ini jenhhh ahh”

“Mari terbang ke surga”

Jeno menyingkirkan tangan jaemin yang sedang memompa milik nya sendiri, dan mengganti nya dengan tangan miliknya, dan mengocok nya cepat hingga nana mendapatkan kenikmatan berkali-kali lipat.

Lubang yang di gempur dengan kuat, penis yang di pompa dengan cepat, membuat tubuh itu hilang kendali, nafas nya tercekat di dalam desahan yang tiada henti.

“Ahhhh cepatthh jenhh ahh”

Dinding lubang nana menyempit tanda bahwa pelapasan nya semakin dekat dan jeno semakin mempercepat tusukan penis nya pada lubang itu.

Suara decitan ranjang yang beradu dengan dinding menjadi backsound pengiring desahan jeno dan nana

“Ahh jenooo i wanna ahhh cummhhh ahhhh jenoooooo”

Jeno pun semakin menusuk lubang nana dalam sedalam-dalamnya ketika nana berteriak memanggil namanya saat pelepasan nya. Cairan nana membasahi tangan jeno yang sedang mengurut batang penis nana.

Dan Tanpa menghiraukan tubuh nana yang masih terhentak-hentak akibat pelepasan, jeno tetap menggerakan pinggul nya.

mengangkat sebelah kaki kanan nana dan meletakkn nya pada bahu, lalu kembali membawa bibir nana pada panggutan bibir nya sembari ia lumat bibir manis itu.

Pinggul nya pun terus bergerak menghentakkan penisnya hingga di hentakan terakhir keras dan dalam, ia menyusul nana dalam pelepasan mereka. Melepaskan berjuta-juta benih yang sedang berlomba menghampiri satu pusat yang menjadi tujuan mereka.

“Ahh nana”

Hah hah hah

Nafas jeno terengah, tanpa melepaskan penyatuan mereka, jeno membenamkan muka nya pada perpotongan leher nana menghirup dalam-dalam aroma manis yang bercampur bau percintaan mereka. Memberi kecupan kecupan kecil pada bahu itu.

Kemudian jeno menegakkan kepala nya dan mulai merapikan rambut lepek istri nya lalu memberikan ciuman bertubi-tubi pada pipi nana hingga nana terkekeh karena pelakukan suami nya itu.

Nana menangkup pipi jeno

“Hei apa kamu cukup hanya dengan satu pelepasan” tanya nana

“Apa kamu belum cukup dengan 4 pelepasan hm” jeno bertanya balik.

Siall jeno bisa membaca fikirannya ya, rasanya memang nana ingin lagi dan lagi huft. Di tusuk oleh jeno memang begitu memabukkan.

Jeno tertawa melihat nana yang mengerucutkan bibir nya, kemudian dia cium nya sekilas bibir itu lalu menatap nana nya

“What you want nana”

Tanpa berfikir panjang nana menjawab.

“Pregnant”

Jeno terenyuh mendengar jawaban nana, ia pun juga menginginkan keinginan nana itu, mendapatkan buah hati dari pria yang dia cintai ini merupakan salah satu mimpinya yang ingin dia wujudkan.

“Then, Let's make it come true baby”

Tanpa aba-aba

“Ahh aaakkk jenonh”

Jeno kembali menghentakkan pinggul nya sangat dalam hingga rasanya nana langsung di bawa terbang menuju surga.

Biarkan jeno dan nana saling berbagi rasa cinta, dan doakan saja semoga benih jeno yang tumpah mampu tumbuh dan mewujudkan cita-cita mereka yang ingin sekali menjadi orang tua

~Cii

Kini jeno dan nana sedang bersantai duduk di sofa ruang tamu rumah baru mereka, dengan kepala jeno yang berbaring nyaman di atas paha nana, jeno memejamkan mata menikmati sentuhan tangan nana yang mengelus surai halus milik nya.

Mereka terus bercerita sekaligus melakukan nostalgia sedikit, jika nana menyinggung masa lalu jeno sebagai jejen, pasti si jeno langsung mengerucutkan bibir nya.

Nana tersenyum dan mencubit gemas hidung bangir jeno.

