Koridor sekolah sekarang sedang dipenuhi oleh beberapa siswa yang ramai berbincang, tidak ada apa apa. Oh ternyata ada primadona sekolah yang baru saja turun dari mobil tesla nya, terparkir di halaman sekolah.
”Gila mobil baru lagi?” ”Duitnya dia kaga abis abis kayanya.”
Clarissa dan teman temannya menjadi pusat perhatian setiap hari. Menurut mereka kecerdasan dan kecantikan geng Clarissa ini tidak pernah habis dan berkurang. Walaupun mereka sering jadi sorotan, tapi tetap saja mereka rendah hati.
“Ga masuk kelas apa? Udah mau bel nih.” Ujar Clarissa kepada gerombolan itu.
Dalam geng Clarissa, dia mempunyai Belvina yang jago dalam hal tata boga dan Fisika, Agretha yang sangat gemar hewan dan penyumbang medali emas OSN, Laksita yang bisa berbagai bahasa dari ujung ujung dunia dan cerdas dalam matematika, dan yang terakhir Clarissa yang kecerdasannya tidak dapat disaingi, dari dulu Clarissa selalu di peringkat 1 dan tidak tergeser, mau itu ujian tingkat kecamatan kabupaten provinsi dan nasional. Sudah kebayang seberapa pintar mereka?
Guru guru di sekolah pun memperlakukan mereka dengan sangat spesial, seperti mendapat makan siang terlebih dahulu dan beasiswa luar negeri.
Tapi seperti yang kalian tau, jika banyak yang suka pasti banyak yang benci pula. Tidak sedikit siswa yang mengatai mereka jalang murahan dan sebagiannya. Padahal mereka tidak melakukan masalah apapun. Meski begitu mereka coba untuk tidak mendengarkan kata kata orang. Biarlah orang berkata, toh yang tau diri mereka ya mereka sendiri.
Dari ke empat perempuan ini, tidak ada yang sendiri. Mereka punya pacar. Clarissa dengan Radhika, Belvina dengan Anggasta, Laksita dengan Dyaksa dan Agretha dengan Guntur. Mereka juga adalah lelaki paling terpandang di SMA, jadi ya tidak heran kalau banyak yang iri kepada mereka.
Pada suatu saat Agretha agak hengkang dari mereka, alasan awalnya adalah Agretha akan mengikuti OSN, jadi dia lebih fokus melatih dirinya di rumah ketimbang ikut nongkrong dengan teman temannya.
Guntur selaku pacar Agretha saja tidak di perboleh bertemu dengannya. Guntur juga sudah bertanya dengan Clarissa apakah Agretha sedang bersamanya atau tidak. Sudah 2 minggu Agretha tidak terlihat, disekolah pun kalau bertemu ya cuma tegur sapa singkat.
“Menurut lo, ada yang salah sama Gretha ga?” Tanya Clarissa kepada teman temannya yang diselingi oleh pacar mereka.
“Tapi Clar, dia tetep chattingan sama gue kemaren. Sempet sleep call juga.” Sahut Guntur.
“Pas gue tanya kenapa ga kumpul bareng kalian lagi, dia ga jawab.” Sambung Guntur
“Fiks banget ini mah, Gretha ada apa apa. Lo pernah buat salah mungkin?” Tanya Laksita.
“Engga sih perasaan, serajin rajinnya Gretha ikut OSN, gapernah kaya gini loh? Malah biasanya belajar bareng.” Ujar Belvina.
Mereka memang sering belajar bersama, olimpiade bersama, apapun bersama. Tapi mereka sangat heran dengan Agretha, apa kesalahan yang mereka perbuat hingga Agretha menjauh seperti ini. . ..
Hari ke 15 tanpa Agretha di dalam geng, cukup membuat Clarissa frustasi. Dia sudah terlanjur sayang pada temannya, bagaimana pun juga dan apapun caranya Agretha harus kembali.
Belvina, Laksita dan Clarissa sampai di sekolah. Seperti biasa lorong sekolah oenuh dengan murid yang sedang melihat kedatangan para primadona ini.
“Kak Clarissa! Kak Agretha mana?”
“Kalian berantem ya sama Agretha?”
“Agretha ga tahan sama sifat kalian kali.” Saat mendengar kalimat ini, Clarissa berhenti.
“Maksud lo?”
“Ya mungkin dia ga suka di pandang sama orang orang?”
“Kita juga gasuka di pandang sama orang orang.”
Clarissa langsung membuang muka dan menuju kelasnya. Betapa kagetnya Clarissa di bangku tempat dia duduk banyak tulisan ”Fuck off fake princess. You deserve nothing.”
“Sapa nih yang nulis kek gini.” Clarissa menatap teman kelasnya dan di balas gelengan tidak tahu.
Agretha masuk kelas dan tidak menyapa mereka bertiga. Clarissa yang menganggap ini kesempatan pun menghampirinya.
“Tha, lo kenapa tha? Cerita sama gue.”
“Lepasin Clar, gue gapapa.”
Clarissa tidak ingin bicara lebih lanjut karena raut wajah Agretha juga sudah tidak enak, dia geram. Apa yang sebenarnya terjadi pada Agretha?
