Masklepond

Wanna

#Wanna play with me?

TW⚠️⚠️ Gatau tw nya apa tapi ini jorok,banget. Read at your own risk.

Malam minggu adalah malam paling Phuwin senangi, dimana dia bisa minum sepuasnya bersama teman temannya. Rutinitas seperti ini sudah dia lakukan sejak 2 tahun lalu. Hari ini dia hanya ditemani Satang, Mix, dan Louis saja. Biasa melepas penat dari tugas tugas kuliah sebelumnya.

Louis membawa pacarnya, Neo. Mereka bermesraan di depan Phuwin, itu membuat Phuwin sedikit kesal.

“Louis, kalo lo udah kebelet making out, sana ngamar anjir lo ga malu apa diliat orang orang ciuman disitu?” Tegur Phuwin.

“Gak. Ganggu aja sih lo.” Tolak Louis yang melanjutkan tautan bibirnya dengan Neo.

“Kalo kaya gini kan mending gue telpon Earth. Gue juga lagi pengen nih.” Ujar Mix yang mendapat tabokan di bibir oleh Phuwin.

“Ya terus gue disini sama sapa?”

“Satang.”

“Gak ah mending gue pulang aja kalo kalian pada mau pacaran mah.” Kata Satang sambil memainkan ponselnya.

“Ya tapi kan gue gaada pacar sat.” “LOUIS SUMPAH LO KEKNYA NGAMAR AJA SAMA NEO SANA ANJING MATA GUE SAKIT.” Tegur Phuwin kepada temannya yang kelebihan hormon itu, bahkan di tempat umum saja Louis berani menggesekkan bokong nya di atas Neo.

“Iya sih kayanya beb, kita harus pulang.” Ajak Louis sambil berdiri dan melambai ke teman temannya.

“Dasar kelebihan hormon.” Gumam Phuwin.

Setelah Neo dan Louis pergi dari Club malam tersebut, sekarang tersisa Phuwin, Mix dan Satang. Satang masih stay di game online nya, Mix dan Phuwin berbincang ringan.

“Mix, pesenin gue vodka plis.”

“Hah, sinting lo? Nyetir sendiri kan?”

“Iya lah, udah gue gabakal kenapa napa. Trust me bro.”

“Alkoholnya tinggi banget loh Phu, ati ati gausah banyak banyak.” Ujar Satang.

Phuwin meminum Vodka 2 gelas kecil, masih melek dan segar. Mungkin karena dia sering minum? Jadi kuat alkohol seperti ini, dia menambah dua gelas lagi. Mix yang melihatnya hanya geleng geleng kepala.

“Phu udah phu lo udah pucet banget gitu.”

“M-mixh gueh mau la lagi plis.”

“Mix gue duluan, disuruh papa pulang.” Pamit Satang, tidak peduli dengan kedaan Phuwin.

“Anjing lo Satang, kenapa pulang duluan. Ini Phuwin kudu gue kemanain.”

“MORE VODKA PLEASE!!” Pinta Phuwin kepada pelayan.

“Mas gausah mas.” “Jangan dikasi, kasian gaada pacar yang nganterin pulang.”

Masnya hanya tersenyum ria.

“Halo kak Earth? Jemput aku dong, entar aku serlok ya. Sekalian bawa Phuwin ya kak? Dia mabuk stadium 4nih disini.” Bicaranya kepda pacarnya di telpon.

“Mas titip temen saya bentar ya, mau nungguin pacar saya di depan.”

“Iya iya dengan senang hati.”

Mas ini bernama Pond. Memiliki pundak bidang dan suara berat, dia memilih menjadi bartender bukan jadi juri Master Chef. Sebenarnya Mas Pond ini sedang kuliah juga, cuma dia cari penghasilan tambahan lewat Bar ini. Untuk menbayar kos, makan sehari hari dan peralatan kuliah.

Ini TMI, Pond juga tidak jarang ‘main’ dengan pengunjung bar, entah itu lelaki atau wanita. Siapasih yang bisa menolak pesona seorang Mas Pond yang mempunyai bau Vanila ini? Yang nolak sinting kata aku mah. Ini dia lakukan untuk menambah penghasilan juga, selain dapat enak dapat uang juga. Kenapa tidak?

Phuwin sedang berguman ria di kursinya, pipi tebalnya merah, rambutnya sedikit acak, dan kemeja nya terbuka tiga kancing. Mas Pond yang melihat ini pun gelagapan saat nipple seorang Phuwin terpampang jelas di depannya.