“Dengerr ya jen, mungkin kalo ga ada jejen aku rasa kita berdua ga bakal ada di sini sekarang”

Jeno setuju dengan ucapan nana, bisa jadi, dia akan selalu menjadi jejen yang manja. Dan jeno yang perkasa dengan bisep di kedua lengan nya serta roti sobek yang terbentuk di perutnya tak akan pernah ada.

Ya tau lah , jeno bisa seperti ini karena tekad dan tujuan nya itu 'nana'.

Kemudian jeno meraih tangan nana lalh mengecup mesra punggung tangan itu.

“Terimakasih naa, kalau kamu ga nabrak aku waktu itu, mungkin untuk selamanya aku bakal ada di pihak bawah hahahaha”

Jeno tertawa keras dia membayangkan kalau dia yang didominasi , ya tuhan geli-geli hati nya rasanya, sudah paling benar lah jalan hidup nya sekarang.

Kemudian jeno memperhatikan nana yang masih tergelak dengan kedua sudut mata nya yang melengkung “indah” tanpa sadar jeno menegakkan badannya dan menyelami kedua mata indah milik istrinya.

Nana terdiam, jeno pun juga terdiam, mereka terlarut dalam kontes saling tatap, semakin mendekatkan diri dan memiringkan kepala masing-masing.

Cup

Kedua belah bibir itu bertemu, awalnya hanya kecupan lembut namun lama-lama menjadi sebuah ciuman menuntut , penuh lumatan, saling berperang lidah. Suara kecipak pun memenuhi seisi ruangan.

Jeno yang mendominasi ciuman panas itu membawa tubuh istrinya ke atas pangkuan nya.

Nana mulai menangkup kedua sisi wajah jeno dan semakin memperdalam ciuman mereka.

“Mmmhh”

Nana mengerang saat merasakan tangan jeno yang mulai menelusup di balik pakaian nya dan mengelus pinggang nya.

Jeno melepas tautan bibir mereka, ia sudah tak tahan ingin segera menggagahi pria manis di atas nya ini.

“Ingin melanjutkan di Kamar ?” Tanya jeno dengan sebuah smirk di wajah tampan nya

“Jika bisa di mulai dari sini, kenapa harus langsung ke kamar?” Ini lah nana sisi binal nya keluar.

Memancing jeno Dengan menggesekkan bokong nya pada benda kebanggaan jeno.

“Shh aahh” desah nana saat bokongnya di beri satu pukulan keras oleh jeno.

“Kelinci nakal” ujar jeno dengan suara berat nya

dibalas pula oleh nana dengan suara mendayu yang menggoda.

“For you daddy”

“Shit”

Suara decitan ranjang yang beradu dengan dinding menjadi backsound pengiring desahan dari kedua anak adam yang sedang berbagi kenikmatan

Terlihat sang dominan yang sedang menghisap serta melumat bibir submisive nya dengan penuh nafsu.

Submisive itu sampai terengah akibat cumbuan tersebut namu sang dominan tak mengindahkan dorongan tangan nana pada bahu itu, dan malah menangkap tangan milik submisivenya dan semakin memerdalam ciuman mereka.

Oh jangan lupakan pinggul yang tak berhenti menghentak penis nya di dalam lubang surga milik submisive nya.

“Ahh jenoo please”

“What you want nana”

“Pregnant”

“Let's make it come true”

“Ahh aaakkk jenonh”

Jeno menghentakkan pinggul nya sangat dalam hingga rasanya nana langsung terbang ke surga

“Ahh aku keluar jenhh”

Nana Sudah pelepasan untuk yang ke dua kali namun jeno belum sama sekali

Di dalam ruangan yang dipenuhi aura haru ini ada pemuda yang sedang membenamkan diri di dalam pelukan hangat sang bunda, dia semakin menyamankan diri kala merasakan usapan lembut pada surai halus yang sudah di tata sedemikian rupa.

“Hari ini nana akan sah menjadi pendamping hidup nya seseorang nak, boleh bunda beri sedikit nasihat ?”

Sang bunda tersenyum saat merasakan sebuah anggukan pada dada nya.

