Masklepond

Taman

#Taman.

Pond sudah menunggu di depan rumah Phuwin. Tak lama kemudian Phuwin keluar rumah dengan kaos putih dan celana selutut berwarna coklat.

“Okay. Mau kemana?” Tanya Pond

“Gatau.”

“Taman aja?”

“Boleh.”

Phuwin berjalan di sebelah Pond seperti anak kecil yang sedang bersama ayahnya. Phuwin yang mempunyai wajah imut dengan pakaian sederhana bersanding dengan wajah serius Pond yang menggunakan kaos hitam dan celana panjang.

“Phu.” Panggil Pond di sela perjalanan mereka

“Iya?”

“Inget nama gue?”

“Inget lah.” Kata nya sambil tersenyum.

“Kok bisa?”

“Ya bisa lah kak, ga karna aku punya short-term memory semuanya aku lupa.”

Pond hanya mengangguk angguk paham. Dilihatnya lagi Phuwin dari atas hingga kebawah. Kenapa lo mirip banget sama Lintang sialan. kata Pond dalam hati.

“Kak?” Pond kaget tiba tiba Phuwin memanggil dan memalingkan wajahnya.

“Oiya makan apa tadi?”

“Roti sama selai kacang, kak Pond?”

“Gue ga kebiasaan sarapan.”

“Lah? Harusnya sarapan kak. Kalo perut kosong otaknya ikutan kosong ahahah.”

“Phu, duduk di sana bentar?” Ajak Pond.

Ada bangku kosong yang cukup untuk di duduki dua orang, terletak di pinggir taman yang langsung menghadap pemandangan jalan raya yang lumayan sepi.

“Phu, lo percaya reinkarnasi ga?”

“Orang yang udah mati bisa hidup lagi tapi dengan wujud yang berbeda?”

“Iya.”

“Percaya ga percaya sih kak.”

“Oh bagus bagus.”

Phuwin menatap Pond sambil tersenyum lebar.

“Ngapain?” Tanya Pond.

“Ga ngapa ngapain. Jujur banget aku nyaman kalo di deket kak Pond.” Kata Phuwin sambil tersenyum. “Ini pertama kali ada tetangga mau jalan sama aku, biasanya mereka sambat doang aku ngeselin.”

“Padahal kan lo ga ngapa ngapain?”

Phuwin mengangguk. Lalu tersenyum lagi.

“Stop senyam senyum please? Nothing funny.”

“Kakak yang lucu, muka nya gemesin. Serius serius ganteng ahaha.”

Mana ada, yang ada lo yang gemesin sialan. Kata Pond dalam hati.

Pond menghela nafas nya berat sambil menyandarkan punggungnya.

“Kak kenapa?” Phuwin yang menyadari itu langsung bertanya.

“Hah?” Tanya Pond bingung.

“Itu barusan ngapain ngehela nafas? You have something bad?”

“Engga.”

“Okay, lain kali kalo mau cerita Phuwin siap dengerin.”

“Kenapa mau dengerin?”

“Pengen deket sama kak Pond.”

Pond melototkan matanya tidak menyangka. Pemuda ini terlalu jujur.

“Ngerasa aja kakak yang bisa bantu aku bertahan hidup.”

Bahasa Phuwin terlalu berat untuk di terima. Bagaimana bisa dia bicara demikian saat mereka baru saja mengenal seminggu lalu.

“Pulang yu ah.” Ajak Pond.

“Lah kak? Aku pengen batagor, beli bentar.” Balas Phuwin manja.

“Iya iya.”

xxpastelline