ii. praktik
soonyoung itu pintar. cukup sekali mendengar penjelasan chan, soonyoung langsung bisa mengerti dan memahami semuanya.
soonyoung sudah mengatur jadwal bertemu dengan mingyu minggu ini— berpura-pura ada biztrip selama lima hari di bandung, padahal nyatanya tidak. soonyoung sengaja agar keduanya tidak bertemu dulu selama beberapa hari, mengikuti saran chan. lalu pada hari jumatnya, soonyoung sudah pesan kamar hotel di jakarta pusat untuk dirinya dan mingyu menghabiskan waktu berduaan.
you: nanti kamu langsung ke hotel aja gyu, soalnya aku lgsg dianter ke hotel sama driver kantor capek bgt soalnya mau lgsg mandi nanti sekitar jam 8an mungkin aku sampe sent 16.53
soonyoung juga sudah menyiapkan segalanya. soonyoung memaksa chan untuk membantunya memilih dildo merangkap vibrator yang chan sebutkan kemarin dan juga kostum yang nantinya akan dipakai untuk roleplay— walaupun soonyoung tidak yakin apakah mingyu akan suka.
yang jelas, soonyoung tahu kalau kekasihnya itu tidak suka kekerasan. mingyu tidak suka bdsm— apapun bentuknya. sekadar untuk memukul pantat soonyoung saja, mingyu tidak berani.
jangan harap mingyu mau mencekik lehernya sambil menghentakan penis di lubang analnya, karena mingyu tidak akan tega. mingyu juga anti untuk memanggil soonyoung dengan panggilan yang sifatnya merendahkan, karena mingyu begitu menghormati soonyoung. bagi mingyu, soonyoung hanya patut untuk dipuja, bukan dihina.
itulah salah satu penyebab mengapa kegiatan seksual mereka selalu terasa vanilla, plain. karena mingyu terlalu menyayangi dan menghormati tubuh soonyoung. mingyu selalu menyanjung tubuh soonyoung yang putih dan halus, dan ia tidak akan tega meninggalkan bekas disana. mingyu juga tidak akan membiarkan soonyoung menangis atau merintih kesakitan walaupun itu bagian dari kenikmatan seksual.
lalu disinilah mingyu, di depan pintu kamar hotel yang baru saja dibuka oleh soonyoung. namun di hadapannya bukan seperti soonyoung yang mingyu kenal, karena soonyoung mengenakan pakaian yang berbeda dengan biasanya.
soonyoung mengenakan pakaian pelayan bernuansa hitam dan putih, lengkap dengan apron, hiasan di kepala, dan... rok pendek. mingyu berdiri mematung, tidak mengucapkan sepatah kata pun. sementara soonyoung tersenyum ramah, sesekali memperlihatkan cengirannya.
“selamat datang, tuan mingyu.” sapa soonyoung dengan ramah, lalu membungkukkan tubuhnya tiga puluh derajat.
butuh beberapa detik untuk mingyu membalas sapaan soonyoung, “soonyoung kamu pake a— tuan??” nadanya meninggi saat menyebutkan 'tuan'.
soonyoung masih dengan perannya sebagai pelayan, maka ia mempertahankan senyuman lebarnya walaupun jantungnya berdebar bukan main. mingyu gak suka, ya?
soonyoung bergeser dari posisinya, memberikan akses untuk mingyu masuk ke dalam kamar. “silahkan masuk, tuan.” tambahnya.
wajah mingyu dipenuhi dengan tanda tanya. begitu banyak pertanyaan di kepalanya, dimulai dari pakaian apa yang dikenakan soonyoung, lalu mengapa soonyoung berbicara seakan dirinya seorang pelayan, lalu menagapa kamar hotel ini beraroma sensual yang mana dirinya belum pernah cium sebelumnya, lalu mengapa soonyoung sekarang membungkukan tubuhnya dan sengaja memperlihatkan pantatnya—
“soonyoung!” tegur mingyu tidak tahan dengan pemandangan di depannya.
tubuh soonyoung menegang dengan posisi masih membungkuk memamerkan pantatnya.