Oh god i want to suck that thing Batinnya. Tapi dia buang perasaan itu mengingat Phuwin sedang mabuk berat dan dia sedang di titipkan.

“Lo, lo siapa?” Tanya Phuwin berdiri agak tegak sambil menunjuk wajah Pond.

“Pond. Tadi temen kamu nitipin kamu ke saya. Belum balik orangnya.” Balas Pond.

“Ooh look at you kenapa lo ganteng banget?” Kata Phuwin menempatkan tangannya di pipi Pond.

Pond tersentak, tangan Phuwin hangat sekali, pipinya pun terbakar kesenangan. Lalu tersenyum,

“Saya ganteng?”

“Iya, ganteng banget. Tau ga sih temen temen gue tuh udah pada punya pacar. See? This what they do. Leave me alone like what.. Gue pengen punya pacar juga.”

“Yasudah cari sana.”

“Suara lo, siapa tadi namanya?” Phuwin sudah sempoyongan berbicara sana sini. Pond yang melihatnya mendudukan dirinya tepat disebelah Phuwin, lalu memposisikan kepala Phuwin bersandar di pundaknya.

“Udah kamu tidur dulu, saya disini. Nanti kalau temen kamu dateng saya bangunin.” Phuwin mengangguk lemas.

Sudah beberap saat, Mix juga belum kembali. Jam ini sudah saatnya Bar tutup, hari ini Pond bekerja sendiri jadi dia harus menutupnya sendiri, tapi masih ada Phuwin yang tidur di pundaknya.

“Bangun.” “Bangun, saya mau tutup bar dulu. Nanti saya balik tidur lagi di pundak saya ya?” Phuwin bergerak menyandarkan kepalanya di kursi, dia masih sedikit mabuk.

“Mas mas, jam berapa?”

“Setengah dua dini hari.”

“HAH?” Phuwin langsung tebelalak, dan mengecek ponselnya.

”Phuwin maafin gue ya, gue tadi diajak kak Earth ngews, gue jadi lupa ada lo di bar.”

“SialanMIXXX!” Teriak Phuwin, tapi ada lagi pesan dibawahnya.

”Itu mas mas di bar, yang tadi gue suruh jagain lo. Ganteng Phu, sapatau lo sange, main aja sama dia. Kabar nya dia kalo main ganas bgt sumpah deh.”

“NGETIK APAAN SIH LO ANJINGG.” Phuwin mengirim Voice note kepada Mix, lalu memijat dahinya karna dia masih sedikit pusing.

centing~~

Bunyi hp Phuwin, Mix menjawab dengan voice note juga.

”hh ahh loh main sonoh samah mash ah ah yang tadih di barhh lo msih disana kan? ARGHH”

“Ya tuhan kenapa temen temen gue pada kelebihan hormon sih, lo juga Mix udah tau lagi bercocok tanam masih aja semet sempetnya nge vn anjing? Lo pikir desahan lo merdu gitu?” Gumam Phuwin kepada hp nya.

Pond yang menyadari itu pun tertawa kecil, sadar ga sih Phuwin diliatin bartender ganteng dari tadi? Diam diam Pond memperhatikan pipi Phuwin yang terlihat sangat fluffy, ingin sekali rasanya Pond mengecup pipi Phuwin.

“Kamu ini kenapa sih? Ngomel aja dari tadi saya lihat?” Sapa Pond tiba tiba

“Eh mas, abis nya nih gue punya temen gaada yang bener. Kelebihan hormon semua kasian gue kadang.”

“Eh mas makasih ya dipinjemin pundaknya tadi hehe. Kalo gitu gue mau pulang dulu-“

gubrak~

Phuwin menabrak salah satu meja di bar, dia belum sepenuhnya sadar. Tapi dia memaksakan untuk sadar.

“Yakin mau pulang, gamau saya antar?”

“Entar ngerepotin masnya lagi.”

“Saya siap direpotkan. Oiya minum ini dulu Phuwin, biar kamu melek.”

“Kok tau nama gue sih mas?”

“Ya tau lah. Jangan panggil saya mas ya, panggil kak aja.”

“Iya kak.” Lantas Phuwin meminum apa yang di berikan Pond kepadanya. Phuwin merasa makin pusing, entah kenapa.

Mereka berdua menuju ke parkiran.