“Berjanjilah pada diri nana sendiri, jika suatu saat suami mu terpuruk jangan pernah berfikir untuk meninggalkan, saat dia lelah berikan lah pelukan terbaik yang kamu punya, berbagi fikiran, saling mengerti, saling terbuka serta kejujuran adalah kunci dari sebuah pernikahan” nasihat sang bunda

“Iya bunda nana mengerti” ucap nana dengan suara parau nya, sembari mengurai pelukan mereka. Kemudian mengecup lembut kedua pipi bunda nya.

Entah sejak kapan suasana berubah menjadi sangat haru, terlebih lagi ketika si ayah mempelai ini ikut menghampiri mereka yang sedang duduk didepan meja rias, kemudian tangan ayah bergerak untuk mengelus surai halus milik putra tunggal nya.

“Ayah membesarkan kamu dengan penuh kasih sayang, semoga calon mu juga memberikan kasih sayang yang melimpah pula pada nana melebihi dari apa yang ayah berikan, Jangan sampai anak ayah yang manis ini kembali ke rumah dengan air mata, sungguh ayah tidak mau melihat nya”

Tentu saja , ayah mana yang rela jika anak nya sudah di pinta namun tidak di beri bahagia ? Aku pun setuju pada ayah yuta.

“Tapi ayah percaya dia yang meminangmu hari ini dapat memberi bagahia untuk kedepannya , berbahagialah nak ayah melepaskanmu hari ini untuk kamu menjemput bahagia di masa depan dengan dia kekasih hati mu”

Nana menggelengkan kepala nya saat melihat setitik air mata jatuh dari sudut mata yang mulai berkerut milik ayah nya, dengan cepat tangan nya menangkup wajah itu dan menghapus semua kesedihan yang jatuh pada pipi ayah nya.

“Ayah jangan menangiss, nanti tidak tampan lagi hiks” nana pun ikut menangis tak tahan lagi menahan rasa sesak di hati karena melihat raut sedih kedua orang tua nya.

paham lah nana, orang tua mana yang tak sedih saat harus melepas si buah hati kepada dia si orang lain yang kamu cintai.

“Kemarilah peluk ayah mu ini nak” ayah merentangkan kedua tangan nya yang langsung di sambut oleh putra tunggal nya dengan sebuah pelukan erat, sang bunda pun ikut bergabung dalam pelukan haru itu, lengkap sudah. air mata turun sedih bahagia bercampur jadi satu.

Sementara itu

“Jeno”

Panggilan tersebut mampu mengalihkan atensi jeno yang sedang mematut penampilan nya di depan cermin. Ia berbalik dan segera menghampiri kedua orang tua nya dengan senyum tampan tersemat di bibir itu.

“Ayahh bubun”

Sapaan nya di sambut dengan sebuah rangkulan hangat pada bahu nya.

“Kamu hari ini akan sah menjadi seorang kepala keluarga ya jeno”

Tanpa menjawab jeno hanya tersenyum sembari menanti kalimat selanjutnya yang akan ayah nya beri

“ayah berpesan padamu jeno, dia meninggalkan orang tua nya dengan senyuman, jangan sampai ia kembali pada orang tuanya dengan air mata yang berderai, kamu paham maksud ayah”

Merasakan sedikit remasan pada bahunya , membuat jeno mengangguk mantap.

“Paham ayah , jeno berjanji tak akan menghkianati janji suci pernikahan yang akan jeno ucapkan dan juga berjanji tak akan menyakiti dia yang sudah menjadi pilihan hati ini ayah”

Terasa Usapan halus pada lengan nya membuat jeno mengalihkan pandangan pada pelaku usapan lembut itu, ia tersenyum kemudian membelai pipi halus milik ibu nya yang terdapat setitik air mata yang jatuh.

“Rasanya baru kemarin bubun menggantilan popok mu nak, tapi hari ini kamu menyadarkan bubun dengan pernikahan yang telah kamu persiapkan, berbahagialah nak, ini hari mu hari yang kamu tunggu-tunggu”

Jeno menganggukkan kepala seraya tersenyum dengan kedua lengan nya yang mulai merengkuh tubuh mungil bubun nya yang bergetar karena menahan isakan, hingga kepala itu bersandar nyaman pada dada nya dan terus ia beri elusan sayang pada surai halus milik bubun nya.