“kamu ngapain, sih?”
“ah... ini… bando saya jatuh…” jawab soonyoung, nadanya sedikit gemetar.
“bando?”
soonyoung masih memunggungi mingyu, tidak berani menatap wajah mingyu yang terlihat tidak suka dengan apa yang ia lakukan sekarang. lalu dengan cepat soonyoung berjalan ke meja di ujung ruangan. “tuan silahkan menunggu di kasur, saya siapkan susu hangat dulu.”
“soonyoung-ah...” mingyu menghela napas berat saat melihat kekasihnya berjalan menjauh.
soonyoung menyibukan diri dengan menyiapkan segelas susu hangat untuk mingyu, sementara mingyu akhirnya menurut untuk menunggu soonyoung di kasur. mingyu menaruh dompet dan kunci mobilnya di atas nakas tanpa melepas pandangannya pada punggung soonyoung.
selain pakaian pelayan yang jelas mingyu baru pertama kali lihat di tubuh soonyoung, mingyu tidak bisa melupakan bayangan akan pantat soonyoung yang bergoyang-goyang kecil tadi. tidak hanya pantat soonyoung yang bisa ia lihat namun juga lubang pantat serta penis soonyoung yang menggantung selagi ia membungkuk.
mingyu begitu larut akan pikirannya sendiri sampai tidak sadar bahwa soonyoung sudah berdiri di hadapannya, membawa segelas susu putih dengan sebuah nampan.
“silahkan, tuan.”
soonyoung ingin menyerahkan gelas susu ke mingyu, namun belum sempat mingyu terima, soonyoung malah menumpahkan susunya ke tubuhnya sendiri.
sudah jelas sekali kalau soonyoung memang sengaja menumpahkan susunya, dan mingyu mulai bisa mengerti maksudnya.
“oh?!” soonyoung pura-pura terkejut. “yah, tumpah…”
mingyu menaikan alisnya sebelah, mencoba mengikuti permainan soonyoung. “kok bisa tumpah?”
soonyoung yang semula menunduk melihat tubuhnya yang basah kini langsung menatap mingyu tidak percaya.
“ah... maaf, tuan... saya bersihkan dulu…” jawab soonyoung pelan. suaranya masih terdengar sedikit ragu-ragu.
tangan soonyoung meraih kancing kemeja paling atas dan hendak membukanya satu persatu, namun mingyu lebih dulu menarik tubuh soonyoung ke pangkuannya. tubuh kecil soonyoung terduduk di atas kasur, dengan tangan mingyu masih di pinggangnya.
“sini, biar aku aja.” ujar mingyu. “aku bersihin, ya?”
soonyoung mendongak, menatap mingyu penuh harap. soonyoung hanya ingin malam ini berjalan lancar sesuai rencana…
maka soonyoung menganggukan kepalanya pelan, membiarkan mingyu membuka kancing kemejanya.
namun apa yang mingyu lakukan selanjutnya malah membuat soonyoung terkejut bukan main. mingyu tidak melepas kancingnya, melainkan menjulurkan lidahnya ke kemeja soonyoung yang basah karena susu.
lidah mingyu menjilat bagian kemeja yang basah, di bagian dada soonyoung.
“sayang,” ucap mingyu. ia melanjutkan menjilat kemeja soonyoung, “susunya…”
jilatannya semakin bergerak liar, kini tidak hanya menjilat bagian yang basah, namun turun ke bawah dada, lalu ke perut rata soonyoung. soonyoung menahan desahan dari mulutnya ketika lidah mingyu bergerak naik ke dadanya sementara tangannya mulai mengelus paha bagian dalamnya.
“t-tuan... ahhnn…” soonyoung menggelengkan kepalanya saat lidah mingyu berhenti di puncak dadanya. lidahnya bergerak kecil disana, menggoda putingnya yang sudah mengeras. “ahh.. mingyu…”
“mingyu?” mingyu mendongak, menghentikan jilatannya.
soonyoung membuka matanya lebar, menatap mingyu bingung.