“Kak, mobil aku yang it- KENAPA PANAS BANGET WOY? Kak gerah.”

“Mobil yang mana Phu?”

“Biru biru. Cepetan nyalain mobilnya, mau pake AC gerah banget.”

Pond hanya ber smirk ria, ternyata resep yang diberikan temannya ampuh. Sebenarnya tidak ada niat jahat di otak Pond, tapi setelah melihat nipple phuwin sejak tadi, dia sangat ingin menyusu.

Pond u fuckin idiot. Katanya dalam hati.

“Gue duduk belakang aja ya, ac dibelakang lebih dingin.”

“Jangan tidur, apartemen kamu dimana?”

“Yang mau tidur sapa sih, gue nih kepanasan. Itu apartemen sky, nomer 1732.”

“Oke.” “Yatuhan semoga dia ga aneh aneh di mobil.” Gumam Pond sembari melihat Phuwin yang kegerahan. Kenapa dia sangat bodoh memberi Phuwin minuman perangsang.

Phuwin terlihat gusar di belakang, dia menggelinjang hingga hendak melepas kemeja nya, Pond yang melihat dari spion atas pun meneguk ludahnya kasar. Shit benda itu terlihat lagi.

“Eh kamu mau ngapain?”

“Gerah, mau buka baju.” “Udah lo fokus nyetir aja kak, jangan liat gue.”

Clenting~~

Lagi lagi pesan dari Mix.

”Phu, gue ada stok bokep, tadi sebelum main Earth ngasiin gue vid ini. Gue mau berbagi dosa sama lo.”

Dibukanya video yang dikirim Mix tadi, Phuwin lupa jika hp nya dalam keadaan full volume. Jadi saat video di putar, suara desahannya memenuhi mobil. Pond yang mendengarnya pun kaget.

“MIX GILA. Gila banget. Maaf kak, seperti yang udah gue bilang sebelumnya, temen gue gaada yang waras nan kelebihan hormon.” Pond meneguk ludah.

DEK JANGAN BANGUN SEKARANG PLIS JANGAN SEKARANG Teriak Pond dalam hati.

“Kamu sendiri apa ya ga pengen juga?”

“Gak lah, maksudnya ya pengen cuma gapunya parner jadi main solo selama ini gue mah.”

“Yaudah main sana.”

“HAH?” Kaget Phuwin.

“Itu kan udah bentuk tenda, Phuwin. Saya ga bakal ganggu kamu. Main aja kalo udah pengen banget mah.” “Lanjutin aja ngebokep nya.”

“Kak tapi..”

“Gapapa, hasrat harus dilepaskan kan? Saya fokus nyetir aja.”

Bisa bisanya Pond sadar kalau Phuwin junior bangun. Berarti dari tadi Pond memperhatikan Phuwin?

Phuwin pun menurut kepada Pond, dia menyetel video yang Mix kirim tadi sambil mengeluarkan penisnya dari sarangnya. Phuwin mulai mengocok penisnya beraturan.

“Eummh.” Satu desahan muncul saat dua orang di video itu yang salah satunya menjilati nipple sang lawan.

Masih pada kegiatan mengocok, orang yang mendengar desahan merdu Phuwin hanya bisa menahan nafsu. Tersiksa.

Saat akan pelepasan pertama, Phuwin mendesah panjang, membuat Pond makin frustasi menahan birahi.

“Ah hmm ARGHH!” Phuwin membusungkan dadanya.

Pond melihat itu tersenyum, akhirnya dia bisa melihat wajah Phuwin saat pelepasan pertama. Sexy. Manis. Dan pastinya cantik.

“Puas?”

“Belom, lubang gue gatel. Dildonya ada di apart.”

“Ok saya percepat.” “By the way, kamu main sendiri apaya ga capek?”

“Ya capek tapi gimana lagi.”

Pond menggenggam setir agak kencang.

“Sampai apart mau main sama saya?”

“H-hah?”

“Saya ga maksa, cuma nawarin. Kayanya kamu kasian banget main sendiri terus.”

“Emang kakak mau?”

“Dengan senang hati, toh kamu cantik banget Phuwin.”

“Pandang fisik ya lo?”

“Yaudah kalo gamau gapapa.”

Phuwin terdiam, dia juga ingin merasakan rasanya dimasuki penis. Dia juga ingin merasakan ciuman dan sebagiannya. Tapi harus banget sama orang yang baru dia kenal?