Kemudian mata nya menatap sang ayah, dan dapat di rasa sekarang kepala nya sedang mendapat usapan yang menenangkan dari manusia yang menjadi panutan nya itu.

“Ayah hanya bisa memberi satu kunci kebahagiaan dalam berumah tangga nak, bahagiakan istri mu maka kebahagiaan serta kesuksesan akan senantiasa mendampingimu”

ayah mengakhiri kalimat nya dengan sebuah tepukan penyemangat yang ia beri pada bahu anak tengah nya, yang di balas dengan senyuman penuh kebahagiaan di wajah calon pengantin itu.

Ceklek

Pintu terbuka, dan tampak lah wajah tampan si bungsu keluarga jung. Yang berjalan masuk ke dalam ruangan.

“Panggilan pada Kk jeno yang kata nya mau mengucap janji pernikahan ayo segera keluar, sudah di tunggu”

Mereka semua hanya tertawa mendengar penuturan si bungsu itu

“Kemana kk mark ji” tanya jeno

“Di sini” tiba-tiba saja mark muncul dan menghampiri adik tengah nya. Ia meremat pelan kedua bahu jeno.

“Dalam satu tarikan nafas kk yakin kamu bisa”

Jeno yang mendengar nya pun mengangguk mantap

“Doakan semoga lancar”

Setelah nya mereka semua berjalan menuju tempat dimana janji suci akan di ikrarkan.

“Jadi kamu mau ngelamar nana jen” yuta bertanya pada pemuda di hadapan nya yang sepertinya sedang tegang, badannyaa.

“Iya ayah” jawab jeno dengan mantap tanpa keraguan , agar terlihat kesungguhan nya dalam menyampaikan maksud hati.

Tuk

Winwin yang baru selesai membuat minuman di dapur datang membawa nampan yang di atas nya terdapat minuman, ia menyodorkan segelas pada jeno.

“Minum dulu jen biar ga tegang”

“Makasih bunda” yang di balas anggukan serta senyuman lembut dari ehemm calon mertua nya.

Yuta memandang jaehyun sejenak dan di balas tatapan heran oleh jaehyun

“Ngapain mandangin gue yut, itu anak tengah gue nunggu jawaban” saut jaehyun, yang membuat yuta seketika tertawa, dan langsung memandang ke arah calon menantu nya

“Sok ambil noh anak perawan nya ayah, eh tapi masih perawan ga ya” ucap yuta dengan nada jenaka dan kedua alis yang ia naik turunkan guna menggoda anak manis nya itu.

“Ayahhh” muka nana memerah bak kepiting rebus , apalagi jika mengingat ayah nya yang melihat bekas kissmark yang jeno tinggalkan di leher nya setelah 2 hari terlewati.

Kenapa juga si yuta tak bilang-bilang dulu jika ingin berkunjung. Jadi nya kan dia tak punya persiapan untuk menutupi bekas cinta itu. Ck sungguh malu.

“Langsung aja jen tentuin tanggal kalian mau nikahnya kapan” yuta kembali bersuara hingga mampu memecah nostalgia yang sedang berputar di otak nana.

“Kalau jeno mau secepatnya yah, kalau bisa 2 minggu lagi” jawaban jeno membuat nana membelalakkan mata nya

“Jangan gilaa jen, itu kecepetan, belum lagi harus banyak hal yang perlu di persiapkan” tolak nana pikirnya tak semudah itu jika ingin menikah. Belum lagi izin, surat menyurat, Katering, gedung, desain baju, tema. Semua perlu waktu lebih dari 2 minggu fikir nya.

“Jujur naa aku udah nyicil nyiapin ini sedikit demi sedikit dari lama”

Ucapan jeno mendapat anggukan setuju dari jaehyun serta taeyong, mereka tau sudah berapa lama anak nya menyiapkan itu semua, jeno tak pernah main-main kalau soal nana.

“Tinggal nunggu pendapat kamu aja mau konsep nya yang kaya gimana, kalo masalah dokumen aku udah siapin semua nya kok, tinggal nentuin tanggal na” jeno berucap seolah ia yakin semua persiapan nya telah matang, tapi memang itu kenyataan nya.