“tadi manggil tuan... kenapa sekarang jadi mingyu doang?” tanya mingyu. “mau dibersihin lagi nggak?”
“oh...” seakan ada sebuah lampu yang menyala di kepalanya, soonyoung mengerti maksud mingyu. mingyu mulai larut ke dalam permainan roleplay yang ia buat. “maaf, tuan...”
mingyu membungkukkan kepalanya kembali, melanjutkan aksinya menjilat puting soonyoung dari luar kemeja. tidak ada satupun kancing yang mingyu lepas, jadi mingyu tidak langsung menjilat kulit soonyoung.
dan ini pertama kalinya… bagi mingyu maupun soonyoung.
“t-tuan... saya harus ganti bajunya…” soonyoung mencoba membuka kancing kedua, sementara mingyu masih sibuk menjilat puting kanannya. “saya lepas dulu, nanti lanjut lagi, tuan! stop dulu!”
lidah mingyu berhenti menjilat. lalu mingyu tertawa terbahak-bahak, membiarkan soonyoung kebingungan sendiri.
“soonyoung-ah...” ujar mingyu di sela-sela tawanya, “kalau pelayan itu harus nurut sama tuannya… jangan keras kepala… kalau keras kepala itu kwon soonyoung namanya, bukan maid soonyoung.”
mendengar komplen mingyu, soonyoung refleks memukul lengan mingyu dengan kencang lalu berdiri dari duduknya. soonyoung mendengus kesal, hancur sudah moodnya. penisnya tidak setegang sebelumnya, gairahnya juga menurun drastis.
“dahlah, gyu!” bentak soonyoung. “males aku, udah udah. aku pulang aja ke apart! kamu tuh, aku udah nyiapin ini seminggu, tau?!”
mingyu mengangguk, “aku tau. kamu beli baju ini di tokopedia, kan? kamu lupa akun kamu pake email aku?”
“hah?!”
“iya.. aku terima email pesanan kamu… kamu juga beli… dildo, kan?”
rasanya sia-sia. seluruh rencana soonyoung yang ia siapkan, sia-sia. mingyu sudah tau semuanya… bukan hanya gairahnya yang turun, namun jantungnya juga seakan copot dari tempat seharusnya.
“kamu juga sebenernya di jakarta kan? nggak ada jadwal biztrip ke bandung?” tanya mingyu, kali ini lebih berhati-hati. “kan location hape kamu bisa aku liat di find my friend…”
tidak ada alibi yang bisa soonyoung katakan, kekasihnya itu memang serba tahu. kesimpulannya: semua rencana yang ia susun, gagal.
mingyu ikut berdiri, lalu berjalan mendekati soonyoung. tangannya meraih kancing kemeja soonyoung, melepaskannya satu persatu.
soonyoung memajukan bibirnya, cemberut. ada rasa penyesalan dalam dirinya karena mendengarkan saran dan arahan juniornya.
mungkin memang dirinya dan mingyu seharusnya cukup melakukan vanilla sex saja, tanpa harus mendengar apa kata orang lain. mungkin apa yang orang lain lakukan belum tentu cocok untuk dirinya.
soonyoung menghela napas pasrah saat mingyu melepaskan kemejanya. mingyu juga mencoba melepaskan bando di kepalanya, lalu menaruhnya di atas nakas.
“kayak gini aja, roknya nggak kena susu kan?” tanya mingyu. ia menyisakan soonyoung hanya dengan rok maidnya.
soonyoung menunduk, memastikan kalau roknya kering. “iya.”
“kamu cantik, pake rok pendek gini…” puji mingyu. “tapi rok biasanya dipake sama perempuan… kamu kan laki-laki. kamu pake baju biasa aja aku udah napsu kok, sayang…”
wajah soonyoung memanas, menahan malu. sial, sial, sial!