Clarissa : ”Kayanya kita harus tau kenapa sama Agatha, menurut gue pasti faktor internal.” Belvina : ”Setuju Clar. Pulang sekolah di selidik aja.” Clarissa : ”Boleh.” Laksita : ”Gaikut guys gue bimbel.”
Pulang sekolah Clarissa dan Belvina mengikuti Agretha berjalan pulang, tanpa Laksita, karena dia ada bimbel sepulang sekolah.
Agretha jalan pelan sekali di lorong sepi gedung B lalu berhenti di depan suatu kelas lalu masuk kesana, Clarissa dan Belvina pun curiga, kenapa dia masuk kedalam kelas itu padahal tidak ada sangkut pautnya dengan Agretha. Clarissa memantau dari jauh, pojok sekolah yang masih kelihatan Agretha berada.
Tak lama, Guntur, Dyaksa, Laksita dan Agretha pun keluar dari kelas tersebut. Clarissa dan Belvina pun kaget setengah mati. Apa hubungannya mereka keluar bersamaan dari sana.
Clarissa pun mendekatkan diri kepada mereka, tapi masih dalam radius persembunyian.
”Besok kasih ini di meja Clarissa.” Ujar Laksita
”Demi apapun gue takut, Ta. Kalo dia tau gue yang ngelakuin gimana?” Balas Agretha.
”Katanya lo mau ngerebut gelar queen of the school, ya gimana lagi?”
”Ditambah lo naksir sama Radhika kan? Pepet aja. Radhika itu suka sama cewe pinter kaya lo, kalo lo berhasil nyingkirin Clarissa, Radhika jadi punya lo.” Kata Guntur
Clarissa bingung, lalu selama ini Guntur dan Agretha sebatas teman? Ttm? Atau apa? Apa yang barusan dia dengar, dia masih tidak percaya. Belvina yang hendak berdiri menghampiri Agretha pun ditahan oleh Clarissa.
“Jangan Bel, biarin dulu. Kita liat besok mereka mau ngapain.”
“Tapi Clar mereka udah keterlaluan.”
“Jealousy is coming to them right now, lo mau ribut?” “Udah besok aja, kita pulang sekarang.”
. ..
Subuh subuh sekali Belvina dan Clarissa datang ke sekolah demi melihat aksi apa yang akan dilakukan Agretha pagi ini. Belvina membuka buku latihan soalnya serius, sementara Clarissa memantau kelas.
“Vin vin, Gretha sama Sita dateng tuh!” Tepuk Clarissa di pundak Belvina.
Karena gemas Clarissa langsung saja menampakkan diri di depan Agretha yang sedang menaruh sepucuk surat di atas meja nya.
“Agretha! Sita! Lo berdua ngapain?”
“L-loh Clarissa.” “Vina.” Gagap Agretha, sementara Laksita terdiam.
“Gue denger apa yang kalian bicarain kemaren. Maksudnya apa?” Tanya Clarissa langsung, Agretha terdiam dan gemetar.
Agretha lalu menjelaskan kenapa dia melakukan ini. Tak lain karena ingin menjadi Clarissa yang sangat pintar dan mempunyai pacar seperti Radhika, Agretha merasa dirinya kurang beruntung dan tak cukup. Padahal sebenarnya Agretha sudah lebih dari cukup. Laksita yang melihat ini ikut geram kepada Clarissa.
“Lo selalu jadi pusat dari kita berempat Clar, menurut gue gaada salahnya kalo gue atau Gretha pengen juga jadi pusat perhatian. Sayang nya kita ga se sempurna lo.” Ujar Laksita.
“Kalian kira gue nyaman jadi pusat perhatian? Kalo ga sama kalian, gue bakal malu. Plis lah kalian gausah kaya gini.”
“Mobil lo tesla, nilai tinggi, pacar ganteng, duit gapernah abis. Gue ga sanggup temenan sama lo lagi Clar.” “Mending gue berhenti daripada dikira gue cuma jadi benalu buat lo.” Jelas Agretha.
“Tapi menurut gue lo bukan benalu, toh gue mau seneng seneng bareng kalian, gue punya harta tapi gapunya temen ya buat apa juga.” “Lagi, jangan dengerin kata orang pls?”
“Gabisa Clar, magnet lo terlalu kuat. Kita selalu dipandang rendah kalo deket deket sama lo.” Sahut Agretha.
Belvina disini hanya menjadi moderator perdebatan teman temannya. Ini hanya tentang kecemburuan akan kepopuleran dan harta. Menurut Belvina, Clarissa juga tidak salah dia adalah orang yang akan memberikan semuanya kepada sahabatnya dan tidak pernah mengeluh. Dia bukan penganut hedonisme juga, mobil dan barang mewah tersebut adalah pemberian ayahnya.
Agretha dan Laksita salah ingin merundung Clarissa, bukan begini cara melampiaskan kecemburuan. Harusnya mereka memperbaiki apa yang salah di diri mereka, toh Clarissa juga tidak akan mengutik, itu hak mereka.
Kadang memang orang terdekat adalah musuh terkuat.
xxpastelline