“Entar saya berhenti di apotik dulu.”

“I-iya.”

Phuwin agak khawatir karna ini pertama kalinya. Tapi tak apa, Pond sepertinya orang yang lemah lembut.

. ..

Sesampainya di apartemen, Phuwin bersama Pond memasuki kamar apart Phuwin yang tidak terlalu besar, tapi tersusun rapi.

“Kakak mau mand dulu?”

“Kamu aja duluan mandi, saya liatin. Jangan ditutup pintunya.” Pinta Pond.

“Tapi gue malu.”

“Kenapa malu sih sayang?” Goda Pond.

“GILAK LO MANGGIL GUE SAYANG SEGALA. Sinting.” Walaupun berteriak, sebenarnya Phuwin juga sudah sangat malu.

Dia buang rasa malu itu sekarang, yang dia pikirkan wajah Pond yang sedang melihat setiap inci tubuh Phuwin saat mandi.

“Jangan terlalu intens liatny, entar suka repot lo.”

“Emang saya udah suka.”

Memang dasar Pond sialan bisa bisanya dia bilang demikian. Phuwin salah tingkah sejadi jadinya.

Setelah selesai mandi, baru keluar dari kamar mandi yang tadi nya pintunya tidak ditutup, Pond menarik tekuk Phuwin dan mengecupnya singkat.

“Saya mandi dulu, baru nanti kita main ya sayang?” Jangan ditanya kewarasan Phuwin berapa persen sekarang. Pond dengan segala suara beratnya sialan membuat jantung Phuwin tak berdaya untuk berdetak.

“Paan sih lo sayang sayang dari tadi. Entar sayang beneran panik.”

“Kalo dibolehin sayang beneran ya saya sayang beneran. Udah dulu saya mandi.” Kata Pond smbil menutup pintu kamar mandi.

“WOY GA ADIL!! Gue juga mau liat lo mandi kali.”

“Ngomong nya yang halus kalo mau diturutin.” Phuwin punya ide, dia pernah belajar ini dari Mix. Dom sukanya dengan Sub yang manja.

Daddy i wanna see you naked.

Pond yang ada di dalam kamar mandi pun terkaget ria. Ternyata bisa juga seorang Phuwin berkata demikian.

“Masuk.” Perintahnya. “Udah mulai nakal ya panggil daddy daddy? Hm?” Kata Pond yang disusul dengan melumat bibir Phuwin.

Manis, itu yang dirasakan Phuwin saat menghisap balik bibir Pond. Tak lama ciuman itu menjadi sedikit ganas.

“Mmhh.” Desah pun keluar dari mulut Phuwin.

Pond yang mendengar itu tambah bersemangat melakukan ini. Tangannya tidak tinggal diam, dia mengusap penis Phuwin dari luar bathrobe nya.

“Aah hmm kak-“

“Jangan panggil saya kak,”

“Daddyh mmhhh.”

“Good boy.” Tangan Pond perlahan membuka bathrobe Phuwin dan meremas bokong Phuwin lembut. Yang di elus? Merinding. Belum pernah dia merasakan rangsangan seperi ini.

Semakin kesini ciuman Pond turun ke nipple Phuwin yang sudah tegang dari tadi. Pond jilat dan hisap, seperti bayangannya di bar tadi ‘dia ingin menyusu’

“Mhh..” Phuwin agak memundurkan dadanya, Pond pun sedikit protes.

“Tadi kamu mau main sayang? Kenapa mundur hm? Berubah pikiran?” Pond mendongak, menatap Phuwin yang sedang terpejam. Phuwin menggeleng dan kembali membusungkan dadanya.

“No continue this- Aku cuma belum terbiasa.”

“Biasain sayang.”

Pond lebih turun lagi hingga sampai ke penis Phuwin, tapi Pond tidak akan menyerang kesana dulu. Pond menghentikan aktivitasnya.

“Sana tunggu di kasur, saya mandi yang bener dulu, gausah pake bathrobe.”

Phuwin sedikit kesal, padahal nafsunya sudah sangat di puncak.

“Sialan.”

Pond merebahkan diri di atas kasur sambil memijat penisnya, dia teringat di kamar mandi tadi sempat melihat penis Pond. Dia membayangkan bagaimana rasanya jika benda itu ada di dalam dirinya. Tangan berurat Pond juga tidak kalah menarik.