“tapi kamu nyaman pake rok gini? atau mau dilepas aja? i’m fine with anything.” ujar mingyu lagi.
soonyoung mengangguk, “nyaman.”
“oke… mumpung kamu pake rok… boleh kasih liat aku pertunjukan?” pinta mingyu.
soonyoung mengerjap, “pertunjukan?”
“iya….. sama pake dildonya, boleh? kasih liat aku, kenapa kamu beli itu semua….?”
.:.
pertunjukan yang mingyu maksud sebenarnya adalah pertunjukan soonyoung yang menggunakan vibratornya sendiri, namun yang soonyoung tangkap adalah pertunjukan mengenakan pakaian maid.
soonyoung berdiri depan kasur, memutar-mutar tubuhnya dengan girang. ia memperlihatkan rok maidnya, merasa puas dan bangga akan pilihannya.
“gyu…” “lucu kan…” “liat, roknya bisa dilepas terus tinggal apron transparan… ini seksi juga… loh…”
“eh?” mingyu membetulkan posisi duduknya jadi tegak sempurna. matanya melebar menyaksikan soonyoung melepas roknya dan menyisakan apron berenda pendek dan transparan. “k-kenapa roknya dilepas?”
“tuan mingyu…” soonyoung tiba-tiba bersikap sopan dengan mengaitkan kedua tangannya di depan tubuhnya, kembali menjadi perannya sebagai pelayan pribadi mingyu.
“hmm?”
“saya tadi numpahin susu ke baju… bajunya basah dan saya harus lepas bajunya… terus sekarang saya lepas rok padahal tuan nggak bolehin…”
“terus?”
“saya perlu dihukum, tuan…”
“yaudah, sini naik ke kasur.”
soonyoung menurut. ia berjalan lalu duduk di kasur, jaraknya masih agak jauh dari posisi mingyu.
“sini, deketan.”
kali ini soonyoung berjalan merangkak menuju mingyu. salah satu bagian tubuhnya yang mingyu paling suka, yaitu lekukan punggung soonyoung yang terlihat jelas saat tubuhnya merangkak.
soonyoung berhenti tepat di depan mingyu. seharusnya ia tetap diam, menunggu arahan mingyu selanjutnya. namun yang soonyoung lakukan adalah berpindah tempat menjadi duduk di atas paha mingyu.
soonyoung menggesekkan pinggulnya maju mundur, menggoda mingyu yang terlihat masih menahan napsunya. penisnya sesekali bersentuhan dengan selangkangan mingyu yang masih tertutupi celana jeans tebal. mingyu masih diam di tempatnya, tidak bereaksi apapun.
namun soonyoung tidak semudah itu untuk menyerah.
lalu tangannya menyentuh dada mingyu, turun ke perutnya, dan menarik ke atas ujung kaus yang mingyu kenakan. kausnya kini terlepas sempurna, mingyu bertelanjang dada.
“saya akan hukum diri saya sendiri, tuan…”
“hukum gimana?”
soonyoung melebarkan kedua pahanya yang masih duduk di atas paha mingyu, lalu memasukan kedua jarinya ke dalam lubangnya sendiri.
hanya beberapa detik jarinya di dalam sana, soonyoung langsung mengeluarkannya lagi dan memperlihatkan mingyu dua jarinya yang begitu basah.
“saya sudah tahu kalau saya akan dihukum, jadi saya sudah menyiapkan lubang saya… dilumasi…”
mingyu mendecak pelan, “kurang, sayang. aku basahin lagi biar nanti kamu nggak sakit.”
dengan sekali hentakan mingyu mengangkat tubuh soonyoung dan ia pindahkan ke atas kasur, tepatnya di sampingnya.
“dimana pelumasnya?” tanya mingyu sembari bangkit dari duduknya.
“di tas aku.”
mingyu mengerti. ia berjalan dan membuka tas ransel soonyoung, lalu menemukan sebuah gel pelumas dan vibrator yang sebelumnya ia sudah lihat melalui email.