“Kamu udah nyiapin semua dari lama jen” nana terharu, dan juga merasa bersalah karena sempat meragukan jeno, “ah jenoo maafkan aku” ucap batin nana

“Tapi kenapa baru sekarang kamu ngelamar nya” tanya nana, ia sedikit penasaran tentu saja.

“Itulah, cupu dia na, takut di tolak untuk yg k2 kali nya katanya” jelas jaehyun pada nana, ia memberi tatapan remeh pada jeno dan tersenyum kemudian pada nana, hingga menampilkan ke 2 dimple manis di kedua pipi nya “anak ayah jangan di tolak na, kasihaaan” setelah itu jaehyun menyengir ria

“Kan udah di terima bodohh” ini yuta yang sedang menoyor kepala jaehyun, kenapa sahabat nya ini sangat bodoh, pikir yuta.

Sementara yang lain hanya bisa menggeleng melihat kelakuan 2 kepala keluarga itu.

“Ya udah kita nikah 2 minggu lagi jen tak apa” nana berucap sembari memamerkan senyum manis nya yang terkesan tulus.

Jeno sangat senang bahwa nana setuju, tapi sedetik kemudian dia menggaruk kulit kepala nya yang bahkan tak gatal sama sekali.

“Ga genap 2 minggu na, soal nya aku mau kita nikah di tanggal 13 hehehe” cengir jeno

“Ulang tahun aku” nana bertanya

“Iyaa sayang hehe”

Sssttt liat ayah jaehyun, berlagak ingin muntah setelah mendengar penuturan anak nya. Sementara bubun nya hanya terkikik geli dan sesekali mencubit dada jaehyun.

Jeno hanya tersenyum maklum melihat nya, dan kembali melihat nana.

“Jadi bagaimana ? Di tanggal 13 .? Mau .? Tanya jeno penuh harap lihat lah mata nya pun sudah bergelimang binar harapan.

Nana menipiskan bibir nya sejenak, dan sedikit merapikan poni nya dengan jari telunjuk nya, terlihat gugup memang, namun sedetik kemudian ia tersenyum mantap.

“Sounds good , hadiah ulang tahun berupa ikatan sah. Ya udah tanggal 13 kita menikaah”

“YESSSSSSSSSSS” jeno terlalu bahagia sepertinya , bahkan sekarang dia berlari di sekeliling ruangan yang untung nya luas, untuk melampiaskan rasa bahagia nya karena lamaran nya di terima secara sah di depan orang tua calon mempelai nya.

Respon orng tua ? Hanya masa bodoh saja melihat tingkah jeno, mereka seperti maklum, ya wajar mereka lebih dulu merasakan. Tapi tetap saja rasa bahagia tentu adaa.

“Jejen ku sudah dewasa jae” ucap taeyong dengan mata berkaca nya yang masih memperhatikan jeno tersenyum dengan bahagia nya.

Jaehyun pun hanya tersenyum dengan tangan yang bergerak mengelus bahu istri cantik nya. Ia pun juga merasakan hal yang sama tanpa perlu berkata jaehyun tau bagaimana perasaan taeyong sekarang.

Batinnya pun berkata lirih “Anak nya ayah sudah besar” ~

Jeno Hanya tetap tersenyum dan memulai nyanyian nya, tangan nya pun masih memijat kaki nana

di ujung cerita ini.... di ujung kegelisahanmu.... ku pandang tajam bola matamu.. cantik dengarkanlah aku

Jeno tersenyum diiringi tangan nya mulai meraih tangan kekasihnya

Aku tak setampan don juan... tak ada yang lebih dari cintaku... tapi saat ini ku tak ragu.... ku sungguh memintamu....

Satu tangan jeno menggenggam erat tangan nana, dan yang satunya jeno gunakan untuk menyentuh lembut pipi kanan kekasih nya. Ia bernyanyi kembali.

jadilah pasangan hidupku.... jadilah ibu dari anak-anakku.... membuka mata dan tertidur di sampingku

Kini jeno menatap begitu lekat pada mata nana

aku tak main-main seperti lelaki yang lain satu yang ku tahuuuu... Ku ingin melamar muuu

Cr. Badai romantic project – melamarmu.

