Waktu menunjukkan jam sembilan malam, ini belum terlalu larut tapi Jay dan Thana sudah terlelap seperti yang dikatakan Beam tadi.
Pond sedang dalam perjalanan ke rumah baru nya. Hujan yang turun malam itu seolah menyambut kedatangan Pond di kota Semarang.
Semarang, akan jadi kota paling dia ingat seumur hidup. Kota dimana dia akan bertemu dengan sesuatu yang tidak asing baginya. Sebenarnya bukan sesuatu tapi “Seseorang”
Sampailah Pond di rumah yang lumayan besar dan terletak di pojok jalan gang yang rimbun.
tok tok tok “Beam?”
“Kak pond!”
“Hai. Mana ramennya?
“Itu didalem, masuk yuk.”
Mereka sedang sarapan bersama di meja makan pagi ini, terlihat Jay sudah mengenakan jasnya dan Thana sudah mengenakan baju coklat pns nya.
“Pa..” Kata Pond memulai pembicaraan. “Aku masuk fk. Snm kemarin.”
“Good job. Then belajar yang bener “Papa mama berangkat dulu. Beam, sayang belum masuk sekolah dulu ya.”
“Iya pa hati hati.”
“Pond, registrasi dan lain lain entar temen papa aja yang urus, biar kamu terima jadi aja.”
“Gausah pa, aku bisa sendiri.”
“Yakin bisa? Entar ga becus lagi.”
“Yaudah terserah.”
Jay dan Thana meninggalkan kedua anaknya di meja makan. Seperti pagi pagi sebelumnya, Pond selalu mendapat serangan seperti ini.
Kata kata yang kurang enak keluar dari mulut orang tuanya. Tapi tidak apa apa, dia sudah terbiasa.
“Kak?” Kata Beam menepuk pundak Pond yang sedang melamun.
“Eh?” “Paan Beam?”
“Abis makan gue ajak kenalan sama tetangga sebelah yuk?”
“Oh iya iya.”
Setelah makan pagi selesai, seperti yang dikatakan Beam, mereka akan berkenalan dengan orang sebelah rumahnya yang belum bertemu Pond.
Di depan rumah sudah terlihat Arm dan Alice sedang berkebun. Pond dan Alice segera menghampirinya.
“Pagi om, tante.”
“Eh pagi Beam. Siapa nih? Kemaren om belum ketemu ya? Pacarnya Beam?” Kata Arm sambil melepas sarung tangan yang dia kenakan untuk memotong dahan.
“Eh bukan om, ini kakak Beam. Pond namanya, baru datang tadi malam.”
“Oh gitu, ganteng ya kakak nya hahah.” Jawab Alice. “Neo! Phuwin! Keluar bentar sayang, kenalan sama anaknya pak Jay.”
“Bukannya udah? Beam?”
“Adalagi satunya baru sampe semalem.”
“Oh halo, Neo. Kamu?” Kata Neo menyulurkan tangannya.
“Pond.” Jawab Pond sambil menyaut tangan Neo.
Phuwin yang berdiri di depan pintu menatap Pond sangat lama, tidak sengaja bertatapan. Pond yang melihat Phuwin tiba tiba terdiam kaku. Entah apa.
“Ini Phuwin, Phuwin ini kak Pond. Pond semoga kita bisa jadi temen main ya ahaha. Di komplek ini yang punya anak belum kerja cuma ayah sama pak Jay doang.”
“Iya iya.” Balas Pond tersenyum.
“Tukeran nomer telpon yu? Kemarin udah tukeran sama Beam.”
“Boleh boleh, btw lo kuliah?”
“Iya kuliah udah semester 2, kalo Phuwin dia masih kelas 11.”
Selagi keduanya berbincang Beam dan Phuwin mengobrol.
“Eh kamu, ayo main ps sama aku.” Panggil Phuwin kepada Beam.
“Kak, gue main ps sama Phuwin dulu ya. Ga lama. Kakak ngobrol aja dulu sama kak Neo.”
“Heem” “Btw, kuliah di mana kak?”
“Undip.”
“Eh sama dong? Gue baru masuk Undip kemaren. Kak boleh minta bantuan ga?”
“Wah mantep tuh, selamat ya. Boleh boleh apa tuh?”
“Bantuin gue registrasi ulang dong ahaha.”
“Boleh banget Pond, kabarin aja ya.”
“Kak boleh tanya sesuatu lagi?”
“Kenapa tuh?”
“Maaf lancang dan sotoy, tapi adek lo punya short term memory ya?”
“Kok bisa tau?”
“Perawakannya persis kaya orang yang gue kenal, dia sama sama punya short term memory.”
xxpastelline