Masklepond

Biologi

#Biologi

Phuwin yang pengen, gue nurut aja.


“Misii, kak Pond!” Teriak Phuwin dari depan rumah.

Pond turun dari kamar dan segera membukakan pintu untuk orang yang sudah dia anggap seperti 'adik' nya sendiri.

“Masuk, gaada papa sama mama. Beam lagi pacaran, cuma berdua di rumah. Udah makan belom?” Padahal Phuwin tidak bertanya apa apa tapi sudah di serang dengan berbagai kalimat dari Pond.

“I-iya, sudah.”

“Keatas sana, kamar gue yang ada jaehyunnya.” Suruh Pond. “Gue ambil minum dulu.”

Phuwin naik keatas dan mencari 'kamar yang ada jaehyunnya' seperti yang Pond katakan tadi.

Dan benar saja ada stiker bertuliskan 'Jaehyun' di salah satu pintu kamar diatas.

“Kak Pond ternyata fanboy garis keras ya.” Gumamnya.

“Ngapain di depan doang? Masuk aja.” Kata Pond yang tangannya penuh membawa camilan dan minum untuk mereka.

“Maaf ga gede, tapi nyaman kok.” Kata Pond.

“Gapapa kak yang penting bisa belajar. Katanya sih bab 5-7 ujiannya.”

“Bukan 6-9?”

“Kayanya sih itu juga.”

“Ga lo catet?”

“Lupa hm.” Kata Phuwin sambil membolak balikkan buku catatannya. “Kakak tau darimana?”

“Beam.”

“Oh okay belajar itu aja then.”

“Oke, apa yang lo masih gapaham? Atau ada soal yang mau lo tanyain ke gue?”

“Wait kak, aku baca baca lagi.”

Phuwin sedang fokus dengan kegiatan membacanya, Pond sedang asik memainkan ponselnya. Di kamar itu sunyi hanya suara motor yang lewat di depan rumah Pond. Dan abang tahu gejrot kesayangan Pond.

“Eh Phu, pernah beli tahu gejrot ga?”

“Pernah, ayah suka. Aku gapernah makan.”

“Wait lo harus makan, bentar ya gue beliin.”

Pond bergegas kebawah dan memanggil abang tahu gejrot itu.

“BANG!”

“Eh iya iya beli ya mas?”

“Iya 2 ya mas, satu gausah banyak bawangnya.”

Abang nya langsung mempersiapkan pesanan Pond dan bergegas naik ke atas.

“Phu tahu gen-” Pond menghentikan kalimatnya saat melihat Phuwin merebahkan diri di kasurnya. “Kok tiduran?”

Phuwin terduduk dan memegang kepalanya. Pond menaruh dua porsi tahu gejrot di meja dan duduk di sebelah Phuwin.

“Capek.” Kata Phuwin sambil menyenderkan kepala di pundak Pond.

serangan macam apa ini kawan. Teriak Pond dalam hati.

“Ngapain ndusel ndusel in kepala kek anak kecil aja lo nih, lanjut belajar sana sambil makan tahu gejrot.”

Phuwin tidak mendengarkan. Malah makin jatuh dalam pundak Pond.

“Sebelum nya aku gabisa belajar kaya gini, setelah ketemu kakak ada sesuatu yang dorong Phuwin buat berusaha lebih keras.”

“Mau curhat ceritanya?”

“Gak, mengeluarkan isi hati.”

“Ya curhat itu. Lanjutin.”

“Pertama kali liat kak Pond itu, Phuwin heran kenapa bisa ada manusia se tampan kakak, padahal dulu aku ga pernah ngelirik sapa sapa selain kak Mix.”

“Ya nyambungnya gimana? Gue sama Mix? Maksudnya?”

“Yaa ternyata masih ada yang lebih cakep dan pinter daripada kak Mix. Jadi aku ada inisiatif buat deketin kakak, apalagi tetanggaan.” “Awalnya aku ragu mau deketin gegara aku anaknya kurang banget.”

“Heh jangan bilang kaya gitu.”

Phuwin lantas melirik Pond, kenapa bisa dia mau berteman dengannya dan sangat baik.

“Kok kakak bisa dan mau deket deket sama orang kaya aku?”

“Ya-” Pond berhenti sejenak, lalu dia membuka ponselnya dan menunjukkan sebuah foto. “Lo mirip sama dia, wajah, perawakan, sifat, cara ngomong. Semuanya mirip. Makanya gud mau deket deket sama lo, soalnya gue pengen ngerasain ada dia lagi.”

“Simple nya sih, lo kaya dia. Persis dan mirip.”

“Ini siapa?” Tanya Phuwin

“Adek gue. Lintang. Tapi udah pulang ke tempat yang lebih indah.”

Phuwin melihat kekecewaan di mata dan nada bicara Pond, membuatnya sontak mengelus punggung Pond.

“If you need me, just call me okay?” Kata Phuwin.

“Okay okay then call me if you lost okay?” Jawab Pond sambil tersenyum.

Entah darimana perasaan ini datang. Sangat nyaman berbicara dengan topik berat bersama Phuwin.

“Udah lanjut belajar.”

“Gak aku belum selese curhat juga.”

“Iya lanjutin.”

“Oke ini udah terakhir banget, intinya gue Falling in love at the first sight sama kamu kak.”

Deg. Jantung Pond berhenti seketika. Kenapa anak ini selalu bicara spontan dan terlalu jujur.

Apakah ini sebuah confess kawan? Tidak mungkin. Kata Pond dalam hati dengan kata sok bijaknya.

“Hah?”

“Aku suka sama kamu kak.”

Badan Pond bergetar hebat, lagi lagi dia bicara secara spontan dan tidak dikira kira.

“Kalo kakak ga suka sama aku, ya gapapa yang penting udah confess, lega deh aku yakan. Tapi kakak ga risih kan?”

“Eh sapa bilang ga suka-”

Phuwin lalu tersenyum dengan polosnya. “Berarti ada harapan?”

“Suka nya sekarang ya sebagai adek aja, lo gue anggep jadi adek. Tapi mungkin gue bakal coba lebih.” “Udah itu buku Biologinya dianggurin?”

“Capek.” “Peluk boleh ga si? Kak Neo gapernah meluk Phuwin. Kalo dipeluk ayah sama bunda udah sering. Pengen coba di peluk mas Crush.”

Don't you dare-PHUWINNNN Lagi lagi hati Pond teriak saat Phuwin melingkarkan tangannya ke pinggang Pond.

Perut gue geli sialan. Apa iya gegara gue belom makan cacingnya jadi kepompong? Dan udah jadi kupu kupu? Kata Pond dalam hati.

Please gue gaboleh lemah kaya gini.

Dalam keadaan ini, Pond masih diam dengan tangan Phuwin yang melingkar di pinggangnya dan kepala Phuwin yang bersandar di dadanya, entah, ini hanya terasa nyaman hingga Pond tidak bergerak sama sekali.

“Gausah lama lama, gue masih tinggal di sebelah rumah. Kalo kaya gini terus kapan pinternya?”

xxpastelline