Setelah mendapat pesan dari rara, nana segera menuju kafe di samping RS ia bekerja.hanya berjalan kaki, karena memang dekat, ya kira-kira hanya 5 menit maka akan sampai.

Setelah sampai di kafe, ia segera mencari keberadaan wanita itu, matanya menemukan sosok wanita mirip rara namun ia tak yakin, tapi kaki nya terus menghampiri, ah ternyata benar ini rara hanya rambut nya saja yang berbeda.

“Menunggu lama” ucap nana kemudian langsung mendudukkan diri pada kursi di depan rara.

Rara menggeleng pelan,matanya memperhatikan nana yang duduk di hadapan nya, Lalu 5 detik kemudian wanita dengan kepala yang di hiasi oleh wig pirang ini menggenggam tangan nana sembari menangis.

“Kamu kenapa masih begitu baik pada orang tak tau diri ini na hiks”

Nana mengelus tangan rara bermaksud menenangkan

“Apa badanmu masih sakit ra” nana mengalihkan pembicaraan mereka.

Rara mengangguk “Masih sakit, tapi -tapi tak apa naa ini tidak seberapa dengan apa yang telah aku perbuat” kepala nya menunduk malu ketika matanya bersitatap dengan mata bulat penuh ketulusan milik nana.

Kemudian nana berpindah duduk ke samping rara.

“Dengarkan aku ya” nana mengangkat dagu rara agar manatap nya “kamu pantas untuk bahagia ra, tapi bukan berarti kamu berhak untuk merebut kebahagiaan orang lain” rara mengangguk,nana Benar.

“Cari lah kebahagiaan mu ra, aku yakin kamu bisa tanpa harus merebut” nana tersenyum melihat wanita di depan nya Ini berurai air mata, kemudian dia membawa rara ke dalam pelukan nya.

Tangan nya mengelus bahu wanita itu “dulu aku menawarkan pertemanan bukan ?” Rara yang nyaman pada pelukan nana hanya menjawab dengan anggukan.

“Kali ini aku ingin menawarkan pertemanan lagi, kamu mau ra .? Tapi aku ingin kamu menerima nya dengan tulus tanpa maksud menikam lagi” setelah berkata nana merasakan bahunya di remas oleh rara, tidak kasar malah terkesan lemah.

“Apa aku masih boleh na hiks, apa masih pantasss?” Tanya rara di selaa tangisannya, bagai mana bisa ada orang sebaik nana pikirnya.

Tangan nana beralih mengelus rambut rara “Tentu saja, setiap manusia berhak untuk mendapatkan kesempatan kedua namun tidak untuk yang ketiga ataupun seterus nya, itu menurut ku sih haha” nana tergelak akan fikiran nya.

Pelukan itu terlepas, rara menggenggan kedua tangan nana, kemudian ia hendak duduk bersimpuh di depan lutut nana. Namun segera nana tahan.

“Apa yang kamu lakukan ?” Tanya nana dengan alis yang mengeryit heran

“Aku harus meminta maaf pada mu na” ucap rara

Nana menggeleng kilat mata nya terlihat kesal “aku akan marah jika kamu melakukan hal seperti itu lagi”

“Tapi na”

“Sudahlaah sekarang kita menjadi teman oke, aku hanya bisa berharap semoga kamu tak akan mengulangi kesalahan lagi, aku tau kamu orang baik ra” ucap nana seraya memberi senyuman tulus pada rara

Sementara rara terdiam kaku melihat senyum tulus itu, begitu manis, di mana hati nya hingga mampu menyakiti hati malaikat berwujud manusia ini, batin rara

“Dengan sungguh-sungguh, hari ini aku berjanji tak akan mengulangi perbuatan buruk, tak akan mengingkari janji pertemanan yang terjalin hari ini na, aku janji” ucap rara mantap, hati nya pun tuluss, tersirat melalui matanya yang menatap mata nana.

Tak ada sedikitpun dendam malah yang ada hanya rasa malu karena kejahatan yang ia perbuat di balas dengan bertubi-tubi kebaikan dari hati nana.