“tiduran.” pinta mingyu.
soonyoung menurut. tubuhnya ia rebahkan di atas bantal, lalu melebarkan kedua kakinya dan memperlihatkan lubang analnya yang merah. penisnya juga sudah menegang.
mingyu membalurkan gel pelumas ke jari tengah dan jari manisnya. soonyoung menunggu dengan tenang, hal ini sudah biasa mingyu lakukan. namun setelah soonyoung perhatikan lagi, mingyu membalurkannya terlalu banyak, sampai gelnya mentes-netes ke kasur. lalu mingyu mengambil dildo yang bisa berfungsi sebagai vibrator, kemudian menuangkan gel pelumas disana. banyak, sangat banyak.
hingga sprei hotelnya basah, dan lengket.
namun mingyu tidak peduli. ia mendekat ke soonyoung yang sudah dalam posisi tiduran, lalu tanpa aba-aba ia masukan vibrator dan kedua jarinya ke dalam lubang soonyoung. pada waktu bersamaan.
“ahh! mingyu!” soonyoung hampir menangis saat lubangnya terasa sakit karena dihantam dua benda asing sekaligus.
mingyu menarik vibrator dan jarinya keluar, “huh? mingyu lagi?”
soonyoung merasakan kehampaan pada lubangnya setelah mingyu menarik semuanya keluar. ia menggeleng cepat, “maaf, maaf!”
“yah… nggak bisa dilanjutin kalau kayak gini,”
“mingyu, please!”
mingyu masih terlihat kecewa walaupun soonyoung sudah hampir menangis. mingyu nggak pernah kayak gini.
“aku bahkan belum dapet cium hari ini… kita seminggu nggak ketemu loh…” ujar mingyu pelan. “cium aku dulu…”
soonyoung juga merasakan hal yang sama, ia ingin dicium mingyu. rasa rindu di dadanya sudah membuncah sedari tadi, saat melihat mingyu memasuki kamar hotel. biasanya, mingyu langsung mendekap tubuhnya dalam pelukan, lalu memberikan kecupan-kecupan manis pada bibirnya.
maka soonyoung memposisikan dirinya kembali duduk untuk mencium bibir mingyu, namun sesuatu yang dingin menyentuh dada kirinya. lalu bergetar hebat, menciptakan sensasi yang langsung menjalar di sekujur tubuhnya. tubuh soonyoung refleks terhempas ke belakang, jatuh ke atas kasur.
mingyu baru saja menggunakan vibrator soonyoung untuk menahan tubuh soonyoung saat ingin bangkit, dengan menyentuh tepat pada puting soonyoung. lalu pelumas yang masih tersisa disana terasa dingin, sehingga soonyoung terkejut bukan main.
sementara soonyoung masih mencerna apa yang sedang terjadi, mingyu merangkak dan memposisikan tubuhnya di atas soonyoung. masih dengan vibrator dalam genggaman tangannya, ia mengeksplorasi tubuh soonyoung menggunakan benda berwarna pink muda itu.
dalam keadaan menyala dan intensitas medium, vibrator terus bergetar menyapa kulit soonyoung. menyapa aerolanya, turun ke perutnya, lalu naik lagi ke dadanya. berputar-putar disana, membuat tubuh soonyoung menggelinjang. belum berhasil meraih kesadarannya, soonyoung sudah disiksa lagi dengan vibrator yang bergerak liar menggoda di atas kain apronnya, lalu berhenti di selangkangannya.
mingyu menatap soonyoung seakan meminta izin, yang kemudian dijawab dengan sebuah anggukan oleh soonyoung. maka dalam hitungan ketiga, mingyu kembali memasukan benda bergetar ke dalam lubang soonyoung.
“aah… hnggh..”
soonyoung memejamkan matanya, mencoba membiasakan tubuhnya dengan sebuah vibrator yang tertanam disana. kakinya ikut bergetar tanpa ia sadari, karena mingyu semakin meningkatkan intensitas getarannya. pinggulnya bergerak sendiri mencari sebuah kenikmatan yang lain, seakan mingyu tidak ada disana.