Pond yang melihat mangsanya sedang bermain sendiri pun langsung menghampirinya dengan full naked. Langsung merendahkan diri di depan Penis Phuwin, tapi Pond mencium paha dalam Phuwin dengan intens membuat Phuwin frustasi.

“Mmhh ahh.” Satu desahan lolos lagi dari mulut Phuwin.

“Ini mau langsung apa pemanasan dulu?” Tanya Pond kepada Phuwin.

“Pemanasan”

Pond lalu melumuri jarinya dengan lube yang dia beli tadi, tidak lupa dia oleskan di lubang Phuwin juga.

“P-pond ahh..” “Be gentle okay?”

“I will”

Pond memasukkan satu jari di lubang Phuwin yang masih sangat ketat itu, dia maju mundurkan. Phuwin terlihat akan menangis karena kesakitan, tapi enak juga. Pond menambah jari nya melakukan gerakan menggunting dan mencari sweet spot Phuwin.

“Ahh hah- yes there ahh..”

“Gotchu.”

Saat tau dia sudah menemukannya, semakin cepat Pond memaju mundurkan jari ny yang berkali kali menyentuh sweet spot phuwin.

“Dadh- Mau keluarh- mau keluarh ah ah hah..”

“Let them out sayang.”

“Aahhhhh..” Desah Phuwin panjang, setelah pelepasannya.

Pond yang sudah tidak tahan lagi pun berdiri dan mengocok penis nya sendiri di hadapan Phuwin.

“Saya masukin ya?” Ijinnya.

“Hmhh justh let them in, aku udah gatahan gatel bangethh..” Kata Phuwin yang masih ngos ngosan dari pelepasan pertamanya.

Dalam sekali hentak, penis Pond tertanam sempurna di lubang Phuwin, dia menangis karena ini sakit sekali, tapi Phuwin tetap masih merasakan nikmat.

“Gerak sekarang?”

Phuwin mengangguk pasti, Pond mendekatkan wajahnya kepada Phuwin untuk memangut bibirnya, mengurangi rasa sakit yang Phuwin rasakan.

“Daddhyh-Ah ah Mhhh.” Desah Phuwin terus menerus. Ini nikmat sekali katanya dalam hati.

“You’re beautiful sweet cheeks.” Kata Pond sambil mempercepat gerakan pinggulnya.

Bosan dengan posisi seperti ini, Pond melepas penisnya dan berbaring di kasur.

“Uke on top, Ride my dick.” Pinta Pond. Pasti Pond sudah gila menturuh Phuwin mengendarai penisnya. Tapi menurut Pond ini adalah posisi yang dapat membuat penisnya masuk sempurna dan lebih dalam.

Phuwin pelan pelan memasukkan lagi penis Pond kedalam lubangnya dan mengerang.

“Pondhh.,

“Iya sayang, gerak sekarang.”

Plak Pond menampar bokong sintal Phuwin, yang ditampar hanya mendesah nikmat. Tangan phuwin berpegangan pada perut kotak kotak Pond, ini membuat Phuwin semakin terangsang.

Bunyi kecipak antar kulit mereka pun memenuhi kamar Phuwin, Phuwin masih naik turun diatas sana dengan wajah yang sensual dan mata yang merem melek. Pond suka pemandangan ini. Penis Phuwin tidak di biarkan begitu saja, menjadi mainan baru Pond.

Pond mengocok penis Phuwin seirama dengan naik turunnya pinggul Phuwin. Dirasa akan keluar, Phuwin mempercepat temponya. Begitupun Pond yang ikut menggerakkam Pinggulnya agar cepat menyusul putihnya.

“Dadhh i’m about to cumh~”

“Ah hah hmmhh ah-“ Desah Phuwin.

“Together baby.”

crot crot

Sperma Phuwin mengotori perut Pond, sedangkan Pond belum sampai.

“Dikit lagi sayang ah hah.”

“Pondh ah ah ah-“

“Kamu nakhal bangethh jangan diketatinh lubangnyah.” Kata Pond terbata. “AHHH.” Akhirnya Pond sampai juga.

Keduanya terkekeh dan tepar bersebelahan.

I’m your parner sex rightnow, if you want my dick just call me. Jangan main sama orang lain.”

“Ngatur banget?”

“You’re mine Phuwin, from now on, honeypooh.”

“Okay Daddy.”

Mendengar kata tersebut Pond junior kembali mengacung.

Come on sweetcheeks, tanggung jawab.”

xxpastelline