“ah! ahh! ah!”
mingyu memperhatikan pinggul soonyoung yang dihiasi sebuah apron berwarna putih transparan. soonyoung begitu cantik menggunakan kostum ini walaupun menurutnya soonyoung tidak perlu repot-repot menggoda dirinya.
tangannya melepas genggaman pada vibratornya, membiarkan benda itu tertanam disana dan bergerak dengan sendirinya. soonyoung merapatkan kedua pahanya, lalu terengah sendiri karena vibratornya terasa semakin dalam.
mingyu membuka celana jeans dan celana dalam yang membungkus penisnya. ia mengurut penisnya pelan, memberikan stimulasi agar penisnya tegang sempurna.
“m-mingyu… ngghh…”
“iya, sayang. sebentar.”
namun soonyoung tidak suka menunggu. tangannya memilin kedua putingnya dan bermain dengan nakal disana.
“nakal, nggak nurut.” protes mingyu. “emang sengaja minta dihukum lagi ya?”
soonyoung membuka mulutnya namun tidak ada kata yang dia ucapkan, tenggorokannya terasa begitu kering.
“mingyu! aku mau—“
mingyu dengan cepat meraih penis soonyoung dan mengurutnya dengan kasar—
“ahhhh! kim min…gyu!”
—membantu kekasihnya mencapai pelepasan pertama.
setelah soonyoung menetralkan napasnya akibat pelepasan, mingyu buru-buru mencabut vibrator yang masih di dalam lubang soonyoung dan membuangnya ke sembarang arah. ia juga langsung bangkit ke kamar mandi, mengambil handuk bersih dan membersihkan sperma dan segala cairan lainnya yang mengotori tubuh soonyoung.
soonyoung menghela napas pasrah, mingyu masih saja menerapkan konsep plain, vanilla sex yang selama ini dilakukan.
iya, soonyoung berharap mingyu akan menghujam lubangnya dengan penis dan vibrator— seperti apa kata chan. soonyoung berharap mingyu mau bermain sedikit lebih lama dengan vibratornya, atau dengan tubuhnya. namun mingyu tetaplah mingyu, yang malah membersihkan tubuh soonyoung tanpa diminta.
“kamu tuh kenapa tiba-tiba kayak gini?” tanya mingyu, masih sibuk mengelap bersih tubuh soonyoung dengan handuk.
soonyoung mengangkat kedua tangannya, membiarkan mingyu mengelap bagian dada sampai ketiaknya, “ya aku takut kamu bosen aja kalo kita ngewe kayak gini-gini aja…”
mingyu mendecak pelan, “nggak, aku nggak bosen. kamu bosen?”
“enggak…. aku suka disayang-sayang… tapi aku takut kamu yang bosen… aku takut kamu lama-lama nggak napsu lagi sama aku.”
“kamu diem aja juga aku udah napsu sama kamu, kwon soonyoung… perlu pembuktian, kah?”
soonyoung memajukan bibirnya, merasa bersalah. tidak seharusnya ia meragukan mingyu!
setelah selesai membersihkan tubuh soonyoung, mingyu beralih membersihkan sprei yang juga ternodai sperma dan gel pelumas.
“emang kamu abis konsultasi sama siapa sih?”
“sama juniorku di kantor.”
“si chan chan itu?”
“iya.”
“terus dia nyaranin kayak gini?”
“iya, dia ngasih 4 tips gitu… salah satunya rolepay sama pake toys…”
“berarti dia sama pasangannya emang suka yang freaky…”
“iya…”
“tiap pasangan kan beda, sayang.”
“iya… maaf, mingyu…”
“nggak perlu minta maaf, kamu nggak salah…”
“maaf…”
“iya dimaafin.”
“sayang mingyu…”
“sayang juga…”
“siapa?”
“soonyoung.”
“kenapa soonyoung?”
“astaga, sayang kwon soonyoung!”
soonyoung terkekeh. ah, begini rasanya dicintai sepenuh hati oleh kim mingyu.